Anda di halaman 1dari 16

PERMASALAHAN EYD

DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA


Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah

bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

NAMA : ACHMAD YUNUS


NIM : 113200661
FAKULTAS : TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN : INFORMATIKA
UNIVERSITAS 45 ( UNPATMA ) SURABAYA

TAHUN AJARAN 2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah yang berjudul Permasalahan EYD Dalam

Penggunaan Bahasa Indonesia ini membahas mengenai seperangkat aturan tentang cara

menuliskan bahasa dengan huruf, kata dan tanda baca sebagai sarananya. Dalam penulisan

makalah ini saya banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan makalah ini.

Saya sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu dikarenakan

keterbatasan kemampuan dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi kita.


i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …...………………………………………………………………….…....i

DAFTAR ISI ……...………………………………………………………………………….….ii

BAB I……………………………………………………………………………………………...1

PENDAHULUAN………………………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………..1

1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………………………...1

1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………1

1.4 Metode Penelitian……………………………………………………………………..1

BAB II……………………………………………...……………………………………..………2

Pembahasan ……………………………………………………………………………………...2

A. Pengertian EYD……………………………………………………………………….3

B. Ruang Lingkup EYD………………………………………………………………….4

C. Penulisan huruf ……………………………………………………………………….6

BAB III…………………………………………………………………………………………..11

PENUTUP……………………………………………………………………………………….11

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...12
ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam menggunakan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat kita sering menjumpai

beberapa macam kesalahan yang di lakukan terutama dalam pengejaan atau penulisan kalimat

yang benar. Indonesia sangat banyak suku bangsa & bahasa oleh sebab itu dengan banyaknya

bahasa tersebut penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu di Indonesia sangat sulit

di kembangkan di kalangan daerah - daerah terpencil di Indonesia. Dalam memadukan satu

kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal

ini kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata

bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi

dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika

berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di

fahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat

digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia

dapat digunakan secara baik dan benar.


1

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang disebutkan diatas maka rumusan masalahnya adalah.

a. Bagaimana memahami konsep EYD

b. Bagaimana mengetahui ruang lingkup EYD

c. Bagaimana penulisan huruf kapital benar

1.3 TUJUAN

Adapun tujun di buatnya makalah ini adalah untuk bisa mengerti permaslahan

ataupun problem mengenai EYD yang digunakan dalam penggunaan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

1.4 METODE PENELITIAN

Metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data selain dengan study literature

juga dengan metode observasi terhadap para masyarakat yang ada di lingkungan

daerah sekitar kita.


2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan

menggunakan huruf, Kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Batasan tersebut

menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja

adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah

suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan. Ejaan

mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.Ejaan merupakan kaidah yang

harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturandan keseragaman bentuk,

terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada

ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan

adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para

pengemudi mematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib

dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan antara pemakai bahasa

dengan ejaan. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang

disempurnakan (EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972.


Ejaan ketiga dalam sejarah bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya

penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh lima

tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (Menteri PP

dan K Republik Indonesia pada saat Ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).

Ejaan pertama bahasa Indonesia adalah Ejaan van Ophuijsen (nama seorang

guru besar belanda yang juga pemerhati bahasa), diberlakukan pada tahun 1901

oleh pemerintah Belanda yang berkuasa di Indonesia pada masa itu. Ejaan van

Ophuijsen dipakai selama 46 tahun, lebih lama dari Ejaan Republik, dan baru

diganti setelah dua tahun Indonesia merdeka. Untuk sekedar memperoleh

gambaran tentang ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus

untuk membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhatikan pemakaian huruf

dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut ini.

PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF

DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

Ejaan Yang Ejaan Republik Ejaan Van Ophuijsen


Disempurnakan (EYD) (Ejaan Soewandi)
(1901-1947)
(mulai 16 Agustus 1972) (1947-1972)
khusus chusus choesoes
Jumat Djum¶at Djoem¶at
yakni Jakni ja¶ni

B. Ruang Lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2)

penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5)

pemakaian tanda baca.

1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa,


yaitu

(1) abjad (4) pemenggalan

(2) vocal (5) nama diri,

(3) konsonan

2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan

sebelumnya yang meliputi.

(1) huruf kapital

(2) huruf miring

4
3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan

Jenisnya berupa

(1) kata dasar (6) kata depan di, ke, dan dari

(2) kata turunan (7) kata sandang si, dan sang

(3) kata ulang (8) partikel

(4) gabungan kata (9) singkatan dan akronim

(5) kata ganti kau, ku, mu, dan nya (10) angka dan lambang bilangan.

4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,

terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.

5) Pemakaian tanda baca (pugtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas

tanda baca dalam penulisan. Tanda baca itu adalah

(1) Tanda titik (.)

(2) Tanda koma (,)

(3) Tanda titik koma (;)

(4) Tanda titik dua (:)

(5) Tanda hubung (-)

(6) Tanda pisah (--)

(7) Tanda elipsis (« )

(8) Tanda tanya (?)

(9) Tanda Seru ( ! )


(10) Tanda Kurung ((...))

(11) Tanda Kurung Siku ( [ ] )

(12) Tanda Petik Ganda (“…”)

(13) Tanda Petik Tunggal (‘…’)

(14) Tanda Garis Miring ( / )

(15) Tanda Penyingkat ( ‘ )

C. Penulisan Huruf

Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.

Misalnya.

 Selain buku juga penggaris yang dijual

 Dia hendak ke Sumatera

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya.

 “Ibu bertanya”

 “Kapan Anton pergi”

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan, nama agama, dan kitab suci termasuk kata

ganti untuk Tuhan.

Misalnya.

 Allah

 Sang Pencipta

 Kepada-Mulah

 Tuhan Yesus

 Maha Kuasa
 Yang Maha Agung

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang di ikuti dengan nama orang. Misalnya.

 Haji Agus Salim bedakan : ia pergi naik haji

 Mahaputra Yamin

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,

dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya.

 Dia baru saja diangkat menjadi sultan

 Tahun ini dia pergi naik haji

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama, jabatan, pangkat

Yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu,

nama instansi, atau nama tempat. Misalnya.

 Gubernur Imam Utomo

 Ir. Hari Haryono

 Jakarta

 Wakil Presiden

 Nyonya Atin Suharti

 Jl. Serayu

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,

dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.

Misalnya.

 Siapa gubernur yang baru dilantik itu

 Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.


6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Misalnya.

 Bibit Slamet Riyanto

 Chandra Hamzah

 Syamsul Hidayat

 Ues Kurni

7
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai
nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya.

 mesin diesel

 5 ampere

 10 volt

7. Huruf kapital dipaka sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan

bahasa.

Misalnya.

 bangsa Indonesia

 suku Sunda

 bahasa Inggris

 bahasa Jepang

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya.

 mengindonesiakan kata asing


 keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,

dan peristiwa sejarah.

Misalnya.

 bulan September

 bulan Maulid

 hari Galungan

 hari Jumat

 hari Lebaran

 hari Natal

 Perang Badar

 tahun Hijriah

 tarikh Masehi

 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

9. Huruf kapital dipakai sebagai nama geograf

Misalnya.

 Laut Jawa

 Asia Tenggara

 Serang

 Selat Sunda

 Teluk Jakarta

 Danau Toba

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak dipakai

menjadi unsur nama diri.


Misalnya.

 berlayar ke teluk

 mandi di kali

 menyeberangi selat

 pergi ke arah tenggara

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai
9
nama jenis.

Misalnya.
 garam inggris

 gula jawa

 pisang ambon

 kacang bogor

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi

kecuali kata seperti dan. Misalnya.

 Republik Indonesia

 Mejelis Permusyawaratan Rakyat

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

 Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

 Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan resmi negara,

lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, badan serta nama dokumen resmi


Misalnya :

 menjadi sebuah republic

 beberapa badan hokum

 kerjasama antara pemerintah dan rakyat

 menurut undang-undang yang berlaku

10

BAB 3

PENUTUP

Pada dasarnya masyarakat kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia

yang baik dan benar, akan tetapi dalam pelaksanaannya seringkali masyarakat dihadapkan pada

situasi dan kondisi berbahasa yang tidak mendukung, maksudnya ialah masyarakat masih enggan

untuk mengikuti kaidah tata bahasa Indnesia yang baik dan benar dalam komunikasinya sehari-

hari, masyarakat sering terdikte oleh aturan-aturan tata bahasa yang salah, sehingga bermula dari

kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi kesalahan yang sangat fatal dalam mengikuti aturan-

aturan ketata bahasaan yang akhirnya kesalahan tersebut menjadi sebuah kebiasaan dan parahnya

lagi hal tersebut menjadi membudaya dan di benarkan penggunaan dalam keseharian, untuk itu

sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk selalu mengingatkan kepada masyarakan untuk

dapat menggunakan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena bagaimana pun

bahasa memiliki peran penting dalam proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa

ini.
11

DAFTAR PUSTAKA

Finoza, Lamuddin. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Non


Jurusan. Cetakan ke-16, revisi (3). Jakarta : Diksi Insan Mulia
Waridah, Ernawati. 2008. EYD & Seputar Kebahasa-Indonesiaan. Jakarta. :
KawanPustaka
Novia, Windi._____. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko
Press
12

Anda mungkin juga menyukai