Anda di halaman 1dari 8

UJIAN ALHIR SEMESTER GENAP 2020

MK : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

NAMA : NURUL ALIFA

NIM. : A311 19 052

KELAS: B PRODI SEJARAH

ANGK.: 2019
1. Jelaskan pengertian :
a. Pertumbuhan dan perkembangan,serta berikan contoh masing masing
b. Fungsi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
c. Aspek dan faktor yang mempengaruhi peserta didik
Jawaban :

a. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran, volume dan massa yang bersifat
irreversible(tidak dapat balik) karena adanya pembesaran sel dan pertambahan jumlah sel
akibat adanya proses pembelahan sel. Pertumbuhan dapat dinyatakan secara kuantitatif
karena pertumbuhan dapat diketahui dengan cara melihat perubahan yang terjadi pada
makhluk hidup yang bersangkutan. Contohnya adalah pertumbuhan pada tumbuhan dapat
di lihat dengan adanya perubahan tinggi babatang, menghitung jumlah daun, jumlah
bunga, dll.

Perkembangan adalah suatu proses untuk menuju kedewasaan pada makhluk hidup yang
bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan tatpi dapat di
amati dengan mata telanjang. Proses perkembangang dapat di lihat dengan terbentuknya
organ-organ perkembangbiakan seperti munculnya bunga pada tumbuhan yang kemudian
di ikuti oleh buah atau umbi, dll.

b. Fungsi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.


Dengan mempelajari perkembangan peserta didik kita akan memperoleh beberapa
keuntungan. Pertama kita akan mempunyai ekspektasi yang nyata tentang anak remaja.
Dari psikologi perkembangan akan diketahui pada umur berapa anak mulai berbicara dan
mulai mampu berfikir abstrak. Kedua pengetahuan tentang perkembangan psikologi anak
membantu kita untuk merespon sebagaimana mestinya pada prilaku tertentu seorang
anak. Ketiga pengetahuan tentang perkembangan akan membantu mengenali berbagai
penyimpangan dari perkembangan yang normal. Keempat, dengan mempelajari
perkembangan anak akan membantu memahami diri sendiri.
c. Aspek-aspek pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
a. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih
panjang. Dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga dewasa. Pertumbuhan
fisik baik secara langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi prilaku anak
sehari-hari. Secara langsung, pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan
keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak langsung, pertumbuhan dan
perkembangan fungsi fisik akan mempengaruhi bagaimana anak itu memandang dirinya
sendiri dan bagaimana ia memandang orang lain.
b. Kecerdasan (intelek)
Intelek merupakan kata lain dari piker, berkembang sejalan dengan pertumbuhan
syaraf otak Intelektual merupakan kata lain dari pikir, berkembangnya sejalan dengan
perkembangan syaraf otak, maka kemampuan intelektual yang lazim disebut dengan
istilah kemampuan berfikir dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukan
fungsinya secara baik.
Menurut piaget perkembangan kongnitif mengikuti tahap-tahap seperti : tahap
sensori motor (0-2 tahun). Tahap pra-operasional (2-7 tahun). Tahap operasional (7-11
tahun). Tahap operasional formal (11-15 tahun).
c. Temperamen (emosi)
Temperamen adalah gaya/prilaku karakteristik individu dalam merespon. Chess
dan Thomas berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik bayi yang baru lahir
dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-pengalaman anak pada masa-
masa berikutnya.
d. Sosial.
Sejalan dengan badannya, bayi yang telah menjadi anak dan seterusnya dan
menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan mengenal banyak manusia.
Dan akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau
berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap manusia pada akhirnya
mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, member dan diberi.
e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi dapat diartikan tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran
kepada orang lain.
Sikap, Nikai, dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari
proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (kognitif),
penguasaan nilai, dan sikap (afektif) dan penguasaan psikomotorik.
Aspek dan Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Peserta Didik
Setiap individu akan mengalami pertumbuhan fisik dan nonfisik, berikut ini pokok-pokok
pertumbuhan dan perkembangan aspek-aspek yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang
lain.
1. Pertumbuhan Fisik
a. Pertumbuhan sebelum lahir
Masa sebelum lahir merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat
kompleks karena menjadi masa awal terbentuknya organ-organ tubuh dan pembentukan sistem
syaraf lengkap.

2. a) Pengertian Peserta Didik


Secara etimologi peserta didik adalah anak didik yang mendapat pengajaran ilmu.
Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami
perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam
membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan
kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase
perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.Sebagai
individu yang tengah mengalami fase perkembangan, tentu peserta didik tersebut masih
banyak memerlukan bantuan, bimbingan dan arahan untuk menuju kesempurnaan. Hal ini
dapat dicontohkan ketika seorang peserta didik berada pada usia balita seorang selalu
banyak mendapat bantuan dari orang tua ataupun saudara yang lebih tua. Dengan
demikina dapat di simpulkan bahwa peserta didik merupakan barang mentah (raw
material) yang harus diolah dan bentuk sehingga menjadi suatu produk pendidikan.

b) Pengertian Individu dan Peserta Didik


“ Manusia” adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun  sebelum Isa, manusia telah menjadi salah satu objek filsafat, baik objek
formal yang mempersoalkan hakikat manusia maupun objek materil yang
mempersoalkan manusia sebagai apa adanya manusia dan dengan berbagai kondisinya.
Sebagaimana dikenal adanya  manusia sebagai makhluk yang berfikir atau “homo
spiens”, makhluk yang berbentuk atau “homo faber” makhluk yang dapat dididik atau
“homo educandum”, dan seterunya merupakan pandangan-pandangan tentang manusia
yang dapat digunakan untuk menetapkan cara pendekatan untuk menetapkan cara
pendekatan yang ingin dilakukan tehadap manusia tersebut.
Berbagai pandangan itu membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang
kompleks. Kini bangsa Indonesia telah menganut suatu pandangan, bahwa manusia
yang dimaksud secara utuh adalah manusia sebagai pribadi yang mengejawantahankan
menunggalnya bebagai ciri atau karakter hakiki atau sifat kodrati manusia yang
seimbang dari berbagai segi, yaitu antara segi ( i ) individu dan sosial, (ii) jasmani dan
rohani, dan (iii) dunia dan akhirat. Keseimbangan hubungan tersebut mengambarkan
keselarasan hubungan antara manusia dengan dirinya, manusia dengan sesama manusia,
manusia dengan alam sekitar atau lingkungannya, dan manusia dengan Tuhan.

Uraian manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, haruslah


menepatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan kepentingan
pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia kesatuan sifat makhluk individu dan
makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk Tuhan
dengan menempatkan hidupnya di dunia sebagai persiapan kehidupan diakhirat. Sifat-
sifat dan ciri-ciri tersebut merupakan hal yang secara mutlak di sandang oleh manusia,
sehingga setiap manusia pada dasarnya sebagai pribadi atau individu yang utuh.
Individu berarti: tidak dapat dibagi (individed), tidak dapat dipisahkan ; keberadaannya
sebagai makhluk yang pilah, tunggal dan khas. Seseorang berbeda dengan orang lain
kerena ciri-cirinya yang khusus itu ( Webstar’s, :743). Menurut kamus Echols &
Shadaly, individu adalah kata benda dari individual yang berarati orang, perorangan,
oknum (Echols : 519).
Berdasarkan pengertian tersebut  dapat dibentuk suatu lingkungan untuk anak
yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilkinya dan dapat
membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam  kebiasaan dan sikap-
sikapnya. Jadi anak dibantu oleh guru, orang tua, dan orang dewasa lainnya untuk
memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan
perkembangan.

Bukti telah jelas bahwa seorang anak tidak dilahirkan dengan dengan perlengkapan
yang sudah sempurna. Dengan sendirinya pola-pola berjalan, berbicara, merasakan,
bepikir, atau pembentukan pengalaman harus dipelajari. Barangkali tidak ada minat
yang bersifat alami, tetapi dorongan-dorongan potensi tertentu atau impul-impul tertentu
membentuk dasar-dasar dari minat apa saja yang dikembangkan anak dilingkungan
tempat ia tumbuh dan berkembang .
Sejak lahir, bahkan sejak di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan
psikopisitis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan kodrat  sifat kodrat manusia yang harus
mendapat perhatian seksama. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-
perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah perkembangan digunakan
untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek
sosial.

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai kebutuhan-


kebutuhan. Pada awal kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebutuhan
jasmaninya, ia belum peduli dengan apa yang terjadi di luar dirinya. Ia sudah merasa
senang apabila kebutuhan fisiknya, seperti : makan, minum, dan kehangantan tubuhnya
terpenuhi.. dalam pertumbuhan lebih luas. Kebutuhannya kian bertambah dan suatu saat
ia membuthkan fungsi alat berkomunikasi (bahasa) semakin penting. Ia membutuhkan
teman, keamanan dan seterusnya. Semakin besar anak, maka kebutuhan nonfisiknya
semakin banyak. Sudah barang tentu setiap manusia akan berupaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan, baik fisik maupun nonfisik. Apabila dicermati maka kebutuhan-
kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan
utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan perkataan lain,
pertumbuhan fisik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.

3. Perilaku dalam Perspektif Psikologi :


Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat bahwa penentu
perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan jasmani, kualitas kejiwaan,
dan situasi lingkungan.
Psikologi memberikan sumbangan terhadap pendidikan, karena subjek dan objek
pendidikan adalah manusia (individu). Psikologi memberikan wawasan bagaimana
memahami perilaku individu, proses pendidikan serta bagaimana membantu individu agar
dapat berkembang optimal.

a. Perspektif Biologi
Perspektif biologi yaitu sebuah pendekatan psikologi yang menekankan pada
berbagai peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan
pikiran seseorang. Perspektif Biologis memunculkan psikologi evolusi yaitu suatu bidang
psikologi yang nenekankan pada mekanisme evolusi yang membantu menjelaskan
kesamaan di antara manusia dalam kognisi, perkembangan, emosi praktek-praktek sosial,
dan area-area lain dari perilaku.
b. Perspektif Kognitif
Proses perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu proses yang
didasarkan proses genetik, yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Tujuan
aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan
intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut.
Dalam perspektif kognitif sebagian kembali pada akar kognitif dari psikologi,
yakni persepsi, daya ingat, penalaran, dan pemutusan pilihan. Sebagian lagi sebagai
reaksi terhadap behaviorisme. Perspektif ini didasarkan pada penelitian tentang kognisi
modern yang didasarkan pada asumsi berikut.
- Hanya dengan mempelajari proses mental kita dapat sepenuhnya memahami apa yang
dilakukan oleh suatu organisme.
- Kita dapat mempelajari proses mental secara objektif dengan memfokuskan pada
perilaku spesifik, sama seperti yang dilakukan oleh ahli perilaku, tetapi
menginterpretasikannya dalam kaitan proses mental dasar.
Pada perspektif ini interpretasi menggunakan analogi antara pikiran dan komputer, yakni
informasi yang masuk diproses dengan berbagai cara dipilih, dibandingkan, dan
dikombinasikan dengan informasi lain yang telah ada dalam memori, ditransformasikan,
disusun kembali dan seterusnya.
c. Perspektif Behaviorisme
Yaitu pendekatan psikologi yang menelaah cara lingkungan dan pengalaman
mempengaruhi tindakan seseorang. Penganut behaviorisme (behaviorist) menaruh
perhatian pada peranan penghargaan (reward) maupun hukuman (punishment) dalam
mempertahankan atau mengurangi kecenderungan munculnya perilaku tertentu.
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan
potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi
kegiatan belajar mereka.
Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya pendidik yang profesional terutama
guru disekolah-sekolah dasar dan menengah serta dosen diperguruan tinggi.
Dengan bekal pengetahuan psikologi juga dapat dipakai sebagai bahan untuk
menilai tingkah laku normal, sehingga kita dapat mengetahui apakah tingkah laku
seseorang itu sesuai tidak dengan tingkat kewajarannya, termasuk tingkat kenormalan
tingkah laku kita sendiri.

Di sinilah kita melihat bahwa perkembangan fisik peserta didik memegang


peranan yang penting terhadap pendidikan. Dengan demikian, jelaslah bahwa perbedaan
perkembangan fisik harus dihadapi dengan cara yang tepat oleh para pendidik.
Meskipun tidak sepesat pada masa usia dini, perkembangan biologis maupun
perseptual anak terus berlangsung. Pemahaman tentang karakteristik per-kembangan
akhirnya membawa beberapa implikasi bagi penyelenggaraan pendidikan di sekolah
dasar. Implikasi-imlikasi dimaksud khususnya berkenaan dengan penyelenggaraan
pembelajaran secara umum, pemeliharaan kesehatan dan nutrisi anak, pendidikan jasmani
dan kesehatan, serta penciptaan lingkungan dan pembiasaan berperilaku sehat.

4. Perubahan-perubahan remaja pada Dimensi :


a. Kognitif
Perubahan remaja pada dimensi kognetif adalah remaja memiliki pola yang pasti berlaku
sama bagi setiap setiap remaja.
b. Moral
Perubahan remaja pada dimensi moral adalah berkembang karena mereka mulai melihat
adanya kejanggala dan ketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan
kenyataan yang ada disekitarnya.
c. Sosial
d. Perubahan remaja pada dimensi sosial adalah perkembanga selama masa remaja adalah
menyelesaikan kritis identitas, menyadari kekurangan dan kelebihan sendiri, percaya diri
dan tanggap terhadap berbagau situasi.

Cara guru menghadapi sikap tersebut yaitu dengan adanya perubahan mereka baik dari sisi
buruk ataupun tidak, sebaiknya di hadapi dengan sikap yang tegas tidak terlalu menekan,
memarahi, menyalahkan , tetapi tuntun mereka dan beritahu secara baik-baik mana perilaku
atau sikap yang harus dimiliki.

Anda mungkin juga menyukai