Abstrak
Benign prostatic hyperplasia adalah suatu keadaan dimana terjadi hiperplasia sel-sel stroma d an sel- sel e pitel k elenjar
prostat. Benign prostatic hyperplasia ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat
hingga 90% pada pria berusia di atas 80 tahun. Pada kasus ini, kami melaporkan laki-laki berusia 61 tahun d atang d engan
keluhan tidak bisa buang air kecil (BAK). Pasien mengaku s ulit untuk memulai BAK, dan terkadang haru s disertai d engan
mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar kembali. Pasien juga mengeluh s ering
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari saat tidur malam karena ingin BAK na mun saat BAK h anya me netes dan
merasa kurang puas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 99x/menit reguler, laju pernapasan
20x/meni t, tekanan darah 140/90 mmHg, dan suhu 36,7 oC. Pemeriksaan status generalis didapatkan dalam batas n ormal.
Dari rectal toucher didapatkan tonus sphincter ani kuat, mukosa rektum licin, tidak ada massa, ampulla recti intact , s e rta
prostat teraba membesar, batas atas teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul tidak ada, dan n yeri te kan ti dak
ada, tidak ada darah dan feses pada handscoon. Pemeriksaan USG urologi menunjukkan adanya symple cyst re n d extra,
vesicolithiasis, pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan kalsifikasi dan protusi ke VU. Dilakukan open p ro s tatek tomi
suprapubik dan ekstraksi batu buli pada pasien.
Kata kunci : benign prostatic hyperplasia, open prostatektomi suprapubik, retensi urin
Korespondensi: M. Azzaky Bimandama | Alamat Jl . Dr. Samratulangi No. 32 Penengahan Bandar Lampung | HP
081271592139 | e-mail: mazzakybimandama2@gmail.com
ekstraksi batu buli. besar biasa. Pasien didapatkan bahwa teraba membesar,
Prognosis pasien ini sudah 4 kali ke pada regio genitalia batas atas teraba,
adalah quo ad mantri terdekat eksterna terpasang konsistensi kenyal,
vitam dubia ad untuk dipasang kateter ukuran 16F, permukaan licin,
bonam, quo ad kateter. urin keluar, warna nodul tidak ada,
functionam dubia Kurang kuning, tidak ada dan nyeri tekan
ad bonam, quo ad lebih 1 minggu darah. Dari rectal tidak ada, tidak ada
sanationam dubia sebelum masuk toucher didapatkan darah dan feses
ad bonam. rumah sakit, pasien tonus sphincter ani pada handscoen.
mengeluh tidak bisa kuat, mukosa Skor hasil
Pembahasan BAK. Pasien rektum licin, ti dak pengisian
Seorang laki- mengejan bila ingin ada massa, ampulla kuesioner IPSS
laki Tn. T berusia 61 BAK, namun air recti intak, serta pasien adalah 32,
tahun, tinggal di kencing tidak dapat prostat hal ini
Surya Mataram, keluar. Demam menunjukkan
seorang petani, tidak ada, nyeri bahwa pasien
datang ke RSUD pinggang tidak ada, mengalami gejala
Yani pada 08 mual tidak ada, berat. Perinciannya
Januari 2018 muntah tidak ada. adalah sebagai
dengan keluhan Buang air besar berikut: incomplete
utama tidak dapat biasa. Pasien lalu emptying (5),
buang air kecil. berobat ke RS frequency (4),
Kurang lebih Muhammadiyah intermittency (4),
1 bulan Metro dan dirujuk urgency
sebelum (4), weak stream
ke RSUD Jendral
masuk
Ahmad Yani dengan (5), straining (5),
rumah sakit, pasien
diagnosis retensi nocturia
mengeluh sulit (5).
urine et causa BPH.
buang air kecil Dari
Pada 05 Januari
(BAK). Pasien pemeriksaan
2018 pasien datang
mengaku sulit penunjang, darah
ke poli bedah RSUD
untuk memulai lengkap didapatkan
Jendral Ahmad Yani
BAK, dan terkadang leukosit meningkat
dalam keadaan
harus disertai (10.77 rb/uL). Dari
terpasang kateter.
dengan mengedan USG urologi
Kemudian pasien
untuk BAK, didapatkan kesan
dirawat inap pada
pancaran kencing adanya symple cyst
08 Januari 2018. Saat
lemah, kadang ren dextra,
itu pun pada pasien
terhenti kemudian vesicolithiasis,
terpasang kateter,
lancar kembali. pembesaran
air kencing dapat
Pasien juga prostat (volume
keluar, darah tidak
mengeluh sering 42,3 ml) dengan
ada.
berkali-kali ke kalsifikasi dan
Dari
kamar mandi pada protusi ke VU, serta
pemeriksaan fisik
malam hari saat tak tampak
didapatkan keadaan
tidur malam karena kelainan pada ren
umum sakit sedang
ingin BAK namun sinistra.
dengan kesadaran
saat BAK hanya Berdasarkan
compos mentis,
menetes dan anamnesis,
tekanan darah
merasa kurang pemeriksaan fisik,
140/90 mmHg, nadi
puas. BAK keluar dan pemeriksaan
99x/menit,
batu tidak ada, BAK penunjang di atas
frekuensi
berdarah tidak ada, pasien diagnosa
pernafasan
demam tidak ada, Benign Prostatic
20x/menit, dan suhu
nyeri pinggang Hyperplasia dengan
36,7°C. Status lokalis
tidak ada, buang air
J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 657
M. Azzaky Bimandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis
TURP
Reseksi kelenjar prostat dilakukan
transuretra dengan mempergunakan
Gambar 3. Transurethral Resection of the
cairan irigan (pembilas) agar daerah
Prostate (TURP)10
yang akan direseksi tetap terang dan
tidak tertutup oleh darah. Cairan yang
Stent
dipergunakan adalah berupa larutan
Stent prostat dipasang pada uretra
non ionik, yang dimaksudkan agar
prostatika untuk mengatasi obstruksi
tidak terjadi hantaran listrik pada saat
karena pembesaran prostat. Stent ini
dipasang intraluminal di antara leher
buli-buli dan di sebelah proksimal
verumontanum sehingga urin dapat leluasa melwati lumen uretra
prostatika. Stent dapat dipasang mengurangi obstruksi intravesika,
secara temporer atau permanen. Alat mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal
ini dipasang dan dilepas kembali ginjal, mengurangi volume residu urin setelah
secara endoskopi. Pemasangan alat ini miksi, dan mencegah progesifitas penyakit.
diperuntukkan bagi pasien yang tidak Hal ini dapat dicapai dengan cara
mungkin menjalani operasi karena medikamentosa, pembedahan, atau tindakan
risiko pembedahan yang cukup tinggi. endourologi yang kurang invasif.
Seringkali stent dapat terlepas dari
insersinya di uretra posterior atau Daftar Pustaka
mengalami enkrustasi.3 1. Brunicardi CF. Schwartz’s principles of
d. Kontrol berkala surgery. Ninth edition. USA: McGraw-
Setiap pasien hiperplasia prostat yang Hills. 2010.
telah mendapatkan pengobatan perlu 2. Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB.
kontrol secara teratur untuk Benign prostatic hyperplasia. In: Katzung
mengetahui perkembangan and Trevor’s Pharmacology. Sixth
penyakitnya. Jadwal kontrol edition. USA: McGraw-Hill. 2012. p.483-86.
tergantung pada tindakan apa yang 3. Purnomo B. Dasar-dasar urologi Edisi
sudah dijalani. Pasien yang hanya Ketiga. Jakarta: Sagung Seto. 2014.
mendapatkan pengawasan dianjurkan 4. Reksoprodjo S. Kumpulan kuliah ilmu
kontrol setelah 6 bulan, kemudian bedah. Jakarta: Staf Pengajar Bagian Ilmu
setiap tahun untuk mengetahui Bedah FK UI. 2010.
apakah terjadi perbaikan klinis. 5. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Saluran
Penilaian dilakukan dengan kemih dan alat kelamin lelaki. Dalam:
pemeriksaan skor IPSS, uroflowmetri, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga.
dan residu urin pasca miksi. Setelah Jakarta: EGC. 2007; hlm. 899-903.
pembedahan, pasien harus menjalani 6. Strope SA. Evidence-based guidelines in
kontrol paling lambat 6 minggu pasca lower urinary tract symptoms secondary
operasi untuk mengetahui to benign prostatic hyperplasia and
kemungkinan terjadinya penyulit. variation in care. Wolters Kluwer Health.
Kontrol selanjutnya setelah 3 bulan 2018;28(00):1-5.
untuk mengetahui hasil akhir operasi. 7. Abedi AR. Incidental prostate cancer: a
Pasien yang mendapat terapi invasfi 10-year review of a tertiary center,
minimal harus menjalani kontrol Tehran, Iran. Dove Med Press. 2018;10:1-
secara teratur dalam jangka waktu 6.
lama, yaitu setelah 6 minggu, 3 bulan, 8. Filipovski V. Androgen receptor
6 bulan, dan setiap tahun. Pada pasien expression in epithelial and stromal cells
yang mendapatkan terapi invasif of prostatic carcinoma and benign
minimal, selain dilakukan penilaian prostatic hsyperplasia. J Mac Med Sci.
terhadap skor miksi, dilakukan 2017; 5(5):608-612.
pemeriksaan kultur urin.3 9. Bellucci CH, Ribeiro WO, Hemerly TS.
Increased detrusor collagen is associated
Simpulan with detrusor overactivity and decreased
Benign prostatic hyperplasia adalah bladder compliance in men with benign
suatu keadaan dimana terjadi hiperplasia sel - prostatic obstruction. Prostate Int.
sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. 2017;5:70-74.
Benign prostatic hyperplasia ini dapat dialami 10. Chung ASJ, Woo HH. Update on minimally
oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun. invasive surgery and benign prostatic
Angka ini akan meningkat hingga 90% pada hyperplasia. J As Uro. 2018;5:22-27.
pria berusia di atas 80 tahun.
Tujuan terapi pada pasien hiperplasia
prostat adalah untuk memperbaiki keluhan
miksi, meningkatkan kualitas hidup,