Anda di halaman 1dari 12

ARA-108 Teori Arsitektur

Semester IV 2019-2020
Jurusan Arsitektur Itenas

Dosen : Arinaka Trisuharno ST. MT.


Oleh : Agung Fika Aditya
NIM. 21-2019-044

ESTETIKA ARSITEKTUR
KEINDAHAN BENTUK KARYA ZAHA HADID

Abstrak
Zaha Hadid adalah seorang arsitek Britania kelahiran Irak. Ia adalah wanita muslim pertama
yang meraih penghargaan Arsitektur Pritzker, ia memenangkannya pada tahun 2004. Salah
satu ciri khasnya adalah memiliki banyak sudut dan juga bentuk tidak beraturan yang
menjadikan karyanya berbeda dari bangunan biasanya. Penelusuran estetika bentuk pada
karya Zaha Hadid bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang keindahan bentuk linear
pada karya karyanya, salah satunya yang sudah banyak dikenal dengan nama Heydar Aliyev
Center. Pada karyanya Heydar Aliyev Center diidentifikasi karyanya ini lebih
mengutamakan wujud bangunan seperti mengalir dan berlipat lipat sehingga memberikan
kesan merangkul. Bentuk linear yang digunakan dan transformasi bentuk sangat ditonjolkan
dan juga memiliki sudut dari berbagai arah. Zaha Hadid membentuk ruang dan
menghubungkan ruang dengan merasakan atau membayangkan jika berada dibangunan
tersebut. Sedangkan jika dilihat dari pembentukan masa bangunan, Zaha Hadid
membentuknya dengan mayoritas bentuk bangunan adalah menggunakan sebuah lekukan
yang sangat panjang. Pengelompokkan fungsi kegiatan pada bangunan adalah dilihat dari
lokasi atau site bangunan dan material bangunan. Untuk prinsip komposisi desain arsitek
Zaha Hadid ini menggunkanan kaca, baja, dan beton. Karena material ini material yang
sangat kokoh untuk bangunan gedung pencakar langit. Dari pengamatan terhadap karya
Zaha Hadid tersebut, didapatkan pengetahuan estetika transformasi bentuk dan dapat
memberikan pengetahuan tentang bentuk yang dapat memberikan kesan pada orang yang
melihatnya, dan dapat dijadikan sumber referensi estetika bentuk desain.
Kata Kunci : Zaha Hadid, Estetika, Arsitektur

1
1. Pendahuluan

Estetika cukup penting agar estetika bangunan lebih mudah dipahami dengan suatu
alat, karena biasanya estetika berbeda bagi setiap orang. Sama seperti sebuah bahasa,
bila tidak ada bahasa, maka pengetahuan tidak tertularkan. Dalam arsitektur, estetika
adalah sebuah bahasa visual, yang tidak sama dengan beberapa bahasa estetika tidak
visual, seperti bahasa itu sendiri. Estetika dalam arsitektur memiliki banyak sangkut paut
dengan segala ynag visual seperti permukaan, volume, massa, elemen garis, termasuk
berbagai order harmoni seperti komposisi.
Estetika meskipun berkaitan dengan 'rasa' saat melihat bangunan juga dapat
dibangun melalui aplikasi teori arsitektur. Inilah mengapa estetika patut dibahasakan dan
dibahas dalam alat yang bernama komunikasi. Estetika dapat dimengerti dan
dikembangkan melalui pemahaman berbagai hal menyangkut teori estetika, menjadi
dasar bagi banyak cabang seni. Namun melihat berbagai dimensi yang mempengaruhi
bagaimana seorang manusia mengapresiasi keindahan, estetika hanyalah sebuah media
untuk mencoba menjelaskan apa yang disebut indah, namun tidak pernah bisa
menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam benak seseorang berkaitan dengan
sensasi keindahan. Dalam teori tentang estetika, dicoba dijelaskan berbagai sisi yang
'tersentuh' oleh keindahan sebuah obyek. Jadi, apa yang indah bagi saya belum tentu
indah bagi Anda.
Estetika pada dasarnya memiliki pengertian yang beranekaragam. Mencari
kesepakatan tentang pengertian estetika bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini
tergantung dari titik tolak yang digunakan, estetika sebagai ilmu pengetahuan atau
estetika sebagai filsafat tentang seni. Kata estetika dikutip dari bahasa Yunani aisthetikos
atau aisthanormai yang berarti mengamati dengan indera. Disamping itu, pengertian
estetika juga dapat dihubungkan dengan kata Yunani aesthesis yang berarti pengamatan
atau persepsii (K.Kuypers,1997:251)
Dalam memahami sebuah karya aristektur, tidaklah cukup hanya dengan
mengandalkan kemampuan ilmiah yang bersifat rasional. Namun diperlukan juga
kemampuan berimajinasi untuk mampu menerjemahkan makna dibalik sebuah karya
arsitektur itu sendiri. Dengan kemampuan imajinasi, dapat dilihat weisman art museum
seakan akan dapat berbicara dan mengungkapkan sesuatu kepada yang melihatnya.
Dalam tekniknya terdapat beberapa tehnik dan unsur keindahan yang perlu
diklarifikasi disini. Usaha demikian diharapkan dapat memperjelas hubungan keindahan
dan estetika arsitektur. Seiring perkembangan arsitektur, makin berkembang pula arsitek
arsitek yang menghasilkan karya karya yang luar biasa. Diantara dari mereka adalah
Frank O. Gehry, Zaha Hadid, Morphosis, Bernard Tschumi, Daniel Libeskind, Micheal
Soekin.
Mempelajari karya arsitek sebelum terjun kedunia praktisi maupun akademisi adalah
hal yang penting dengan mempelajari karya karya arsitek yang terkenal, bisa
memberikan inspirasi dan semangat baru dalam mendesain suatu karya arsitektur. Salah
satu arstitek ternama yang akan kita bahas pada penelitian ini adalah arsitek wanita yang
mempunyai julukan “si Ratu Lekukan” (berdasarkan Teguh Budi Santoso dalam webnya
Tirto.id), karena terkenal dengan garis lengkungnya dia adalah Zaha Hadidii.

2. Penelusuran dasar teori (telaah kepustakaan)


Dalam sub pembahasan mengenai tinjauan pustaka, akan menjelaskan mengenai
beberapa teori mengenai estetika keindahan bentuk.
Pengertian Estetika
Estetika atau aesthetic/esthetic, adalah kata sifat yang memiliki arti of the
appreciation of the beautiful. Kata tersebut berasal dari kata Yunani aisthetika, yang
berarti hal hal yang dapat diserap pancaindra, serta aesthesis yang berarti pencerapan
indra (sense of perception). Istilah estetika ini diungkap pertama kali oleh filsuf Jerman,
Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) pada tahun 1735. Dia mengembangkan
pandangan gurunya, filsuf Gottfried Wilhelm Leibniez (1646-1716), yang mencoba
membedakan antara pengetahuan intelektual, dan pengetahuan indrawiiii.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat yang membahas keindahan. Estetika
merupakan ilmu membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya
dapat merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi
yang mempelajari nilai-nilai sensoris yang kadang dianggap sebagai penilaian
terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan
filosofi seni.
Bentuk Arsitektural
Bentuk arstitektural adalah titik temu antara massa dan ruang …. Bentuk-bentuk
arsitektural, tekstur, material, pemisahan antara cahaya dan bayangan, warna,
merupakan perpaduan dalam menentukan mutu atau jiwa dalam penggambaran ruang.
Mutu arsitektur akan ditentukan oleh keahlian seorang perancang dalam menggunakan
dan menyatukan unsure-unsur tadi, baik dalam pembentukan ruang dalam (interior)
maupun ruang-ruang luar (eksterior) di sekeliling bangunan-bangunan”
Edmund N. Bacon, Perancangan Kota, 1974
a. Sifat sifat bentuk
Bentuk juga memiliki sifat-sifat tertentu yang menentukan pola dan komposisi
unsure-unsurnya:
1. Posisi
Letak dari sebuah bentuk adalah relative terhadap lingkungannya atau
lingkungan visual di mana bentuk tersebut terlihat.
2. Orientasi
Arah dari sebuah bentuk relative terhadap bidang dasar, arah mata angin,
bentuk-bentuk benda lain, atau terhadap seseorang yang melihatny.
3. Inersia Visual
Merupakan tingkat konsetrasi dan stabilitas suatu bentuk. Inersia visual suatu
bentuk tergantung pada geometri dan orentasinya relative terhadap bidang dasar,
gaya tarik bumi, dan garis pandang manusia.
Semua sifat-sifat bentuk ini pada kenyataannya dipengaruhi oleh keadaan
bagaimana kita memandangnya:
1. Perspektif atau sudut pandang yang berbeda memperlihatkan wujud ataupun
aspek-aspek bentuk dalam pandangan mata manusia.
2. Jarak kita terhadap bentuk tersebut menentukan ukuran yang tampak.
3. Keadaan pencahayaan dimana kita melihat suatu bentuk akan mempengaruhi
kejelasan dari wujud dan strukturnya.
4. Lingkungan visual yang mengelilingi benda tersebut mempengaruhi kemampuan
kita dalam menterjemahkan dan mengidentifikasi bentuk tersebut.

b. Macam macam bentuk


1. Bentuk Terpusat
Bentuk-bentuk terpusat menuntut adanaya dominasi secara visual dalam
keteratuan geometris, bentuk yang harus ditempatkan terpusat, misalnya seperti
bola, kerucut, ataupun silinder. Oleh karena sifatnya yang terpusat, bentuk-
bentuk tersebut sangat ideal sebagai struktur yang berdiri sendiri, dikelilingi
oleh lingkunganya, mendominasi sebuah titik didalam ruang, atau menempati
pusat suatu bidang tertentu. Bentuk ini dapat menjadi symbol tempat-tempat
yang suci atau penuh penghormatan, atau untuk mengenang kebesaran
seseorang atau suatu peristiwa.

2. Bentuk Linier
Bentuk garis lurus atau linier dapat diperoleh dari perubahan secara
proposional dalam dimensi suatu bentuk atau melalui pengaturan sederet
bentuk-bentuk sepanjang garis. Dalam kasus tersebut deretan bentuk dapat
berupa pengulanangan atau memiliki sifat serupa dan diorganisir oleh unsure
lain yang terpisah dan lain sama sekali seperti sebuah diding atau jalan.
a. Bentuk garis lurus dapat dipotong-potong atau dibelolkkan sebagai
penyeluaian terhadap kondisi setempat seterti topografi, pemandangan
tumbuh-tumbuhan, maupun keadaan lain yang ada dalam tapak.
b. Bentu garis lurus dapat diletakkan dimuka atau menunjukkan sisi suatu
ruang luar atau membentuk bidang masuk ke suatu ruang di belakangnya.
c. Bentuk linier dapat dimanipulasi untuk membatasi sebagian.
d. Bentuk linier dapat diarahkan secara vertical sebagai suatu unsure menara
untuk menciptakan sebuah titik dalam ruang.
e. Bentuk linier dapat berfungsi sebagai unsure pengatur sehingga bermacam-
macam unsure lain dapat ditempatkan disitu.
3. Bentuk Radial
Suatu bentuk radial terdiri dari atas bentuk-bentuk linier yang berkembang
dari suatu unsure inti terpusat kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini
menggabungkan aspek-aspek pusat dan linier menjadi satu komposisi. Inti
tersebut dapat dipergunakan baik sebagai symbol ataupun sebagai pusat
fungsional seluruh organisasi. Posisinya yang terpusat dapat dipertegas dengan
suatu bentuk visual dominant, atau dapat digabungkan dan menjadi bagian dari
lengan-lengan radialnya.
Lengan-lengan radial memiliki sifat-sifat dasar yang serupa dengan bentuk
linier, yaitu sifat ekstrovertnya. Lengan-lenga radial dapat menjangkau ke luar
dan berhubungan atau meningkatkan diri dengan sesuatu yang khusus di suatu
tapak. Lengan-langan radial dapat membuka permukaanya yang diperpanjang
untuk mencapai kondisi sinar matahari, angin, pemandangan atau ruang yang
diinginkan. Organisasi bentuk radial dapat dilihat dan dipahami dengan
sempurna dari suatu titik pandang di udara. Bila dilihat dari muka tanah,
kemungkinan besar unsure pusatnya tidak akan dengan jelas, dan pola
penyeberan lengan-lengan linier menjadi kabur atau menyimpang akibat
pandangan perspektif.

3. Kasus studi
Pada kasus ini akan diterapkan sebuah karya arsitektur dari Zaha Hadid yaitu Heydar
Aliyev Center. Sebuah kompleks bangunan di Baku, Azerbaijaniv. Bangunan ini terkenal
karena arsitekturnya yang khas dan gaya lengkung yang mengalir.
Gambar 1. Heydar Aliyev Center (2007-2012), Zaha Hadid
Sumber: Architecturesstyle.com

4. Elaborasi
Dalam proses mengkerelasikan dan membandingkan landasan teori yang telah
dipilih, Zaha Hadid membuat aturan desain radikalnya yang merupakan hasil dari
campuran pengalamannya tentang perjalanan panjang dalam desain dan rasionalisme.
Dengan mengamati alam, arsitektur dan aspek aspek efektif yang baik disekitarnya dan
menjadi bentuk kompleks dan membawa unsur keindahan.
Gambar 2. Heydar Aliyev Center (2007-2012), Zaha Hadid
Sumber: Architecturesstyle.com

Desain gaya melengkung membuatnya terlihat sangat berbeda dan terkesan indah.
Luas adalah 57.500m2 atap pusat ini sangat tinggi dengan ketinggian 74m. Desain
bangunan ini dalam bentuk aliran, semua bagian dari pusat diwakili oleh lipatan
dipermukaan kontinu, terdapat berbagai elemen pusat yang disediakan identitas dan
privasi mereka sendiri. Lipatan, bifurkasi, undulasi dan infleksi telah memberikan bentuk
dan desain yang sangat unik untuk pusat ini. Fluiditas dalam arstitektur sangat tua dalam
budaya Azerbaijian dan disaksikan dalam beberapa elemen yang berbeda juga, ketika
dilihat di dinding, karpet, langit langit dan banyak elemen lainnya sehingga jelas bahwa
pusat ini harus memilikinyav.
Gambar 3. Heydar Aliyev Center Audiotorium (2007-2012), Zaha Hadid
Sumber: Architecturesstyle.com
Arsitek lain mengatakan bahwa tugas paling kompleks untuk membangun pusat ini
adalah bagian kontinuitas. Aliran bangunan yang homogeny membutuhkan pengetahuan
teknis yang baik, pengalaman yang baik dalam melakukan ini dalam proyek sebelumnya,
dan logika konstruksi serta estetika pada setiap bangunan yang akan dibuat. Bangunan
ini mewakili era modern baku dan telah menjadi landmark penting yang mendapatkan
popularitas dan pengakuan diseluruh dunia. Bangunan ini terdiri dari audiotorium,
museum, dan ruang galeri gedung, digedung ini memiliki delapan lantai ditengah dan
mencakup kapasitas 1000 orang yang ditampung di audiotorium, selain ini ada berbagai
pameran yang diadakan di ruang pameran secara teratur dan juga memiliki parkir bawah
tanah.
Gambar 4. Heydar Aliyev Center (2007-2012), Zaha Hadid
Sumber: Architecturesstyle.com
Pusat ini menyaksikan berbagai program dan acara budaya yang diadakan pada
tingkat besar. Berbagai program budaya tradisional dan kontemporer, keindahan luar
pusat ini sama sama indah, ada rumput rumput hijau subur di eksterior. Ada area terbuka
lebar di luar. Pencahayaan bagian tengah dipilih dengan sangat hati hati untuk menjaga
aliran yang berkelanjutan didalam untuk menjaga hubungan yang sempurna antara
interior dan eksterior

5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil riset dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap hasil
pengamatan karya Zaha Hadid maka didapatkan kesimpulan bahwa bangunan Zaha
Hadid menggunakan konsep keindahan pengalaman yang dialaminya. Karena dari
bentuk bangunannya dengan bentuk yang “aneh”, mengapa bisa disebut “aneh” karena
adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian bentuk bentuk yang
selama ini dikenal. Selaras dengan kemampuan konseptualnya yang kuat, bentuk bentuk
dari alam selalu menjadi inspirasi Zaha Hadid untuk mendesain. Lapisan lapisan warna,
jajaran garis serta unsur lain dalam yang menjadi referensi bagi arsitek Zaha Hadid untuk
menciptakan bangunan konstruksi dan pola bangunan arsitektur luar. Serta bangunan ini
memiliki nilai estetika yang menjadi acuan sangat penting dalam suatu proses
perancangan karya Zaha Hadid. Faktor nilai estetika dalam arstitektur dapat menjadi
daya tarik masyarakat karena factor tersebut akan mampu memenuhi kepuasan serta
kebutuhan emosional. Teori estetika pada dasarnya bertolak pada asumsi bahwa manusia
pada hakekatnya akan selalu tanggap terhadap bentuk luar obyek arsitektural yang dapat
menghasilkan sensasi yang menyenangkan. Dan perasaan tentang sensasi yang
menyenangkan itu dapat disebut sebagai perasaan indah atau estetis. Teori seni selalu
dikaitkan dengan unsur-unsur estetika yang menjangkau seluruh ekspresi manusia.

i
Kuypers,K(1977),Encyclopedie van de filosofie,Elseiver:Amseterdam. Halaman 251
ii
2P. Sidha Anjarwulan, Hamzah(2019),Sains dan teknologi bangunan dekonstruksi dalam
karya Zaha Hadid.Journal of Architecture and Built Environment Vol 1, No 1 (diakses tanggal 13 Juli
2020)
iii
Budiwidodo P,Y.Roni Sugiarto,(2014), teknik pendekatan desain bentuk estetik
arsitektural.Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius
iv
https://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Kebudayaan_Heydar_Aliyev (diakses tanggal 13 Juli
2020)
v
https://architecturesstyle.com/heydar-aliyev-center/ (diakses tanggal 13 Julil 2020)

Anda mungkin juga menyukai