Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
RINOSINUSITIS KRONIK
Oleh:
Yuni Nilamsari, S.Ked
1911901073
Pembimbing:
dr. Sara Yosephine Aruan, Sp.THT-KL
Cavum nasi adalah celah irregular yang terdapat diantara palatum dari
cavum oris dan basis cranii. Bagian 2/3 inferior mukosa cavum nasi adalah area
respirasi dan 1/3 superiornya adalah area olfaktori.4 Area respirasi dari cavum nasi
mukosanya dilapisi oleh epitel berlapis semu bersilia dengan sel banyak sel goblet.
Ada banyak kelenjar seromukus dalam lamina propria dari mukosa hidung.
Sekresinya membuat permukaannya menjadi lengket sehingga bisa menjebak
partikel-partikel yang terdapat di udara yang terinspirasi. Film mukosa terus-
menerus digerakkan oleh aksi siliar (eskalator mukosiliar) ke arah posterior ke
nasofaring.5
Dinding lateral dari cavum nasi tidak rata karena adanya tiga conchae yaitu:
concha nasi superior, medius, dan inferior. Conchae nasi ini berjalan dengan arah
inferimedial. Tiga conchae nasalis ini membentuk 4 celah untuk jalannya udara dan
sebagai muara dari sinus-sinus paranasales, yaitu recessus sphenoetmoidalis ,
meatus nasi superior sebagai muara dari sinus etmoidalis posterior dan sinus
sfenoidalis, meatus nasi media sebagai muara dari sinus frontalis, sinus maksilaris
dan sinus etmoidalis anterior. Meatus nasi inferior sebagai tempat muara dari ductus
nasolakrimalis. Karena tempatnya yang saling berhubungan, hal-hal yang dapat
mengakibatkan obstruksi pada bagian ini mengakibatkan terjadinya stagnansi
mukus pada sinus sehingga dapat mengakibatkan sinusitis.5,6,7
Penyebab utama dan terpenting dari Rinositis adalah obstruksi ostium sinus.
Berbagai faktor baik lokal maupun sistemik dapat menyebabkan inflamasi atau
kondisi yang mengarah pada obstruksi ostium sinus. Berbagai faktor tersebut
meliputi infeksi saluran nafas atas, alergi, paparan bahan iritan, kelainan anatomi,
defisiensi imun dan lain-lain. Infeksi bakteri atau virus, alergi dan berbagai bahan
iritan dapat menyebabkan inflamasi mukosa hidung.8
Diagnosis didasarkan pada gejala klinik rinosinusitis kronis menurut
American Academy of Otolaryngic Allergy (AAOA), dan American Rhinologic
Society (ARS) adalah rinosinusitis yang berlangsung lebih dari 12 minggu dengan
2 gejala mayor atau lebih atau 1 gejala mayor disertai 2 gejala minor atau lebih.
Gejala Mayor Gejala Minor
Nyeri pada sinus Nyeri kepala
Hidung tersumbat Nyeri geraham
Sekret purulen Nyeri telinga
Post nasal drip Batuk
Gangguan penghidu Demam
Halositosis
KASUS
Dilaporkan sebuah kasus perempuan dengan usia 58 tahun datang kepoli
THT RSUD Tengku Rafi’an Siak Sri Indrapura pada tanggal 13 januari 2021,
dengan keluhan pilek sejak ±2 bulan yang lalu, ingus susah untuk keluar. Pasien
mengeluhkan susah untuk menelan dan terasa ada cairan yang jatuh dari hidung ke
tenggorokannya disertai dengan batuk. Pasien mengatakan bahwa hidungnya
tersumbat dan susah mencium bau-bauan. Selain itu pasien juga mengeluhkan
adanya sakit kepala disertai nyeri pada daerah alis sebelah kiri. Pasien
mengeluhkan hidung terasa gatal dan sering bersin-bersin jika terkena debu rumah.
Keluhan ini sudah diobati pasien dipuskesmas, namun keluhan yang dirasakannya
tidak berkurang.
Pasien mengatakan bahwa tidak ada demam. Pada pemeriksaan fisik yang
dilakuan keadaan umum pasien tampak sakit sedang, kesadaran komposmentis.
Pada pemeriksaan status THT dengan rinoskopi anterior pada hidung kiri dan kanan
pasien terdapat hiertrofi konka inferior dengan warna merah mudah dan permukaan
yang licin.
Gambar 2. Pemeriksaan Rinoskopi anterior
PEMBAHASAN