Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGRIBISNIS PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING

Oleh :

ADE KURNIAWAN

NPM:

1813060062

KLS :REGULER 1 CLUSTER2 (V)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI
MEDAN 2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, domba dan kambing telah lama dipelihara di pedesaan. Akan


t etapi peranan domba dan kambing sampai saat ini belumbanyak berarti, baik
sebagai sumber daging maupun sumber air susu. Hal ini terjadi karena usaha
peternakan domba dan kambing masih sederhana dengan jumlah kepemilikan nya
yang relatif sedikit dan masih mer upakan usaha sampingan dan sebagai tabungan.
Sebenarnya
ternak domba dan kambing mempunyai pot ensi dan prospek yang cukup besar untuk
berkembang, karena ter masuk ternak yang mempunyai adaptasi yang cukup t
inggi, di samping modal yang di perlukan relative sedikit .

Pengembangan peternakan berkaitan dengan peningkatan pendapatan, Pendapat an


yang meningkat dari suat u usaha peternakan akan memberikan mot ivasi untuk
berusaha lebih baik. Sukses dan gagalnya suat u usaha peternakan sangat
dipengaruhi oleh kemampuan ternaknya berproduksi dan harga input pr oduksi ser
ta out put yang dihasilkan. Keadaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan
peternak dalam mengelola usahanya dan t ingkat keuntungan maksimum yang
dicapainya. Peternak dengan jumlah ternak pemilikan yang banyak, mempunyai
kesempat an untuk
memper oleh pendapatan yang lebih t inggi. Jumlah pemilikan ternak yang lebih
banyak umumnya akan lebih ef isien dalamhal tenaga kerja dan biaya pr oduksi.

1.2 Identif ikasi Masalah


1. Bagaimanakah pot ensi domba di Indonesia?

2. Bagaimanakah prospek pengembangan domba di Indonesia?

1.3 Tujuan dan Manf aat


• Untuk menget ahui pot ensi domba di Indonesia.

• Untuk menget ahui prospek pengembangan domba di Indonesia.


II. .PEMBAHASAN

2.1 Pot ensi dan Pr ospek Domba di Indonesia


Dalam perkembangan peternakan rakyat di Indonesia, domba memiliki
berbagai kegunaan dan keunggulan yang beragam, yaitu :

a. Domba memiliki daya adaptasi yang t inggi terhadap kondisi lingkungan (ter

masuk pakan yang kurang baik) sehingga domba disukai untuk dipelihara oleh

para petani.

b. Domba menyukai hidup berkoloni (berkelompok) sehingga memudahkan dalam

pengawasan.

c. Domba betina memiliki kemampuan repr oduksi yang relative t inggi. Keist

imewaan domba di Indonesia adalah memiliki kecenderungan beranak kembar ,

yakni 2- 5 ekor per kelahiran.

d. Produk utama berupa daging yang mengandung nilai gizi t inggi.

e. Produk sampingan berupa kulit , bulu, t ulang, kot or an ternak dan lain-

lain bisa digunakan sebagai bahan baku indust r i.

f . Kebutuhan hijauan relative lebih sedikit bila dibandingkan dengan sapi.

Saat ini populasi domba di Indonesia sudah mencapai 7,4 juta ekor. Keselur uhan
laju populasi didukung oleh ketersediaan sumber bibit domba yang berasal dari Jawa
Barat. Dalam st ruktur populasi berdasarkan provinsi, Jawa Barat mer upakan
wilayah dengan populasi domba terbanyak dengan persent ase mencapai 46%. Di
Jawa Tengah dan Jawa Timur , yang secara geograf isberdekatan dengan Jawa Barat
populasinya mencapai 27% dan 18%. Dengan demikian 90% konsent rasi domba berada
di Jawa Barat.

Walaupun domba- domba di Indonesia t idak dipelihara dengan tujuan untuk


menjadi penghasil wool, kulit domba garut mer upakan salah sat u kulit domba yang
memiliki kualitasterbaik di dunia.
Umumnya kebanyakan usaha peternakan domba di Indonesia merupakan usaha
peternakan rakyat dengan skala pemilikan 2- 5 ekor. Pada masa mendat ang
diharapkan terjadi pergeseran skala dan t ipe usaha peternakan rakyat ke arah
indust ri peternakan. Berdasar kan skala usaha dan t ingkat pendapatan
peternak, usaha peternakan diklasif ikasikan sebagai berikut :

1. Peternakan sebagai usaha sambilan

Tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya t idak lebih t inggi dari 30% t
ot al pendapatannya. Usaha ternak dilakukan sambil lalu di samping usaha
pokok
pertanian bahan pangan. Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencukupi
kebutuhan sendiri (subsistence). Usaha sambiolan inilah yang menjadi tulang
punggung
penyediaan domba di tanah air yang per sent asenya mencapai 90%.

2. Peternakan sebagai cabang usaha

Pada klasif ikasi ini petani mengusahakan pertanian campur


an (mixedfarming) dengan usaha ternak sebagai cabang usaha taninya.
Pendapatan petani berkisar 30%- 70% dari t ot al pendapatan usaha tani
secara keseluruhan.

3. Peternakan sebagai usaha pokok

Usaha ternak sudah menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainnya
seper t i tanaman pangan dan holt ikultura hanya sebagai sambilan. Tingkat
pendapatan petani 70%- 100%.

4. Peternakan sebagai usaha indust ri

Sebagai suat u indust r i dengan or ientasi bisnis, usaha peternakan


sudah menjadi suat u usaha pemelihar aan ternak dengan komodit asternak
terpilih (specialized farming) dan t ingkat pendapatan mencapai 100% .

Peranan pemer intah dalampola pembinaan dan pengembangan usaha


peternakan tergantung pada kondisi usaha peternakan suat u wilayah. Jika suat u
usaha
peternakan semakin menjur uspada usaha berskala indust ri peranan pemerint ah
akan semakin berkurang karena peternak sudah mampu mandiri.

Usaha peternakan domba secara keselur uhan mer upakan gabungan dari
4 subsist emusaha peternakan :
1. Subsist em agribisnis hulu (upstreamoff-farmagribusiness)

Subsist emini mer upakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan sar ana
pr oduksi peternakan dan usaha pembibit an beser ta usaha perdagangannya.

2. Subsist embudidaya agribisnis (on-farmagribusiness)

Subsist emini mer upakan kegiatan ekonomi yang selama ini dikenal sebagai usaha
penggemukan ternak domba.
3. Subsist em agribisnis hilir (downstreamoff-farmagribusiness)

Subsist emini mer upakan kegiatan ekonomi yang mengolah dan


memper dagangkan hasil- hasil ternak domba diantaranya indust r i
pemot ongan, pengalengan daging, penyamakan kulit , dan indust ri
berbahan dasar kulit beser ta kegiatan perdagangannya.

4. Subsist em jasa penunjang (supportinginstitution)

Subsist emini mer upakan kegiatan yang berf ungsi menunjang seluruh
kegiat an subsist em lainnya, misalnya perbankan, asuransi, transpor
tasi, jasa konsult asi, ser ta kegiatan penelit ian dan pengembangan.

Untuk meningkat kan daya saing produk peternakan domba dan hasilnya
dalam menghadapi globalisasi yang sudah di depan mat a, diperlukan upaya
pengembangan secara simult an dari keempat komponen subsist emdiatas.
Pengutamaan sat u subsist emtanpa memerhat ikan subsist emlainnya dapat
mengakibat kan daya saing
kurang opt imal. Misalnya bibit domba ber mut u genetik t inggi akan berkurang
mampu tumbuh dengan opt imal tanpa perlakuan pember ian pakan yang baik pada
pr oses penggemukannya.

Peluang lain yang bisa dibidik dalamusaha peternakan domba adalah


adanya kemungkinan keluarnya f at wa dari lembaga berwenang seper t i
Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang mengizinkan pemot ongan t ernak sepert i kambing,
domba, dan sapi sebagai pembayar denda (dam)para jamaah haji, dapat
dilakukan di Negara asalnya.

1. Per mint aan dalam Negeri


Kambing dan domba merupakan ternak yang memiliki sif at t oler ansi yang t
inggi terhadap bermacam- macam pakan hijauan ser ta mempunyai daya adaptasi
yang baik terhadap berbagai keadaan lingkungan. Pengembangan kambing dan
domba mempunyai pr ospek yang baik karena disamping untuk memenuhi kebutuhan
daging di dalam negeri, kambing dan domba juga memiliki peluang sebagai
komodit as ekspor.
Untuk itu bibit kambing dan domba merupakan salah sat u f akt or pr oduksi yang
menent ukan dan mempunyai nilai st rategisdalamupaya pengembangannya secar
a berkelanjutan.

Masalah yang dihadapi selama ini untuk meningkat kan populasi kambing dan
domba disebabkan populasi indukan yang kurang, sedangkan indukan yang
telah ada memiliki produkt ivitasrendah terutama bila dibandingkan dengan
ternak kambing yang berasal dari daerah subt r opis. Selain itu, persoalan masalah
penyediaan pakan juga menjadi kendala. Selama ini pakan hijauan masih menjadi
pilihan utama para peternak padahal untuk pengembangan skala besar t idak
mungkin mengandalkan
pakan hijauan. Pilihan sat u- sat unya adalah pengembangan kambing dan domba
tanpa hijauan dengan memanf aatkan

pot ensi limbah dan berbagai sumber pakan lainnya

Pembibit an kambing dan domba saat ini masih berbasis pada peternakan
rakyat yang berciri skala usaha kecil, manajemen sederhana, pemanf aatan
t eknologi seadanya, lokasi t idak t erkonsent rasi dan belum mener apkan sist
em dan usaha
agribisnis. Kebijakan pengembangan usaha pembibit an kambing dan domba
diarahkan pada suat u kawasan, baik kawasan khusus maupun

terintegrasi dengan komodit i lainnya ser ta terkonsent rasi di suat u wilayah


untuk memper mudah pembinaan dan pengawasannya.

Kebutuhan konsumsi daging kambing dan domba dalamnegeri sekit ar 5,6 juta
ekor t iap tahunnya. Sement ara data 2007 menunjukkan populasi ternak kambing
nasional sebesar 14,9 juta ekor . Mengalami t ren rata- rata pertumbuhan 4,02 %
per- tahun sejak 2003 (12,7 juta ekor ). Domba, t idak jauh berbeda, t ren rata-
rata
pertumbuhannya 6,04 % sejak tahun 2003 (7,8 juta ekor) menjadi 9,9 juta ekor
pada 2007. Yang menggembir akan, t ingkat konsumsi lokal akan daging kambing dan
domba dari tahun ke tahun meningkat . Ini terjadi di tengah catatan t ingkat
konsumsi daging secar a t ot al just ru sedang menurun. Sumber data st atist ik
Ditjennak 2007 mencat at konsumsi daging per- kapita per- tahun penduduk
Indonesia pada 2006 menur un dari 5,18 kg pada 2005 menjadi 4,13 kg. Ditjennak
mencat at, pada 2006 konsumsi daging kambing dan domba berkont ribusi sebesar
41,93 % (0,26 kg) terhadap t ot al konsumsi daging ruminansia yang nilainya 15,01
% dari konsumsi daging secar a keselur uhan (0,62 kg). Angka ini mengalami kenaikan
sebesar 160 % dibandingkan kont r ibusi pada 2005 yang nilainya hanya 17,54 % (0,1
kg).Itu artinya, kambing dan domba sat u-
sat unya komodit as ternak dengan per mint aan t inggi, di sisi lain diiringi
pasokan yang cukup. Tidak ada impor seper t i halnya daging sapi, susu,
ataupun bahan baku pakan
ternak.

Pot ensi pasar terbesar pertama adalah hewan ternak domba untuk memenuhi
kebutuhan tahunan ibadah kurban. Kemudian menyusul kebutuhan konsumsi daging
harian baik itu rumah t angga, rest oran dan war ung sat e. Selanjutnya adalah
kebutuhan aqiqah, dan terakhir adalah penghobi yang selalu mencar i bibit Domba
Garut jantan unggulan.

2. Pr oduksi dalam Negeri


Usaha ternak kambing dan domba sudah membudaya dan menjadi t radisi
petani terutama yang memiliki lahan sempit ter masuk buruh tani. Sumbangan pr
oduksi daging secar a keseluruhan di Indonesia dari kambing dan domba mencapai 2-
4%.
Kont r ibusi t erhadap PDB berkisar 2 hingga 3,5% selama 10 tahun terakhir.
Keberadaan ternak kambing dan domba sangat berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan daging. Selain itu juga sangat erat dengan kegiatan sosial masyar akat
Indonesia seper t i ritual keagamaan dan sebagai unsur usaha untuk pendapatan
rumah tangga petani.

Data sement ara Direkt or at Jenderal Peternakan yang dilansir BPS

tahun 2010 menunjukan bahwa populasi kambing sebanyak 16.821.000 ekor dan

Domba 10.932.000 ekor . Sement ara itu dengan jumlah penduduk sebanyak 137,7
juta dengan kebutuhan konsumsi daging kambing dan domba dalamnegeri sekit ar
5,6 juta ekor t iap tahunnya berarti pasokan daging dalamnegeri dari ternak
kambing dan domba sekit ar 4 %.

3. Ekspor Ter nak Kambing dan Domba


Ternak kambing memiliki peluang yang t inggi sebagai komodit asekspor ,
terutama ke Timur Tengah, sampai saat ini Indonesia belum mampu mengisi
peluang ekspor kambing secar a kont inu sebab populasinya masih sangat sedikit .

Data tahun 2005 yang didapat dari websit e kabupaten Garut, indust r i jaket
berbahan baku kulit Domba Garut dapat menyer ap 2.656 tenaga kerja dengan
nilai
ekspor Rp. 84,7 milyar ke berbagai negara tujuan sepert i Singapura, Malaysia,
Taiwan dan Aust ralia Tidaklah kecil tentunya pendapatan devisa negara yang
dapat
diperoleh dari pengelolaan usaha ternak Domba Garut intensif . Terlebih dengan
pot ensi pasar kebutuhan daging domba di kawasan Timur Tengah sebanyak 30 r ibu
ekor t iap minggunya.

Meski banyak alternatif kulit binatang dipasar an untuk dijadikan bahan


baku pr oduk, kulit kambing dan domba masih menduduki peringkat permint aan
tertinggi.
Kualitas prima menjadi alasan utama kulit itu diminat i. Tak hanya pasar
dalam negeri, per mint aan dari luar negeri t erus berdatangan. Bahkan, dari
negara- negara di Er opa
dan Amer ika. Kulit kambing dan domba bisa digunakan untuk berbagai keperluan,
mulai dari busana hingga kerajinan t angan. Di dalam negeri, permint aan kulit-
kulit ini lebih banyak untuk bahan baku kerajinan tangan dan perabot an. Sement
ara, pasar luar negeri lebih ser ing menggunakan kulit hewan ternak ini untuk
berbagai pr oduk garmen mewah.

Misalnya jaket , sar ung tangan, hingga tas golf eksklusif .

4. Alternatif Pengembangan

Problem rendahnya mut u sehingga masih tertinggal untuk memenuhi pasar


mancanegara, t idak bisa dilepaskan dari kenyataan dua komodit as ini
sebagian besar masih diternakkan secar a tradisional. Masyar akat Indonesia
secara umum sangat
f amiliar dengan ternak kambing dan domba. Mengingat dari aspek modal
usaha ternak ini t idak terlalu besar sebagaimana sapi atau ternak besar
lainnya. Cara
memelihar anya mudah, bisa dilakukan oleh anggot a keluarga, ter masuk anak-
anak.
Selain itu, kambing dan domba mampu berkembang biak lebih cepat
dibandingkan ternak besar karena sekali beranak bisa melahir kan 1 –3 ekor .

Sayangnya, kambing dan domba Indonesia identik dengan kandang


samping rumah, dan kebanyakan diposisikan sebagai simpanan atau
tabungan. Belumada pendekatan ekonomi maupun sent uhan teknologi. Yang
t radisional mer akyat ini
cenderung sulit dikembangkan ke skala usaha ekonomi. Karena pemilikan modal
yang terbatas, pengelolaan t idak ef isien akibat keterbatasan produksi dan
pemasar an,
teknologi hampir tak ada, ser ta kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
terbatas. Fenomena sist emini sebagai salah sat u alasan peternakan kado
Indonesia t idak bisa seper t i Malaysia atau Aust ralia. Teknologi di Indonesia
masih tahapan wacana, aplikasinya masih sulit . Banyak hasil r iset t idak
masuk ke peternak, atau banyak r iset yang t idak aplikatif di lapangan.

Alternatif pengembangan kambing dan domba ke depan perlu memper


hatikan mengenai peningkatan skala pemeliharaan. Agar bernilai ekonomis,
jumlah minimal yang dipelihara adalah 8 ekor kambing dan domba
perkeluarga. Mengingat jumlah
populasi yang terhitung banyak. Sedangkan di daerah yang hampir t idak
mempunyai padang gembalaan, dapat disiner gikan dengan pemanf aat an lahan
t idur, budidaya
rumput di pekarangan rumah, dan hutan tanaman rakyat (huntara).

Alternatif kedua yaitu set elah skala pemelihar aan ideal terpenuhi, secar a
paralel penting ditumbuhkembangkan entitas/ lembaga yang menaungi peternak
seper t i kelompok, asosiasi, dsb. Kelembagaan peternak di negara lain begitu
berkembang dan mempunyai bargaining posit ion untuk menent ukan kebijakan
pengembangan
peternakan. “ Untuk mewujudkan entitasyang kuat, perlu adanya pendampingan
yang
intensif ketika menjalankan pr ogr am.

Alternatif ke t iga yaitu semua pihak terkait seper t i balai embr io t


ransf er, f akultas peternakan, kedokt eran hewan, ser t a HPDKI perlu
disinergikan untuk mengembangkan peternakan kambing dan domba kita.

Alternatif ke empat yaitu selain progr ampemuliaan galur murni untuk


mengembalikan kualitasterbaik hewan ternak Domba Garut, progr
ampengembangan domba komposit untuk dapat menghasilkan keturunan ataupun
bibit unggulan baru
juga sedang giat dilakukan. Berbagai macam penemuan teknologi terkait
reproduksi ternak domba terusdikembangkan untuk memper mudah upaya pr oduksi
dan
perbanyakan domba berkualit as, sebagai cont oh teknologi laserpunt ur
dan sunt ik hor monal yang akan sangat ber manf aat untuk sinkr onisasi birahi
dan perkawinan.

III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan kambing dan domba mempunyai prospek yang baik karena
disamping unt uk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, kambing dan
domba juga memiliki peluang sebagai komodit asekspor . Untuk itu bibit
kambing dan domba merupakan salah sat u f akt or produksi yang menent ukan
dan mempunyai nilai
st rategisdalamupaya pengembangannya secara berkelanjutan.

Ternak domba dan kambing sangat pot ensial dijadikan lahan usaha, hal ini
disebabkan ternak kambing memiliki beberapa kelebihan dan pot ensi ekonomi
antara lain : tubuhnya relat if kecil, cepat mencapai dewasa kelamin, pemelihar
aannya relatif mudah, t idak membut uhkan lahan yang luas, invest asi modal
usaha relatif kecil, mudah dipasar kan sehingga modal usaha cepat berputar.
DAFTAR PUSTAKA

BPS 2010. http:// www.bps.go.id/ tab_sub/ view.php? tabel=1& daf tar=1&


id_subyek

=24& not ab=12. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:00 PM

Domba Far m. 2011. Kulit Domba dan Kambing Masih Jadi Pr imadona di Luar
Negeri. http:// dombaf ar m.wor dpress.com/ 2011/ 02/ 01/ kulit- domba-
dankambing- masih-
jadi- primadona- di- luar- negeri/. Diakses pada tanggal 25

Februari 2012. Pukul 13:10 PM

Domba Garut. 2009. Batam Basis Ekspor

Kambing. http:// dombagar ut.blogspot .com/ 2010_02_01_archive.ht

ml. Diakses pada tanggal

25 Februari 2012. Pukul 13:13 PM

Hakiki, R. 2010. Domba Garut Terlangka di Dunia. http:// rahmakiki.blogspot

.com/ 2010/ 01/ karakterist ik- kambing- dan- domba.ht ml. Diakses pada

tanggal 25 Februari 2012.

Pukul 13:20 PM

Lembah Gogognit i. Kapan negeri Kita Ekspor Kambing


Dombaht tp:// blog.lembahgogonit i.com/ 2008/ 02/ kapan- negeri- kita- ekspor
kambing- domba.ht ml. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:23 PM

Sinar Tani. Ekspor Kambing. http:// www.sinar tani.com/ kolom/ ekspor - kambing-

1260761498.ht ml. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:24 PM

Sinar Tani. Pengembangan Ternak Kambing dan Domba Bertumpu pada Budaya
Lokal. http:// www.sinart ani.com/ ternak/ pengembangan- ternak- kambing-
dandomba-
bertumpu- pada- budaya- lokal- 1294028534.ht m. Diakses pada tanggal 25 Februari
2012. Pukul 13:26 PM

Sodiq, Akhmad dan Abidin, Zainal. 2010.

SuksesMenggemukkanDomba. Agr omedia

: Jakart a.

Tr obos. Domba Kambing : Melirik Pasar

Timur Tengah.http:// www.t r obos.com/ show_ar t icle.php? r

id=8& aid=2561 Diakses pada


tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:30 PM

Wor dpress.com. Domba Garut Terlangka di Dunia.

http:// kandangbambu.wor dpress.com/ 2009/ 12/ 15/ pot ensi- domba- garut-
sebagait ernak- alternatif . Diakses pada tanggal 25 Februari 2012. Pukul 13:32 PM

Anda mungkin juga menyukai