Oleh :
ADE KURNIAWAN
NPM:
1813060062
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN 2021
I. PENDAHULUAN
a. Domba memiliki daya adaptasi yang t inggi terhadap kondisi lingkungan (ter
masuk pakan yang kurang baik) sehingga domba disukai untuk dipelihara oleh
para petani.
pengawasan.
c. Domba betina memiliki kemampuan repr oduksi yang relative t inggi. Keist
e. Produk sampingan berupa kulit , bulu, t ulang, kot or an ternak dan lain-
Saat ini populasi domba di Indonesia sudah mencapai 7,4 juta ekor. Keselur uhan
laju populasi didukung oleh ketersediaan sumber bibit domba yang berasal dari Jawa
Barat. Dalam st ruktur populasi berdasarkan provinsi, Jawa Barat mer upakan
wilayah dengan populasi domba terbanyak dengan persent ase mencapai 46%. Di
Jawa Tengah dan Jawa Timur , yang secara geograf isberdekatan dengan Jawa Barat
populasinya mencapai 27% dan 18%. Dengan demikian 90% konsent rasi domba berada
di Jawa Barat.
Tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya t idak lebih t inggi dari 30% t
ot al pendapatannya. Usaha ternak dilakukan sambil lalu di samping usaha
pokok
pertanian bahan pangan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencukupi
kebutuhan sendiri (subsistence). Usaha sambiolan inilah yang menjadi tulang
punggung
penyediaan domba di tanah air yang per sent asenya mencapai 90%.
Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya
seper t i tanaman pangan dan holt ikultura hanya sebagai sambilan. Tingkat
pendapatan petani 70%- 100%.
Usaha peternakan domba secara keselur uhan mer upakan gabungan dari
4 subsist emusaha peternakan :
1. Subsist em agribisnis hulu (upstreamoff-farmagribusiness)
Subsist emini mer upakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan sar ana
pr oduksi peternakan dan usaha pembibit an beser ta usaha perdagangannya.
Subsist emini mer upakan kegiatan ekonomi yang selama ini dikenal sebagai usaha
penggemukan ternak domba.
3. Subsist em agribisnis hilir (downstreamoff-farmagribusiness)
Subsist emini mer upakan kegiatan yang berf ungsi menunjang seluruh
kegiat an subsist em lainnya, misalnya perbankan, asuransi, transpor
tasi, jasa konsult asi, ser ta kegiatan penelit ian dan pengembangan.
Untuk meningkat kan daya saing produk peternakan domba dan hasilnya
dalam menghadapi globalisasi yang sudah di depan mat a, diperlukan upaya
pengembangan secara simult an dari keempat komponen subsist emdiatas.
Pengutamaan sat u subsist emtanpa memerhat ikan subsist emlainnya dapat
mengakibat kan daya saing
kurang opt imal. Misalnya bibit domba ber mut u genetik t inggi akan berkurang
mampu tumbuh dengan opt imal tanpa perlakuan pember ian pakan yang baik pada
pr oses penggemukannya.
Masalah yang dihadapi selama ini untuk meningkat kan populasi kambing dan
domba disebabkan populasi indukan yang kurang, sedangkan indukan yang
telah ada memiliki produkt ivitasrendah terutama bila dibandingkan dengan
ternak kambing yang berasal dari daerah subt r opis. Selain itu, persoalan masalah
penyediaan pakan juga menjadi kendala. Selama ini pakan hijauan masih menjadi
pilihan utama para peternak padahal untuk pengembangan skala besar t idak
mungkin mengandalkan
pakan hijauan. Pilihan sat u- sat unya adalah pengembangan kambing dan domba
tanpa hijauan dengan memanf aatkan
Pembibit an kambing dan domba saat ini masih berbasis pada peternakan
rakyat yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanf aatan
t eknologi seadanya, lokasi t idak t erkonsent rasi dan belum mener apkan sist
em dan usaha
agribisnis. Kebijakan pengembangan usaha pembibit an kambing dan domba
diarahkan pada suat u kawasan, baik kawasan khusus maupun
Kebutuhan konsumsi daging kambing dan domba dalamnegeri sekit ar 5,6 juta
ekor t iap tahunnya. Sement ara data 2007 menunjukkan populasi ternak kambing
nasional sebesar 14,9 juta ekor . Mengalami t ren rata- rata pertumbuhan 4,02 %
per- tahun sejak 2003 (12,7 juta ekor ). Domba, t idak jauh berbeda, t ren rata-
rata
pertumbuhannya 6,04 % sejak tahun 2003 (7,8 juta ekor) menjadi 9,9 juta ekor
pada 2007. Yang menggembir akan, t ingkat konsumsi lokal akan daging kambing dan
domba dari tahun ke tahun meningkat . Ini terjadi di tengah catatan t ingkat
konsumsi daging secar a t ot al just ru sedang menurun. Sumber data st atist ik
Ditjennak 2007 mencat at konsumsi daging per- kapita per- tahun penduduk
Indonesia pada 2006 menur un dari 5,18 kg pada 2005 menjadi 4,13 kg. Ditjennak
mencat at, pada 2006 konsumsi daging kambing dan domba berkont ribusi sebesar
41,93 % (0,26 kg) terhadap t ot al konsumsi daging ruminansia yang nilainya 15,01
% dari konsumsi daging secar a keselur uhan (0,62 kg). Angka ini mengalami kenaikan
sebesar 160 % dibandingkan kont r ibusi pada 2005 yang nilainya hanya 17,54 % (0,1
kg).Itu artinya, kambing dan domba sat u-
sat unya komodit as ternak dengan per mint aan t inggi, di sisi lain diiringi
pasokan yang cukup. Tidak ada impor seper t i halnya daging sapi, susu,
ataupun bahan baku pakan
ternak.
Pot ensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak domba untuk memenuhi
kebutuhan tahunan ibadah kurban. Kemudian menyusul kebutuhan konsumsi daging
harian baik itu rumah t angga, rest oran dan war ung sat e. Selanjutnya adalah
kebutuhan aqiqah, dan terakhir adalah penghobi yang selalu mencar i bibit Domba
Garut jantan unggulan.
tahun 2010 menunjukan bahwa populasi kambing sebanyak 16.821.000 ekor dan
Domba 10.932.000 ekor . Sement ara itu dengan jumlah penduduk sebanyak 137,7
juta dengan kebutuhan konsumsi daging kambing dan domba dalamnegeri sekit ar
5,6 juta ekor t iap tahunnya berarti pasokan daging dalamnegeri dari ternak
kambing dan domba sekit ar 4 %.
Data tahun 2005 yang didapat dari websit e kabupaten Garut, indust r i jaket
berbahan baku kulit Domba Garut dapat menyer ap 2.656 tenaga kerja dengan
nilai
ekspor Rp. 84,7 milyar ke berbagai negara tujuan sepert i Singapura, Malaysia,
Taiwan dan Aust ralia Tidaklah kecil tentunya pendapatan devisa negara yang
dapat
diperoleh dari pengelolaan usaha ternak Domba Garut intensif . Terlebih dengan
pot ensi pasar kebutuhan daging domba di kawasan Timur Tengah sebanyak 30 r ibu
ekor t iap minggunya.
4. Alternatif Pengembangan
Alternatif kedua yaitu set elah skala pemelihar aan ideal terpenuhi, secar a
paralel penting ditumbuhkembangkan entitas/ lembaga yang menaungi peternak
seper t i kelompok, asosiasi, dsb. Kelembagaan peternak di negara lain begitu
berkembang dan mempunyai bargaining posit ion untuk menent ukan kebijakan
pengembangan
peternakan. “ Untuk mewujudkan entitasyang kuat, perlu adanya pendampingan
yang
intensif ketika menjalankan pr ogr am.
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan kambing dan domba mempunyai prospek yang baik karena
disamping unt uk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, kambing dan
domba juga memiliki peluang sebagai komodit asekspor . Untuk itu bibit
kambing dan domba merupakan salah sat u f akt or produksi yang menent ukan
dan mempunyai nilai
st rategisdalamupaya pengembangannya secara berkelanjutan.
Ternak domba dan kambing sangat pot ensial dijadikan lahan usaha, hal ini
disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan pot ensi ekonomi
antara lain : tubuhnya relat if kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemelihar
aannya relatif mudah, t idak membut uhkan lahan yang luas, invest asi modal
usaha relatif kecil, mudah dipasar kan sehingga modal usaha cepat berputar.
DAFTAR PUSTAKA
=24& not ab=12. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:00 PM
Domba Far m. 2011. Kulit Domba dan Kambing Masih Jadi Pr imadona di Luar
Negeri. http:// dombaf ar m.wor dpress.com/ 2011/ 02/ 01/ kulit- domba-
dankambing- masih-
jadi- primadona- di- luar- negeri/. Diakses pada tanggal 25
.com/ 2010/ 01/ karakterist ik- kambing- dan- domba.ht ml. Diakses pada
Pukul 13:20 PM
Sinar Tani. Ekspor Kambing. http:// www.sinar tani.com/ kolom/ ekspor - kambing-
Sinar Tani. Pengembangan Ternak Kambing dan Domba Bertumpu pada Budaya
Lokal. http:// www.sinart ani.com/ ternak/ pengembangan- ternak- kambing-
dandomba-
bertumpu- pada- budaya- lokal- 1294028534.ht m. Diakses pada tanggal 25 Februari
2012. Pukul 13:26 PM
: Jakart a.
http:// kandangbambu.wor dpress.com/ 2009/ 12/ 15/ pot ensi- domba- garut-
sebagait ernak- alternatif . Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:32 PM