Paper Fix

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

PAPER

KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL OPINI


Dosen Pengampu: Dr. Kundharu Saddhono, M.Hum.

Disusun Oleh:

Ade Yugha Nusastri

K1217001/A

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2019
1. Pengertian Menulis

Pembelajaran bahasa memiliki fungsi sebagai sarana untuk meningkatkan


kemampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, menyampaikan informasi tentang suatu
peristiwa, dan untuk memperluas wawasan (Cahyaningrum, dkk., 2018). Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa, yaitu membaca,
menyimak, menulis, dan berbicara. Dalam hal ini, kegiatan menulis merupakan
keterampilan yang paling kompleks dan produktif. Menulis merupakan suatu kegiatan
komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Dalman, 2012:3). Sedangkan
menurut Nurudin (2007:4), menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam
rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikan melalui bahasa tulis kepada orang lain
agar mudah dipahami. Jadi, menulis adalah kegiatan menungkan gagasan, pikiran, dan
perasaan seseorang ke dalam bahasa tulis agar mudah dipahami orang lain.

2. Tujuan Menulis

Pada dasarnya seorang penulis mempunyai tujuan atau maksud tertentu. Sebuah
tulisan yang baik juga harus disesuaikan dengan berbagai situasi. Situasi tersebut meliputi,
tujuan menulis (perubahan yang diharapkan terjadi pada diri pembaca), keadaan dan tingkat
kemampuan pembaca (kelompok usia, terpelajar/tidak terpelajar, pebisnis atau bukan), dan
keadaan yang terlibat dalam penulisan (waktu, tempat kejadian atau peristiwa, masalah yang
memerlukan pemecahan, dll) (Rosidi, 2009:4). Kemudian, Tarigan juga menyebutkan
tujuan menulis, yaitu (1) tujuan penugasan (assigment purpose), seseorang menulis karena
mendapat tugas, bukan atas keinginannya sendiri; (2) tujuan altruistik (altruistic purpose),
yaitu bertujuan membantu pembaca untuk memahami suatu masalah/peristiwa; (3) tujuan
persuasif (persuasive purpose), yaitu bertujuan mempengaruhi pembaca agar para pembaca
yakin akan kebenaran gagasan atau ide yang dituangkan atau diutarakan oleh penulis; (4)
tujuan informasi (informational purpose), yaitu penulis menuangkan ide atau gagasan
dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca; (5) tujuan menyatakan
diri (self expresive purpose), yaitu tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan
diri sang pengarang kepada pembaca; (6) tujuan krestif (creative purpose), yaitu tulisan
yang bertujuan mencapai nilai-nilai arrtistik, nilai-nilai kesenian; (7) tujuan pemecahan
masalah (problem solving purpose), dengan tulisannya penulisannya penulis berusaha
memberi kejelasan kepada pembaca tentang bagaimana cara pemecahan suatu masalah
(Kusumaningsih, dkk. 2013).

3. Manfaat Menulis

Menulis mempunyai kemanfaatan yang positif. Tentunya manfaat yang didapat satu
orang dengan orang lain berbeda. Itu semua tergantung pada apa tujuan menulis, apa target
yang yang ingin dicapai, dll. Mengemukakan bahwa kegiatan menulis dapat bermanfaat bagi
seseorang untuk mengungkapkan gagasan agar dibaca dan dipahami oleh pembaca (Oktaria,
dkk., 2017:166). Dengan menulis, seseorang mampu mengungkapkan gagasan secara
sistematis, jelas, logis, serta mampu berkomunikasi sesuai dengan konteks. Melalui kegiatan
menulis, gagasan yang diungkapkan dapat diketahui oleh banyak orang sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Selain itu, Percy mengemukakan beberapa kemanfaatan menulis, antara lain (1)
sarana untuk mengungkapkan diri (a tool for self expression), yaitu untuk mengungkapkan
perasaan hati (kegelisahan, keinginan, kemarahan, dll); (2) sarana untuk pemahaman (a tool
for understanding), menulis sebenarnya menancapkan pemahaman yang kuat terhadap
pikiran penulis; (3) membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan
harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, a feeling of self worth),
yaitu menulis bisa meningkatkan kepercayaan akan kemampuan diri; (4) meningkatkan
kesadaran dan peyerapan terhadap lingkungan (a tool for increasing awareness and
perception of enviroment). Seorang penulis akan diasah kepekaan indrawinya. Tidak hanya
peka bahwa ada banyakpersoalan sosial yang bisa menjadi bahan untuk ditulis, tetapi ia peka
untuk mengembangkan sikap peduli dengan orang lain yang menderita.; (5) keterlibatan
secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang pasrah (a tool for active involvement, not
passive acceptance). Seorang penulis adalah seorang pencipta. Dengan kata lain, ia adalah
orang yang kreatif. Jika ada sesuatu yang menurutnya tidak baik atau kurang pas, ia akan
terpanggil untuk mengomentari lewat tulisan-tulisannya; (6) mengembangkan suatu
pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa (a tool for developing an
understanding of and ability to use the language). Orang yang bisa menulis bisa dikatakan
orang yang tahu bagaimana cara menggunakan bahasa. Orang yang terus menulis akan
meningkatkan kemahiran bahasanya (Nurudin, 2007).
4. Jenis-jenis Tulisan

Hasil kegiatan menulis adalah suatu tulisan atau karya tulis. Tulisan pada dasarnya
berfungsi sebagai petunjuk, perintah, penyampai, pengingat, berkorespondensi, dan memberi
tahu (Sari, dkk., 2013:2). Menurut Springer & Persiani ada enam jenis tulisan, yaitu
narrative writing, expository writing, descriptive writing, summary writing, response to
literature, poetry writing, report writing, dan friendly letter writing (Astuti dan Mustadi,
2014:253). Tulisan terdiri dari bentuk dan isi. Bentuk adalah paparan, uraian, penyampaian
gagasan melalui susunan kata dan kalimat. Isi adalah gagasan, pendapat, saran, yang
ditemukan lewat tulisan. Romli mengemukakan bahwa dilihat dari bentuk dan isinya, tulisan
terdiri dari dua jenis yakni: pertama, fiksi, yaitu tulisan berdasarkan imajinasi, khayalan,
namun tetap berpijak pada gagasan nyata. Tulisan fiksi meliputi prosa (cerpen, novel, roman),
dan puisi (sajak, lirik, nyanyian). Kedua, non fiksi, yaitu tulisan berdasarkan data dan fakta.
Tulisan yang termasuk non fiksi adalah reportase, esai, artikel,opini, kolom (Kuncoro, 2009).

5. Jenis Tulisan Opini

Jenis tulisan opini sering ditemukan dalam media cetak surat kabar, majalah, atau
jurnal dan dapat pula ditemukan dalam media elektronik yang disajikan berupa e-newspaper,
e-journal atau e-magazine. Opini merupakan karya ilmiah populer yang mengacu pada
referensi pemikiran yang berlaku (Sakaria dan Asis, 2018). Artinya, opini berawal dari fakta-
fakta yang ada lalu dicetuskan alam bentuk gagasan atau pendapat. Jenis tulisan opini
disajikan secara subjektif dalam mengamati suatu persoalan berdasarkan pandangan atau
pendapat penulisnya (Kusmana, 2014:25). Namun, isi tulisannya berupa pendapat yang
mengacu fakta, peristiwa, atau pemikiranlogis penulis. Sistematika tulisan jenis opini terdiri
dari, judul, penulis, pembuka tulisan, pengait, isi tulisan, dan penutup. Opini terbagi ke dalam
beberapa jenis tulisan, diantaranya: artikel opini, kolom, esai, tajuk rencana, surat pembaca,
karikatur, dan catatan pojok

6. Menulis Artikel Opini

Menulis Opini bisa meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Melalui tulisan


opini seseorang bisa menyatakan perasaan yang dirasakan dan yang diinginkan oleh
masyarakat. Artikel opini adalah tulisan lepas yang berisi opini seseorang yang mengupas
tuntas suatu masalah tertentu yang sifatnya aktual atau konroversi dengan tujuan untuk
memberi tahu (informatif), memengaruhi dan meyakinkan atau juga bisa menghibur bagi
pembacanya (bersifat recreative) (Kuncoro, 2009). Selain itu artikel opini tidak terkait
dengan berita atau laporan tertentu. Artikel opini biasanya menekankan pada pendapat
pribadi penulis yang memperkuat argumen logis dan pemikiran kritis terhadap suatu masalah
aktual (Komaidi, 2007). Keraf mengemukakan bahwa melalui argumentasi, penulis berusaha
merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu
pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak (Rizam, 2015:205). Artikel opini berbeda
dengan berita. Menurut Sagiya, berita berlandaskan pada fakta, sedangkan opini merupakan
hasil ide, gagasan, dan pendapat penulis (Kuncoro, 2009). Struktur artikel opini yaitu, judul,
alenia pembuka (lead), alenia penjelas (batang tubuh), alenia penutup (ending).

7. Ciri-ciri Artikel Opini

Artikel opini biasanya diterbitkan oleh koran atau majalah. Karena tempatnya
terebatas, artikel pada umumnya tidak terlalu panjang, hanya sekitar antara 4-6 halaman
kuarto spasi ganda. Berbeda dengan jurnal yang ditulis dengan gaya ilmiah akademis,
pembaca artikel opini untuk koran/majalah adalah masyarakat umum, dengan berbagai usia
dan tingkat pendidikan. Artikel opini adalah sebuah tulisan yang menekankan pada pendapat
seorang penulis atas suatu data, fakta, dan kejadian berdasarkan analisis subjektif penulis
sendiri (Kuncoro, 2009:67). Opini diletakkan pada artikel ilmiah populer yang dimuat di
media massa seperti koran. Artikel opini ini diletakkan di halaman tengah bersama tajuk
rencana dan surat pembaca. Kemudian, artikel opini biasanya ditulis dengan gaya ilmiah
populer karena tulisan ini ditunjukkan bagi pembaca umum dari majalah/koran karena
ditujukan bagi pembaca umum dari majalah/koran (Samhadi, 2017). Opini tidak harus selalu
identik dengan bahasa yang kaku. Bahasa yang populer, lincah dan entertaining, dengan
anekdot-anekdot yang sesuai kadang membuat tulisan tidak membosankan. Namun, untuk isu
serius, lebih baik straight forward dengan tone yang juga terjaga.

8. Teknik Menulis Artikel Opini

Menulis pada hakikatnya merupakan sebuah proses yang melibatkan serangkaian


kegiatan dalam beberapa tahap, yaitu pramenulis, penulisan, dan pascapenulisan (Saddhono
dan Slamet, 2014: 151). Artikel opini berisi mengenai pendapat seseorang tentang sesuatu
hal yang sedang terjadi. Namun, bagi penulis pemula menulis artikel opini perlu
memperhatikan teknik-tekniknya. Menurut Iqbal, proses menulis yang disarankan bagi
kalangan penulis pemula adalah free-writing dan re-writing (Kuncoro 2009:68). Dengan
teknik free-writing berarti kita menulis secara bebas, tanpa memedulikan bagus atau tidaknya
tulisan yang sedang digarap. Apabila kita berada dalam suatu kondisi tertentu, misalnya
marah atau gembira, atau dalam pengaruh tekanan tertentu (seperti ujian), biasanya kita akan
menulis dengan metode free-writing. Namun, tentu tulisan tersebut belum dapat dikatakan
memuaskan karena tidak tertulis dengan sistematis. Untuk itulah proses penyuntingan
diperlukan. Cara lain adalah menulis dengan teknik re-writing atau menulsi ulang. Ini sangat
cocok dan sangat mudah untuk pemula. Hal yang dilakukan adalah mengumpulkan bahan-
bahan (referensi atau hasil wawancara), lalu menulis ulang kembali bahan tersebut dengan
memakai gaya bahasa sendiri. Sebagai suatu keterampilan yang produktif dan ekspresif,
keterampilan menulis tentu tidak mudah dikuasai oleh seseorang begitu saja. Dengan kata
lain, jika seseorang ingin dapat memiliki keterampilan menulis yang baik, maka ia harus
melewati tahap-tahap atau proses menulis untuk menghasilkan tulisan yang bermutu
(Ariningsih, dkk., 2012).

9. Langkah-langkah Menulis Artikel Opini

Ada beberapa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel opini. Menurut
Sugiarto (2015:79) langkah-langkah menulis artikel opini adalah sebagai berikut, (1)
mengenali sumber bahan tulisan. Bahan tulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Dari
peristiwa di sekitar kita yang berhubungan dengan indera pengilahatan dan pendengaran,
seperti gejala alam, kecelakaan, momen tertentu, cerita lisan atau obrolan, dll; (2) mulai
menulis. Yakinlah bahwa kita bisa menulis. Untuk menjadi penulis tidak memandang dari
status sosial ataupun bakat. Untuk bisa mahir menulis hanya diperlukan rasa percaya diri.
Cara agar bisa percaya diri dalam menulis sehingga nantinya bisa menjadi penulis yang
mahir, yaitu dengan praktik menulis; (3) menulis itu seperti bercerita. Misalnya, kita
mendengarkan salah satu teman atau seseorang bercerita tentang pengalamannya yang paling
menarik atau paling berkesan. Kemudian, kita tuangkan apa yang kita dengar dari cerita
tersebut dalam bentuk tulisan. Ternyata sudah bisa menjadi sebuah tulisan yang cukup
panjang. Jadi, menulis itu seperti bercerita tetapi tidak secara langsung/lisan melainkan
dituangkan dalam bentuk tulisan. Latihan tersebut jika dilakukan secara rutin bisa melatih
kita untuk terampil menulis; (4) melajar menulis dari seorang epistoholik. Istilah epistoholik
merupakan panduan dari kata “epistle”, yang berarti surat dan imbuhan “oholic” yang berarti
kecanduan. Dengan demikian, epistoholik bisa diartikan orang yang “kecanduan” menulis
surat-surat pembaca (Sugiarto, 2015). Seorang epistoholik bisa dijadikan guru dalam menulis,
terutama terkait semangat mereka yang tidak pernah padam dalam menulis.
Perlu diketahui bahwa belajar menulis yang paling praktis dapat dimulai dengan
menulis surat pembaca. Ketika menulis surat pembaca, kita tidak hanya belajar menulis fakta
dan opini, melainkan langsung belajar untuk memublikasikan tulisan di media, baik media
cetak maupun media online (internet). Menurut Gasman, pengembangan keterampilan
menulis opini dapat dilakukan melalui strategi: (1) berani dalam memilih dan mengem-
bangkan topik yang aktual; (2) menuliskan ide dan gagasan dengan singkat; (3) menulis
dengan cepat ide-ide brilian yang ditemukan; (4) mengembangkan gaya bertutur dalam
menulis; (5) melakukan persiapan untuk mengem-bangkan tulisan dan menerima respon
setelah terpublikasi (Sakaria dan Asis, 2018:1-9).

10. Langkah Awal Menulis Opini

Untuk mengawali menulis artikel opini, beberapa langkah berikut ini dapat dilakuan.
Menurut Hermanvarella, (1) menggali ide. Ketika menemukan ide, cobalah analisis masalah
(tema) tersebut. Lakukan riset data. Diskusikan dengan banyak orang sehingga analisis kita
terhadap tema tersebut menjadi sebuah analisis kritis dan tajam; (2) membuat kerangka
tulisan secara rinci. Pastikan kerangka tulisan kita berstruktur pembukaan, isi, penutup agar
mudah dipahami pembaca; (3) kumpulkan data dan referensi (buku, majalah, koran, dll).
Referensi bermanfaat dalam membangun analisis terhadap permasalahan yang akan kita tulis
sementara data berfungsi sebagai penguat; (4) mulailah menulis; (5) editing. Editing
diperlukan untuk mengetahui apakah tulisan kita sudah sesuai dengan kaidah kebahasaan dan
layak-tidakkah tulisan kita untuk dimuat di media massa (Kuncoro, 2009:70). Seseorang yang
ingin memiliki keterampilan menulis yang baik juga membutuhkan motivasi untuk belajar
menjadi penilis profesional. Menurut Sardiman, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar,
yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah dari kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki dapat tercapai (Novita, dkk., 2016: 1-14).

11. Menulis Opini dalam 30 Menit

Banyak diantara kita yang kesulitan ketika akan mulai menulis sebuah opini. Sebagian
besar kesulitan untuk menuangkan pendapat atau opini dalam bentuk tulisan. Menyampaikan
opini secara lisan dengan tulisan berbeda. Karena kita lebih terbiasa dengan bahasa lisan,
ketika akan mengemukakan pendapat dalam bentuk tulisan, kita akan merasa kesulitan.
Menurut Sugiarto (2015:102), ada cara cepat untuk bisa menulis opini, yaitu hanya dengan
waktu 30 menit. Pertama, kita merekam ungkapan pendapat kita tentang sesuatu dengan suara
nyaring selama kurang lebih 10 menit. Kemudian, salin rekaman tersebut dalam bentuk
tulisan. Jadi kurang lebih 10 menit untuk berpendapat secara lisan dan 20 menit untuk
menyalinnya ke dalam bentuk tulisan. Total 30 menit kita sudah bisa menghasilkan tulisan
dalam bentuk opini.

12. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Artikel Opini

Menulis Opini tidak sekadar menulis pendapat kita dalam menanggapi sesuatu hal
yang sedang terjadi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis artikel opini.
Menurut Sayah, hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis artikel opini, (1) aktualitas.
Sebagai penulis harus jeli menangkap topik yang sedang hangat menjadi pembicaraan
masyarakat. Hal ini sejalan dengan perdapat Rahayu, dkk (2015), bahwa opini lahir dari
kepekaan penulis terhadap suatu gejala yang ada dan peristiwa yang sedang hangat
dibicarakan. Biasanya berita yang sering digunakan untuk dijadikan opini adalah berita yang
bersifat kontroversial. Berita kontroversial merupakan berita yang sering dibicarakan oleh
publik; (2) gunakan bahasa yang lugas. Kebutuhan terhadap bahasa yang lugas dapat
dipenuhi dengan memastikan kalimat dalam tulisan merupakan kalimat baku (efektif); (3)
pentingnya otoritas, pastikan tulisan yang akan dimuat di media massa sesuai dengan latar
belakang pendidikan kita; (4) bahasa populer. Untuk menghindari terjadinya ketidak
pahaman pembaca, gunakanlah bahasa yang populer dan mudah dipahami; (5) gunakan skill
menulis apapun yang dimiliki saat ini. Asal bisa menulis kalimat yang orang lain mengerti,
itu sudah cukup. Soal bagus atau tidak, biarkan saja asalkan memang isinya “layak terbit”.
Sambil terus berjalan, saking seringnya menulis, lama-lama gaya atau cara kita menulis itu
akan membaik juga secara otomatis (Kuncoro 2009:71).

13. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Jika Akan Mengirim Artikel Opini ke Media Massa

Media massa bisa menjadi sarana untuk berlatih menulis. Dalam media massa, artikel
opini adalah salah satu yang menjadi sorotan masyarakat. Hal ini karena artikel opini berisi
pikiran-pikiran kritis penulis berkaitan dengan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat.
Oleh karena itu, ada beberapa yang harus diperhatikan jika akan mengirim artikel opini ke
media massa antara lain, (1) jangan menulis artikel yang terlalu panjang, karena setiap media
memiliki ruang tertentu yang disediakan untuk rubrik opininya; (2) seorang penulis sungguh-
sungguh harus mampu menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi terhadap tulisannya.
Jangan sampai redaktur melebeling sebagai penulis yang tak punya pendirian; (3) jangan lupa
menyertakan alamat yang lengkap, dan nomor HP, sebab acapkali redaktur butuh konfirmasi
tertentu terkait isi tulisan atau lainnya; (4) jangan sekaki-kali berbuat curang, membajak
tulisan orang lain yang sudah pernah dimuat di media massa; (5) hindarilah pengiriman dobel
satu artikel yang sama ke media yang berbeda, sebab jika dua-duanya dimuat bisa
menimbulkan masalah; (6) jangan takut untuk menggunakan nama samaran bila dipandang
bahwa dengan cara tersebut Anda lebih merasa bebas mengekspresikan gagasan; (7) jaga
momentum antara pemuatan dengan mengirim kembali (Panuju, 2008:111). Artikel (opini)
yang layak dipublikasikan di surat kabar adalah artikel yang sesuai dengan visi dan misi suatu
surat kabar tersebut, yaitu mengandung muatan yang aktual dan kritis dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (Daulay, 2011). Sebagai koran umum, artikel yang dimuat
juga selalu diusahakan obyektif, tidak berpihak dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan
demikian kehadiran artikel opini pada surat kabar diharapkan bisa menambah daya tarik
tersendiri bagi masyarakat pembaca.
Daftar Pustaka

Andayani, N., Saddhono, K., Mujiyanto, Y. (2016). Peningkatan Kemampuan


Menulis Teks Eksplanasi Dengan Menggunakan Media Audiovisual pada
Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa
Indonesia dan Pengajarannya, 4 (2), 1-14.

Ariningsih, N. E., Sumarwati, Saddhono, K. (2012). Analisis Kesalahan Berbahasa


Indonesia dalam Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas.
BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 1
(1), 40-53.

Astuti, Y. W., Mustadi, A. (2014). Pengaruh Penggunaan Media Film Animasi


Terhadap Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD. Jurnal
Prima Edukasia, 2 (2), 250-262, DOI: 10.21831/jpe.v2i2.2723.

Cahyaningrum, F., Andayani, Saddhono, K. (2018). Peningkatan Keterampilan


Menulis Argumentasi Melalui Model Think Pair Share dan Media Audiovisual
pada Siswa Kelas X-10 SMA Negeri Kebakkramat. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 3 (1), 44-55, DOI : 10.24832/jpnk.v3i1.605.

Dalman. 2018. Keterampilan Menulis. Depok: Rajawali Pers.

Daulay, Hamdan. (2011). Memahami Penulisan Artikel Di Harian Kedaulatan Rakyat.


Jurnal Dakwah, XI (1) 53-68.

Komaidi, Didik. 2007. Aku Bisa Menulis: Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap.
Yogyakarta: Sabda Media.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Mahir menulis, Kiat Jitu Menulis Artikel Opini, Kolom &
Resensi. Jakarta: Penerbit erlangga.

Kusmana, Suherli. 2014. Kreativitas Menulis. Yogyakarta: Penerbit Ombak (Anggota


IKAPI).

Kusumaningsih, Dewi, dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: C.V


Andi Offset.

Nurudin. 2007. Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UPT. Penerbitan Universitas


Muhammadiyah malang.
Oktaria, D., Andayani, N., Saddhono, K. 2017. Penguasaan Kalimat Efektif sebagai
Kunci Peningkatan Keterampilan Menulis Eksposisi. Metalingua, 15 (2), 165-
177, DOI: http://dx.doi.org/10.26499/metalingua.v15i2.63.

Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.

Panuju, Redi. 2008. Menulislah dengan Marah, Kiat Sukses Menulis Opini di Media
Massa. Bandung: Penerbit Nusa Media.

Rahayu, D., Sutama, Wendra. (2015). Pembelajaran Menulis Opini Berbasis Media
Video Berita Di Televisi Pada Siswa Kelas X.2 SMA Negeri 1 Sawan. E-
Journal Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, (3) 1, 1-10.

Rizam, M. M., (2015). Penalaran dalam Artikel Rubrik Opini Surat Kabar Harian
Jawa Pos. KEMBARA Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan pengajarannya,
1(2), 205-211, DOI: https://doi.org/10.22219/kembara.v1i2.2616.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut. Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota
IKAPI).

Saddhono, K., Slamet. (2014). Pembelajaran Keterampilan Bahasa Indonesia: Teori


dan Aplikasi Edisi 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sakaria & Asis, N.( 2018). Bahan Ajar Menulis Opini Dan Esai Dengan
Pembelajaran Berbasis Proyek. Jurnal Retorika, 11 (1), 68-76, DOI: 10.26858/
retorika.v11i1.4965.

Sari, I. K., Setiawan, B., Saddhono, K. (2013). Penerapan Metode Quantum Learning
dengan Teknik Pengelompokan (Clustering) untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Pusisi pada Siswa Sekolah Dasar. BASASTRA, 2(1), 1-
13.

Sugiarto, Eko. 2015. Terampil Menulis: Tips dan Trik Menulis Laporan, Opini,
Cerpen, Puisi, Pantun. Yogyakarta: Morfalingua.

Anda mungkin juga menyukai