Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

METODOLOGI KEPERAWATAN

Dosen PJMK :
Dinarti, SKp, MAP

Disusun Oleh :
Arta Paulina Simatupang (P17120020045)

Program Studi DIII Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta I
2020/2021
RESUME
ZOOMINAR #31
a. MATERI 1
Narasumber : Ns. Harif Fadillah SKP, SKM MA
Judul : Kebijakan dan Peran PPNI dalam Menerapkan 3S
Isi Materi
ORGANISASI PROFESI
Definisi
 Organisasi yang melakukan penilaian terhadap kemampuan orang per orang secara
proesional dan mempunyai keterikatan satu dengan lainnya dalam menjalankan fungsi sosialny
adimana fungsi tsb tidak dapat dijalankan dalam kapasitas sebagai
individu(Merton,1985;Erb&Blais,1995).

 Organisasi Profesi mempunyai kewenangan mengendalikan pelayanan dari


keanggotaannya untuk meyakinkan masyarakat menerima pelayanan yang aman & berkualitas
(Pumonte&Reduan,1997).
ORGANISASI PROFESI MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
UU No. 18 tahun 2002 tentang Sistem Penelitian Nasional dan Penapisan IPTEK
Organisasi profesi adalah wadah masyarakat ilmiah dalam suatu cabang atau lintas
disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin
oleh negara untuk mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat,
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk menjamin tanggung jawab dan
akuntabilitas profesionalisme, organisasi profesi wajib menentukan standar,
persyaratan, dan sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi
PENINGKATAN DAN PENGAWALAN AKUNTABILITAS PROFESI
 Pengembangan dan penyempurnaan norma profesi
 Sosialisasi norma profesi berkelanjutan
 Peningkatan kepatuhan norma profesi

STANDAR PROFESI & STANDAR PELAYANAN PROFESI


Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal berupa pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku profesional yang harus dikuasai oleh individu untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya kepada masyarakat secara mandiri (PASAL 1 AYAT (12) UU NO. 36 TAHUN 2014).

Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang
dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan memberikan langkah yang
benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan
fungsi pelayanan yang dibuat oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan berdasarkan Standar Profesi.

(PASAL 1 AYAT 14 UU NO. 36 TAHUN 2014)

PENETAPAN & PENYUSUNAN STANDAR DALAM UNDANG-UNDANG

Standar Profesi dan Standar Pelayanan Profesi untuk masing-masing jenis Tenaga Kesehatan
ditetapkan oleh organisasi profesi bidang kesehatan dan disahkan oleh Menteri (PASAL 66 AYAT
(2) UU NO. 36 TAHUN 2014) Standar Pelayanan Profesi yang berlaku universal ditetapkan
dengan Peraturan Menteri (PASAL 66 AYAT (3) UU NO. 36 TAHUN 2014)

Standar Prosedur Operasional ditetapkan oleh Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PASAL 66 AYAT (4)
UU NO. 36 TAHUN 2014) Standar profesi dan kode etik ditentukan oleh organisasi profesi (PASAL
21 (3) UU NO. 36 TAHUN 2009) Standar kompetensi kerja disusun oleh Organisasi Profesi
Perawat dan Konsil Keperawatan dan ditetapkan olehMenteri (PASAL 16 AYAT (4) UU NO. 38
TAHUN 2014)

UPAYA PPNI MENINGKATKAN PROFESIONALISME

Memberikan input pada standar pendidikan keperawatan, kurikulum pendidikan dan akreditasi
Koordinasi dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan penyediaaan wahana
pendidikan keperawatan Pengembangan standar profesi & standar pelayanan profesi
Penetapan, pengembangan dan penguatan implementasi kode etik perawat Pengkawalan
pelaksanaan sumpah profesi/perawat Peningkatan kompetensi perawat melalui pendidikan
keperawatan berlanjut Advokasi penggunaan standar profesi dan peningkatan kepatuhan dalam
tatanan praktik.

KESIMPULAN

Pengaturan tentang peran organisasi profesi telah lengkap pengaturannya dalam perundang-
undangan Peran utama organisasi profesi ialah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
(kompetensi), martabat dan etika profesi anggotanya. Pengembangan standar profesi mrupakan
bagian dari peran pengkawalan kompetensi perawat Semakin lengkap standar profesi yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan praktik perawat, semakin menjamin kualitas praktik dan
keselamatan klien dalam asuhan keperawatan yang diberikan.

b. MATERI 2
Narasumber : Ns. Muhamad Adam, M.Kep, Sp.KMB
Judul : Proses Keperawatan Untuk Meningkatkan Asuhan Keperawatan
Isi Materi
Proses keperawatan adalah metode sistematis yang menggunakan penalaran ilmiah,
pemecahan masalah dan pemikiran kritis untuk mengarahkan perawat dalam merawat pasien
secara efektif (Altamier, 2010)

Contoh Penerapan pada Proses Keperawatan Setiap Hari


Seorang teman merayakan wisudanya dengan acara makan malam dengan makanan yang
pedas. Di malam hari anda terbangun dan merasakan nyeri seperti diremas dan panas pada
dada. Anda masih muda dan sehat serta merasakan tidak ada gejala lain (Pengkajian). Anda
memperkirakan nyeri tersebut akibat makanan pedas yang Anda makan (Diagnosis). Kemudian
Anda memutuskan untuk menghilangkan nyeri tersebut agar dapat kembali tidur (Perencanaan).
Anda kemudian mencoba tarik napas dalam dan minum Antasida cair (Implemantasi) Dalam
beberapa menit anda memperhatikan bahwa sensasi terbakar tersebut hilang dan anda dapat
tidur kembali tanpa keluhan lagi.

DINAMIS, SIKLIK & PATIENT-CENTERED


Keuntungan Menggunakan

Proses Keperawatan

 Kerangka yang terorganisir


 Berfokus pada respons manusia
 Pengambilan keputusan terstruktur
 Keterlibatan pasien
 Bahasa yang umum
 Kontribusi ekonomi

ZOOMINAR 32 : “Penerapan SDKI dan SLKI”

Narasumber 1 : Ernawati, S.kp, M.Kep, Sp.KMB


Judul :Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)”
Isi Materi

LATAR BELAKANG DAN LANDASAN HUKUM SDKI

Undang-Undang Keperawatan No. 38 Tahun 2014 mengenai Standar Profesi :

Standar Kompetensi (SK) :


 Pendidikan : Vokasi, Ners, Generalis, Ners Spesialis, Ners Subspesialis
 Kekhususan : Medikal Bedah, Gadar, Kamar Bedah, Kritis, Jiwa, Maternitas, dll

Standar Kinerja Profesional (SKP) :


 Penjaminan Mutu
 Pendidikan
 Riset
 Etika
 Penilaian Kerja

Standar Asuhan Keperawatan (SAK) :


 Diagnosis
 Intervensi
 Luaran (outcome)

TUJUAN PENYUSUSUNAN SDKI

Bagi Pelayanan Keperawatan


 Menjadi acuan penegakan diagnosis keperawatan
 Meningkatkan otonomi perawat
 Memudahkan komunikasi intraprofesional
 Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
 Mengukur beban kerja dan reward perawat

Bagi Penelitian Keperawatan


 Memperluas area penelitian keperawatan
 Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan Fenomena Keperawatan yang dapat menjadi
focus penelitian
 Dapat dikembangkan penelitian :
1. Penelitian epidemiologis
2. Uji validitas dan uji sensitivitas/spesifitas
3. Penelitian eksperimental

Bagi Pendidikan Keperawatan


 Mengarahkan dan menguatkan proses pembelajaran pada pendidikan keperawatan
 Diagnosis keperawatan merupakan kumpulan konsep inti dalam praktik keperawatan yang
dapat menjadi focus pembelajaran
 Diagnosis keperawatan mengarahkan peserta didik dan pendidik keperawatan dalam
mempelajari konsep-konsep dasar untuk dapat memahami konsep inti

JENIS DIAGNOSIS
Diagnosis Keperawatan dibedakan menjadi 2 :
1. Negatif => Aktual, Risiko
2. Positif => Promosi Kesehatan

PROSES DIAGNOSIS
1. Analisis Data : Bandingkan data dengan nilai normal, kelompokkan data
2. Identifikasi Masalah : Masalah actual, risiko, promkes
3. Perumusan Diagnosis : Three part (Aktual), Two part (Risiko dan Promosi Kesehatan)

TANDA DAN GEJALA


Mayor => Ditemukan sebanyak 80-100% untuk validasi diagnosis
Minor => Tidak harus ditemukan, jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosis

MASALAH/LABEL DIAGNOSIS
Deskriptor => Gangguan Penurunan Intoleransi Defisit
Fokus Diagnosis => Pertukaran Gas Curah Jantung Aktivitas Pengetahuan
Narasumber 2 :Maulina Handayani, S.Kp, M.Sc
Judul : Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)
Isi Materi

TUJUAN PENYUSUNAN SLKI


 Menjadi acuan penetuan luaran (outcome) keperawatan
 Mengarahkan intervensi keperawatan
 Meningkatkan efektivitas keperawatan
 Mengukur pencapaian level keberhasilan intervensi keperawatan
 Meningkatkan mutu asuhan keperawatan

PENETAPAN LUARAN KEPERAWATAN


Penetapan luaran memenuhi prinsip SMART
S => Spesific
M => Measurable
A => Attainable
R => Realistic
T => Timed

JENIS LUARAN KEPERAWATAN


1) Luaran Positif
Contoh : Bersihkan jalan napas, keseimbangan cairan, integritas kulit dan jaringan, citra
tubuh.
2) Luaran Negatif
Contoh : Tingkat nyeri, tingkat keletihan, tingkat ansietas, tingkat berduka, respon alergi
sistemik.

KOMPONEN LUARAN KEPERAWATAN

Label
 Nama luaran keperawatan berupa kata-kata kunci informasi luaran

Ekspektasi
 Penilaian terhadap hasil yang diharapkan
 Meningkat, menurun atau membaik

Kriteria Hasil
 Karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
 Dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi
 Menggunakan skor (1 s.d 5) pada pendokumentasian computer-based

TAUTAN SDKI – SLKI


1. Tautan (lingkage) merupakan suatu hubungan antara dua elemen atau konsep, yakni SDKI
dan SLKI.
2. Tautan ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian klinis (clinical judgement)
perawat.
3. Pemilihan luaran keperawatan tetap harus didasarkan pada penilaian klinis dengan
mempertimbangkan kekhasan kondisi pasien, keluarga, kelompok atau komunitas.
Satu diagnosis dapat memiliki lebih dari satu luaran, jika diperlukan

ZOOMINAR 33
Narasumber : Ns. Erlin Ifadah, M.Kep, Sp. KMB
Judul : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Isi Materi
Narasumber : Ns. Dally Rahman, M.Kep, Sp. KMB
Judul : Aplikasi Umum Standar 3S (SDKI, SLKI, SIKI )
a. MATERI 1
Narasumber : Ns. Erlin Ifadah, M.Kep, Sp. KMB
Judul : Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)
Isi Materi
Latar Belakang
Standar Asuhan Keperawatan
 Diagnosis
 Intervensi
 Luaran ( outcome )
Proses keperawatan dan Standar Asuhan Keperawatan
 Pengkajian
 Diagnosis (SDKI )
 Intervensi ( SLKI )
 Implementasi ( SIKI )
 Evaluasi
MENGAPA PERLU DISTANDARISASI?
• Panduan penyusunan intervensi keperawatan
• Penyeragaman istilah / penyebutan intervensi keperawatan
• Perluasan (ekspansi) ilmu keperawatan Pengembangan sistem informasi
Pembelajaran decision making bagi peserta didik keperawatan
• Penentuan biaya pelayanan kepada perawat
• Pengkomunikasian keperawatan intraprofesi dan interprofesi kesehatan
KEUNGGULAN YANG HARUS DIMILIKI STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
• Komprehensif
• Area generalis dan spesialis
• Fisiologis dan psikososial
• Kuratif, preventif dan promotif
• Individu, keluarga, komunitas
• Direct care dan indirect care
• Independent dan collaborative
• Berbasis riset
• Mudah digunakan (easy to use)
• Menggunakan istilah klinis yang jelas
• Dapat dikaitkan dengan diagnosis & outcome keperawatan

RENTANG INTERVENSI KEPERAWATAN

(LANJUTAN)

• Direct care intervention


• Intervensi yang dilaksanakan dengan berinteraksi langsung dengan pasien
• ‘Laying on of hands’
• Indirect care intervention
• Intervensi yang dilaksanakan tanpa berinteraksi langsung dengan pasien namun
dilaksanakan demi pasien
• Nurse-initiated intervention
• Intervensi yang diinisiasi oleh perawat untuk mengatasi diagnosis keperawatan

Anda mungkin juga menyukai