Anda di halaman 1dari 75

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRIPSI

POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG


KUNYIT PUTIH (Curcuma zedoaria) TERHADAP
HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus
musculus) YANG DIINDUKSI
BENZO[a]PIREN

Oleh

RIZKA FIDYAH AYUNDA


NIM 061011006

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

1
Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ii

POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH


(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT
(Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
Pada
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

Oleh

Rizka Fidyah Ayunda


NIM. 061011006

Menyetujui
Komisi Pembimbing,

Prof. Dr. Sarmanu, drh., M.S. Sunaryo Hadi Warsito, drh. M.P.
Pembimbing Utama Pembimbing Serta

ii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi berjudul :

POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH


(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT
(Mus musculus) YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN

Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surabaya, Agustus 2014

Rizka Fidyah Ayunda


NIM. 061011006

iii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
iv

Telah dinilai pada Seminar Hasil Penelitian


Tanggal: 20 Agustus 2014

KOMISI PENILAI SEMINAR HASIL PENELITIAN

Ketua : Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh., M.Si.


Sekretaris : Dr. Eka Pramyrtha Hestiana, drh., M.Kes.
Anggota : Arimbi, drh., M.Kes.
Pembimbing Utama : Prof. Dr. Sarmanu, drh., M.S.
Pembimbing Serta : Sunaryo Hadi Warsito, drh. M.P.

iv

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
v

Telah diuji pada


Tanggal : 25 Agustus 2014

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh., M.Si.


Anggota : Dr. Eka Pramyrtha Hestiana, drh., M.Kes.
: Arimbi, drh., M.Kes.
: Prof. Dr. Sarmanu, drh., M.S.
: Sunaryo Hadi Warsito, drh. M.P.

Surabaya, 25 Agustus 2014


Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga
Dekan,

Prof. Hj. Romziah Sidik, Ph.D., Drh.


NIP. 195312161978062001

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vi

TIME PATERN OF Curcuma zedoaria EXTRACT AGAINST


HISTOPATOLOGY OF MICE PULMONARY CARCINOGENESIS
INDUCED BY BENZO[a]PYRENE

Rizka Fidyah Ayunda

ABSTRACT

This experiment was aimed to investigate the influence of Curcuma


zedoaria ethanol extract on the growth of benzo[a]pyrene-induced lung tumor in
male mice. New born miced were induced with 0,2 μmol, 0,4 μmol, and 0,6 μmol
benzo[a]pyrene intraperitoneally at day 1, 8, and 15 after born. On day 21 after
born, the mice were distributed into 5 groups. Group 1 was benzo[a]pyrene
induced tumor positive control and group 5 was treated with DMSO (solvent).
Group 2, 3 and 4 were treated with Curcuma zedoaria ethanol extract
consecutively 500 mg/kgBW at 20th, 27th, 34th day. Mice were sacrificed at 16
week age, and lung were collected for examination of tumor focus
microscopically. Intensity of carcinogenicity was expressed as number of tumor
focus on bronchial and alveolar septum mice lung in each group. From the result
it was concluded that Curcuma zedoaria ethanol extract on day 20th, every 2
times a week until 8 weeks can inhibit the growth of lung tumor in male mice.

Keyword : newborn mice, benzo[a]phyrene, Curcuma zedoaria.

vi

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tak lupa pula penulis memanjatkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar

Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul “Pola Waktu Pemberian Ekstrak Rimpang Kunyit

Putih (Curcuma zedoaria) Terhadap Histopatologi Paru Mencit (Mus musculus)

Yang Diinduksi Benzo[a]piren” merupakan salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana kedokteran hewan. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari

partisipasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof. Hj.

Romziah Sidik, drh., Ph.D. atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Prof. Dr. Sarmanu, drh., M.S. dan Sunaryo Hadi Warsito, drh. M.P. selaku

pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

kepada penulis. Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh., M.Si selaku ketua penguji

sekaligus dosen pembimbing penelitian yang telah mengijinkan penulis untuk ikut

serta dalam penelitian beliau dan banyak memberi bantuan, arahan serta dukungan

kepada penulis. Dr. Eka Pramyrtha Hestiana, drh., M.Kes dan Arimbi., M.Kes dan

selaku penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis.

vii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
viii

Ayahanda Moedjihari dan ibunda Ismawati serta adik Naufal Ridho

Hizamiar terimakasih atas segenap cinta kasih, doa, dukungan, nasehat serta

motivasi yang selalu mengiringi setiap langkah penulis sehingga hingga detik ini

penulis tetap kuat dan semangat menyelesaikan studi.

Terimakasih juga tak lupa penulis ucapkan kepada Permadi Wahyu Dwi

Mariyono selaku motivator setia yang selalu memberi dukungan, bantuan dan

menjadi penyemangat penulis dalam proses menyelesaikan penulisan skripsi.

Anggraeni Eka Handoko selaku teman sepenelitian, terimakasih atas kerja

sama dan waktu kebersamaan selama penelitian berlangsung. Sahabat-sahabat

tercinta Melyta Permata, Kurnia Desiandura, Alvian Nuris, Yuanistia, Gaeswara,

terimakasih atas kasih sayang, bantuan dan dukungan yang telah diberikan hingga

saat ini. Teman-teman Aditya Lalu, Yeni, Ekix, Galuh, Ayu, Caessaria dan

seluruh angkatan 2010, terimakasih atas semangat dan kerjasama selama ini. Serta

nama-nama yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang turut membantu

terselesaikannya skripsi ini. Penulis panjatkan doa semoga Allah SWT

memberikan imbalan yang setimpal dan berlipat ganda atas segala bantuan semua

pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi

ini. Amin.

Penulis

Rizka Fidyah Ayunda

viii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. ii


HALAMAN PERNYATAAN .................................................................. iii
HALAMAN IDENTITAS ........................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH..................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 4
1.3 Landasan Teori .................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian . .............................................................. 6
1.6 Hipotesis .............................................................................. 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 8
2.1 Tinjauan Rimpang Kunyit Putih (Curcuma zedoaria) ......... 8
2.1.1 Klasifikasi Kunyit Putih................................................ 8
2.1.2 Morfologi Kunyit Putih ................................................. 9
2.1.3 Kandungan Kunyit Putih .............................................. 10
2.2 Karsinogenesis ..................................................................... 11
2.2.1 Tinjauan Umum ........................................................... 11
2.2.2 Mekanisme Karsinogenesis ......................................... 12
2.3 Benzo[a]piren ...................................................................... 14
2.4 Histopatologi Paru ................................................................ 17
2.6.1 Paru ............................................................................. 17
2.6.2 Bronkus ...................................................................... 18
2.6.3 Bronkiolus ................................................................... 19
2.6.4 Alveolus ...................................................................... 19
2.5 Mencit (Mus musculus) ........................................................ 21
BAB 3 MATERI DAN METODE .......................................................... 23
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................. 23
3.2 Bahan dan Alat Penelitian .................................................... 23
3.2.1 Bahan Penelitian ........................................................ 23
3.2.1.1 Bahan uji ........................................................... 23
3.2.1.2 Hewan uji .......................................................... 23
3.2.1.3 Bahan kimia ...................................................... 24
3.2.2 Alat Penelitian ............................................................ 24
3.3 Metode Penelitian ................................................................ 24
3.3.1 Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit Putih ................ 24
ix

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
x

3.3.2 Pembuatan Larutan Karsinogen Benzo[a]piren.......... 25


3.3.3 Persiapan Hewan Coba .............................................. 25
3.3.4 Induksi Benzo[a]piren dengan Metode Newborn Mice 26
3.3.5 Dosis Pemberian Ekstrak Rimpang Kunyit Putih ....... 27
3.3.6 Perlakuan ............................................................ ....... 27
3.4 Pembuatan dan pengamatan histopatologi ............................ 29
3.5 Variabel Penelitian ............................................................... 29
3.5.1 Variabel Bebas ........................................................... 29
3.5.2 Variabel Tergantung .................................................. 29
3.5.3 Variabel Kendali ........................................................ 29
3.6 Rancangan Penelitian ........................................................... 30
3.7 Analisis Data ......................................................................... 30
3.8 Diagram Alur Penelitian ....................................................... 31
BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................ 32
BAB 5 PEMBAHASAN ......................................................................... 38
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 48
LAMPIRAN ............................................................................................. 52

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Rimpang kunyit putih ................................................................. 8

2.2 Tanaman kunyit putih ................................................................. 9

2.3 Tahap karsinogen kimia ............................................................. 14

2.4 Jalur metabolisme benzo[a]piren ............................................... 16

2.5 Struktur histologi organ paru normal ......................................... 20

2.6 Gambaran histopatologi organ paru tidak normal yang terdapat


nodul tumor paru......................................................................... 20

4.1 Gambaran histologi organ paru hewan uji kelompok kontrol


positif benzo[a]piren dan kontrol negatif DMSO ....................... 33

4.2 Gambaran histopatologi fokus tumor pada bronkiolus dan septa


alveoli yang mengalami hiperplasia sel....................................... 34

5.1 Jalur aktivitas BPDE merusak ikatan DNA ............................... 40

5.2 Mekanisme kurkumin dalam memacu apoptosis dan


mengaktifkan enzim caspase-3 dan caspase-9 ........................... 42

5.3 Mekanisme apoptosis ekspresi onkogen Bcl-2 dalam


menghambat sitokrom C ............................................................ 43

xi

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Rerata jumlah fokus tumor paru pada setiap kelompok perlakuan ....... 36

xii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Penghitungan Dosis Benzo[a]piren ............................................ 51

2 Penentuan Dosis Ekstrak Curcuma zedoaria ............................. 52

3 Proses Pembuatan Preparat Histopatologi ................................. 53

4 Skema Pewarnaan Hematoxylin-Eosin (HE) ............................. 54

5 Hasil Analisis Data .................................................................... 55

6 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 59

xiii

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xiv

DAFTAR SINGKATAN

ANAVA = Analisis Varian

bb = berat badan

B[a]P = Benzo[a]piren

Bcl-2 = B cell lymphoma

BPDE = Benzo[α]pirene Diol Epoxide

cm = centimeter

CMC Na = Carboxymethyl Cellulose Sodium

CO2 = Carbon Dioxide

COX = Cycloogxygenase

CYP = Cytochrome P450

DMSO = Dimethyl sulfoxide

DNA = Deoxyribonucleic acid

Dpl = diatas permukaan laut

i-NOS = inducible Nitric Oxide Synthase

kg = kilogram

l = liter

mg = miligram

ml = mililiter

NF-κВ = nuclear factor-κappa В

O2 = Oxygen

PAH = Polycyclic Aromatic Hydrocarbon

xiv

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
xv

RNA = Ribonucleic acid

SPSS = Statistical Package for the Social Sciences

µmol = mikromol

% = persen

< = kurang dari

> = lebih dari

xv

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker paru merupakan penyakit akibat terjadinya pertumbuhan sel-sel

jaringan tak terkontrol yang terbentuk melalui rangkaian mutasi genetik yang

menuju pada perubahan epitel normal bronkus menjadi karsinoma sel (Wiwin dan

Benjamin, 2010). Menurut database online dari Badan Internasional untuk

Penelitian Kanker / The International Agency for Research on Cancer (IARC)

menunjukkan jumlah penderita kanker mengalami peningkatan mencapai 32,6

juta orang yang telah didiagnosis pada lima tahun terakhir. Kanker paru menjadi

kanker utama yang paling sering didiagnosis dengan 1,8 juta orang (13,0 % dari

total) yang menyebabkan kematian sekitar 1,6 juta orang (19,4 % dari total) di

seluruh dunia (IARC, 2013). Data tersebut diperkuat oleh Ancuceanu and

Victoria, (2004) yang menyebutkan bahwa insidensi kanker paru di dunia,

sebanyak 17% insidensi terjadi pada pria (peringkat kedua setelah kanker prostat)

dan 19% pada wanita (peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker

kolorektal).

Kanker paru dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satu faktor utama

adalah asap rokok. Berdasarkan penelitian yang dilakukan sejak 2004 di 192

negara, para ahli menemukan sekitar 21.400 perokok pasif meninggal akibat

kanker paru per tahunnya. Hal ini menjadikan kanker paru sebagai penyebab

kematian karena kanker tertinggi yaitu sebanyak 92% pada pria dan 88% pada

wanita. Penelitian lainnya, Enstrom and Kabat (2003) mengatakan para perokok

1
Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2

pasif yang tinggal bersama dengan anggota keluarga yang perokok aktif

berpotensi menderita penyakit kanker paru-paru lebih tinggi, sebab perokok pasif

beresiko menghisap 2 kali lipat racun yang dihembuskan oleh perokok aktif. Asap

rokok telah terbukti menjadi penyebab utama timbulnya kanker paru, baik pada

perokok aktif maupun pasif. Senyawa karsinogen yang berasal dari polutan

lingkungan hasil pembakaran asap rokok adalah benzo[α]piren. Benzo[α]piren

merupakan senyawa golongan polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH) yang

ditimbulkan melalui asap rokok, asap kendaraan, makanan yang diasap atau

dipanggang dengan arang, dan sebagai produk sampingan dari proses industri

(Kartawiguna, 2001). Peningkatan paparan benzo[α]piren secara terus menerus

dalam kurun waktu yang lama dapat menimbulkan kerusakan pada organ paru

(Wibowo dkk., 2013).

Usaha-usaha pencegahan atau pengobatan penyakit kanker menjadi

semakin penting mengingat tingkat kejadiannya yang cukup tinggi. Beberapa

usaha pengobatan kanker telah dilakukan secara intensif meliputi pengobatan fisik

dengan pembedahan, radiasi, kemoterapi maupun pengobatan menggunakan obat

kimiawi seperti docetaxel, paclitaxel, gemcitabine, vinorelbine untuk pasien

kanker stadium lanjut setelah kegagalan kemoterapi sebelumnya, yang dapat

menimbulkan efek samping pada sel normal (Clegg et al., 2001). Sampai saat ini

obat kanker yang benar-benar efektif belum ditemukan. Hal ini dikarenakan

rendahnya selektifitas obat-obat kanker yang digunakan maupun karena belum

diketahuinya dengan jelas proses karsinogenesis itu sendiri. Proses karsinogenesis

terdiri dari tahap inisiasi, promosi, progresi dan metastasis, dimana inisiasi adalah

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3

proses masuknya zat inisiator yang dapat menyebabkan kerusakan dan mutasi

DNA, pada tahap ini belum terlihat perubahan histologis hanya terlihat nekrosis

sel dengan meningkatnya proliferasi sel; kemudian pada tahap promosi sel-sel

terinisiasi berkembang menjadi premalignan oleh stimulus zat lain (promotor)

yang akan meningkatkan ekspresi gen, proliferasi sel, dan terdapat gambaran

histologis yang abnormal pada akhir fase; sedangkan pada tahap progresi sel-sel

berkembang progresif menjadi malignan (ganas) yang akan menginvasi jaringan

berdekatan, terjadi angiogenesis dan bermetastasis ke jaringan lain (Arimbi dkk.,

2013; Kartawiguna, 2001).

Penyakit kanker umumnya baru diketahui setelah sampai pada tahap

progresi hingga sulit dilakukan terapi. Terapi kanker harus dilakukan pada semua

tahap sehingga dapat menghambat perkembangan lanjut sel tumor dan mencegah

proses kanker yang progresif. Oleh karena itu, pengembangan terapi kanker perlu

dilakukan melalui tindakan pencegahan dari tanaman obat alam yang dapat

mengendalikan kanker secara selektif dan efektif sehingga tidak menimbulkan

efek samping pada sel-sel sehat (sel normal) yang tidak terserang. Salah satu

tanaman obat yang telah banyak digunakan sebagai antikanker oleh masyarakat di

Asia adalah kunyit putih (Tholkappiyavathi et al., 2013).

Kunyit putih (Curcuma zedoaria) adalah jenis tanaman di Indonesia yang

ekstraknya memiliki kandungan senyawa yang dapat menghambat karsinogenesis.

Senyawa tersebut antara lain minyak astiri, polisakarida dan kurkuminoid yang

telah diidentifikasi dan diisolasi meliputi: kurkumin, demetoksikurkumin dan

bisdemetoksikurkumin (Chiung et al., 2010). Selain sebagai antikanker, kurkumin

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4

juga digunakan sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiproliferasi, pengatur

penghambatan ekspresi enzim siklooksigenase (COX), dan memacu apoptosis

(Aggarwal et al., 2003). Penelitian Murwanti dkk., (2006) menunjukkan bahwa

senyawa kurkuminoid yang terisolasi dari ekstrak rimpang kunyit putih pada

pemberian dosis 500 mg/kgbb memiliki aktivitas penghambat karsinogenesis

terbaik yang berperan sebagai antiproliferasi dan memacu apoptosis.

Penelitian mengenai pemberian rimpang kunyit putih pada penghambatan

karsinogenesis paru yang didasarkan pada tahap karsinogenesis belum dilakukan.

Untuk membuktikan perlu dilakukan penelitian tentang pola waktu pemberian

ekstrak rimpang kunyit putih terhadap gambaran histopatologi paru mencit yang

diinduksi benzo[α]piren.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pemberian ekstrak rimpang kunyit putih dengan berbagai pola waktu

pemberian dapat menghambat karsinogenesis paru yang diinduksi

benzo[α]piren melalui pengamatan histopatologi tumor paru mencit ?

2. Pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih manakah yang terbaik

dapat menghambat karsinogenesis pada gambaran histopatologi paru mencit

yang diinduksi benzo[α]piren ?

1.3 Landasan Teori

Kanker merupakan penyakit dengan ciri adanya sifat pertumbuhan sel yang

tidak terkendali. Sebelum terjadi kanker, sel-sel normal mengalami proses

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5

pertumbuhan yang dinamakan karsinogenesis. Karsinogenesis disebabkan oleh

paparan zat karsinogen yang mengakibatkan terjadinya perubahan genetik.

Benzo[α]piren (B[a]P) merupakan karsinogen kimia yang menghasilkan

senyawa metabolit BPDE (Benzo[α]pirene Diol Epoxide). Aktivasi metabolik

benzoapiren menjadi senyawa karsinogenik diawali dari enzim sitokrom P450

(CYP) akan mengoksidasi B[a]P untuk membentuk molekul epoksida yang

selanjutnya dikatalisis oleh epoksida hidrolase membentuk benzo[a]pyrene-7,8-

dihydrodiol-9,10-epoxide (BPDE) (Moserova et al., 2009). Ikatan antara BPDE

dengan DNA menghasilkan B[a]P-DNA adduct, kemudian berikatan dengan N2-

deoxyguanosine (BPDE-N2-dG) DNA yang dapat menghambat replikasi DNA

dan menyebabkan mutasi gen (Boysen and Hecht, 2002).

Beberapa penelitian telah membuktikan produk alam yang berasal dari

tanaman mampu menghambat interaksi antara karsinogen kimia dengan DNA.

Tanaman kunyit putih (Curcuma zedoaria) berkhasiat sebagai antiinflamasi,

antioksidan, antikoagulan, antidiabets, antibakteri, antifungal, antiprotozoa,

antivirus, antifibrosis, anti-ulcer, hypocholesteremic, antihiperlipidemik,

hepatoprotektor, antikanker (Palanikumar and Panneerselvam., 2009;

Priosoeryanto dkk., 2009). Berdasarkan penelitian Murwanti dkk., (2006) bahwa

kandungan senyawa rimpang kunyit putih terbukti memiliki aktivitas sebagai

antikanker. Senyawa utama dalam Curcuma zedoaria yang dapat menghambat

proses karsinogenesis adalah kurkumin. Kurkumin mampu menekan aktivitas

enzim sitokrom P450, menghambat ekspresi NF-κВ yang menginduksi ekspresi

COX-2 dan Bcl-2, serta mengaktifkan enzim caspase-3, caspase-7 dan caspase-9

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6

yang memacu apoptosis sehingga dapat menghambat proliferasi sel dan aktivitas

mutagenik dari benzo[a]piren pada proses karsinogenesis (Rini dkk., 2012;

Priosoeryanto dkk., 2009). Berdasarkan data-data tersebut ekstrak rimpang kunyit

putih diharapkan mampu menghambat pertumbuhan karsinogenesis pada mencit

akibat induksi benzo[α]piren sehingga dapat difungsikan sebagai

antikarsinogenesis.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan pada latar belakang penelitian, maka pada

penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk :

1. Mengetahui penghambatan karsinogenesis paru yang diinduksi benzo[α]piren

terhadap pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih melalui

pengamatan histopatologi tumor paru mencit.

3. Mengetahui pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih terbaik yang

dapat menghambat karsinogenesis pada gambaran histopatologi paru mencit

yang diinduksi benzo[α]piren.?

1.5 Manfaat penelitian

Manfaat teoritik : memberikan informasi mengenai ekstrak rimpang

rimpang kunyit putih sebagai antikarsinogenesis

paru melalui pengamatan gambaran histopatologi

paru dengan berbagai macam pola waktu

pemberian

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7

Manfaat metodologik : metode in vivo dapat memberikan gambaran

aktivitas ekstrak secara farmakodinamik lebih

realistis dan relevan dalam menghambat

perkembangan karsinogenesis paru

Manfaat aplikatif : dapat diketahui secara pasti khasiat penggunaan

ekstrak rimpang kunyit putih dalam mencegah

perkembangan karsinogenesis paru berkelanjutan

1.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang digunakan sebagai latar belakang

penelitian, maka dapat dikemukakan hipotesis yaitu :

1. Terdapat gambaran histopatologi paru mencit akibat pemberian ekstrak

rimpang kunyit putih yang diinduksi benzo[α]piren dengan berbagai macam

pola waktu pemberian.

2. Pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih yang lebih awal adalah

yang terbaik memberikan hambatan karsinogenesis pada sel paru mencit

yang diinduksi benzo[α]piren.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Rimpang Kunyit Putih (Curcuma zedoaria)

2.1.1 Klasifikasi Kunyit Putih

Divisi : Spermathopyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma zedoaria

(Sumber : Dalimartha, 2008)

Gambar 2.1 Rimpang Kunyit Putih (dokumentasi pribadi)

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9

2.1.2 Morfologi Kunyit Putih

Curcuma zedoaria di Indonesia sering disebut tanaman kunyit putih.

Tumbuhan ini berasal dari Himalaya, India dan tersebar di negara-negara Asia.

Curcuma zedoaria tumbuh liar di Sumatra, di hutan jati Jawa Timur, banyak

dijumpai di Jawa Barat dan Jawa Tengah, di ketinggian sampai 1000 dpl

(Windono dan Parfati, 2002).

Gambar 2.2 Tanaman Kunyit Putih (Shiyou et al., 2011)

Tanaman jenis herbaceous dan rhizomatous ini merupakan tanaman terna

tahunan, tinggi mencapai 1 meter, tumbuh membentuk rumpun. Batang semu

tegak, umbi dan cabang silindris bawah tanah atau rimpang. Tunas umbi dan tunas

rimpang muncul di atas tanah sebagai perbungaan. Daun memanjang berwarna

merah di sepanjang tulang tengahnya. Tidak ada bunga tambahan tetapi tunas

vegetatif yang lebih berkembang menjulang ke atas membentuk bongkol bunga

yang besar, mahkota bunga berwarna putih, dengan tepi bergaris merah tipis,

rimpang berwarna putih, rasa sangat pahit (Lobo et al., 2009).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10

2.1.3 Kandungan Kunyit Putih

Kandungan kimia rimpang kunyit putih terdiri dari minyak astiri,

polisakarida dan kurkuminoid yang telah diidentifikasi dan diisolasi meliputi:

kurkumin [1,7-bis (4-hidroksi-3-metoksifenil)-1,6-heptadin-3,5-dione],

demetoksikurkumin dan bisdemetoksikurkumin (Chiung et al., 2010). Minyak

atsiri memiliki senyawa aktif polifenol berupa pigmen kuning yang berasal dari

rimpang kunyit putih yang mengandung monoterpen dan sesquiterpen.

Monoterpen terdiri dari monoterpen 1,8-cineole, terpinolene, o-Cymene, α-

Pinene, β-Phellandrene, dan myrcene. Berdasarkan penggolongannya,

sesquiterpen terdiri dari: golongan curzerenone, germacrone, zedoarondiol,

isozedoarondiol, curcumenol, isocurcumenol, bisacumol, curcumadione,

curcumenone, curdione, furanodiene, furanodienone, dan zederone. Kandungan

lainnya yaitu etil-p-metoksisinamat, 3,7-dimetillindan-5-asam karboksilat

(Pomkeua, 2010).

Kandungan kurkuminoid pada kunyit putih berupa kurkumin (77%),

demetoksikurkumin (18%), bisdemetoksikurkumin (5%) (Basnet and Basnet,

2011). Pada penelitian sebelumnya, ekstrak rimpang kunyit putih menunjukkan

adanya aktivitas penghambatan karsinogenesis pada paru. Ekstrak etanol rimpang

kunyit putih pada dosis 500 mg/kgbb menunjukkan penghambatan tahap promosi

tumor paru pada sel mencit secara in vivo dengan menghambat proliferasi,

memacu apoptosis dan menghambat enzim sikloogsigenase (COX) (Murwanti

dkk., 2006).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11

Aktivitas kurkumin sangat potensial sebagai senyawa utama

antikarsinogenesis yang dibuktikan dengan kemampuannya menekan aktivitas

enzim sitokrom P450, menghambat ekspresi NF-κВ yang menginduksi ekspresi

COX-2 dan Bcl-2, serta mengaktifkan enzim caspase-3, caspase -7 dan caspase -9

yang memacu apoptosis sehingga dapat menghambat proliferasi sel dan aktivitas

mutagenik dari benzo[a]piren pada proses karsinogenesis (Rini dkk., 2012;

Priosoeryanto dkk., 2009). Kurkumin juga memiliki kemampuan sebagai

antioksidan, antiinflamasi, antiangiogenesis dan antikarsinogensis (Aggarwal et

al., 2003).

2.2 Karsinogenesis

2.2.1 Tinjauan Umum

Karsinogenesis merupakan tahapan perubahan genetik sel normal menuju

bentuk progresif dan akhirnya menjadi malignan/ganas yang disebabkan adanya

kerusakan DNA atau mutasi (perubahan DNA) pada gen pengatur pertumbuhan.

Mutasi pada gen ditandai dengan masuknya senyawa karsinogenik yang dapat

berikatan dengan DNA (Hanahan and Weinberg, 2000). Proses terjadinya

karsinogenesis diawali dengan terpaparnya sel normal oleh zat-zat karsinogen.

Salah satu senyawa kimia yang bersifat karsinogenik adalah benzo[α]piren.

Benzo[α]piren dapat digunakan sebagai induktor kanker pada hewan coba mencit

dengan metode newborn mice (Kapitulnik et al., 1978).

Gen bertugas mengatur pembentukan protein melalui proses transkripsi dan

translasi serta hanya terekspresi jika menghasilkan protein. Proses pertumbuhan

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12

dan diferensiasi sel berperan penting sebagai penentu ekspresi gen, kedua proses

tersebut bekerja menghidupkan dan mematikan gen. Kanker terbentuk akibat

kerusakan informasi proto-onkogen dan gen supresor yang menyebabkan cetakan

protein mengalami perubahan perilaku dari program semula, sehingga transkripsi

dan translasi gen menjadi keliru, melahirkan protein abnormal yang lepas dari

kendali pengaturan normal jaringan (Rasjidi, 2013).

Pertumbuhan sel yang tidak terkendali karena hilangnya fungsi pengaturan

sirkulasi proliferasi sel dan penjagaan homeostasis dapat mengganggu sel normal

dalam mengendalikan pertumbuhan dan diferensiasi untuk menjaga homeostasis.

Perubahan sel normal menjadi sel kanker memiliki sifat-sifat umum antara lain sel

mampu mencukupi sinyal pertumbuhannya sendiri, sel tersebut tidak sensitif

terhadap sinyal antipertumbuhan, sel mampu menghindar dari mekanisme

apoptosis sedangkan sel normal akan mati dengan sendirinya (sel mati

terprogram), mampu bereplikasi tidak terbatas meski jumlahnya telah melebihi

kebutuhan, mampu mencukupi oksigen dan nutrisi melalui proses angiogenesis,

mampu menginvasi jaringan disekitarnya dan merusak jaringan tersebut serta

bermetastasis. Sel yang terinisiasi dibandingkan sel normal berukuran lebih besar

dan lebih cepat berproliferasi dengan bantuan ko-karsinogen kimia, virus dan

sebagainya (Hanahan and Weindberg, 2000).

Kanker disebabkan oleh multifaktor diantaranya faktor genetik, lingkungan,

karsinogen kimia, radiasi, ketidak-seimbangan hormon, kekurangan zat tertentu

dalam makanan, serta agen infeksius seperti virus, parasit dan bakteri

(Kartawiguna, 2001). Paparan zat karsinogen secara terus-menerus tersebut yang

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13

akan memicu gen pada sel pra kanker mengalami mutasi. Sebagian besar mutasi

karsinogenik disebabkan oleh zat karsinogen kimiawi yang mudah teraktivasi di

dalam jalur metabolisme dan berkompetisi dengan proses detoksifikasi tubuh

(Rasjidi, 2013).

2.2.2 Mekanisme Karsinogenesis

Perubahan seluler menuju kanker yang progresif umumnya berjalan lama.

Menurut Hanahan and Weinberg (2000), proses karsinogenesis merupakan

tahapan perubahan genetik menuju bentuk progresif dan akhirnya menjadi

malignan yang diawali dengan kerusakan DNA atau mutasi pada gen pengatur

pertumbuhan. Mutasi pada gen ditandai dengan masuknya senyawa karsinogenik

yang berikatan dengan DNA. Gen yang manifestasinya bertanggung jawab

terhadap pertumbuhan kanker ada tiga, yaitu gen supresor, proto-onkogen dan gen

modulator. Karsinogenesis terjadinya tidak berasal dari mutasi tunggal namun

dibutuhkan beberapa serial mutasi sehingga terjadi perubahan sel normal menjadi

sel kanker (Arimbi dkk., 2013).

Tahap inisiasi merupakan fase awal adanya kerusakan genetik (mutasi

DNA) akibat masuknya zat inisiator yang dapat menyebabkan terjadinya

proliferasi abnormal dari satu sel selama sintesis DNA, pada tahap ini belum

terlihat perubahan histologis hanya terlihat nekrosis sel dengan meningkatnya

proliferasi sel. Tahap promosi merupakan kelanjutan dari tahap inisiasi, pada

tahap ini sel-sel terinisiasi yang tidak mengalami kematian akan berkembang

menjadi sel premalignan oleh stimulus promotor (zat proliferatif) yang akan

meningkatkan kecepatan akumulasi mutasi sel, ekspresi gen, proliferasi sel, dan

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14

pada akhir fase terdapat gambaran histologis yang abnormal (Kartawiguna, 2001;

Rasjidi, 2013). Pada tahap progresi sel-sel berkembang progresif menjadi sel

malignan (ganas) karena terjadi peningkatan perubahan genetik sehingga massa

tumor meluas. Pada fase ini lebih banyak perubahan yang memungkinkan tumor

menginvasi jaringan berdekatan, membentuk pembuluh darah baru yang disebut

angiogenesis, dan bermetastasis ke jaringan lain untuk membentuk tumor

sekunder (Arimbi dkk., 2013).

Gambar 2.3 Tahap Karsinogenesis Kimia (Oliveira et al., 2007)

Tahap karsinogenesis terakhir adalah fase metastasis, terjadinya ekspresi

sel maligna yang lebih agresif dan keluarnya sel-sel tumor dari lokasi tumor

primer (Rasjidi, 2013). Sel-sel maligna akan berkembang biak menyerbu (invasif)

jaringan sekitar dan menyebar ke tempat lain. Proses ini akan menghasilkan klon

sel-sel tumor baru yang dapat melakukan penetrasi ke pembuluh darah sehingga

jika tidak dihalangi pertumbuhannya, akan terbentuk dalam jumlah yang cukup

besar untuk mempengaruhi fungsi tubuh (Arimbi dkk., 2011).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15

2.3 Benzoapiren

Senyawa golongan polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH) ini

merupakan polutan lingkungan hasil produk sampingan dari pembakaran tidak

sempurna atau pembakaran organik. Bahan kimia ini umumnya ditimbulkan

melalui asap rokok, asap kendaraan, makanan yang diasap atau dipanggang

dengan arang, dan sebagai produk sampingan dari proses industri (Kartawiguna,

2001). Benzoapiren (B[a]P) dimetabolisme pada manusia dan hewan untuk

membentuk sejumlah metabolit bersifat toksik yang mampu mengikat DNA

membentuk struktur B[a]P-DNA adduct. B[a]P diklasifikasikan memiliki

mutagenic mode of action untuk mendorong pembentukan tumor dalam berbagai

jaringan dan membutuhkan aktivasi metabolik untuk menjadi senyawa

karsinogenik (Delmas et al., 2006).

B[a]P masuk ke dalam jaringan tubuh melalui beberapa jalan termasuk

inhalasi (Koul et al., 2009). Pada sel jaringan paru normal menunjukkan adanya

kerusakan sistem perbaikan DNA oleh B[a]P yang mengarah pada kemungkinan

adanya agen terhirup yang mengakibatkan kanker paru. Pengamatan DNA dari

paru yang sehat diidentifikasi terkontaminasi B[a]P yang dibuktikan dengan

akumulasi B[a]P yang berasal dari polutan lingkungan dapat bereaksi dengan

DNA sel epitel bronkus yang di daerah tersebut ditemukan pada sel kanker paru

tumbuh (Chen et al.,2000; Murwanti dkk., 2006).

Benzo[a]piren merupakan senyawa yang memiliki berat molekul besar,

bentuknya datar dan memiliki struktur dengan banyak cincin aromatik. Sifat fisik

antara lain murni, tidak berwarna hingga kuning muda dengan bau samar,

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16

konsistensinya berbentuk kristal solid (U.S. EPA, 2006). Metabolisme

benzo[a]piren dimulai dengan absorbsi yang dapat terjadi melalui saluran

pencernaan, kemudian masuk ke dalam darah dan didistribusikan ke seluruh

tubuh, lalu dieksresikan ke urin, empedu dan paru-paru. Pada penelitian tentang

kemoprevensi induksi benzo[a]piren terhadap karsinogenesis paru, benzo[a]piren

sebagai PAH yang tersebar di lingkungan telah teruji mengakibatkan

karsinogenesis paru, terutama pada rodentisia secara intraperitoneal (Nair et al.,

2012).

Perubahan B(α)P menjadi 7,8 epoksida dikatalisis oleh enzim sitokrom

P450 (CYP450), kemudian oleh enzim epoksida hidrolase (EH) diubah menjadi

7,8 diol (BPDE), selanjutnya diubah oleh sitokrom P450 menjadi benzo[a]piren-

7,8 diol-9,10 epoksida. Metabolit terakhir inilah yang akan membentuk DNA

adduct. Senyawa ini yang akan berikatan dengan DNA bersifat karsinogenik

(Moserova et al., 2009).

Gambar 2.4 Jalur Metabolisme Benzo[a]piren (Moserova et al., 2009)

Benzo[a]piren adalah prokarsinogen yang membutuhkan aktivasi

metabolik sebelum bereaksi dengan DNA. Aktivasi metabolik benzoapiren

menjadi senyawa karsinogenik diawali dari enzim sitokrom P450 (CYP) akan

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17

mengoksidasi B[a]P untuk membentuk molekul epoksida yang selanjutnya

dikatalisis oleh epoksida hidrolase membentuk benzo[a]pyrene-7,8-dihydrodiol-

9,10-epoxide (BPDE) (Moserova et al., 2009). Ikatan antara BPDE dengan DNA

menghasilkan B[a]P-DNA adduct, kemudian berikatan dengan N2-

deoxyguanosine (BPDE-N2-dG) DNA yang dapat menghambat replikasi DNA

dan menyebabkan mutasi gen Benzo[a]piren telah dikenal sebagai karsinogen

kuat yang menyebabkan karsinogenesis paru pada rodensia dan sering dikaitkan

pada kanker paru pada manusia. Penelitian yang dilakukan oleh Kapitulnik et al.

(1978), pertama kali menemukan metode newborn mice dengan menunjukkan

bahwa injeksi benzo[a]piren secara intraperitonial pada mencit yang baru lahir

(newborn mice) dapat menyebabkan timbulnya adenoma paru.

2.4 Histopatologi paru

2.4.1 Paru

Paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru kanan (pulmo dexter) dan paru kiri

(pulmo sinister). Paru kanan memiliki tiga lobus sedangkan paru kiri memiliki dua

lobus yaitu lobus atas dan bawah. Setiap lobus mempunyai bronkus lobusnya

masing-masing, dimana lobus tersebut bercabang lagi menjadi beberapa segmen

(Bloom and fawcett, 2002). Sistem pernapasan terdiri atas dua paru dan banyak

saluran udara dengan berbagai ukuran yang keluar masuk paru. Saluran napas

terdiri dari bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi adalah saluran

napas yang menghantarkan udara ke dalam paru untuk respirasi, terdiri dari

hidung, faring, laring, trakea, bronki ekstrapulmonar, dan sederetan bronki dan

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18

bronkioli intrapulmonal dengan diameter yang semakin kecil dan berakhir pada

bronkioli terminalis. Trakea dikelilingi oleh cincin tulang rawan hialin, setelah

bercabang menjadi bronki yang kemudian memasuki paru cincin-cincin hialin

diganti oleh lempeng tulang rawan hialin, makin kecil bronkus makin kecil dan

sedikit tulang rawan ini. Saat bronkus mengecil sampai ± 1 mm, saluran lempeng

hialin ini menghilang dari saluran udara bagian konduksi. Bagian respirasi adalah

saluran napas di dalam paru tempat tempat berlangsungnya respirasi atau

pertukaran gas, terdiri dari bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus

respiratorius yang ditandai dengan mulai adanya alveoli berdinding tipis

(Eroschenko, 2003).

2.4.2 Bronkus

Struktur bronkus primer sampai memasuki paru sangat mirip dengan

trakea, hanya cincin-cincin tulang rawan bronkus dindingnya diganti oleh

lempeng-lempeng tulang rawan yang bentuknya tidak teratur. Pada sediaan

histologik mukosa bronki menampakkan lipatan-lipatan memanjang, terjadi akibat

kontraksi lapisan otot polosnya selama fiksasi. Epitel bronkus tidak berbeda nyata

dengan di trakea yang terdiri atas epitel kolumnar bersilia dengan banyak sel

goblet dan kelenjar submukosa. Kelenjar ini akan berkurang dan hilang pada

tingkat bronkiolus. Tinggi epitel berangsur menurun sepanjang saluran, menjadi

epitel kuboid bersilia pada bronkiolus dan kuboid rendah di bronkiolus terminalis.

Lamina propia terpisah dari epitel oleh lamina tebal (Bloom and Fawcett, 2002).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19

2.4.3 Bronkiolus

Bronkiolus (pada gambar 2.6 no.16) merupakan percabangan dari bronkus.

Tidak terdapat tulang rawan pada dindingnya, juga tidak ada kelenjar dalam

lamina propianya. Otot polos tidak lagi berupa lapisan utuh mengelilinginya

namun hanya berupa berkas dengan serat-serat. Pada bronkiolus sudah tidak ada

sel goblet dan epitelnya bertingkat semu silindris bersilia. Mukosa berlipat dan

otot polos yang mengelilingi lumennya relatif banyak. Tidak ada tulang rawan dan

kelenjar lagi, adventisia mengelilingi struktur ini. Struktur bronkiolus terminalis

menampakkan mukosa yang berombak dengan epitel silindris bersilia dan tidak

ada sel goblet. Lamina propia tipis, selapis otot polos, dan masih ada adventisia.

Bronkiolus respiratorius langsung berhubungan dengan duktus alveolaris dan

alveoli. Struktur epitelnya selapis silindris rendah atau kuboid dan bersilia

dibagian proksimal, sedikit jaringan ikat menunjang lapisan otot polos, serat

elastin lamina propia, dan pembuluh darah yang menyertainya (Eroschenko,

2003).

2.4.4 Alveolus

Alveoli pulmonar adalah komponen mirip saku berdinding sangat tipis

pada ujung bronkioli respiratori. Pada kantung ini berlangsungnya pertukaran

oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Pada sediaan

histologik, alveoli tampak bulat atau poligonal, namun ukuran dan bentuknya

bervariasi tergantung derajat kolaps post-mortem dari paru dan jumlah distorsi

dinding tipisnya selama pembuatan sediaan. Septa antar alveoli bersebelahan

mengandung anyaman kapiler padat, disokong serat-serat kolagen dan elastin

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
20

halus (Bloom and Fawcett, 2002). Setiap alveolus (pada gambar 2.6 no.25)

terdapat pada dinding bronkiolus respiratorius (pada gambar 2.6 no.26), berupa

kantong-kantong kecil. Epitel dan otot polos pada bronkiolus respiratorius distal

tampak sebagai daerah terputus – putus dan kecil diantara muara alveoli (pada

gambar 2.6 no.5, 17, 23, 24, 25). Pada sediaan histologi, biasanya hanya tampak

satu duktus alveolaris yang seperti pada gambar 2.6 (no.2, 5, 22, 23). Dinding

duktus alveolaris (pada gambar 2.6 no.2, 5, 12) dibentuk oleh sederatan alveoli

yang saling bersebelahan. Alveoli memperlihatkan gambaran renda halus, tampak

seperti saluran memanjang dari bronkioli terminalis sampai bronkioli respiratorius

masuk ke dalam duktus alveolaris (Eroschenko, 2003)

Gambar 2.6 Struktur Histologi Organ Paru Normal (Eroschenko, 2003).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
21

Gambar 2.7 Gambaran histologis organ paru tidak normal yang terdapat nodul
tumor paru (Murwanti dkk., 2006).
Keterangan : Organ paru mencit jantan berumur 4 bulan, setelah diberi perlakuan
ekstrak rimpang kunyit putih dosis 500 mg/kgBB. Sel epithel telah
mengalami proliferasi berlebih (ditunjukkan dengan tanda panah).
Pengecatan H.E. Perbesaran 2x10.

2.5 Mencit (Mus musculus)

Klasifikasi Mencit (Mus musculus) :

Ordo : Rodentia

Family : Muridae

Subfamily : Murinae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus

Mencit merupakan hewan nokturnal, aktif di malam hari daripada siang

hari. Hewan ini tidak memiliki kelenjar keringat. Rata-rata mencit dewasa berat

badannya rata-rata 18-35 gram untuk betina dan 20-40 gram untuk jantan. Organ

reproduksi mencit betina terdiri dari sepasang ovarium, uterus, serviks dan vagina.

Mencit betina memiliki lima pasang kelenjar mamae dengan tiga diantaranya

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
22

terletak di daerah servikothoraks dan dua lainnya di daerah inguinoabdominalis.

Pengaruh lingkungan seperti suara keras, pakan, cahaya, kepadatan dalam

kandang memegang peranan penting proses reproduksi yang secara langsung

mempengaruhi fungsi ovarium dan testis. Tipe siklus estrus pada mencit adalah

poliestrus dengan lama siklus 4-5 hari. Masa perkawinannya tidak tergantung

musim, periode kebuntingan singkat, masa hidupnya pendek dan mudah

berkembang biak. Mencit memiliki metabolisme tinggi sehingga lebih sensitif

dibandingkan dengan spesies lain, hal ini menjadikan mencit sebagai hewan coba

yang sering digunakan untuk penelitian medis dan direkomendasikan untuk uji

teratogenik (Kusumawati, 2004).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
23

BAB 3 MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan November 2013

sampai Februari 2014 penelitian dan perlakuan hewan uji dilakukan di kandang

hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya

sedangkan pembuatan histopatologi paru dilakukan di laboratorium Patologi

Departemen Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas

Airlangga Surabaya dan pengamatan histopatologi paru dilakukan di Departemen

Histologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

3.2.1 Bahan penelitian

3.2.1.1 Bahan uji

Penelitian ini menggunakan bahan yang berasal dari tanaman rimpang

kunyit putih yang diperoleh dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta. Ekstrak etanol rimpang kunyit putih menggunakan satu macam dosis

yaitu 500 mg/kgbb yang terbukti memiliki aktivitas antitumor yang optimum

(Murwanti dkk., 2006).

3.2.1.2 Hewan Uji

Hewan uji yang digunakan adalah 25 ekor newborn mice (mencit yang

baru lahir) jantan galur Balb/c dengan berat badan ±1 gram.

23

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
24

3.2.1.3 Bahan Kimia

Bahan karsinogen yang digunakan adalah benzo[a]piren, bahan tersebut

diperoleh dari SIGMA Chemical Co. USA. Bahan-bahan lain seperti

dimetilsulfoksida (DMSO), pelarut ekstrak CMC Na 0,5% dan formalin diperoleh

dari Brataco Surabaya serta aquades mempunyai derajat murni pereaksi diperoleh

dari E. Merck.

3.2.2 Alat Penelitian

Peralatan yang digunakan antara lain : alat-alat gelas, spuit injeksi 1 ml 30

G (Terumo®, Japan), spuit injeksi 1 ml 26 G (Terumo®, Japan), spuit per oral,

labu takar, pipet volume, scalpel dan bladder, gunting bedah, pinset, papan lilin

dan alat fiksasi, pot salep, cawan dan mortir, tabung erlenmayer, beaker glass,

pengaduk, pipet mikro (Socorex®, Swiss), timbangan analitik (Chyo® Jupiter C3,

100MD), timbangan gram elektrik (PJ, Precisia® Junior, Swiss), mikroskop

binokuler (Olympus®, Japan), kamera (Olympus®, Japan), kandang yang terbuat

dari plastik segi empat berukuran panjang 40 cm, lebar 25 cm dan tinggi 15 cm

dengan tutup kawat strimin, tempat pakan, botol air minum, kapas steril, gloves

dan alat dokumentasi.

3.3 Metode Penelitian

3.3.1 Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunyit Putih

Rimpang kunyit putih dicuci bersih dengan air mengalir, ditiriskan,

dijemur dengan panas matahari tidak langsung dengan ditutupi kain warna gelap.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
25

Setelah kering, dibuat serbuk dan diayak hingga diperoleh serbuk rimpang

Curcuma zedoaria. Sebanyak 500 gram serbuk diekstrak dengan cara maserasi

menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 1,5 liter. Pengadukan dilakukan 2 kali

yaitu pada pagi dan sore hari, setelah 3 x 24 jam dilakukan penyaringan. Ampas

dimaserasi kembali dengan pelarut etanol 96% sebanyak 1,5 liter. Maserasi

dilakukan 3 kali. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan kemudian diendapkan, lalu

disaring untuk selanjutnya diuapkan dengan pengurangan tekanan menggunakan

rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental.

Ekstrak etanol rimpang kunyit putih diperoleh langsung dari Fakultas

Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Oleh karena itu dalam penelitian

ini peneliti tidak melakukan preparasi ekstrak.

3.3.2 Pembuatan Larutan Karsinogen Benzo[a]piren

Benzo[a]piren ditimbang secara analitik, dimasukkan ke dalam tabung

reaksi dan ditambah dengan DMSO 2% sebanyak 0,2 µmol. Selanjutnya diaduk

hingga terlarut dan homogen. Pembuatan larutan benzo[a]piren diperhitungkan

sehingga volume yang diberikan ke mencit antara 0,2 ml setiap sekali injeksi

secara peroral untuk dosis 500 mg/kgbb (perhitungan selengkapnya dapat dilihat

di lampiran 1).

3.3.3 Persiapan Hewan Coba

Penelitian uji karsinogenitas menggunakan metode dengan hewan uji

newborn mice (Murwanti dkk., 2006). Mencit betina dan mencit jantan galur

Balb/c umur dua bulan diperoleh dari pengembangbiakan hewan laboratorium

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
26

Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) Surabaya diadaptasikan dan dikawinkan di

kandang hewan coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Surabaya, kemudian newborn mice jantan hasil perkawinan dipisahkan bersama

induknya dan digunakan sebagai hewan uji. Seluruh newborn mice jantan yang

digunakan dalam penelitian ini ditempatkan pada kandang yang terbuat dari

plastik segi empat berukuran panjang 40 cm, lebar 25 cm dan tinggi 15 cm.

Bagian atas kandang diberi tutup kawat strimin sedemikian rupa sehingga mencit

tidak lepas, selain itu makanan, minuman dan sirkulasi udara dapat terpenuhi.

Hewan uji diberikan minuman berupa aquadestilata dan makanan berbentuk

pakan ayam pellet dari pakan ayam dengan merk pellet 511. Pakan dan minum

diberikan secara ad libitum.

3.3.4 Induksi Benzo[a]piren dengan Metode Newborn Mice

Dari lima kelompok perlakuan pada empat kelompok newborn mice jantan

diinjeksi benzo[a]piren dalam dimetilsulfoksida (DMSO) secara intraperitoneal

pada hari ke-1, ke-8, ke-15 setelah kelahiran dengan dosis masing-masing 0,2

mol; 0,4 mol; dan 0,8 mol untuk induksi karsinogen eksperimental (Murwanti

dkk. 2006). Satu kelompok sisanya diinjeksi DMSO dengan dosis dan waktu yang

sama seperti benzo[a]piren sebagai kontrol pelarut DMSO. Pada umur 21 hari

anak mencit bisa disapih dari induknya dan dikandangkan secara terpisah untuk

menghindari terjadinya perkawinan selama uji karsinogenisitas.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
27

3.3.5 Dosis Pemberian Ekstrak Rimpang Kunyit Putih

Dosis rimpang kunyit putih yang diberikan kepada hewan coba yaitu 500

mg/kgbb/hari secara intraperitoneal sebagai dosis optimal yang memberikan

prosentase kejadian tumor relatif rendah dan menghambat pertumbuhan tumor

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Murwanti dkk., (2006) (penghitungan

ekstrak selengkapnya dapat dilihat di lampiran 2).

3.3.6 Perlakuan

Mencit-mencit yang telah disuntik dengan benzo[a]piren pada hari ke-1,

ke-8, ke-15 dosis 0,2 mol; 0,4 mol; dan 0,8 mol secara intraperitoneal dibagi

menjadi lima kelompok :

1. P0 (+) mencit tidak mendapat perlakuan ekstrak rimpang kunyit putih

sampai 16 minggu (kontrol positif).

2. P0 (-) mencit diinjeksi DMSO (dosis dan waktu sama seperti

benzo[a]piren) secara intraperitoneal tidak diberi perlakuan ekstrak kunyit

putih sampai 16 minggu (kontrol negatif).

3. P1 diberi 500 mg/kg BB ekstrak rimpang Curcuma zedoaria pada hari ke

20 dengan pemberian seminggu dua kali selama 8 minggu secara peroral.

4. P2 diberi 500 mg/kg BB ekstrak rimpang Curcuma zedoaria pada hari ke

27 dengan pemberian seminggu dua kali selama 8 minggu secara peroral.

5. P3 diberi 500 mg/kg BB ekstrak rimpang Curcuma zedoaria pada hari ke

34 dengan pemberian seminggu dua kali selama 8 minggu secara peroral

yang digunakan untuk masing-masing kelompok sebanyak 5 ekor.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
28

Skema perlakuan pada hewan coba :

Minggu ke-4 ke-8 ke-12 ke-16

P0 (+)

P0 (-)

P1

P2

P3

- Euthanasia dan Preparasi organ


- pengamatan histopatologi paru

Keterangan :

: B[a]P disuntikkan pada hari ke-1, ke-8, ke-15 secara intraperitoneal

: DMSO 2% secara intraperitoneal

: Ekstrak kunyit putih 500 mg/kgbb + DMSO 2% hari ke 20 – 8 minggu

: Ekstrak kunyit putih 500 mg/kgbb + DMSO 2% hari ke 27 – 8 minggu

: Ekstrak kunyit putih 500 mg/kgbb + DMSO 2% hari ke 34 – 8 minggu

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
29

3.3 Pembuatan dan pengamatan histopatologi paru

Setelah dilakukan perlakuan pada mencit, selanjutnya mencit dikurbankan

(euthanasia) menggunakan eter pada minggu ke-16 kemudian dilakukan

pembedahan mencit untuk pengambilan organ paru. Paru yang telah diambil

kemudian dimasukkan ke dalam pot berisi formalin 10%. Setelah itu, pembuatan

preparat histopatologi paru menggunakan perwarnaan Hematoxylin Eosin (HE)

dilakukan di Departemen Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga.

Pengamatan preparat histopatologi paru dilakukan di bawah mikroskop

menggunakan perbesaran 100x untuk melihat perubahan gambaran histologi sel

paru, sedangkan untuk menghitung jumlah fokus tumor pada bronkiolus dan septa

alveoli dilakukan dengan perbesaran 10x lapangan pandang/preparat slide

kemudian dilakukan penilaian jumlah total fokus tumor.

3.5 Variabel Penelitian

Variabel bebas : ekstrak etanol rimpang kunyit putih dengan

beberapa pola waktu pemberian

Variabel tergantung : gambaran histopatologi paru mencit galur Balb/c

Variabel kendali : umur mencit, jenis kelamin, cara aplikasi bahan uji,

kandang dan pengendalian hewan coba.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
30

3.6 Rancangan Penelitian

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan yang

dibuktikan dari rumus t (n - 1) ≥ 15 (Kusriningrum, 2008).

3.7 Analisis Data

Semua data yang diperoleh dari keseluruhan kelompok kontrol pelarut,

kelompok kontrol benzo[a]piren, kelompok P1, P2 dan P3 terhadap gambaran

histopatologi paru dilakukan uji normalitas data menggunakan Kolmogorov

Smirnov. Apabila data terdistribusi normal (P>0,05), maka dilanjutkan dengan uji

analisis varian (ANAVA) untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak rimpang

kunyit putih pada berbagai pola waktu pemberian terhadap perubahan

histopatologi paru mencit. Apabila pada analisis varian didapatkan hasil yang

berbeda nyata (P<0,05), maka untuk mengetahui rerata perbedaan hasil

pengamatan pada setiap kelompok perlakuan dibandingkan menggunakan uji

jarak berganda Duncan dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak

program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 20.00 for windows.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
31

3.8 Diagram Alur Penelitian

Semua newborn mice umur 1 hari untuk Newborn mice untuk kelompok
kontrol positif dan perlakuan ekstrak kontrol negatif hanya diberi
C.zedoaria disuntik Benzo[α]piren secara pelarut DMSO 2% secara
intraperitoneal pada hari ke 1, 8 dan 15. intraperitoneal

Setelah disapih dari induknya pada umur 21 hari,


anak mencit jantan dikelompokkan dengan masing-
masing kelompok berisi 5 ekor anak mencit

K+ K- P1 P1 P1

Kontrol Diberi Diberi Diberi


kontrol
DMSO ekstrak ekstrak ekstrak
Benzo[α] C.zedoaria C.zedoaria C.zedoaria
piren 2%
dosis 500 dosis 500 dosis 500
mg/kgbb mg/kgbb mg/kgbb
dan DMSO dan DMSO dan DMSO
2% pada 2% pada 2% pada
hari ke 20 hari ke 27 hari ke 34
secara secara secara
peroral peroral peroral

Pada minggu ke- 16 dilakukan pembedahan


dan pembuatan sediaan histopatologi
dengan pewarnaan H.E.

Pengamatan dan penghitungan jumlah fokus tumor


paru pada bronkiolus dan septa alveoli

Analisis data

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
32

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Reaksi penginduksian senyawa karsinogen dalam menimbulkan perubahan

histologi paru hewan uji akan menjadi indikator untuk pengamatan dalam

penelitian potensi ekstrak rimpang kunyit putih dengan berbagai macam pola

waktu pemberian sebagai penghambat proses karsinogenesis paru mencit.

Benzo[a]piren dalam penelitian ini berperan sebagai senyawa

karsinogenik yang merupakan golongan senyawa Policyclic Aromatic

Hidrocarbon (PAH). Induksi benzo[a]piren dengan waktu yang berbeda sangat

berpengaruh terhadap timbulnya tumor. Perbedaan pola waktu pada

penghambatan proses karsinogenesis juga akan mempengaruhi perkembangan

fokus tumor pada sel epitel bronkiolus dan septa alveoli paru hewan uji.

Hasil pengamatan histopatologi fokus tumor paru hewan uji yang

ditemukan pada kelompok kontrol positif akan tampak bentukan yang berbeda

dengan sel normal. Perubahan histologi tersebut menunjukkan adanya reaksi

antara penghambatan ekstrak rimpang kunyit putih dengan proses karsinogenesis.

Secara mikroskopis bronkiolus tampak menebal dan lumen pada septa alveoli

semakin menyempit seperti terlihat pada gambar 4.2. Munculnya pertambahan

jumlah sel epitel pada bronkiolus (hiperplasia sel) serta septa alveoli dan inti sel

yang tampak tidak teratur membuktikan adanya aktivitas karsinogenesis pada sel

paru dengan induksi benzo[a]piren. Perbedaan tersebut terlihat dari perbandingan

dengan kelompok kontrol negatif pelarut DMSO yang tidak tampak adanya

bentukan fokus tumor seperti pada gambar 4.1.

32

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
33

Gambar 4.1 Gambaran histologi organ paru hewan uji kelompok kontrol positif
benzo[a]piren dan kontrol negatif DMSO

Keterangan : A) terdapat fokus tumor pada daerah lumen septa alveoli


membentuk nodul tumor (ditunjukkan dengan lingkaran), B) Sel
septa alveoli yang normal terdiri dari selapis sel yang tidak
ditemukan adanya fokus tumor seperti pada kelompok kontrol
negatif. Pewarnaan H.E. Perbesaran 100x.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
34

A B
A

C D
A A

Gambar 4.2 Gambaran histopatologi fokus tumor pada bronkiolus (ditunjukkan


tanda panah putih) dan septa alveoli (tanda panah hitam) yang
mengalami hiperplasia sel. Pewarnaan H.E. Perbesaran 100x.
Keterangan : A) kontrol positif benzo[a]piren, B) perlakuan ekstrak C. zedoaria
dosis 500 mg/kgbb pada hari ke 20, C) perlakuan ekstrak C.
zedoaria dosis 500 mg/kgbb pada hari ke 27, D) perlakuan ekstrak
C. zedoaria dosis 500 mg/kgbb pada hari ke 34. Pada kelompok
A, B,C, dan D terlihat fokus tumor di daerah bronkiolus (lingkaran
putih) dan septa alveoli (lingkaran hitam). Pada kontrol positif
terdapat fokus tumor yang mengarah pada lumen bronkiolus
hingga lumen menyempit dan tidak terlihat. Pada perlakuan dosis
500 mg/kgbb hari ke 20 epitel bronkiolus masih cenderung normal
dan septa alveoli tampak menyempit, sedangkan pada kelompok C
bronkiolus tampak menebal (hiperplasia) dan lumen septa alveoli
menyempit. Pada kelompok D hari ke 34 terdapat nodul tumor
pada bronkiolus seperti pada kontrol positif.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
35

Berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis histopatologi paru dilanjutkan

dengan melakukan penghitungan terhadap kejadian fokus tumor dalam tiga

lapang pandang berbeda, teknik penghitungannya dihitung satu setiap terlihat satu

kemunculan fokus tumor pada bronkiolus dan septa alveoli yang kemudian dirata-

rata dan dilakukan analisis statistik (lampiran 5).

Analisis data dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov didapatkan hasil

probabilitas atau p = 0,119 untuk fokus tumor bronkiolus dan 0,325 untuk fokus

tumor septa alveoli, hasil ini menunjukkan bahwa data terdistribusi normal

dengan ketentuan (p>0,05). Berdasarkan hasil data yang terdistribusi normal

tersebut maka dilanjutkan dengan uji statistik One-Way ANAVA (Analisis varian

satu arah) untuk mengetahui perbedaan rerata jumlah fokus tumor paru, hasil

yang didapat yaitu signifikan 0,00 (bronkiolus) dan 0,00 (septa alveoli) (p<0,05)

yang terdapat perbedaan nyata pada pemberian ekstrak rimpang Curcuma

zedoaria terhadap jumlah fokus tumor pada bronkiolus dan septa alveoli.

Perbedaan yang signifikan pada uji ANAVA perlu dilakukan uji lanjutan dengan

uji jarak berganda Duncan untuk membandingkan antar setiap kelompok

perlakuan. Rerata fokus tumor pada bronkiolus dan septa alveoli seperti yang

tertera pada tabel 4.1.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
36

Tabel 4.1 Rerata jumlah fokus tumor paru pada setiap kelompok perlakuan

Rerata ± SD
Kelompok perlakuan
bronkiolus septa alveoli

Kontrol negatif
0,00a ± 0,00 0,00a ± 0,00
(DMSO 2%)
Kontrol positif
1,92c ± 0,37 4,92c ± 1,15
(benzo[a]piren)
Perlakuan I
0,48ab ± 0,16 2,68b ± 0,91
(Ekstrak C. zedoaria hari ke 20 hari)
Perlakuan II
0,90b ± 0,91 2,84b ± 0,70
(Ekstrak C. zedoaria hari ke 27 hari)
Perlakuan III
1,16b ± 0,70 3,44b ± 0,37
(Ekstrak C. zedoaria hari ke 34 hari)

Keterangan : Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan


perbedaan nyata (p<0,05).

Hasil penghitungan rerata jumlah fokus tumor bronkiolus dan septa alveoli

seluruh kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata (p<0,05)

diperoleh nilai terendah pada kelompok perlakuan I sebesar (0,48 untuk

bronkiolus dan 2,68 untuk septa alveoli) dengan pembanding nilai tertinggi

ditunjukkan kelompok kontrol positif sebesar (1,92 untuk bronkiolus dan 4,92

untuk septa alveoli). Hasil tersebut membuktikan bahwa pola waktu pemberian

ekstrak Curcuma zedoaria pada hari ke 20 memberikan hasil yang terbaik dalam

penghambatan tumor paru. Pada kelompok kontrol negatif DMSO tidak

ditemukan adanya manifestasi fokus tumor pada bronkiolus maupun septa alveoli

yang ditunjukkan dengan hasil 0,00 dapat disimpulkan bahwa DMSO sebagai

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
37

pelarut benzo[a]piren tidak mengakibatkan pembentukan fokus tumor pada organ

paru hewan uji.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
38

BAB 5 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penghitungan fokus tumor paru pada bronkiolus dan

septa alveoli hewan uji dari masing-masing kelompok perlakuan dapat

disimpulkan bahwa ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) mampu

menghambat proses karsinogenesis tumor paru dengan induksi benzo[a]piren.

Analisis data yang diawali dengan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov

menunjukkan hasil probabilitas atau p = 0,119 (bronkiolus) dan 0,325 (septa

alveoli) lebih besar dari 0,05 (P>0,05), maka data dinyatakan terdistribusi normal.

Peran senyawa benzo[a]piren sebagai induktor kanker dapat dilihat dari

tingginya jumlah fokus tumor pada kontrol positif yaitu 1,92 (bronkiolus) dan

4,92 (septa alveoli) secara signifikan berbeda nyata (P<0,05), sedangkan kontrol

negatif menunjukkan jumlah terendah yaitu 0,00. Respon karsinogenesis pada

kontrol positif membuktikan bahwa dosis 0,2 µmol; 0,4 µmol; 0,8 µmol

benzo[a]piren efektif menginduksi karsinogenesis pada organ paru. Kelompok

kontrol negatif DMSO 2% tanpa perlakuan benzo[a]piren menggambarkan

histologi organ paru normal hewan uji dan tidak berpengaruh terhadap proses

karsinogenesis.

Efektifitas pemberian ekstrak rimpang Curcuma zedoaria dapat dilihat

dari hasil penghitungan jumlah fokus tumor paru pada bronkiolus dan septa

alveoli secara statistik dengan ANAVA menunjukkan perbedaan yang nyata

(P<0,05). Hal ini diperjelas pada kelompok perlakuan I memberikan hasil yang

terbaik dalam menghambat pertumbuhan tumor paru dengan jumlah fokus tumor

38

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
39

paling sedikit yaitu 0,48 (bronkiolus) dan 2,68 (septa alveoli) dibandingkan

dengan kelompok perlakuan II dan III. Hasil penurunan jumlah fokus tumor paru

dari setiap kelompok perlakuan menunjukkan bahwa ekstrak rimpang Curcuma

zedoaria efektif menghambat proses karsinogenesis lebih cepat jika diberikan

pada awal proses karsinogenesis. Hal ini dikarenakan proses karsinogenesis pada

kelompok perlakuan II masih berada pada fase promosi. Fase promosi merupakan

fase reversible dimana pada fase tersebut setelah hilangnya promotor (zat

proliferatif) kemungkinan regresi pada proliferasi sel dapat terjadi melalui

apoptosis dengan bantuan pemberian ekstrak Curcuma zedoaria (Oliveira et al.,

2007)

Peran benzo[a]piren sebagai induktor karsinogenesis tumor paru akan

diikuti terbentuknya ikatan benzo[a]piren (B[a]P) dengan DNA yang

menyebabkan terjadinya kerusakan dan mutasi DNA. Benzo[a]piren adalah

prokarsinogen yang membutuhkan aktivasi metabolik sebelum bereaksi dengan

DNA. Aktivasi metabolik benzoapiren menjadi senyawa karsinogenik diawali dari

enzim sitokrom P450 (CYP) akan mengoksidasi B[a]P untuk membentuk molekul

epoksida yang selanjutnya dikatalisis oleh epoksida hidrolase membentuk

benzo[a]pyrene-7,8-dihydrodiol-9,10-epoxide (BPDE) (Moserova et al., 2009).

Ikatan antara BPDE dengan DNA menghasilkan B[a]P-DNA adduct, kemudian

berikatan dengan N2-deoxyguanosine (BPDE-N2-dG) DNA yang dapat

menghambat replikasi DNA dan menyebabkan mutasi gen (Gambar 5.1). Jika

DNA adduct tidak diperbaiki, maka akan terjadi kesalahan coding dengan

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
40

produksi mutasi permanen yang akan memicu pertumbuhan kanker (Boysen and

Hecht, 2002).

Gambar 5.1 Jalur aktivasi BPDE merusak ikatan DNA (Moserova et al., 2009)

Senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak rimpang Curcuma

zedoaria diduga berperan sebagai antikarsinogenesis pada paru. Kurkumin

merupakan kandungan senyawa utama ekstrak rimpang Curcuma zedoaria yang

efektif menghambat proses karsinogenesis. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan

kurkumin sebagai antioksidan, antiinflamasi, antiproliferasi, pengatur

penghambatan (down-regulator) ekspresi enzim siklooksigenase (COX), dan

menginduksi apoptosis (Aggarwal et al., 2003). Kurkumin adalah agen

kemopreventif yang efektif dalam menekan inisiasi dan promosi tumor hewan

terutama penghambatan dari benzo[a]piren. Penelitian yang dilakukan Murwanti

dkk., (2006) tentang pemberian ekstrak rimpang Curcuma zedoaria pada paru

mencit menunjukkan penghambatan tumor paru akibat induksi benzo[a]piren.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
41

Inflamasi menjadi komponen penting dalam proses perkembangan kanker

paru. Hal ini dikaitkan dengan kemampuan senyawa kurkumin yang terkandung

dalam ekstrak Curcuma zedoaria sebagai antiinflamasi. Aktivitas antiinflamasi

kurkumin mampu menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) pada sel kanker

(Basnet and Basnet., 2011). COX-2 merupakan enzim yang mengubah asam

arakidonat menjadi prostaglandin, dimana prostaglandin akan mengaktifkan

onkogen Bcl-2 yang bersifat antiapoptosis. Efek kurkumin pada penghambatan

produksi berlebih prostaglandin akibat ekspresi berlebihan (overexpression)

enzim COX-2 akan menyebabkan peningkatan proliferasi dan mencegah

apoptosis pada sel-sel tumor. Kurkumin juga mengaktivasi enzim caspase-3,

caspase-7 dan caspase-9 yang dapat menstimulasi proses apoptosis pada sel

kanker (Priosoeryanto dkk., 2009). Dari hasil penelitian Nair et al., (2012),

pemberian kurkumin pada paru mencit menunjukkan hambatan ekspresi enzim

COX-2 pada karsinogenesis paru yang diinduksi benzo[a]piren.

Mekanisme kurkumin dalam meningkatkan apoptosis berhubungan dengan

penghambatan pada nuclear factor- κВ (NF-κВ). NF-κВ mengatur transkripsi gen-

gen proliferatif (COX-2, Bcl-2, dan Bcl-xL) (Rini dkk., 2012). Pada sel kanker

mekanisme antiapoptosis terjadi melalui jalur ekspresi berlebih Bcl-2 dan Bcl-XL.

Ekspresi onkogen Bcl-2 disebabkan oleh adanya kelainan aktivitas berbagai faktor

pertumbuhan dan reseptor dalam sel, dimana Bcl-2 dapat menghambat ekspresi

sitokrom C dari mitokondria untuk mempertahankan aktivitas sel normal dan

merangsang proses apoptosis (Priosoeryanto dkk., 2009).

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
42

Gambar 5.2 Mekanisme kurkumin dalam memacu apoptosis dan mengaktifkan


enzim caspase-3, dan caspase-9 (Aggarwal et al., 2003).

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

dapat disimpulkan mekanisme kurkumin sebagai antikarsinogenesis yaitu

kurkumin sebagai antioksidan menghambat pembentukan radikal bebas dengan

cara menekan aktivitas enzim sitokrom P-450 sehingga menghambat aktivitas

mutagenik dari benzo[a]piren. Kurkumin juga menghambat ekspresi NF-κВ yang

menginduksi ekspresi gen proliferatif yaitu COX-2 dan Bcl-2 yang bersifat

antiapoptosis. Selain itu, kurkumin dapat memacu apoptosis dengan mengaktifkan

sitokrom C yang dilepas dari mitokondria dan selanjutnya akan terjadi aktivasi

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
43

enzim caspase-3, caspase -7 dan caspase -9 hingga proses apoptosis terjadi (Rini

dkk., 2012; Priosoeryanto dkk., 2009).

Gambar 5.3 Mekanisme apoptosis ekspresi onkogen Bcl-2 dalam menghambat


sitokrom C (Wilken et al., 2011).

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak rimpang Curcuma

zedoaria memiliki efek inhibisi terhadap proliferasi dan memacu apoptosis sel

kanker, ditunjukkan dengan penurunan rerata jumlah fokus tumor paru pada setiap

kelompok perlakuan I, II, dan III. Pola pemberian pada hari ke 20 menunjukkan

hasil yang paling efektif untuk kemopreventif jika dibandingkan dengan ke dua

waktu perlakuan yang lain dalam penelitian ini.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
44

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dianalisis secara

statistik, dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemberian ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) mampu

menghambat proses karsinogenesis paru pada mencit yang induksi

benzo[a]piren.

2. Ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) dengan pola waktu

pemberian pada hari ke 20 terbukti paling efektif menurunkan jumlah

fokus tumor pada paru secara mikroskopis.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian, maka

saran yang dapat diajukan adalah :

1. Alternatif tanaman obat sebagai terapi kanker yang dilakukan pada hewan

uji dengan ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) dosis 500

mg/kgbb pada hari ke 20 terhadap penurunan jumlah fokus tumor paru

berhasil tetapi masih perlu dilakukan uji secara klinis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas proliferasi

sel paru terhadap pemberian ekstrak rimpang kunyit putih dengan teknik

pewarnaan lain dan eksplorasi terkait mekanisme-mekanisme molekuler

yang mungkin terjadi akibat senyawa karsinogenik tersebut.

44

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
45

RINGKASAN

Rizka Fidyah Ayunda. Pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih

(Curcuma zedoaria) terhadap histopatologi paru mencit (Mus musculus) yang

diinduksi benzo[a]piren. Penelitian ini dilaksanakan di bawah bimbingan Bapak

Dr. Iwan Sahrial Hamid, drh., M.Si. selaku dosen pembimbing penelitian, Bapak

Prof. Dr. Sarmanu, drh., M.S. selaku pembimbing utama dan Bapak Sunaryo Hadi

Warsito, drh. M.P. selaku pembimbing kedua.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan mengenai

penggunaan ekstrak rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) sebagai

kemopreventif penyakit kanker paru dengan induksi benzo[a]piren sebagai zat

karsiogenik. Efek ekstrak curcuma zedoaria dilihat melalui jumlah fokus tumor

pada bronkiolus dan septa alveoli paru mencit yang diamati secara mikroskopis

terhadap pola waktu pemberian ekstrak rimpang curcuma zedoaria yang paling

optimal dalam menghambat karsinogenesis.

Rimpang kunyit putih (Curcuma zedoaria) merupakan salah satu tanaman

obat yang mengandung senyawa kurkumin yang sebelumnya terbukti efektif

dalam penghambatan karsinogenesis. Ekstrak rimpang kunyit putih diberikan

pada hewan uji yang dikelompokkan menjadi empat kelompok perlakuan yaitu

terdiri dari kelompok I: kontrol positif benzo[a]piren, kelompok II: ekstrak

Curcuma zedoaria 500 mg/kgbb pemberian hari ke 20, kelompok III: ekstrak

Curcuma zedoaria 500 mg/kgbb pemberian hari ke 27, kelompok IV: ekstrak

Curcuma zedoaria 500 mg/kgbb pemberian hari ke 34, kelompok V: kontrol

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
46

negatif DMSO 2%, untuk diketahui efeknya dalam mencegah karsinogenesis pada

pola waktu pemberian yang berbeda. Pada akhir minggu ke-16 mencit

dikurbankan untuk diambil organ paru sebagai lokasi target aktivitas

benzo[a]piren dan selanjutnya dilakukan pembuatan preparat histopatologi.

Pengamatan untuk melihat penurunan fokus tumor paru dilakukan melalui

mikroskop dengan cara menghitung fokus tumor pada bronkiolus dan septa

alveoli pada tiga lapang pandang berbeda dengan perbesaran lensa objektif 10x.

Dalam penelitian ini pemeriksaan fokus tumor paru dijadikan tolak ukur

keberhasilan pencegahan kanker paru akibat adanya metabolisme benzoapiren

dalam menginduksi proses karsinogenesis. Aktivasi metabolik benzoapiren

menjadi senyawa karsinogenik diawali dari masuknya benzoapiren ke dalam

tubuh akan diaktivasi oleh enzim sitokrom P-450 (CYP) untuk membentuk

molekul epoksida yang selanjutnya dikatalisis oleh epoksida hidrolase membentuk

benzo[a]pyrene-7,8-dihydrodiol-9,10-epoxide (BPDE) (Moserova et al., 2009).

Ikatan antara BPDE dengan DNA menghasilkan B[a]P-DNA adduct, kemudian

berikatan dengan N2-deoxyguanosine (BPDE-N2-dG) pada DNA yang dapat

menghambat replikasi DNA dan menyebabkan mutasi gen (Gambar 5.1). Jika

DNA adduct tidak diperbaiki, maka akan terjadi kesalahan coding dengan

produksi mutasi permanen yang akan memicu pertumbuhan kanker (Boysen and

Hecht, 2002). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kunyit

putih memiliki efek dalam penghambatan karsinogenesis melalui kemampuan

kurkumin yaitu kurkumin sebagai antioksidan menghambat pembentukan radikal

bebas dengan cara menekan aktivitas enzim sitokrom P-450 sehingga

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
47

menghambat aktivitas mutagenik dari benzo[a]piren. Kurkumin juga menghambat

ekspresi NF-κВ yang menginduksi ekspresi gen proliferatif yaitu COX-2 dan Bcl-

2 yang bersifat antiapoptosis. Selain itu, kurkumin dapat memacu apoptosis

dengan mengaktifkan sitokrom C yang dilepas dari mitokondria kemudian

mengaktivasi enzim caspase-3, caspase -7 dan caspase -9 hingga proses apoptosis

terjadi (Rini dkk., 2012; Priosoeryanto dkk., 2009). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ekstrak rimpang kunyit putih dosis 500 mg/kgbb dengan pola waktu

pemberian pada hari ke 20 mampu menurunkan jumlah fokus tumor paru dan

merupakan pola waktu paling optimal dalam menghambat karsinogenesis. Hal ini

dapat dilihat dari analisis data menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov

dan uji statistik One-Way ANOVA terdapat perbedaan nyata (P<0,05), kemudian

dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan yang menunjukkan angka 0,48

untuk bronkiolus dan 2,68 untuk septa alveoli. Namun pemberian ekstrak rimpang

kunyit putih pada hari ke 27 maupun hari ke 34 terlihat masih dapat menghambat

karsinogenesis jika dibandingkan dengan kontrol positif benzo[a]piren. Dapat

disimpulkan bahwa ekstrak rimpang kunyit putih dapat digunakan sebagai

kemopreventif pada kanker paru.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
48

DAFTAR PUSTAKA

Aggarwal, B.B., A. Kumar and A.C. Bharti. 2003. Anticancer Potential of


Curcumin: Preclinical and Clinical Studies. Anticancer Research. 23: 363-
398.

Ancuceanu, R.V. and I. Victoria. 2004. Pharmacologically Active Natural


Compounds for Lung Cancer. Altern. Med. Rev. 9(4): 402-419.

Arimbi, A. Azmijah, R. Darsono, H. Plumeriastuti, T.V. Widiyatno, dan D.


Legowo, 2013. Buku Ajar Patologi Umum Veteriner. Airlangga
University Press. Surabaya. 184.

Basnet, P. and N.S. Basnet. 2011. Curcumin: An Anti-Inflammatory Molecule


from a Curry Spice on the Path to Cancer Treatment. Molecules. 16: 4567-
4598.

Bloom and Fawcett. 2002. Buku Ajar Histologi Edisi 12. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 889.

Boysen G. and S.S. Hecht. 2003. Analysis of DNA and protein adducts of
benzo[a]pyrene in human tissues using structure-specific methods.
Mutation Research. 543 : 17–30.

Chen, J.K., Z.L. Wu, Y.G. Liu, and Y.X. Lei. 2000. Effects of Metabolites of
Benzo(A)Pyrene on Unschedule DNA Synthesis in BALB/3T3 Cell Line.
Chemosphere. 41: 139-142.

Chiung, H.P., T.C. Wen, W.J. Chi, L.M. Jeng, C.C. Chien, C.P. Chiung, YC.L.
Eric, and C.C. Charng. 2010. Pivotal Role of Curcuminoids on the
Antimutagenic Activity of Curcuma zedoaria Extracts. Drug and
Chemical Toxicol. 33(1): 64–76.

Clegg, A., D.A. Scott, M. Sidhu, P. Hewitson, and N. Waugh. 2001. A Rapid and
Systematic Review of the Clinical Effectiveness and Costeffectiveness of
Paclitaxel, Docetaxel, Gemcitabine and Vinorelbine in Non-Small-Cell
Lung Cancer. Health Technology Assessment. Vol. 5(32).

Dalimartha, S. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta

48

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
49

Delmas, D., A. Lançon, D. Colin, B. Jannin and N. Latruffe. 2006. Resveratrol as


a Chemopreventive Agent: A Promising Molecule for Fighting Cancer.
Current Drug Targets. Vol.7(3).

Eroschenko V.P. 2003. Atlas Histologi di Fiore Dengan Korelasi Fungsional.


Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 361.

Enstrom, J.E and G.C. Kabat. 2003. Environmental Tobacco Smoke and Tobacco
Related Mortality in a Prospective Study of Californians, 1960-98. British
Medical Journal. 326: 10

Hanahan, D. and R.A. Weinberg. 2000. The Hallmarks of Cancer Review. Cell.
100: 57–70.

IARC (The International Agency for Research on Cancer). 2013. Latest World
Cancer Statistics Global Cancer Burden Rises To 14.1 Million New Cases
in 2012. Http://globocan.iarc.fr/ [12 Desember 2013].

Kapitulnik J., P.G. Wislocki, W. Levin. 1978. Tumorigenicity Studies with Diol-
Epoxides of Benzo(a)pyrene Which Indicate That (±)- trans-7β,8α-
Dihydroxy-9α,10α-epoxy-7,8,9,10-tetrahydrobenzo(a)pyrene is an
Ultimate Carcinogen in Newborn Mice. Cancer Res. 38: 354-358.

Kartawiguna, E. 2001. Faktor-Faktor Yang Berperan Pada Karsinogenesis. Jurnal


Kedokteran Trisakti. 20(1): 16.

Kusriningrum, R.S. 2008. Perancangan Percobaan. Airlangga University Press.


Surabaya. 274.

Kusumawati, D. 2004. Bersahabat dengan Hewan Coba. Gadjah Mada University


Press. Yogyakarta.

Koul, A., L. Tanwar, and N. Arora. 2009. Celecoxib Administration Exhibits


Tissue Spesific Effect on H-benzo(a)pyrene-DNA adduct formation in
cigarette smoke inhaling mice. Indian Journal of Experimental Biology.
47: 83-90.

Lobo, R., K.S. Prabhu, A. Shirwaikar, and A. Shirwaikar. 2009. Curcuma


zedoaria Rosc. (white turmeric): a review of its chemical, pharmacological
and ethnomedicinal properties. Journal of Pharmacy and Pharmacology.
61: 13–21.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
50

Moserova, M., V. Kotrbova, D. Aimova, M. Sulc, E. Frei, and M. Stiborova.


2009. Analysis of Benzo[a]Pyrene Metabolites Formed by Rat Hepatic
Microsomes Using High Pressure Liquid Chromatography: Optimization
Of The Method. Interdisciplinary Toxicol. 2(4): 239–244.

Murwanti, R., E. Meiyanto, A. Nurrochmad, dan Alexxander. 2006. Pengaruh


Ekstrak Rimpang Temu Putih (Curcuma Zedoaria Rosc.) Terhadap
Karsinogenesis Paru Yang Diinduksi Oleh Benzo[Α]Piren. Jurnal Farmasi
Indonesia. 3(2): 53 – 62.

Nair, P., A. Malhotra, and D.K. Dhawan. 2012. COX-2 As A Potential Target In
Chemoprevention Of Benzo(A)Pyrene Induced Lung Carcinogenesis In
Mice-Combined Role Of Curcumin And Quercetin. Am. J. Biomed. Sci.
4(3): 194-203.

Oliveira P.A., A. Colaço, R. Chaves, H.G. Pinto, L.F. De-La-Cruz P. and C.


Lopes. 2007. Chemical Carcinogenesis. An Acad Bras Cienc. 79(4): 593-
616.

Palanikumar, L. and N. Panneerselvam. 2009. Curcumin: A Putative


Chemopreventive Agent. Journal Of Life Sciences. 3(5): 47-53

Pomkeua, S. 2010. Chemical Constituents from The Rhizomes Curcuma zedoaria


(Christm.) Rosc. and the Stem of Citrus medica Linn. [M.Sc. Thesis].
Prince of Songkla University.

Priosoeryanto B.P., R. Sari, R. Tiuria, L.K. Darusman, R.D. Purwakusumah, dan


W. Nurcholis. 2009. Aktivitas Antiproliferasi Ekstrak Etanol Temulawak
(Curcuma xanthorhizza Roxb.) Pada Sel Lestari Tumor MCA-B1 dan
MCA-B2 secara in vitro. Hemera Zoa. Vol 1 (1).

Rasjidi, H.I. 2013. Buku Ajar Onkologi Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 187.

Rini C., E. Widjajanto, Rm. Loekito. 2011. Peranan Curcumin terhadap


Proliferasi, Apoptosis dan Diferensiasi Hepatosit Mice Balb/C yang
Dipapar dengan Benzapyrene. J. Exp. Life Sci. Vol. 1 (2) : 56-110.

Shiyou, L., Y. Wei, D. Guangrui, W. Ping, Y. Peiying, and B.B. Aggarwal, 2011.
Chemical Composition and Product Quality Control of Turmeric
(Curcuma longa L.). Pharmaceutical Crops. 2: 28-54.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
51

Tholkappiyavathi, K., K.M. Selvan, S.K. Neyanila, G.P. Yoganandam, and Gopal.
2013. A Concise Review On Curcuma Zedoaria. Inter J Of Phytotherapy.
3: 1-4.

U.S. EPA (United States Enviromental Protection Agency). 2006. Benzo(a)pyrene


(BaP). Http://www.epa.gov/teach/ [1 Agustus 2007].
Wibowo, M.A., M.A. Widodo, B.B. Purnomo, dan Aulanni’am. 2013. Ekstrak
Daun Kesum (Polygonum Minus) Memperbaiki Kerusakan Paru Melalui
Ditekannya Produksi Reactive Oxygen Species (Ros). Jurnal Kedokteran
Hewan. 7(2): 160-162.
Wilken, M.S. Veena, M.B. Wang, and E.S. Srivatsan. 2011. Curcumin: A review
of anti-cancer properties and therapeutic activity in head and neck
squamous cell carcinoma. Molecular Cancer. 10 :12

Windono, T. dan N. Parfati. 2002. Curcuma zedoaria (Berg Ius) Roscoe, Kajian
Pustaka Kandungan Kimia dan Aktivitas Farmakologik. Artocarpus. 2(1):
1.

Wiwin, I.E dan M. Benjamin. 2010. Kemoprevensi Pada Kanker Paru. Majalah
Kedokteran Respirasi. 1(2): 46.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
52

Lampiran 1. Penghitungan Dosis Benzo[a]piren

Dosis B[a]P = 0,2 µmol/ekor (1 g)

0,2 µmol = 0,2 µg x berat molekul B[a]P

= 0,2 µg x 252, 3

= 50,46 µg/ekor (1 g)

Ditentukan volume pemberian B[a]P pada mencit umur 1 hari sebesar 0,02 ml.

Jadi, dalam 0,02 ml terdapat 50,46 µg B[a]P untuk 1 ekor mencit.

Dibuat sediaan DMSO 2% sebanyak 20 ml → 0,4 DMSO + 19,6 Aquadest

Penimbangan B[a]P untuk 20 ml pelarut (DMSO 2%), sebagai berikut :

= 20 ml x 50,46 µg

0,02 ml

= 0,001 ml x 50,46 µg

= 0,05046 µg

= 50,46 mg

Maka, 50,46 mg → ditimbang dan dimasukkan dalam pelarut 20 ml DMSO 2%

Pada pemberian berikutnya hari ke-8 dan ke-15 setelah kelahiran dengan dosis

masing-masing 0,4 mol dan 0,8 mol perhitungan disesuaikan.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
53

Lampiran 2. Penentuan Dosis Ekstrak Curcuma zedoaria

Pada penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pemberian

ekstrak Curcuma zedoaria dengan dosis 500 mg/kg bb dapat menghambat

karsinogenesis pada paru mencit yang diinduksi benzo[a]piren (Murwanti dkk.,

2006). Pada penelitian Pola waktu pemberian ekstrak rimpang kunyit putih

(curcuma zedoaria) terhadap histopat paru mencit (mus musculus) yang diinduksi

benzo[a]piren menggunakan dosis 500 mg/kg bb dengan pola waktu perlakuan

berbeda setiap mencit, sebagai berikut :

Vol = BB x dosis

1000 kadar ekstrak

500 mg 500 mg ekstrak

= 15 g x 20 ml 20 ml (DMSO2%)

1000 500 mg/kg bb

= 15 x 500 x 20

1000 500

= 150

500

= 0,3

Volume pemberian pada tiap perlakuan sebanyak 0,3 ml/ekor (15 g)

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
54

Lampiran 3. Proses Pembuatan Preparat Histopatologi

Organ difiksasi Dipotong kecil- Dicuci dengan air


dalam buffer kecil mengalir selama
formalin 10% 1x1x1 30⁰

Alkohol 80% Alkohol 70% Dehidrasi

Alkohol 90% Alkohol 96% Alkohol absolute I

Xylol I Alkohol absolute Alkohol absolute


III II

Xylol II Xylol III Parafin I

Blocking Parafin III Parafin II

Mikrotum Pewarnaan Moulting

(Sumber : Harris, 1990)

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
55

Lampiran 4. Skema Pewarnaan Hematoxylin- Eosin (HE) :

Jaringan diiris tipis pada obyek


glass

Xylol 1 Xylol II Alkohol absolut I


(1 menit)

Alkohol
Alkohol 80% Alkohol 95% Alkohol 96% absolut II
(1 menit) (1 menit) (1 menit) (1 menit)

Alkohol 70% Cuci air Hematoxylin Cuci air kran


(1 menit) kran (5 menit)
(5-10 menit)

Cuci air Amoniak Cuci air kran Alkohol asam


kran (6 celupan) (5 menit) (3-10 celupan)
(10 menit)

Aqua Alkohol 70%


Eosin
(5 menit) Aqua (30 menit)
(5 menit)

Alkohol Alkohol
Alkohol 80%
absolute I 96% Alkohol 95%
(30 menit)
(1 menit) (1 menit) (1 menit)

Alkohol Keringkan
absolute II Xylol Xylol tutup dengan
(1 menit) cover glass
(Sumber : Harris, 1990)

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
56

Lampiran 5. Hasil Analisis Data

NPar Tests
[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Jumlah_fokus_tumor_bronkio
25 .8920 .82861 .00 2.30
lus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah_fokus_t
umor_bronkiolu
s

N 25

a,b
Mean .8920
Normal Parameters
Std. Deviation .82861
Absolute .238
Most Extreme Differences Positive .238
Negative -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.189
Asymp. Sig. (2-tailed) .119

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives
Jumlah_fokus_tumor_bronkiolus

N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval Minimu Maximu


Deviation Error for Mean m m

Lower Upper
Bound Bound

Kontrol negatif (-) 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
Kontrol positif (+) 5 1.9200 .37014 .16553 1.4604 2.3796 1.30 2.30

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
57

Ekstrak Curcuma
5 .4800 .16432 .07348 .2760 .6840 .30 .60
zedoaria hari ke 20
Ekstrak Curcuma
5 .9000 .91924 .41110 -.2414 2.0414 .00 2.30
zedoaria hari ke 27
Ekstrak Curcuma
5 1.1600 .70214 .31401 .2882 2.0318 .60 2.30
zedoaria hari ke 34
Total 25 .8920 .82861 .16572 .5500 1.2340 .00 2.30

ANOVA
Jumlah_fokus_tumor_bronkiolus

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 10.470 4 2.618 8.714 .000


Within Groups 6.008 20 .300
Total 16.478 24

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Jumlah_fokus_tumor_bronkiolus
Duncan

Kelompok perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol negatif (-) 5 .0000


Ekstrak Curcuma zedoaria
5 .4800 .4800
hari ke 20
Ekstrak Curcuma zedoaria
5 .9000
hari ke 27
Ekstrak Curcuma zedoaria
5 1.1600
hari ke 34
Kontrol positif (+) 5 1.9200
Sig. .181 .077 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
58

NPar Tests

[DataSet0]

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Jumlah_fokus_tumor_septa
25 2.7760 1.76830 .00 6.00
_alveoli

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Jumlah_fokus_t
umor_septa_alv
eoli

N 25

a,b
Mean 2.7760
Normal Parameters
Std. Deviation 1.76830
Absolute .190
Most Extreme Differences Positive .142
Negative -.190
Kolmogorov-Smirnov Z .952
Asymp. Sig. (2-tailed) .325

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Oneway

Descriptives
Jumlah_fokus_tumor_septa_alveoli

N Mean Std. Std. 95% Confidence Interval Minimu Maximu


Deviation Error for Mean m m

Lower Upper
Bound Bound

Kontrol negatif (-) 5 .0000 .00000 .00000 .0000 .0000 .00 .00
Kontrol positif (+) 5 4.9200 1.15629 .51711 3.4843 6.3557 3.30 6.00

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
59

Ekstrak Curcuma
5 2.6800 .91214 .40792 1.5474 3.8126 1.60 3.60
zedoaria hari ke 20
Ekstrak Curcuma
5 2.8400 .70922 .31718 1.9594 3.7206 1.60 3.30
zedoaria hari ke 27
Ekstrak Curcuma
5 3.4400 .37815 .16912 2.9705 3.9095 3.00 4.00
zedoaria hari ke 34
Total 25 2.7760 1.76830 .35366 2.0461 3.5059 .00 6.00

ANOVA
Jumlah_fokus_tumor_septa_alveoli

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 63.786 4 15.946 28.324 .000


Within Groups 11.260 20 .563
Total 75.046 24

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

Jumlah_fokus_tumor_septa_alveoli
Duncan

Kelompok perlakuan N Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol negatif (-) 5 .0000


Ekstrak Curcuma zedoaria
5 2.6800
hari ke 20
Ekstrak Curcuma zedoaria
5 2.8400
hari ke 27
Ekstrak Curcuma zedoaria
5 3.4400
hari ke 34
Kontrol positif (+) 5 4.9200
Sig. 1.000 .144 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.


a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
60

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

Pemeliharaan hewan coba

Perlakuan pada hewan coba

Preparasi organ paru

Pembuatan sampel

Skripsi POLA WAKTU PEMBERIAN EKSTRAK RIMPANG KUNYIT PUTIH RIZKA FIDYAH AYUNDA
(Curcuma zedoaria) TERHADAP HISTOPATOLOGI PARU MENCIT (Mus musculus)
YANG DIINDUKSI BENZO[a]PIREN

Anda mungkin juga menyukai