Anda di halaman 1dari 41

Metode penyelidikan Struktur Geologi

1. U.S. Army Corps of Engineers USACE (1997)

Metode eksplorasi untuk penyelidikan struktur geologi pra-konstruksi:


- Studi dan akuisisi data sekunder yang telah tersedia.
- Remote sensing (Penginderaan jauh).
- Pemetaan geologi lapangan.
- Geofisika ekplorasi:
 Seismik refraksi atau refleksi.
Untuk mengukur dari kecepatan seismik dari material bawah permukaan dan menemukan area
dengan kecepatan yang kontras seperti perbedaan antara jenis batuan dan zona patahan. Dan juga
sangat berguna untuk menentukan elevasi muka air tanah serta mengukur kualitas massa batuan.
 Elektrik resistivity.
Sering digunakan untuk mengukur kedalaman airtanah.
- Pemboran pada lokasi penting.
Sumber data yang yang digunakan dalam penyelidikan struktur geologi:
- Peta Topografi.
- Peta geologi.
- Publikasi universitas.
- Sumber terbatas dari perusahaan tambang.

Pada panduan ini meteode penyelidikan struktur geologi yang digunakan adalah penilaian bidang diskontinuitas
yang meliputi sesar, kekar dan bidang perlapisan.

Cara pengambilan data:


- Deskripsi singkapan.
- Deskripsi batuan inti bor dan lubang bor.
- Fotogrametri permukaan bumi.
Klasifikasi diskontinuitas mengacu kepada klasifikasi diskontinuitas (Atrouz, 1992) (Tabel 2).

Karakterisasi diskontinuitas mengacu kepada (ISRM, 1981) (International Society of Rock Mechanics) meliputi 10
parameter yang diukur secara kuantitatif:
1. Orintation (azimuth dan dip bidang diskontinuitas).
2. Spacing (jarak antara diskontinuitas yang berdekatan).
3. Presistence (panjang disksontinuitas yang terobservasi).
4. Roughness (kekasaran kerataan permukaan diskontinuitas).
5. Wall strength (kuat tekan batuan pada diskontinuitas).
6. Aperture (jaraj antara dinding berdekatan yang terpisah oleh diskontinuitas).
7. Filling (material pengisi diskontinuitas).
8. Seepage (aliran air dan kelembaban yang ada pada diskontinuitas).
9. Number of sets (jumlah set kekar pada sisitem kekar).
10. Block size (dimensi hasil dari orintasi dan perpotongan diskontinuitas).

Pemetaan detil untuk diskontinuitas mayor.

Metode RQD (Rock Quality Designation) untuk pengukuran intensitas diskontinuitas massa batuan.

RQD (%) = (length of core with pieces > 100 mm)× 100/length of core run
Tabel Error! No text of specified style in document..1Klasifikasi diskontinuitas dari berbagai tipe batuan.

Rock or Soil Type Discontinuity Type Physical Characteristics Geotechnical Aspects Comments
Sedimentary Bedding planes/ Parallel to original deposition Often flat and persistent over Geological mappable and,
bedding plane surface and making a hiatus in tens or hundreds of meters. therefore, may be extrapolated
joints deposition. Usually almost May mark changes in lithology, providing structure understood.
horizontal in unfolded rocks. strength, and permeability. Other sedimentary features
Commonly close, tight, with such as ripple marks and mud-
considerable cohesion. May cracks may aid interpretation
become open due to weathering and affect shear strength.
and unloading.
Slaty cleavage Close parallel discontinuities
formed in mudstones during
diagenesis and resulting in
fissility.
Random fissures Common in recent sediments Controlling influence for Best described in terms of
probably due to shrinkage and strength and permeability for frequency.
minor shearing during consoli- many clays.
dation. Not extensive but
important mass feature.
Igneous Cooling joints Systematic sets of hexagonal Columnar joints have regular Either entirely predictable or
joints perpendicular to cooling pattern so are easily dealt with. fairly random.
surfaces are common in lavas Other joints often widely
and sills. Larger intrusions typi- spaced with variable orientation
fied by doming joints and and nature.
cross joint.
Metamorphic Slaty cleavage Closely spaced, parallel, and High cohesion where intact but Less mappable than slaty clea-
persistent planar integral dis- readily opened to weathering vage but general trends
continuities in fine-grained or unloading. Low roughness. recognizable.
strong rock.
Applicable to Tectonic joints Persistent fractures resulting Tectonic joints are classified as May only be extrapolated confi-
all rocks from tectonic stresses. Joints “shear” or “tensile” according to dently where systematic and
often occur as related groups probable origin. Shear joints where geological origin is
or “sets”.Joint systems of are often less rough that ten- understood.
conjugate sets may be sile joints. Joints may die out
explained in terms of regional laterally resulting in impersis-
stress field. tence and high strength.
Faults Fractures along which dis- Often low shear strength partic- Mappable, especially where
placement has occurred. Any ularly where slickensided or rocks either side can be
scale from millimeters to hun- containing gouge. May be matched. Major faults often
dreds of kilometers. Often associated with high ground- recognized as photo lineations
associated with zones of water flow or act as barriers to due to localized erosion.
sheared rock. flow. Deep zones of weather-
ing occur along faults. Recent
faults may be seismically active.
Sheeting joints Rough, often widely spaced May be persistent over tens of Readily identified due to indi-
fractures; parallel to the ground meters. Commonly adverse viduality and relationship with
surface; formed under tension (parallel to slopes). Weather- topography.
as a result of unloading. ing concentrated along them in
otherwise good quality rock.
Lithological boun- Boundaries between different Often mark distinct changes in Mappable allowing interpolation
daries rock types. May be of any engineering properties such as and extrapolation providing the
angle, shape, and complexity strength, permeability, and geological history is
according to geological history. degree and style of jointing. understood.
Commonly form barriers to
groundwater flow.
Note: From A. A. Afrouz, 1992, Practical Handbook of Rock Mass Classification Systems and Modes of Ground Failure.
2. Norwegian Public Roads Administration NPRA (Lindstrom and Kveen, 2005)
Metode yang digunakan yaitu foto udara atau foto satelit dan survey geolistrik untuk mengetahui keadaan bawah
permukaan meliputi kualitas massa batuan struktur geologi dan water-bearing zone.
a. Metode OPTV (Optical Televiewer)
Inspeksi lubang bor dengan OPTV (Optical Televiewer) memasukkan kamera kedalam lubang bor,
merekam dan menampilkan batas tipe batuan serta orientasi dan karakter strukur batuan yang tersaji dalam
pandangan 360o lubang bor (Gambar. 1).

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Rekaman Optical


Televiewer dari lubang bor, menunjukkan gambar 360º dari dinding lubang bor
dengan strukturnya dan analisis dari masing-masing kekar.

instrumen OPTV merekam frekuensi, jurus dan dip dari diskontinuitas serta analisis statistik dalam bentuk diagram
(Gambar 2).

Gambar Error! No text of specified style in document..2 Kiri: Contoh penyajian data dari OPTV logging di
sepanjang lubang bor, dengan frekuensi dan lokasi yang sama dari kelompok kekar.Kanan: Diagram
menyajikan resistivitas yang diukur dengan probe di lubang bor yang sama, menunjukkan korelasi yang baik
anta sambungan yang ditempatkan oleh OPTV dan zona dengan resistivitas rendah.
b. Metode Resistivitas Dua Dimensi
Metode ini digunakan untuk menginterpretasi kondisi massa batuan bawah permukaan, diukur dengan
menggunakan elektroda yang dihubungkan dengan kabel pada permukaan. Dengan pemrosesan data lebih lanjut,
menghasilkan profil dua dimensi resistivitas bawah permukaan (Gambar. 3).

Gambar Error! No text of specified style in document..3 Profil resistivitas dari bagian terowongan Lunner
(Norwegia). Zona dengan resistivitas rendah diperiksa lebih lanjut dengan logging lubang bor.

Hasil pemrosesan data dapat menginterpretasi kondisi massa batuan bawah permukaan, dimana
resistivitas tinggi mengindikasikan kualitas massa batuan baik sedangkan zona dari resistivitas yang rendah
berkorelasi dengan batuan yang terkekarkan atau zona lemah yang diakibatkan oleh struktur.

c. Survey Geofisika dari Helikopter.


Survey geofisika dengan menggunakan magnetik, radiometrik, elektromagnetik dan VLF (Very Low
Frequency). Dengan metode ini sesar dan zona lemah pada batuan dasar dapat diketahui dengan menunjukkan
anomaly linear dan anomaly lengkung, walaupun pada daerah yang tertutup sedimen dan tumbuh-tumbuhan.

d. Pemetean dengan Analisis Digital.


Peta topografi digital yang dikombinasikan dengan citra satelit dan foto udara dapat diujikan untuk
menentukan struktur geologi regional. Dengan pemrosesan data ini memungkinkan untuk menaruh lineament
yang merepresentasikan batas batuan dan zona lemah atau sesar.

Gambar Error! No text of specified style in document..4 Lineamen yang dihasilkan dari
analisis digital wilayah sekitar terowongan Metro (T-baneringen) di Oslo.
3. Japan Society of Civil Engineers JSCE (2007)

Penyelidikan geologi dan bawah permukaan yang dilakukan saat proyek pelindungan terowongan (Tabel.2)
meliputi:
- Topografi.
- Komposisi lapisan tanah.
- Kondisi bawah tanah.
- Air tanah.
- Keberadaan gas berbahaya dan kadar oksigen.

Tabel Error! No text of specified style in document..2 Investigasi kondisi geologi dan bawah permukaan pada proyek pelindung terowongan.
4. Federal Highway Administration FHWA (Hung et al., 2009)

a. Pemetaan Geologi
Pengumpulan data geologi permukaan detil untuk mendapatkan informasi struktur geologi dan kualitas
massa batuan dengan mengumpulkan data:
- Tipe diskontinuitas.
- Orientasi diskontinuitas.
- Spasi diskontinuitas.
- Presistensi diskontinuitas.
- Pengisi diksontinuitas.
- Pelapukan.
Karakterisasi diskontinuitas dalam pemetaan geologi mengacu kepada International Society of Rock Mechanics
(ISRM, 1981) (International Society of Rock Mechanics).
Data pemetaan yang telah dikumpulkan bisa digunakan pada proyeksi stereografi untuk analisis statistik
struktur menggunakan aplikasi DIPS.

b. Pengeboran dan Survei Geofisika.


Penyelidikan untuk menentukan kondisi bawah permukaan pada sumbu terowongan yang meliputi:
- Menentukan penampang bawah permukaan (stratigrafi, struktur geologi, tipe batuan dan tanah)
(Gambar.5).
- Menetukan properti material serta karakter massa batuan dan tanah.
- Menidentifikasi anomali geologi, zona sesar atau bahaya lainnya (gas methan, tanah).
- Mendefinisikan kondisi hidrologi (tinggi muka air tanah, akuifer, tekanan air statis).
- Mengidentifikasi potensi risiko pembangunan (runtuhan, dll).

Gambar.5 Penampang geologi Terowongan Cumberland

Pengujian geofisika bisa dilakukan pada permukaan, lubang bor, atau di depan Tunnel Bor Machine selama
konstruksi. Berbagai aplikasi pengujian geofisika disajikan dalam Tabel 3.
Tabel.Error! No text of specified style in document..3. Aplikasi metode pengujian geofisika (AASHTO, 1988)
5. Japan International Cooperation Agency JICA (2018)

a. Interpretasi Foto Udara dan Peta Topografi


Melakukan kajian data yang tersedia dari peta topografi untuk mengetahui gambaran secara umum dari
fitur struktur utama seperti sesar, dyke, zona geser, kekar mayor dan patahan lainnya di sekitar sumbu
terowongan. Interpretasi foto udara diikuti dengan pembuktian penyelidikan bawah permukaan. Kajian ini
meliputi:
- Penyelidikan pola aliran sungai.
Dapat mengetahui karakteristik dan atribut-atribut medan secara regional (Howard, 1967).

Tabel Error! No text of specified style in document..4-1 Pola aliran sungai


Tabel.Error! No text of specified style in document..5-2 Pola aliran sungai

-
- Lineament (pola kelurusan).
Fitur topografi linear tingkat regional yang dianggap mencerminkan struktur kerak yang mendasarinya.
Kelurusan terkait lereng curam, segmen lembah lurus, perubahan tiba-tiba dalam cakupan vegetasi dan
belokan tiba-tiba di sepanjang aliran sungai dapat diinterpretasi sebagai potensi patahan (Gambar).
Gambar Error! No text of specified style in document..6
Kelurusan

b. Kajian Data Geologi Daerah Projek.


Mengumpulkan semua data deologi yang tersedia tentang area proyek untuk memahami karakteristik dari
kondisi fondasi dan lapisan batuan yang berhubungan dengan terowongan.

c. Pemetaan Geologi.
Proses observasi dan merekam data geologi dan struktur dilapangan untuk mengasilkan sebuah peta
dasar. Fitur yang yang direkam selama pemetaan geologi meliputi:
- Tipe batuan dan kontak.
- Bentuk tubuh batuan.
- Catatan sikuen dan umur relative.
- Catatan porositas primer dan permeabilitas.
- Tipe pelapukan dan pola aliran.
- Fitur deposisi atau aliran lava.
- Struktur geologi meliputi:
o Lipatan: dip, strike, deformasi, orientasi
o Kekar: ukuran, terbuka/tertutup.
o Patahan: slickensides, breksi, ukuran patahan.

d. Interpretasi Pengeboran Inti.


Pengeboran batuan inti salah satu metode sangat umum digunakan untuk ekplorasi batuan bawah
permukaan mengacu kepada ASTM D 2113 (Standard Practice for Rock Core Drilling and Sampling of Rock for Site
Investigation) or AASHTO T225 (Standard Method of Test for Diamond Core Drilling for Site Investigation).
Metode Bor inti untuk mendapatkan sampel utuh dari batuan insitu untuk penilaian dengan detil pada:
- Investigasi struktur geologi dan stratigrafi bawah permukaan pada cona geologi yang kompleks.
- Observasi, klasifikasi dan pengujian pada diskontinuitas massa batuan untuk penilaian kualiatas massa
batuan.
- Ketebalan tutupan tanah.
- Ketinggian muka air tanah.
- Material dengan permeabilitas tinggi dan potensi zona rembesan.
- Klasifikasi massa batuan.
- Sampel batu inti untuk pengujian laboratorium.
- Penyedian lubang pengujian Legion.
- Penyediaan lubang untuk instalasi instrument geoteknik seperti piezometer untuk pengukuran
hidrogeologi.
- Penyedian lubang untuk survei geofisika.
Gambar 7. Contoh kotak penyimpanan inti bor

e. Analisis Ekplorasi Seismik (Metode Hagiwara dan Tomografi).


Eksplorasi seismik memberi gambaran secara keseluran dari kodisi pondasi bawah permukaan dan
mendeteksi batuan pejal, lokasi zona lemah dan patahan dari pembacaan kecepatan refraksi gelombang yang
dipancarkan dari bawah permukaan kembali ke permukaan (Gambar 8).

Gambar.8 Hasil analisis survey seismik refraksi (profil kecepatan)

Di Jepang penggunaan metode analisis seismik refraksi dengan metode Hagiwara sudah sangat lama
digunakan (Gambar. 9). Dalam kasus ini analisis seismik refraksi menggunakan gabungan metode Tomografi dan
Hagiwara (Gambar 10).
Gambar.9 Metode Hagiwara

Gambar Error! No text of specified style in document..10. Analisis Tomografi + metode Hagiwara

e. Survey Resistivitas 2 Dimensi


Tujuan survey kelistrikan untuk menentukan distribusi resistivitas bawah permukaan dengan pengukuran
langsung dari permukaan. Resistivitas bawah permukaan bervariasi relatif terhadap parameter geologi seperti
kandungan fluida, porositas dan derajat saturasi pada batuan.
Gambar ..11. Contoh hasil pengukuran distribusi Apparent Resistivity dan Inverted Resistivity

Distribusi resistivitas mengindikasikan kondisi geologi dan geoteknik seperti batuan sedimen, batuan beku,
zona patahan dan batuan yang terlapukkan. Struktur geologi bisa diasumsikan berdasarkan pola distribusi
resistivitas (Tabel 4 dan Gambar 12).

Tabel Error! No text of specified style in document..6 Hubungan antara kondisi bawah permukaan dan resistivitas
Gambar.12. Pola distribusi resistivitas

6. U.S. National Committee on Tunneling Technology USNCTT (1984)

Pada panduan in tidak menyebutkan dan menjelaskan secara rinci metode yang digunakan dalam
penyelidikan struktur geologi selain penginderaan jauh, pemetaan geologi lapangan dan interpretasi bor inti.

7. Korean Geotechnical Society KGS (2014).

Pada panduan ini tidak menjelaskan secara rinci kasus penyelidikan struktur geologi dalam kasus
konstruksi teorwongan pada tanah lunak.
Secara umum, penyelidikan struktur geologi yang diperlukan dalam perancangan dan pembangunan
terowongan jalan dalam Tabel 7 terdiri dari studi dan akuisisi data sekunder, penginderaan jauh foto udara dan
peta topografi, pemetaan geologi lapangan, survei seismic, survei elektrik resistivity, interpretasi bor inti, survei
magnetik, radiometric dan elektromagnetik dan interpretasi bor inti optv (optical televiewer). Sebgaian besar
pedoman menjelaskan penyelidikan struktur geologi dilakukan dengan interpretasi bor inti dan pemetaan geologi
lapangan. Sementara itu, ada yang berbeda pada pedoman NPRA (Norwegian Public Roads Administration) 2005
yang melakukan penyelidikan struktur geologi dengan interpretasi bor inti menggunakan Optical Televiewer (OPTV)
dan survei magnetic, elektromagnetik dan radiometric menggunakan helicopter.

Tabel.Error! No text of specified style in document..7. Penyelidikan struktur geologi dalam pedoman yang berlaku di berbagai negara.

USNCT
USACE NPRA JSCE FHWA KGS JICA
T
No. Metode Penyelidikan Struktur Geologi
(2007 (2009
(1984) (1997) (2005) (2014) (2018)
) )
1. Studi dan akuisisi data sekunder - √ - √ - - √
2. Penginderaan jauh foto udara dan peta
√ √ √ √ - - √
topografi
3. Pemetaan geologi lapangan √ √ √ - √ - √
4. Survei seismik - √ - - - - √
5. Survei elektrik resistivity - √ √ - - - √
6. Interpretasi bor inti √ √ √ - √ - √
7. Survei magnetik, radiometric dan
- - √ - - - -
elektromagnetik
8. Interpretasi lubang bor OPTV (Optical
- - √ - - - -
Televiewer)
Update!

8. Geotechnical Investigation USACE (2001)

Pada panduan ini penyelidikan struktur geologi dilakukan dalam beberapa metode dan tahapan,
diantaranya:
a. Studi peta dasar.
Melakukan kajian peta dasar termasuk didalamnya:
- Peta topografi, memuat informasi bentuk lahan, pola aliran sungai, kelerenganm lokasi, mata air yang
menonjol, galian, pertambangan, jalan, area pemukiman dan area budidaya.
- Peta geologi digunakan untuk mengembangkan deskripsi formasi batuan, kontak formasi batuan, sesar
masyor yang menyolok, lokasi sesar, dan kedalaman batuan.
- Peta sumberdaya mineral, untuk mengestimasi efek dari proyek yang disuslkan terhadap sumber daya
mineral.
- Peta hidrologi dan hidrogeologi, meyediakan informasi data aliran permukaan, lokasi sumur, kualitas
airtanah, tinggi muka airtanah, pola rembesan air tanah, dan lokasi dan karakteristik akuifer.
- Peta seismic, menyediakan sistribusi sumber seismic dan besar potensial gempa bumi yang berasosiasi
dengan lokasi konstruksi.
- Peta geologi teknik, mendeskripsikan kondisi geologi teknik daerah konstruksi.
b. Metode penginderaan jauh
Untuk menginterpretasi struktur geologi, kelurusan regional, pola aliran sungai, tipe batuan, karakteristik
tanah, corak erosi dan ketersedian material konstruksi. Bahaya geologi seperti sesar, pola patahan, subsidensi,
lubang surupan (karst) atau kemerosotan topografi dapat dikenali dengan interpretasi foto udara dan gambar,
terkhusus dengan uji stereoskopik.
Berikut metode penginderaan jauh untuk mengidentifikasi dan evaluasi topografi, batimetri dan fitur
bawah permukaan:
1. Metode permukaan:
- Pesawat foto udara.
- Pesawat pemindai spectral.
- Satelit pemindai spectral.
- Satelit Synthetic Aparatur Radar (SAR).
- Fotogrametri.
- Side-looking Airborne Radar (SLAR).
2. Metode bawah permukaan:
- Ground Penetration Radar (GPR).
- Seisimik.
- Gravitometer.
- Magnetometer.
3. Metode batimetri:
- Fathometer.
- Side-scan sonar.
- Seismometer.
- Magnetometer.
- Gravitometer.
- Remotely Opertated Vehicle (ROV).
- SeaBat.

c. Pemetaan geologi.
Pemetaan dengan tujuan untuk mengembangkan akurasi gambar dari kerangka geologi yang didapat dari
studi sebelumnya pada area konstruksi. Fitur geologi dan lingkungan yang harus diselidiki meliputi:
1. Patahan, kekar, stratigrafi, dan fitru geologi yang signifikan lainnya.
2. Topografi karst atau fitur lainnya yang mengindikasikan potensi kebocoran yang tinggi.
3. Tinggi muka air tanah, mata air, tumbuhan sensitive dengan air, dan rezim air tanah.
4. Batuan yang mudah larut dan mengembang spserti gypsum.
5. Potensi longsoran.
6. Sumber mineral yang berharga.
7. Lokasi tambang, terowongan dan sumur minyak dan gas.
8. Area yang berpotensi untuk sumber material konstruksi.
9. Potensi erosi pantai.
10. Potensi bahaya lingkungan.

d. Geofisika eksplorasi pada permukaan.


Metode geofisika dapat menentukan dengan tepat untuk lokasi dan korelasi dari fitur-fitur geologi bawah
permukaan seperti stratigrafi, litologi, diskontinuitas, air tanah, dan pengukuran langsung untuk modulus elastis
dan densitas. Metode seismic dan geolistrik resistivitas merupakan metode yang paling umum digunakan dalam
melakukan survei bawah permukaan. Dan aplikasi dari metode mikrogravimetrik khusus untuk penyelidikan
patahan, zona hancuran, gerowong, dan keadaan batuan lain yang telah berubah (Butler, 1980).
Berikut rangkuman peringkat metode geofisika yang dapat diaplikasikan dalam berbagai keperluan
penyelidikan (Tabel 8).

Tabel.Error! No text of specified style in document..8. Peringkat metode geofisika untuk aplikasi dalam parameter keteknikan yang tersedia.
e. Pemboran batuan inti.
Pemboran batuan inti dilakukan untuk investigasi keadaan geoteknik bawah permukaan. Penyelidikan
struktur geologi yang tepat dapat dievaluasi pada sampel batuan inti dengan teknik orientasi diskontinuitas. Teknik
orientasi yang digunakan dalam penyelidikan ini dari kedudukan dan dip diskontinuitas. Hal ini juga bisa
diidentifikasi dengan fotografi lubang bor atau borescope untuk menjaga konsistensi kedudukan dan dip
diskontinuitas dan juga bisa mengevaluasi sifat-sifat diskontinuitas.
9. AFTES Recommendation (2003) Caracterisation of rock masses useful for the design and the construction of
underground structures.

Buku panduan ini terangkum bagaimana mengkarakterisasi kualitas massa batuan. Secara umum pedoman
ini menyebutkan metode untuk penyelidikan struktur geologi (diskontinuitas) yang langsung diaplikasikan kepada
massa batuan, diantaranya:
-Kajian awal, pengumpulan data sekunder yang sudah terpublikasi dan peta.
-Pemetaan area proyek, pemetaan detil pada singkapan, indikatir dan pengumpulan data hodrogeologi.
-Penginderaan jauh dengan foto udara
-Metode geofisika: seismic refraksi dan refleksi; resistivitas; elektromagnetok; termografik; dan Ground
Penetration Radar (GPR).
-Eksplorasi lubang bor.
-Informasi yang tersedia untuk daerah sekitar proyek seperti kegempaan dan struktur geologi utama.
10. ERRATA (2010) Technical manual for design and consruction of road tunnels.

Dalam panduan ini tidak termuat metode penyelidikan struktur geologi secara rinci.
11. International Tunneling Association (1988) Guideliness for the Design of Tunnels

Pada panduan ini tidak dijelaskan secara detil metode penyelidikan struktur geologi, namun secara umum
disebutkan bahwa penyelidikan geologi teknik untuk konstruksi terowongan harus mengandung informasi dasar
geoteknik yang mengacu kepada ISRM tahun 1981 sebagai acuan dalam klasifikasi massa batuan.
Dalam panduan ini menentapkan perlakuan zoning dalam pembagian satuan geoteknik dengan aspek pada tiap-
tiap zona:
-Nama formasi geologi.
-Struktur geologi dan patahan pada massa batuan dengan orientasi strike dan dip.
-Warna, tekstur dan komposisi mineral.
-Derajat pelapukan.
12. International Tunneling Association (2009) General Report on Conventional Tunneling Method

Pada panduan ini metode penyelidikan struktur geologi tidak dijelaskan secara detil, melainkan hanya disampaikan
secara umum dalam metode ekplorasi untuk investigasi kondisi kontruksi diantaranya:
-Analisis data geologi sekunder.
-Pemetaan geologi lapangan.
-Penginderaan jauh.
-Ekplorasi lubang bor.
-Test lapangan.
-Test laboratorium.
-Pengukuran geofisika.

Pada kasus terowongan batuan dalam penyelidikan geologi harus memuat informasi dari:
-Struktur geologi secraa umum (zona homogeny, perbedaan sikuen batuan, startifikasi, foliasi, densitas dan
zona patahan).
-Deskripsi diskontinuitas
-Derajat pelapukan dan formasi karst, hidrotermal transformasi.
-Tekanan in-situ dan residu tekanan tektonik yang diperkirakan.
-Zona sesar, seperti szona batuan yang terubah secara mekanik oleh proses tektonik (kakirite, kataklastik),
seperti formasi karst yang direkam secara khusus.

Gambar.13. Profil geologi hasil penyelidikan lapangan, pengamatan bor dan survei geofisika.
13. JRC Technical Report (2019) Standardisation needs for the design of underground structures

Pada standarisasi ini tidak termuat metode penyelidikan struktur geologi, melainkan panduan untuk
mengacu ke standar konstruksi terowongan.
14. Norwegian Tunneling Society (2014)

Penyelidikan geologi teknik secara umum dalam panduan ini mengacu kepada NPRA, 2010. Dalam
panduan ini, penyelidikan struktur geologi termasuk kedalam tahap pra-konstruksi dimana menggunakan metode
sebagai berikut:
a. Studi pendahuluan
Menginvestigasi dengan mengupulkan dan mempelajari secara sistematis dengan bahan latar belakang
yang relevan seperti, peta topografi, peta geologi, foto udara dan laporan geologi yang tersedia sebelumnya.
Pengamatan peta topografi sangat berguna pada tahap ini untuk mengidentifikasi patahan dan zona lemah yang
ditunjukkan pada Gambar 14.

Gambar..14 Foto udara menggambarkan lokasi dan beberapa


patahan besar pada area rencana pembangunan terowongan.

b. Pemetaan geologi lapangan


Pemetaan geologi lapangan sangat penting dan harus mencakup beberapa factor daintaranya:
-Distribusi tipe batuan, batas dan sifat kmekanikal batuan
-Luas tutupan tanah dan pelapukan.
-Orientasi kekar (strike dan dip), spasi, dan karakter lainyya.
-Zona lemah, dengan perhatian khusus yang sudah didentifikasi pada pengamatan citra foto udara.

Mengenai sesar dan zona lemah, objek utama dari pemetaan


geologi lapangan untuk men-cek dan mengumpulkan data strike dan dip,
spasi, dan karakteristik diskontinuitas (sesar, perlapisan batuan, kekar).
Orientasi kekar (strike/dip) pada umumnya dipresentasikan
dengan joint rossete (Gambar 15). Sangat berguna untuk uvaluasi
orientasi optimum dan bukaan pada bawah permukaan serta untuk
mengevaluasi akibat dari kekar terhadap stabilitas.
Gambar.15 Pemetaan orientasi kekar (strike/dip) dan prosentase
jumlah kekar pada joint rossete.

Hasil dari studi pendahuluadn dan pemetaan geologi menghasilkan peta dan penampang geologi teknik.
Sebagai contoh yang ditampilkan pada Gambar 16.

Gambar Error! No text of specified style in document..16 Peta dan prfil geologi dari Meraker Hydropower Plant.
c. Investigasi geofisika
Seismik refraksi merupakan metode survey geofisika yang sangat umum digunakan untuk mencatat
ketebalan tutupan tanah dan untuk mengevaluasi kualitas massa batuan. Dengan kecepatan seismic dapat
memberi informasi tentang kualitas massa batuan. Sebagai contoh penggunaan seismic refraksi dikombinasikan
dengan seismic refleksi untuk perencanaan terowongan bawah muka laut yang ditampilkan dalam Gambar 17.

Gambar.Error! No text of specified style in document..17 Hasil investigasi bagian dari terowongan bawah laut Karmsund.

Metode investigasi geofisika geolistrik atau resistivitas juga sangat umum digunakan dalam penyelidaikan
struktur geologi. Pada kedalaman hasil dari pengukuruan survey geolistrik/resistivitas (Gambar 18) dapat
meninterpretasi sesar/zona lemah, bagian yang mengandung air akan digambarkan dengan resistivitas yang
rendah dibandingkan dengan batuan sekitar. Sehinga berdasarkan metode ini sesar mayor bisa teridentifikasi.

Gambar.Error! No text of specified style in document..18 Hasil pengukuran resistivitas, dengan zona lemah (resistivitas
rendah) yang ditunjukkan dengan warna biru (Dari Ronning, 2002).
Magnetometer merupakan metode survey geofisika yang ssat ini dikenalkan untuk menginvestigasi kondisi
kualitas massa batuan untuk kontruksi bawah tanah. Metode ini sangat berguna ntuk pemetaan secara regional
dari tingkat pelapukan.

d. Pemboran batuan inti.


Pemboran batuan inti digunakan dalam mengobservasi dan mengevaluasi hasil dari pemetaan geologi
lapangan dan investigasi geofisika. Secara umum digunakan untuk meninjau karakteristik zona lemah mayor,
namun juga untuk mengestimasi nilai RQD, tes permeabilitas (Lugeon) dan penyedian conto batuan yang akan
digunakan untuk pengujian laboratorium.

Gambar Error! No text of specified style in document..19 Contoh pencataan batu inti pemboran (dari Nilsen & Palmstrong, 2000).
15. Satandard Specifications For Tunneling (2016) Japan Society of Civil Engineers.

Pada panduan ini tidak diuraikan secara rinci metode yang digunakan untuk penyeldikan struktur geologi.
Pada panduan ini menampilkan tabel item penyelidikan geologi untuk proyek perisai terowongan (Tabel 9) dan
menyebutkan investigasi dasar yang dilakukan dalam penyelidikan geologi lapangan diantaranya:
- Penyelidikan topografi.
- Komposisi lapisan tanah.
- Kondisi bawah permukaan.
- Air tanah.
- Kehadiran gas beracun.

Tabel Error! No text of specified style in document..9 Penyelidikan geologi dan awah permukaan untuk proyek perisai
terowongan.
16. Final Report (2005) Giudelines For Geotechnical Site Investigations In Rhode Island.

Pada buku ini memuat tentang pedoman perencanaan dan pelaksanaan dalam penyelidikan geoteknik
terkait struktur bawah permukaan, tanggul, penggalian dan fasilitas yang terkait dengan proyek RIDOT ( The Rhode
Island Department of Tranportation).
Pembahasan buku terkait penyelidikan geologi teknik terpusat kepada rekomendasi tipe pengeboran,
jumlah pengeboran, jarak pengeboran dan kedalaman pengeboran pada batuan dan tanah. Sehingga pada
pedoman ini tidak menjelaskan metode penyelidikan struktur geologi secara khusus untuk konstruksi terowongan.
Dalam buku pedoman ini dapat disimpulkan bahwa dalam penyelidikan juga melakukan pemetaan geologi
lapangan dan pengeboran batuan inti.
17. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Permuahan Rakyat (2015) PEDOMAN METODE PERANCANGAN
PENGGALIAN DAN SISTEM PERKUATAN TEROWONGAN JALAN PADA MEDIA CAMPURAN TANAH-BATUAN

Pedoman ini juga mengacu kepada Standard Specifications for Tunneling-2006: Mountain Tunnels (JSCE).
Dalam pedoman ini menguraikan bagaimana perancangan dan penggalian sisitem perkuatan terowongan jalan
pada media campuran tanah-batuan, sehingga dilakukan penyelidikan lapangan pada bab ketentuan 4.2
Penyelidikan lapangan dan laboratorium serta 4.3 Penentuan kategori batuan dan tanah. Namun dalam pedoman
ini khususnya pada bab Ketentuan tidak termuat penggunaan metode khusus dalam penyelidikan struktur geologi.
Dalam bab 5 Perencanaan metode penggalian dan sistem perkuatan terowongan pada media campuran
tanah-batuan “penyelidikan bawah permukaan secara tipikal terdiri dari pengeboran, pengambilan contoh uji,
pengujian lapangan, penyelidikan geofisika dan uji laboratorium. Prinsip utama penyelidikan bawah permukaan:”
a. Pengeboran untuk pengiidentifikasi lapisan bawah permukaan dan pengambilan contoh uji.
b. Pengujian lapangan digunakan untuk mendapatkan sifat-sifat indeks
c. Pengujian geofisika untuk mendapatkan informasi (perlapisan dan karkateristik umum lainnya).
d. Pengujian laboratorium menghasilkan sifat-sifat indeks dan parameter kekuatan untuk kebutuhan
perencanaan berdasarkan contoh tanah dan batuan.
Pada pedoman ini penggunaan metode geofisika seismic refraksi dan seismic refleksi tidak digunakan
untuk penyelidikan struktur geologi, namun digunakan untuk parameter penentuan kategori batuan atau tanah
(Tabel 10).

Tabel.Error! No text of specified style in document..10 Pengujian geofisika untuk tanah dan batuan.
Pada panduan ini secara tidak langsung menjelaskan penyelidikan struktur geologi dilakukan dengan
mempertimbangkan kecepatan geolombang elastis (metode geofisika).

18. Association of Geotechnical & Geoenvironmental Specialist (Hong Kong).

Pada panduan ini menjelaskan pentingnya pemetaan geologi lapangan untuk keberhasilan penyelesain
proyek dengan menghasilkan model dan peta geologi daerah tersebut (Gambar 20). Dalam panduan ini, Model
geologi awal yang diahasilkan berdasarkan data (Gambar 21):
- Hasil penelitian pendahuluan.
- Interpretasi foto udara.
- Interpretasi geofisika.
- Interpretasi geomorfologi.
- Survey hidrogeologi.

Gambar.Error! No text of specified style in document..20 Peta geologi daerah Hong Kong dan sekitar.
Pada panduan ini ditunjukkan dengan diagram alir bahawa penyelidikan struktur geologi dapat denan menggunakan
metode investifasi bawah permukaan dengan beberapa metode sebagai berikut (Gambar 22):
- Pengeboran batuan inti.
- Geofisika (Seismik, radar, resistivitsas, gravitasi).
- Borehole televiewer

Gambar.22 Meode yang digunakan dalam investigasi bawah permukaan.

TGN 24

Dalam panduan ini tidak menyebutkan metode penyelidikan struktur geologi secara khusus. Namun
panduan ini menyebtkan secara umum metode investigasi dalam konstruksi terowongan diantaranya:
- Pemetaan geologi permukaan
- Interpretasi foto udara untuk mengidentifikasi kelurusan.
- Survei geofisika untuk mengidentifikasi anomalai dan zona kecepatan seismic yang rendah.
- Pengeboran batuan inti secara vertikal untuk keperluan pengambila sampel,
- Pengeboran sub-horizontal terhadap portal terowongan untuk menguji variasi dari kondisi bawah
permukaan.
19. SNI 8460:2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik.

Panduan ini berisi sttandar-standar dalam persyaratan perancangan geoteknik. Panduan ini tidak
membahas secara khusus metode penyelidikan struktur geologi untuk konstruksi terowongan. Namun, langkah
langkah penting yang dimuat dalam panduan ini sangat mendetil diantaranya:
Studi pendahuluan yang meliputi:
- Peta topografi;
- Peta perencanaan kota yang menggambarkan penggunaan lokasi sebelumnya;
- Peta geologi dan deskripsinya;
- Peta geologi teknik;
- Peta hidrogeologi dan deskripsinya;
- Peta geoteknik;
- Foto udara dan interpretasi foto sebelumnya;
- Penyelidikan geofisika;
- Penyelidikan sebelumnya di lokasi tersebut dan di sekitarnya;
- Pengalaman sebelumnya dari lokasi yang dikaji;
- Kondisi iklim setempat.

Selanjutnya panduan ini tidak menjelaskan metode khusus utnuk penyelidikan struktur geologi dalam
perencanaan kontstruksi terowongan.
20. Underground Excavation in Rock (Hoek & Brown, 1980).

Pada buku ini diuraikan pada bab Pengumpulan Data Geologi. Investigasi lapangan konstruksi terowongan
tidak lepas dari metode pengumpulan data geologi diantaranya:
a. Kajian geologi regional.
Kajian geologi regional dilakukan utnuk mendapatkan informasi gambaran kondisi geologi yang sudah
terekam pada publikasi-publikasi sebelumnya. Informasi yang dapat diperoleh diantanranya pengetahuan proses
geologi mayor berdasrkan tatanan geologi, kondisi air tanah, lokasi pertambangan,
Diamping itu juga dilakukan interpretasi foto udara yang sangat berguna untuk informasi fitur struktur
geologi dan beberapa fenomena bawah permukaan. Output dari analisa foto udara ini berupa kelurusan-kelurusan
yang merefleksikan struktur sesar mayor serta perbedaan vegetasi yang merefleksikan perbedaan litologi.
b. Peta geologi teknik
Peta yang dihaslikan dari dari studi geologi regional dan profil sayatan dengan skala daintara 1:10000 –
1:100000 yang memuat informasi mendetil terkait desain keteknikan dan ekskavasi bawah permukaan.
c. Pemetaan geologi lapangan.
Pengumpulan perekaman data persebaran batuan, pengukuran strike dan dip dari fitur struktur geologi
seperti bidang perlapisan, belahan dan bidang kekar. Hasil pengukuran dari lapangan nantinya akan diolah
menghasilkan peta geologi dan profil geologi.
d. Geofisika ekplorasi
Survei geofisika dengan metode gravity, magnetometer, dan elektro resistivity digunakan untuk
penyelidikan kondisi bawah permukaan untuk mengestimasi property batuan seperti porositas dan densitas.
Namun sangat sulit untuk menginterpretasi struktur geologi. Sebaliknya metode seismic sangat cocok dalam
memberikan informasi konfigurasi struktur geologi dan tatanan lapisan batuan dan kualitas massa batuan pada
lokasi.

TabelError! No text of specified style in document..11 Metode geofisika ekplorasi untuk investigasi kondisi bawah permukaan.
e. Pengeboran untuk eksplorasi bawah permukaan.
Tujuan pengeboran untuk merekonstruksi dari sampel batuan inti dari massa batuan sebagai gambaran
kondisi sesungguhnya dari bawah permukaan. Pemboran juga bertujuan untuk menguji dari hasil studi dan survey
sebelumnya yang telah dilakukan.
21. Japan Society of Civil Engineers JSCE (2006): Mountain Tunnel

Pada panduan ini investigasi kondisi bawah permukaan dalam konstruksi terowongan dijelaskan dengan
metode penyelidikan topografi dan kondisi geologi yang lebih jelas ditampilkan dalam Tabel 12 dengan kelas
penyelidikan dan tujuannya.
Tabel Error! No text of specified style in document..12 Tujuan dan kelas penyelidikan.

Pada panduan ini penyelidikan topografi dan geologi sebagai penyelidikan utama dalam penentuan rute
agar mengetahui ground condition dari rute dan area di sekitar terowongan dengan titik beratnya mencari special
ground condition sesuai dengan Tabel 13.
Secara umum metode yang digunakan dalam panduan ini untuk penyelidikan geologi (struktur geologi)
yaitu:
- Studi pendahuluan
- Analisis foto udara:
 Untuk penyelidikan kondisi tidak stabil bawah permukaan
 Struktur geologi (sesar dan kelurusan)
 Kondisi geologi permukaan
- Pemetaan geologi permukaan
- Prospeksi geofisika (seismik dan resistivitas)
- Penyelidikan lubang bor
- Ujia lubang bor/logging
- Uji laboratorium

Tabel.Error! No text of specified style in document..13 Special ground condition

Karakteristik dari investigasi geologi secara umum dapat dilihat dalam Tabel 14

Tabel.Error! No text of specified style in document..14 Karakteristik investasi geologi umum


Point penting pada investigasi untuk special ground condition serta desain dan kondisi konstruksi terbagi
menjadi beberapa item (Tabel 15.) diantaranya:
- Longsoran atau keruntuhan lereng yang sudah terantisipasi
- Zona sesar atau zona gangguan: karakteristik item ini bisa diestimasi dengan prospeksi seismic dan
investigasi lubang bor.
- Kondisi bawah tanah yang tidak terkonsolidasi yang sudah terantisipasi
- Kondiis tekanan air tanah yang sudah terantisipasi
- Distribusi temperature bawah permukaan dan kondisi gas dan mineral berat yang terantinsipasi
Tabel..15 Item dan metode investigasi untuk special ground condition
Secara umum, penyelidikan struktur geologi yang diperlukan dalam perancangan dan pembangunan
terowongan jalan dalam Tabel 12 terdiri dari studi dan akuisisi data sekunder, penginderaan jauh foto udara dan
peta topografi, pemetaan geologi lapangan, survei seismic, survei elektrik resistivity, interpretasi bor inti, survei
magnetik, radiometric dan elektromagnetik dan interpretasi bor inti optv (optical televiewer). Sebgaian besar
pedoman menjelaskan penyelidikan struktur geologi dilakukan dengan interpretasi bor inti dan pemetaan geologi
lapangan. Sementara itu, ada yang berbeda pada pedoman ITA (International Tunneling Association) 2009 yang
melakukan penyelidikan struktur geologi dengan interpretasi lubang bor menggunakan Optical Televiewer (OPTV).
Tabel.Error! No text of specified style in document..16 Penyelidikan struktur geologi dalam pedoman yang berlaku di berbagai negara.

AGS- JSCE –
USACE AFTES ERRATA ITA ITA JRC NTS JSCE RIDOT PUPR SNI HOEK
Metode Penyelidikan Struktur TGN MT
No.
Geologi (1988 (2009 (2019 (1980
(2001) (2003) (2010) (2014) (2016) (2005) (2015) (?) (2007) (2006)
) ) ) )
Studi dan akuisisi data
1. √ √ - - √ - √ - - - √ √ √ √
sekunder
Penginderaan jauh foto udara
2. √ √ - - √ - √ - - - √ √ √ √
dan peta topografi
3. Pemetaan geologi lapangan √ √ - √ √ - √ - √ √ √ - √ √
4. Survei seismik √ √ - - √ - √ - - √ √ - √ √
5. Survei elektrik resistivity √ √ - - √ - √ - - √ √ - √ √
6. Interpretasi bor inti √ √ - - √ - √ √ √ - √ - √ √
Survei magnetik, radiometric,
7. - √ - - - - - - - - - - - -
elektromagnetik dan GPR
Interpretasi lubang bor OPTV
8. - - - - √ - - - - - - - - -
(Optical Televiewer)

Anda mungkin juga menyukai