Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

EKOLOGI SEBAGAI ILMU DASAR

OLEH
RABIYATHUL A.ABBAS(1906050080)
TRIWIDAH S.N LEDOH(1906050081)
MARIA A.M NGGALUDJAWA(1906050077)
MARIA M. I KEWAHEN(1906050079)
EMERENSIANA E.S OLIN(1906050083)
DEWISRI L .DJARA(1906050076)
ANANDA A.U PINDIDJAWA(1906050075)
ELDHO E. TOKA(1906050078)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang masih memberikan kita
kesehatan, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan judul
“VITAMIN LARUT LEMAK’’

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah BIOKIMIA yang membahas
tentang manfaat vitamin larut lemak, sumber vitamin larut lemak, dan sifat-sifat kimia larut
lemak.

saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyusun makalah ini. saya juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat saya harapkan dari para
pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas yang lain
dan pada waktu mendatang.

KUPANG, 27 OKTOBER 2020

PENYUSUN
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………..i
Daftar isi……………………………………………………………………ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang…………………………………………………………..iii
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………….iii
1.3 Tujuan pembelajaran……………………………………………………iii
1.4 Manfaat…………………………………………………………………..IV
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian vitamin larut lemak………………….…………………………….6
2.2 Sifat umum vitamin larut lemak ………. ……………….…………….………..6
2.3 Metabolisme vitamin larut lemak………………………………………………..9
2.4 Kelebihan vitamin larut lemak..………………………………………………12
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………..23
3.2 Saran……………………………………………………………………….23
Daftar pustaka………………………………………………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Vitamin merupakan salah satu mikronutrien yang sangat penting bagi tubuh
kita.Vitamin merupakan nutrisi yang penting untuk menjalankan pertumbuhan dan
fungsinya dengan baik.Vitamin sendiri dibedakan menjadi vitamin yang larut lemak dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah jenis vitamin yang
tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin dan secara umum
vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. Vitamin larut
lemak terdapat pada bagian tanaman atau hewan yang mengandung lemak seperti bagian
lembaga dari biji-bijian, komponen lemak dari membran sel, dan sel sel tempat
penyimpanan lemak. Tidak ada makanan atau tipe makanan tunggal yang merupakan
sumber yang lengkap dari semua vitamin larut lemak; masing-masing cenderung
ditemukan pada makanan tertentu. Diet yang beragam diperlukan untuk menjamin asupan
yang cukup dari vitamin larut lemak ini. Vitamin larut lemak juga bersifat toksik pada
dosis sangat tinggi. Olehkarena itulah kita perlu mengetahuijenis vitamin yang tergolong
ke dalam vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul
hidrofobik apolar, yang semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak
disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal
agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut
harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.
Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. 
1.2 RUMUSAN MASALAH

 Apa itu vitamin larut lemak


 Kelebihan dan kekurangan vitamin larut lemak

1.3 TUJUAN

 Untuk memahami vitamin larut lemak


 Untuk memahami kekurangan dan kelebihan vitamin larut lemak
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Vitamin Larut lemak

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki
fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim),
vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah “vitamin”
sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertian biokimia karena tidak memiliki
kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama
ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang
mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya
vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki
atom N.

Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme
tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh
memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan
mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat
digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena
mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan
tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam
tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak
terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K
dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri.Vitamin
dinamakan menurut nama abjad; namun sekarang dalam praktik mulai ditinggalkan, kecuali
beberapa vitamin tertentu, yang terlanjur populer penggunaannya.

Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D,
E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat
disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
Setiap vitamin larut lemak A, D, E, dan K mempunyai peranan faali tertentu di dalalm tubuh.
Sebagian besar vitamin larut lemak diabsorsi bersama lipida lain. Absorsi membutuhkan cairan
empedu dan  pakreas. Vitamin larut lemak diangkut ke hati melalui sistem limfe sebagai bagian
dai lipoprotein, disimpan di berbagai jaringan tubuh dan biasanya dikeluarkan melalui urin.

2.2 Sifat Umum Vitamin Larut Lemak

• Larut dalam lemak dan pelarut lemak


• Kelebihan konsumsi dari yang dibutuhkan disimpan dalam tubuh
• Dikeluarkan dalam jumlah kecil melalui empedu
• Gejala defisiensi berkembang lambat
• Tidak selalu perlu ada dalam makanan sehari-hari
• Mempunyai prekursor dan provitamin
• Hanya mengandung unsur-unsur C, H, dan O
• Diabsorpsi melalui sistem limfe 
• Hanya dibutuhkan oleh organisme kompleks
• Beberapa jenis sifat toksik pada jumlah relatif rendah (6-10 x KGA)

1. Vitamin A
Vitmain A ditemukan pada tahun 1913 oleh Mc. Collum dan Davis. Vitamin A adalah
vitamin antioksidan yang larut dalam minyak dan penting bagi penglihatan dan pertumbuhan
tulang. Secara luas vitamin A merupakan nama generic yang menyatakan semua retinoid dan
precursor/ provitamin A/ karotenid yang mempunyai aktivitas biologic sebagai retinol. Retinol
diserap dalam bentuk prekursor.

a) Susunan Kimia
Vitamin A adalah kristal alkohol yang dalam bentuk aslinya berwarna putih dan larut dalam
lemak atau pelarut lemak. Dalam makanan vitamin A biasanya terdapat dalam bentuk ester
retenil, yaitu terikat pada asam lemak rantai panjang.  Rumus Kimia dari Vitamin A adalah
C20H30O dan mempunyai berat molekul 286.456 g/mol.

b) Jenis

Menurut sifatnya vitain A dikenal menjadi 4 bentuk, yaitu:

1. Retinol Vitamin A  (Vtamin A  Alkohol)


2. Retinyl ester Vitamin A  (Vtamin A  ester)
3. Retinaldehid Vitamin A  (Vtamin A  aldehid)
4. Retinoic acid (Vitamin Acid/asam)

c) Fungsi Bagi Tubuh

Vitamin A berperan dalam proses-proses didalam tubuh, yaitu:

 Membantu proses penglihatan dengan menghasilkan rodopsin


 Membentu metabolisme protein
 Membantu pembentkan kembali se-sel tubuh

Dampak Apabila Kekurangan atau Kelebihan

Akibat kekurangan (defisiensi) Vitamin A:

1. Terhadap mata:

 Buta senja
 Selaput conjuctiva mongering
 Bitot spot pada conjunctiva
 Mata kering
2. Terhadap kulit

 Kulit mongering
 Kulit kasar

3. Terhadap darah:

 Kadar vitamin A berkurang


 Pertumbuhan terganggu

Akibat kelebihan (ekses) Vitamin A bisa menyebabkan keracunan dengan tanda-tanda


sebagai berikut:

 Cepat lelah
 Rambut rontokKulit kasar
 Mual dan muntah

 Pusing

2. Vitamin D

Vitamin ini pertama kali ditemukan padatahun 1924 oleh Steenbook dan hess, yang
menyatakan bahwa makanan yang terkena sinar ultraviolet mempunyai daya anti rakitis. Dan
selanjutnya pada tahun 1930 ditemukanlah vitamin D dalam bentuk kristal. Vitamin D dapat
dibentuk dalam  tubuh dengan bantuan sinar marahari. Bila tubuh mendapatkan ckup  sinar
matahari, maka konsumsi vitamin D melalui makanan  dapat berkurang, karena kebutuhan
vitamin D dalam tubuh dapat disintesis oleh rubuh.

a) Susunan Kimia

Vitamin D adalah nama generik dari dua molekul, yaitu ergokalsiderol (Vitamin D2) dan
Kolekalsiferol (Vitamin D3). Prekursor vitamin D hadir dalam fraksi sterol dalam jaringan hewan
(diw\bawah kulit) dan tumbuh-tumbuhanberturut-turut dalam bentuk 7-dehidrokolesterol dan
ergosterol. Keduanya membutuhkan  radiasai sinar ultraviolet untik mengubahnya ke dalam
bentuk provitamin D2 (ergokalsiderol) dan D3 (Kolekalsiferol). Adapun rumus kimia dari vitamin
D ini adalah C22H44O.

b) Fungsi bagi tubuh

Fungsi vitamin  D bagi tubuh  adalah untuk:

 Membantu absorsi Ca dan P dari usus halus


 Membantu transpor Ca dalam sel
 Pembentukan tulang dan gigi dalam bersama-sama Ca dan P
 Menjaga keseimbangan Ca dan P

c) Dampak Apabila Kekurangan atau Kelebihan

Akibat kekurangan (defisiensi) Vitamin D:

1. Penyakit rakhitis pada anak-anak


2. Osteomalacia pada orang dewasa
3. Hypoplasia dan kerusakan gigi geligi
4. Rakhitis dan osteomalacia di daerah tropik
5. Tetani karena :

 Serum Ca rendah sehingga kejang-kejang


 Gangguan parathyroid

Akibat kelebihan (ekses) Vitamin  D hanya dialami oleh anak-anak dengan gejala sebagai
berikut :

1. Muntah-muntah
2. Sering kencing dan mencret
3. Neuralgia (nyeri syaraf urat)
4. Sakit kepala dan pusing-pusing
5. Rasa sakit pada gigi dan gusi
6. Rasa sakit pada otot-oto dan tulang

3. Vitamin E

Ada beberapa jenis vitamin E atau tokoferol dalam bentukalami. Semuanya merupakan 6-
hidroksikromana atautokol yang tersubsitusi isoprenoid. Penyerapan aktif lemak meningkatkan
absorbsi vitamin E. Gangguan penyerapan lemakdapat menimbulkan defisiensi vitamin E.
Vitamin E di dalam darah diangkut oleh lipoprotein, pertama-tama lewat penyatuan ke dalam
kilomikron yang mendistribusikan vitamin ke jaringan yang mengandung lipoprotein lipase serta
ke hati dalam fragmen sisa kilomikron, dan kedua, lewat pengeluaran dari dalam hati dalam
lipoprotein berdensitas sangat rendah ( VLDL ). Vitamin E disimpan dalam jaringan
adiposa. Vitamin E (tokoferol) bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan berbagai
reaksi rantai radikal bebas sebagai akibat kemampuannya untuk memindahkan hydrogen fenolat
kepada radikal bebas perksil dari asam lemak tak jenuh ganda yangtelah mengalami peroksidasi.
Radikal bebas fenoksi yang terbentuk kemudian bereaksi dengan radikal bebas peroksil
selanjutnya. Dengan demikian á–tokoferol tidak mudah terikat dalam reaksi oksidasi yang
reversible, cincin kromana dan rantai sampingakan teroksidasi menjadi produk non radikal
bebas. 

Vitamin ini ditemukan oleh Evans dan Bishop pada tahun 1920.  Asal kata vitamin E atau
tokopherol adalah bahasa Griek:

 Tokos yang artinya kelahiran


 Pherein yang artinya mengandung atau membawa
 Menggunakan akhiran ol karena vitamin ini membawa suatu senyawa sterol.

Jadi vitamin E atau tokopherol adalah vitamin yang penting artinya bagi proses reproduksi
atau kelangsungan keturunan. Vitmain ini sering disebut juga dengan anti sterilitas.

a) Susunan Kimia

Vitamin E tidak berbau dan tidak berwarna, sedangkan vitamin E sintetik yang dijual
secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E larut dalam
lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, teptai tidak larut dalam air. Adapun rumus
kimia dari vitamin E (tokoferol=antisterilitas) adalah C29H50O2.

b) Fungsi Bagi Tubuh

Fungsi vitamin E bagi tubuh manusia antara lain:

1. Dapat mencegah oksidasi vitmain A dan karoten dalam usus halus


2. Berpengaruh pada proses reproduksi atau kesanggupan unutk memperolhe keturunan
3. Dapat membantu menutupnya luka,karena mempengaruhi pembentukan prothrombin di
dalam hati
4. Merupakan obat mujarab bagi gangguan mentruasi
5. Mencegah keguguran
6. Meningkatkan reproduksi air susu
7. Dapat membantu  memperpanjang usia manusia

c) Dampak Apabila Kekurangan atau Kelebihan

Akibat kekurangan (defisiensi) vitamin E:

1. Kekurangan yang ekstrem dapat menyebabkan jangka hidup butir darah merah menjadi
lebih pendek, yaitu hanya 110 hari dibandingkan 123 hari pada kondisi normal.
2. Dapat mengakibatkan kegagalan mempunyai anak
3. Pada wanita hamil akan menyebabkan bayi lahir prematur dan berat badan bayi yang
lahir relatif rendah.

Akibat kelebihan (ekses) Vitamin  E tidak ditunjukkan oleh semua manusia, tetapi ada
individu yang menunjukkan gejala keracunan yang ditandai degan rasa mual.

4. Vitamin K

Sampai saat ini dikenal tiga bentuk vitamin K yaitu vitamin K1 (phylloquinone) yang
terdapat pada sayuran hijau; vitamin K2 (menaquinone) yang secara normal diproduksi oleh
bakteri dalam saluran pencernaan; vitamin K3 (menadione) merupakan vitamin K
sintetik. Vitamin yang tergolong ke dalam kelompok vitamin Kadalah naftokuinon tersubsitusi–
poliisoprenoid. Menadion (K3), yaitu senyawa indukseri vitamin K, tidak ditemukan dalam
bentuk alamitetapi jika diberikan, secara in vivo senyawa ini akan  mengalami alkilasi menjadi
salah satu menakuinon (K2). Filokuinon (K1) merupakan bentuk utamavitamin K yang ada
dalam tanaman. Menakuinon–7 merupakan salah satu dari rangkaian bentuk tak jenuh polirenoid
dari vitamin K yang ditemukan dalam jaringan binatang dan disintesis oleh bakteri dalam
intestinum.
Penyerapan vitamin K memerlukan penyerapan lemak yang normal. Malabsorbsi lemak
merupakan penyebab paling sering timbulnya defisiensi vitamin K. Derivat vitamin K dalam
bentukalami hanya diserap bila ada garam-garam empedu, seperti lipid lainnya, dan
didistribusikan dalam alirandarah lewat system limfatik dalam kilomikron. Menadion, yang larut
dalam air, diserap bahkan dalam keadaan tanpa adanya garam-garam empedu, dengan melintas
langsung kedalam vena porta hati.Vitamin K ternyata terlibat dalam pemeliharaan kadar normal
faktor pembekuan darah II, VII, IX dan X, yang semuanya disintesis di dalam hati mula-mula
sebagai precursor inaktif. Vitamin ini ditemukan oleh De. Dam dari kopenham pada tahun 1935.
Vitmain ini dikenal sebagai coagulation vitamin, karena itu penting artinya mencegah
pendarahan yang berakibat fatal.

a) Susunan Kimia

Vitamin K adalah vitamin yang cukup tahan terhadap panas, vitmain ini juga tidak mudah
rusak oleh cara memasak bisa, termasuk cara memasak menggunakan air. Vitmain K tidak tahan
terhadap alkali dan cahaya. Adapun rumus kimia dari vitamin K adalah C31H46O2.

b) Fungsi Bagi Tubuh

Fungsi vitamin k bagi tubuh adalah :

1. Membantu pembentukan prothrombin dan zat pembeku darah lainnya.


2. Sebagai kofaktor dalam pembentukan carboxy glutamic acid dari glutamic acid.
c) Dampak Apabila Kekurangan atau Kelebihan

Akibat kekurangan (defisiensi) vitamin K adalah tidak dapat dibentuknya prothrombin


oleh hati, sehingga darah sulit membeku jika mengelami luka. Tetapi kekurangan ini tidak lazim
terjadi, karena vitamin K terdapat secara luas dalam makanan

Pada orang dewasa, kekurangan ini dapat disebabkan oleh:

1. Gangguan penyerapan karena adanya penyumbatan  pada saluran  empedu


2. Gangguan sintesa dalam usus disebabkan oleh diare

Sedangkan pada bayi dapat disebabkan oleh:

1. Persediaan vitmainK pada waktu  dilahirkan relatid rendah


2. Kekurangan bakteri flora dalam usus
3. Rendahnya kadar vitamin \k dalam colestrum (susu awal)

Kelebihan (ekses) Vitamin K diberikan dalam entuk berlebihan nberupa vitamin K


sintetik menadion. Gejala vitmain k adalah hemolisis sel darah merah, sakit jantung (jaundice)
dan kerusakan pada otak.

 Sumber vitamin A
Vitamin A dalam makanan terbagi dalam dua bentuk, yaitu retinol (vitamin A1) yang ditemukan
pada makanan hewani, dan karotenoid (beta karoten) yang ditemukan pada makanan nabati.

Retinol banyak ditemukan pada hati sapi. Setiap 1 porsi hati sapi (70 gram) mengandung sekitar
6000 mcg retinol, yang setara dengan 7 kali kebutuhan vitamin A kita sehari.

Beberapa makanan hewani lainnya yang mengandung vitamin A antara lain adalah:

 Ikan makarel atau salmon


 Minyak hati ikan kod
 Telur ikan atau caviar
 Hati ayam
 Keju
 Telur rebus
Beta karoten adalah zat pada tanaman yang dengan cepat diubah menjadi vitamin A di dalam
tubuh. Makanan banyak mengandung beta karoten meliputi:

 Ubi jalar
 Labu
 Buah kesemek
 Sawi
 Wortel
 Paprika merah
 Bayam

 Sumber vitamin D
Berikut adalah beberapa makanan yang memiliki kandungan vitamin D.

1. Salmon

Salmon merupakan ikan berlemak yang paling populer dan memiliki kandungan vitamin
D. Rata-rata salmon yang ditangkap bebas memiliki 988 IU vitamin D per porsi 3,5 ons (100
gram), atau 124 persen dari AKG. Akan tetapi, salmon yang dibudidayakan hanya mengandung
25 persen dari jumlah tersebut.Satu porsi salmon yang dibudidayakan mengandung sekitar 125
IU vitamin D, atau setara 32 persen dari AKG.

2. Herring dan Sarden

Ikan herring merupakan ikan yang dapat disajikan dengan berbagai cara. Ikan berukuran
kecil ini juga merupakan sumber vitamin D yang baik bagi tubuh. Ikan herring segar
menyediakan 216 IU per 3,5 ons (100 gram) sajian, dan ini merupakan 27 persen dari AKG. Tak
hanya herring saja, ikan sarden juga dapat menjadi pilihanmu untuk mendapatkan sumber
vitamin D. Satu kaleng (3,8 ons) ikan sarden kaleng mengandung 177 IU, atau 22 persen dari
AKG.Beberapa jenis ikan berlemak lainnya juga merupakan sumber vitamin D yang baik.
Halibut dan makarel masing-masing menyediakan 384 IU dan 360 IU per setengah fillet.

3. Minyak hati ikan Kod

Minyak hati ikan kod merupakan suplemen populer. Jika kamu tidak suka ikan,
mengonsumsi minyak hati ikan kod dapat menjadi pilihanmu untuk memperoleh beberapa nutrisi
yang tidak tersedia dalam sumber lain. Ini merupakan sumber vitamin D yang sangat baik.
Minyak hati ikan kod mengandung sekitar 448 IU per sendok teh (4,9 ml), yang berarti sekitar 56
persen dari AKG. Suplemen ini telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mencegah dan
mengobati kekurangan pada anak-anak.

4. Kuning Telur

Makanan laut bukanlah merupakan satu-satunya sumber vitamin D, tetapi telur utuh juga
memiliki kandungan vitamin D yang sangat diperlukan oleh tubuh. Kandungan lemak, vitamin,
dan mineral kebanyakan ditemukan di dalam kuning telur. Satu kuning telur mengandung 37 IU
vitamin D, atau 5 persen dari AKG. Kadar vitamin D dalam kuning telur sangat bergantung pada
paparan sinar matahari dan pakan ayam. Ayam yang sering terkena paparan sinar matahari dapat
menghasilkan telur dengan tingkat 3-4 vitamin D lebih tinggi.

5. Jamur

Sumber lainnya yang memiliki kandungan vitamin D adalah jamur. Sama seperti
manusia, jamur dapat mensintesis vitamin D ketika terkena sinar UV. Akan tetapi jamur
menghasilkan vitamin D2, sementara hewan menghasilkan vitamin D3.

Vitamin D2 memang dapat membantu meningkatkan kadar vitamin D dalam darah, tetapi tidak
seefektif vitamin D3. Di samping itu semua, jamur liar merupakan sumber vitamin D2 yang
sangat baik.

Beberapa jenis jamur memiliki kandungan vitamin D sebesar 2300 IU per porsi 3,5 ons (100
gram), ini hampir tiga kali lipat dari AKG.

Sinar matahari, sumber vitamin D non-makanan

Pada dasarnya, vitamin D merupakan jenis nutrisi yang diproduksi tubuh ketika kulit
terkena paparan sinar matahari. Sinar matahari merupakan sumber vitamin D terbaik yang
dibutuhkan oleh tubuh. Ketika kulit terkena sinar matahari, vitamin D dapat diproduksi dari
kolesterol. Sinar ultraviolet B (UVB) matahari mengenai kolesterol dalam sel-sel kulit, yang
mana ini dapat memberikan energi untuk sintesis vitamin D.

Sumber Vitamin E
Sebenarnya vitamin E mengandung empat macam seri senyawa yang disebut tocopherol
yaitu alfa, beta, gama, dan delta. Keempatnya terkandung dalam vitamin E alami yang terdapat
dalam bahan makanan dengan kadar berbeda. Vitamin E dalam tokoferol alfa adalah yang umum
ada di dalam tubuh dan dianggap sebagai vitamin E, juga yang diberikan sebagai suplemen.

Sumber vitamin E alami antara lain biji bunga matahari, biji semangka, hazelnut, walnut,
berbagai sayuran dan buah-buahan seperti lettuce, bayam, taoge, apel, pir, dan sebagainya. 
Vitamin E juga terdapat di dalam sayuran hijau, kecambah, ubi jalar, kacang-kacangan,
asparagus, pisang, stroberi, buncis, susu, mentega, telur, dan minyak kedelai. 

Sumber Vitamin K
Vitamin K terdapat antara lain pada sayuran berdaun hijau.  Ada tiga macam vitamin K
yakni vitamin K1 (phylloquione) yang terdapat pada makanan nabati, vitamin K2 (menoquinone)
terdapat pada makanan hewani, vitamin K3 (menadione) yang dihasilkan bakteri pencernaan.
Vitamin K yang paling banyak terdapat dalam makanan ialah vitamin K1 (phylloquinone). 

Vitamin K dihasilkan di dalam tubuh dengan dibantu oleh bakteri-bakteri di dalam usus
halus. Bakteri kolon mensintesis sebagian besar kebutuhan vitamin K manusia. Vitamin K1
ditemukan terutama dalam sayuran berdaun hijau seperti hijau dandelion yang mengandung
778,4 mg per 100 g, bayam, selada, kubis, kembang kol, dan brokoli. Vitamin K juga ada dalam
beberapa buah-buahan, seperti alpukat, buah kiwi dan anggur, juga tinggi. Beberapa minyak
nabati, terutama kedelai, mengandung vitamin K. Makanan sumber vitamin K2 adalah keju,
telur, daging dan lemak ayam, daging dan lemak sapi, hati, dan organ, dan sayuran yang
difermentasi. Vitamin K2 (menaquinone-4) disintesis oleh jaringan hewan dan ditemukan dalam
daging, telur, dan produk susu. Vitamin K2 yang disintesis oleh bakteri selama fermentasi dalam
kedelai yang difermentasi (natto), dan dalam fermentasi keju.
 
2.3 Metabolisme Vitamin Larut Lemak

 Metabolisme Vitamin E

Dalam makanan vitamin E berbentuk ester, lipase pancreas membebaskan vitamin E dari
ikatan esternya. Penyerapan vitamin E bersama dengan penyerapan lemak. Vitamin E
distransport bersama lipoprotein. Fosfolipid membran sel maupun membrane sub selluler
mengandung banyak vitamin E. Transfer vitamin E melalui plasenta terbatas jumlahnya,
sedangkan memalui ASI (Air Susu Ibu), lebih baik. Dalam tinja maupun urin didapatkan
metabolit vitamin E berbentuk quinone-tokoferol-x. 
Penyerapan vitamin E adalah relatif rendah yakni sekitar 20% sampai 40% oleh usus
kecil. Penyerapan vitamin E ini dihambat oleh asam lemak tak jenuh. Penghambatan penyerapan
vitamin E karena interaksi kimia antara tokoferol dan asam lemak tak jenuh dalam lumen usus.
Dalam sel mukosa usus, semua vitamin Eyang dimasukkan ke dalam kilomikron. Jaringan
mengambil sebagian vitamin E dari kilomikron. Sebagian besar sisa-sisa vitamin E dari
kilomikron masuk hati. Protein yang mengikat α-tokoferol mentransfer α-tokoferol dalam hati,
kemudian diekspor dalam bentuk VLDL (very low density lippoprotein) untuk diserap oleh
jaringan. Hasil dari metabolisme VLDL dalam sirkulasi selanjutnya diubah dalam bentuk LDL
(low-density lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein). Vitamin E lainnya yang tidak
terikat protein tidak dimasukkan ke dalam VLDL, tetapi dimetabolisme di hati dan
diekskresikan. Karena vitamin E diangkut dalam lipoprotein yang disekresikan oleh hati maka
konsentrasi plasma tergantung pada sebagian besar plasma lipid. Lipoprotein lipase melepaskan
vitamin dengan menghidrolisis triasil gliserol yang di kilomikrom dan VLDL, sedangkan vitamin
E yang terikat pada LDL secara terpisah dimediasi reseptor penyerapan lainnya.

Tokoferol dapat mengalami oksidasi reversibel ke epoksida, diikuti oleh pembelahan


cincin menghasilkan kuinon, yang direduksi menjadi hidroquinone dan terkonjugasi oleh asam
glukuronat. Hidroquinone yang telah terkonjugasi oleh asam glukuronat diekskresi dalam
empedu. Proses tersebut, merupakan rute utama ekskresi. Rantai sisi kuinon dan hidrokuinon
dapat teroksidasi oleh β-oksidasi. Produk oksidasi hidrokuinon oleh β-oksidasi dan konjugatnya
diekskresikan dalam urin. Produk oksidasi hidrokuinon oleh β-oksidasi dan konjugatnya
diekskresikan dalam urin merupakan sekitar 1% dari metabolisme diekskresikan dalam urin.
Sedangkan sebagian besar vitamin E yang dieksresikan dalam bentuk urin merupakan bentuk
oksidasi vitamin E lainnya. 

 Metabolisme Vitamin K
Vitamin K diserap di jejunum dan ileum. Karena vitamin K larut dalam lemak maka
proses penyerapannya perlu tersedianya asam empedu, cairan pankreatik dan lemak. Banyaknya
vitamin K yang dapat diserap sangat bervariasi dari 10% sampai 80% tergantung pada faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Setelah diserap vitamin K akan diangkut oleh chilomikron, di
bawa ke hati dan sebagian besar akan disimpan di hati. Hati merupakan organ tubuh yang
konsentrasi vitamin K nya cukup tinggi. Setelah menjalankan fungsinya vitamin K akan
mengalami degradasi diikuti dengan konjugasi dengan asam glucuronat dan selanjutnya dapat
dikeluarkan melalui urin. Vitamin K yang belum terdegradasi dapat dikeluarkan bersama
empedu melalui feces. 

Proses Adsorpsi Vitamin K

Penyerapan vitamin K ke dalam sistem limfatik membutuhkanpenggabungan ke dalam


campuran missel. Studi menunjukkan bahwa struktur miselium yang mengandung filloquinone
ini membutuhkan adanya jus empedu dan pankreas. Dengan menggunakan preparasi usus tikus
yang terisolasi perfusi in vitro yang disirkulasi, ditemukan bahwa absorpsi phylloquinone yang
di-radiolabel bergantung pada energi dan jenuh. Subjek manusia normal ditemukanuntuk
mengeluarkan kurang dari 20% dari dosis besar (1 mg) phylloquinone dalam tinja, tetapi
sebanyak 70%-80% dari phylloquinone yang tertelan diekskresikan tanpa diubah dalam tinja.
Menaquinon pada subyek manusia yang antikoagulansecara efektif menurunkan luasnya
hipoprothrombinemia yang didapat, menunjukkan bahwa saluran pencernaan manusia dapat
menyerap bentuk-bentuk vitamin ini dari usus kecil tetapi tidak mengatasi penyerapannya dari
usus besar. Namun, sebagian kecil tetapi signifikan nutrisi dari isi usus vitamin terletak tidak di
usus besar tetapi di daerah di mana penyerapan asam empedu yang dimediasi dapat terjadi.
Menadione banyak digunakan pada unggas, babi, dan diet hewan laboratorium sebagai sumber
vitamin K. Ini dapat diserap dari usus kecil dan usus besar dengan proses pasif. Menadione
sendiri tidak memiliki aktivitas biologis, tetapi setelah penyerapan, ia dapat dialkilasi menjadi
MK-4, suatu bentuk vitamin yang aktif secara biologis. Penyerapan phylloquinone dari usus
adalah melalui sistem limfatik dan menurun pada individu dengan insufisiensi bilier atau
berbagai sindrom malabsorpsi. Phylloquinone dalam plasma sebagian besar dilakukan oleh fraksi
lipoprotein kaya trigliserida yang mengandung lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan
kilomikron, meskipun jumlah yang signifikan terletak di fraksi lipoprotein densitas rendah
(LDL). Dalam sebuah penelitian membandingkan transportasi berbagai bentuk vitamin K,
sejumlah besar MK-4 ditemukan dalam fraksi lipoprotein densitas tinggi (HDL), dan waktu
paruh MK-9 ditemukan jauh lebih besar dibandingkan dengan phylloquinone atau MK-4. Seperti
yang diharapkan dari pengangkutan lipoprotein, konsentrasi phylloquinone plasma sangat
berkorelasi dengan kadar lipid plasma. Rute utama pemasukan phylloquinone ke dalam jaringan
tampaknya melalui pembersihan sisa chylomicron oleh reseptor apolipoprotein E (apoE).
Polimorfisme apoE telah ditemukan mempengaruhi konsentrasi phylloquinone plasma puasa
pada pasien yang menjalani terapi hemodialisis. dan konsentrasi phylloquinone plasma telah
terbukti menurun sesuai dengan genotipe apoE: apoE2> apoE3> apoE4. Tanggapan ini
berkorelasi dengan pembersihan hepar sisa chylomicron dari sirkulasi, dengan apoE2 yang
memiliki tingkat penghapusan paling lambat. Penghapusan phylloquinone yang bersirkulasi oleh
osteoblas juga telah terbuktidimodulasi oleh genotipe apoE. Rincian sekresi phylloquinone dari
hati dan pergerakan vitamin antar organ tidak tersedia. Jumlah total tubuh manusia dari
phylloquinone sangat studi kecil, dan awal menggunakan dosis farmakologis dari phylloquinone
radioaktif menunjukkan bahwa pergantian cepat. Hanya ada data yang tersedia terbatas menilai
hilangnya sejumlah kecil (<1 pg) dari H-phylloquinone diinfuskan dari subyek manusia, dan
inikonsisten dengan pergantian kumpulan tubuh sekitar 1,5 hari dan ukuran kumpulan sekitar
100 pg. Data lain, berdasarkan biopsi hati pasien yang diberi diet sangat rendah vitamin K
sebelum operasi, menunjukkan bahwa sekitar dua pertiga phylloquinone hepatik hilang dalam 3
hari. Temuan ini juga konsisten dengan jumlah kecil phylloquinone yang mengubah OYST Yery
dengan cepat.

Ekskresi Vitamin K

Konversi pholiquinon atau rantai panjang menna ke MK-4 adalah jalur metabolisme
utama pemanfaatan vitamin K di beberapa jaringan, tetapi tidak menunjukkan jalur ekskresi
utama. Bukti untuk metabolismecincin napthoquinone kurang, dan fosfat, sulfat, dan glukuronida
dari menadiol yang diberikan telah diidentifikasi dalam urin dan empedu. Studi dengan tikus
hepatektomitelah menunjukkan bahwa metabolisme ekstrahepatik juga signifikan. Studi awal
metabolisme phylloquinone menunjukkan bahwa rute utama ekskresi adalah pada tinja dan
sangat sedikit phylloquinone yang tidak termetabolisme. Rantai samping phylloquinone dan
MK-4 disingkat oleh tikus menjadi tujuh atom karbon, menghasilkan gugus asam karboksilat
terminal yang disikluskan untuk membentuk y-lakton. Lakton ini diekskresikan dalam urin,
mungkin sebagai konjugat asam glukuronat. Studi dari metabolisme phylloquinone radioaktif
pada manusia menunjukkan bahwa sekitar 20% dari dosis yang disuntikkan baik 1 atau 45 mg
vitamin K diekskresikan dalam urin dalam tiga hari, dan bahwa 40% -50% diekskresikan dalam
tinja melalui empedu. Dua aglikon phylloquinone yang berbeda secara tentatif diidentifikasi
sebagai turunan asam karboksilat rantai samping 5- dan7-karbon. Studi-studi ini menyimpulkan
bahwa y-lakton yang diidentifikasi sebelumnya adalah artefak yang dibentuk oleh kondisi
ekstraksi asam yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Metabolit phylloquinone yang
paling melimpah adalah 2,3-epoksida yang terbentuk sebagai produk dari aksi karboksilasi y-
glutamyl karboksilasi yang bergantung pada vitamin K. Metabolit ini ditemukan oleh Matschiner
et al. yang menyelidiki pengamatan bahwa pengobatan warfarin menyebabkan penumpukan
vitamin K radioaktif di hati. Peningkatan ini terbukti disebabkan oleh adanya jumlah signifikan
metabolit lebih banyak polar daripada phylloquinone yang diisolasi dan dikarakterisasi sebagai
phylloquinone 2,3-epoksida. Studi lebih lanjut dari senyawa ini mengungkapkan bahwa sekitar
10% vitamin K dalam hati tikus normal hadir sebagai epoksida dan bahwa ini dapat menjadi
bentuk utama dari vitamin setelah perawatan dengan antikoagulan kumarin. Pemberian warfarin
juga sangat meningkatkan ekskresi urin dan mengurangi ekskresi phylloquinone tinja. Distribusi
berbagai metabolit kemih phylloquinone juga secara substansial diubah oleh pemberian warfarin
7-karbon dan 5-rantai glukourin urin utama rantai samping3,6 mengalami penurunan, dan
metabolit yang tidak dikarakterisasi lainnya, kemungkinan timbul dari epoksida, meningkat.
Produk utama degradasi metabolisme vitamin K telah diidentifikasi dan terbentuk baik dari
phylloquinone atau menaquinone, tetapi mungkin ada sejumlah produk urin dan empedu yang
belum ditandai. 

2.4 Kelebihan vitamin larut lemak

Kelebihan Vitamin E

Konsumsi berlebihan vitamin E dapat mengakibatkan kontraktif terhadap vitamin K yang akan
menyebabkan kekurangan vitamin K. Vitamin E yang dikonsumsi berlebihan bersamaan atau
dikombinasikan dengan obat-obatan lain seperti aspirin dapat mengakibatkan kematian.
Konsumsi vitamin overdosis juga berdampak pada pendarahan akibat vitamin E dapat bertindak
sebagai antikoagulen, meningkatkan risiko masalah pendarahan. Toleransi tingkat asupan atas
(UL) pada 1.000 mg (1.500 IU) per hari. 

Kekurangan Vitamin E

Defisiensi vitamin E sangat langka. Pada situasi dimana ada gangguan penyerapan
vitamin E ada kemungkinan terjadinya kekurangan produksi lipoprotein seperti
abetolipoproteinemia. Defisiensi juga mungkin dapat terjadi bila tidak mengkonsumsi vitamin E
dalam jangka lama, misalnya lebihdari satu tahun tidak mengkonsumsi vitamin E, yang
akibatnya terjadi degenerasi membran sel antara lain mudah pecahnya membran sel darahmerah.
Pada hewan percobaan defisiensi vitamin E dapat menyebabkan destropi otot dan otot jantung
tidak normal. 
Defisiensi atau kekurangan vitamin E dapat menimbulkan anemia pada bayi yang baru
lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya masukan
lemak tak-jenuh ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam
tenda oksigen) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak
akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology. 
Defisiensi vitamin E meningkatkan toksisitas oksigen karena terjadi kerusakan yang diinduksi
SOR, terutama penyakit paru kronis seperti BPD dan ROP pada bayi prematur. Selain itu,
pemberian vitamin E secara parenteral dalam dosis tinggi dapat melindungi bayi prematur yang
terekspos lingkungan kaya oksigen dan ventilator (Brion et al., 2003). 
Kekurangan vitamin E juga dapat menyebabkan gangguan penglihatan, nyeri otot betis, retensi
cairan (udema), kelainan kulit, dan degeneratif saraf serta otot. 

Kelebihan Vitamin K

Tidak ada efek merugikan yang telah dilaporkan untuk vitamin Ksehingga suatu nilai UL
belum ditetapkan. Bila konsumsi vitamin K hanya dari makanan sehari-hari maka tidak akan
terjadi kelebihan vitamin K dan tidak akan ada efek samping. Pemberian vitamin K dengan dosis
10-20 µg (beberapa ratus kali kecukupan) di klinik, tidak diamati adanya efek samping. Namun
konsumsi vitamin K berlebihan sebaiknya dihindari sebelum ada data-data yang konkrit pada
dosis berapa vitamin K dapat menyebabkan efek samping. 
Kelebihan mengkonsumsi vitamin K dapat mengganggu proses pembekuan darah.

Kekurangan Vitamin K

Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapat terjadi oleh malabsorbsi lemak yang
mungkin menyertai disfungsi pancreas, penyakit biliaris, atrofi mukosa intestinalatau penyebab
steatore lainnya. Di samping itu, sterilisasi usus besar oleh antibiotik juga dapat mengakibatkan
defisiensi vitamin K. Defisiensi atau kekurangan vitamin K dapatmenyebabkan terjadinya
penyakit hemoragik padabayi baru lahir. Hal ini disebabkan karena plasentatidak meneruskan
vitamin K secara efisien.

Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat
meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi
karena hampir semua orang memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun
kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak
mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, sedangkan air susu ibu mengandung
hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.

Pada orang dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau
mengonsumsi antobiotik terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan
dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh
penyakit liver atau masalah pencernaan dan kurangnya garam empedu. Diagnosa adanya
defisiensi vitamin K adalah timbulnya gejala-gejala, antara lain hipoprotrombinemia, yaitu suatu
keadaan adanya defisiensi protrombin dalam darah. Selain itu, terlihat pula perdarahan subkutan
dan intramuskuler
Vitamin larut lemak memerlukan absorbsi lemak yang normal agar vitamin tersebut dapat
diabsorbsi secara efisien. Vitamin larut lemak secara umum diklasifikasikan menjadi 4, yaitu
vitamin A, D, E, dan K.
Vitamin E mengandung empat macam seri senyawa yang disebut tocopherol yaitu alfa,
beta, gama, dan delta. Keempatnya terkandung dalam vitamin E alami yang terdapat dalam
bahan makanan dengan kadar berbeda. Vitamin E dalam tokoferol alfa adalah yang umum ada di
dalam tubuh dan dianggap sebagai vitamin E, juga yang diberikan sebagai suplemen.

Sedangkan sampai saat ini dikenal tiga bentuk vitamin K yaitu vitamin K1
(phylloquinone) yang terdapat pada sayuran hijau, vitamin K2 (menaquinone) yang secara
normal diproduksi oleh bakteri dalam saluran pencernaan, dan vitamin K3 (menadione)
merupakan vitamin K sintetik.

Kedua vitamin ini diperlukan dalam tubuh dengan jumlah tertentu sesuai dengan Angka
Kecukupan Gizi sesuai dengan tingkatan usia, jenis kelamin, dan kondisi lainnya. Jika
dikonsumsi dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, maka akan berdampak buruk bagi
kesehatan tubuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vitamin merupakan salah satu mikronutrien yang sangat penting bagi tubuh
kita.Vitamin merupakan nutrisi yang penting untuk menjalankan pertumbuhan dan
fungsinya dengan baik.Vitamin sendiri dibedakan menjadi vitamin yang larut lemak dan
vitamin yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah jenis vitamin yang
tidak dapat dikeluarkan dari tubuh melalui keringat maupun urin dan secara umum
vitamin larut lemak hanya sedikit yang hilang pada proses pemasakan. Vitamin larut
lemak terdapat pada bagian tanaman atau hewan yang mengandung lemak seperti bagian
lembaga dari biji-bijian, komponen lemak dari membran sel, dan sel sel tempat
penyimpanan lemak. Tidak ada makanan atau tipe makanan tunggal yang merupakan
sumber yang lengkap dari semua vitamin larut lemak; masing-masing cenderung
ditemukan pada makanan tertentu. Diet yang beragam diperlukan untuk menjamin asupan
yang cukup dari vitamin larut lemak ini. Vitamin larut lemak juga bersifat toksik pada
dosis sangat tinggi. Olehkarena itulah kita perlu mengetahuijenis vitamin yang tergolong
ke dalam vitamin yang larut lemak. Vitamin yang larut dalam lemak merupakan molekul
hidrofobik apolar, yang semuanya adalah derivat isoprene. Molekul-molekul ini tidak
disintesis tubuh dalam jumlah yang memadai sehingga harus disuplai dari makanan.
Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini memerlukan absorbsi lemak yang normal
agar vitamin tersebut dapat diabsorbsi secara efisien. Diabsorbsi molekul vitamin tersebut
harus diangkut dalam darah yaitu oleh lipoprotein atau protein pengikat yang spesifik.
Yang merupakan vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K. 

Daftar Pustaka
Vivi Triana, “Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia” (Padang: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 2006), vol. l, no. 1, hlm. 40.

 Riska Habriel Ruslie, “Peranan Vitamin sebagai Nutrisi pada Bayi Prematur” (Lampung: RSUD
ZA Pagar Alam, 2012), Vol. 4, No. 1, hlm.101.

 Triana, Loc.Cit. hlm. 42.

 Milda Ini, Nutrisi Pintar Ibu Hamil dan Menyusui untuk Golongan Darah B (Jakarta: Penerbit
Bhuana Ilmu Populer, 2016), hlm.18.

 Anna Yuliana, Buku Ajar Biokimia Farmasi (Surabaya: Jakad Publishing, 2018), hlm. 137.

 Triana, Loc.Cit.

  Rusli, Loc. Cit. hlm. 101

 Triana, Loc.Cit.

 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN


2019 TENTANG ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN UNTUK
MASYARAKAT INDONESIA.

 Srikandi Waluyo dan Budhi Marhaendra, 100 Questions & Answers Gangguan Prostat (Jakarta:
Penerbit Elex Media Komputindo, 2015), hlm. 112.

 Ini, Op.Cit. hlm. 18.

  Muhlilal dan Sulaeman, Loc.Cit.


  Ini, Op.Cit. hlm. 18.

 “Vitamin” dalam staff.ui.ac.id. diunduh, 31 Maret 2020.

 Yuliana, Op.Cit.

 “Vitamin” dalam staff.ui.ac.id. diunduh, 31 Maret 2020.

  Muhlilal dan Sulaeman, Loc.Cit.

 Robert B. Rucker dkk., Handbook of Vitamins (US: Taylor & Francis Group, 2012).hlm.124.

 Ibid.

 “Vitamin” dalam staff.ui.ac.id. diunduh, 31 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai