Anda di halaman 1dari 2

5 Kecerdasan Emosional Anak Yang Wajib

Diketahui Orangtua

Bukan rahasia lagi bahwa kecerdasan bukan hanya intelegensia atau level kognitif saja. Sudah
banyak sekolah yang merancang dan mengembangkan pengajaran berbasis emosi. Kita semua tahu
bahwa kondisi saat ini jika hanya mengandalkan kemampuan dan kecerdasan kognitif saja sangatlah
kurang.

Kali ini kita akan mempelajari tentang kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional yang biasa
dikenal dengan EQ (Emotional Quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menilai, mengelola
serta mengontrol gejolak emosi di dalam dirinya serta terhadap orang lain dan situasi sekelilingnya.
Emosi selalu mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu relasi dan hubungan.

Banyak penelitian mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih
penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan
seseorang.

Pakar dalam bidang kecerdasan emosi Howard Gardner (1983) menyimpulkan bahwa terdapat lima
pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yaitu:

1. Menyadari Emosi

2. Mengelola emosi diri sendiri

3. Memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain

4. Mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional dengan baik

5. Menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri

Anak dapat dilatih untuk memiliki kecerdasan emosional ini. Anak yang memiliki EQ yang tinggi
cenderung memiliki kepribadian yang disukai, akan lebih mudah bersahabat dan lebih sehat
jasmaninya berkat kemampuannya menguasai emosi. Mari kita belajar lebih lanjut tentang
kecerdasan emosi.

1. Mengenali Emosi yang ada dalam Diri

Bagaimana mengajarkan emosi yang ada di dalam diri manusia kepada seorang anak? Kenalkan.
Seperti anda mengenalkan huruf ABC hingga Z. Emosi pada dasarnya ada 2 macam, perasaan
bahagia dan perasaan yang cenderung mengganggu.

Kali ini kita hanya akan fokus pada perasaan yang menganggu. Setidaknya ada 10 emosi yang
menganggu yang jika dikenali dengan baik, maka akan mudah diatasi. 10 Emosi tersebut antara lain
marah, rasa bersalah, takut, kecewa, sedih, frustasi, rasa bosan, rasa tidak mampu, stress, dan
kesepian.

Saat seorang anak mampu mengenali emosi yang berkecamuk dalam hatinya, maka mudah buat dia
untuk lepas dari kebingungan yang menghantuinya, saat emosi dikenali perilaku anak cenderung
akan mudah terkontrol baik.
Cara menstimulasi untuk mengenalkan emosi kepada anak, misalnya satu kondisi dimana anak
menangis karena pensil hilang maka kita bisa menamai emosi itu sedih, “Kamu menangis karena
pensil kesayangmu hilang ya? Kamu sedang sedih, karena kehilangan sesuatu yang berharga”.

2. Kemampuan Mengelola Emosi

Ingin melatih seorang anak menjadi anak yang kuat, maka ajarlah dia menguasai emosinya, bukan
menahannya. Saat mampu mengelola emosi maka ini akan berdampak langsung pada perilakunya.

Jika perilaku cenderung baik pada situasi emosi yang sulit buat anak, maka anak mampu
mengkontrol emosinya, begitu pula sebaliknya. Anak yang mampu mengelola emosinya akan
mengendalikan amarahnya dengan baik, tidak akan teriak-teriak atau bicara kasar.

Cara mendidiknya bisa dengan mengajarkan menahan sesuatu, misal anda memberikan coklat
kesukaan anak dan meminta agar tidak memakannya hingga malam. Atau jika sampai batas waktu
yang disepakati dia taat maka akan ada coklat lagi untuk dia.

3. Kemampuan Memotivasi Diri

Kemampuan yang satu ini tidak muncul begitu saja, kemampuan ini perlu dikerjakan oleh orangtua
dan lingkungan anak jauh sebelum dia mampu memotivasi dirinya. Anak perlu memiliki gambar diri
yang baik, anak perlu tahu bahwa dirinya hebat. Hal ini perlu dibangun dari anak sejak dia masih
kecil, dengan pemahaman ini tentu anak tahu jelas siapa dirinya sehingga mudah buat dia untuk
bangkit setiap kali jatuh.

Caranya? Hargai anak, jangan buat dia malu atau dimarahi saat berada di depan orang banyak.
Sering-seringlah mengatakan bahwa dia hebat, disiplin, kuat, dan banyak hal tentang kualitas diri
seorang pemenang.

4. Kemampuan Mengenali Emosi Orang Lain

Kemampuan ini akan berkembang dengan baik dan cepat jika anak sudah mampu mengenali emosi
yang ada dalam dirinya. Sehingga dia akan mudah berempati dengan apa yang dirasakan oleh orang
lain. Semakin baik anak mengenali emosi dalam dirinya maka semakin baik dia memahami dan
mengerti perasaan orang lain.

Jika anak memiliki kemampuan ini, maka dia akan menjadi anak yang menyenangkan bagi
sesamanya serta disukai oleh teman-temannya. Karena dia mampu mengerti dan memahami rasa
yang dialami oleh sesamanya.

5. Kemampuan Membina Hubungan

Kemampuan ini adalah akibat lanjutan dari kemampuan memahami emosi orang lain. Anak akan
tahu bagaimana membina hubungan dengan yang sedang sedih atau seseorang yang sedang
gembira, atau temannya yang mudah rapuh. Ini adalah keterampilan yang didasarkan pada
kecerdasan emosional, jika terus dipupuk maka anak akan mudah beradaptasi dalam situasi emosi
yang sedang dirasakan orang lain.

Demikianlah pembahasan mengenai kecerdasan emosional ini, semoga hal ini dapat membantu
anak-anak genarasi mendatang memiliki kualitas emosi yang jauh lebih baik dan bermanfaat bagi
kehidupannya kelak.

Semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai