Anda di halaman 1dari 7

NAMA : RIKI SYAPUTRA

NIM : 50300116096

JURUSAN : PMI/KOSENTRASI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS : DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

Perkenalkan nama saya Riki Syaputra biasa di panggil Riki, tempat tanggal lahir Bulukumba,24

Juli 1997. Asal saya dari Bulukumba kecamatan Kajang. Saat ini saya kuliah di Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar (UIN), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam/Kosentrasi Kesejahteraan Sosial

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, saat ini saya sudah semester akhir yakni semester VIII, nah di

semester ini ada mata kuliah wajib yakni kuliah kerja Nyata (KKN) untuk mencapai gelar sarjana. Mata
kuliah ini yang sangat ditunggu-tunggu bagi mahasiswa semester akhir, sebelum berangkat dilakukan

pembekalan selama tiga hari umtuk bekal selama melaksanakan KKN nantinya, sekitar 2671 mahasiswa

yang diberangkatkan ada KKN angkatan 62 ini. Khusus daerah Bantaeng dibagi menjadi 3 kecamatan

yakni kec. Bantaeng, Sinoa, dan Tompo Bulu. Saya sendiri di tempatkan di kecamatan di kecamatan

Sinoa tepatnya di Desa Bonto Majannang Yang beranggotakan 9 orang yakni 3 laki-laki 6 perempuan.

Saya akan menceritakan pengalaman selama KKN, yakni kordes yang bernaman Muh.Fiqri jurusan

perbandingan mazhab dan hokum fakultas Syariah dan Hukum, sekertaris yang bernama Fauzziah jurusan

menajemen pendidikan islam fakultas Tarbiyah dan Keguruan, bendahara Hardiana jurusan pendidikan

matematika fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan anggota Irma,Ummu,Hanief,Ica,Dilla, dan Riki atau

saya sendiri.sebelumnya kami belum mengenal satu sama lain ataupun belum bertemu, mata kuliah ini

yaitu KKN yang mempertemukan kami semua dalam satu posko. Dalam wadah ini kami saling mengenal

satu sama lain dan kami juga banyak bekajar bagaimana menyikapi segla hal yang baru kami temukan

selama masa KKN.

Banyak hal terjadi selama masa KKN, Sesampainya di kota Bantaeng kami berkumpul kantor

bupati Bantaeng disana di adakan penyambutan bagi mahasiswa KKN dan perkenalan pak camat dan pak

desa Bantaeng, lokasi KKN di kecamatan Sinoa, tepatnya di Bonto Majannang, kita di jemput

menggunakan mobil Avanza dan mobil pickup, kesan pertama setelah bertemu dengan pak desa saya

melihat bahwa bapak sangat baik sangat baik dan ramah, setelah menerima penerimaan selesai kita pun

bergabung sesuai teman posko dan segera di antar ke posko masing-masing, saya dan teman posko saya

yang bernama hanief ikut di mobil pickup bersama semua barang teman-teman saya selebihnya kordes

dan perempuannya ikut di pak mobilnya pak desa, ternyata posko kami lumayan jauh dari kota, jalur yang

kami lewati lumayan menantang, akan tetapi itu semua di bayar dengan pemandangan yang begitu indah

karna tempatnya berada di dataran tinggi, tanaman jagung yang banyak, cuaca yang lumayan dingin,

jaringan internet agak susah, akses tranaportasi umum pun susah, dan itulah pandangan saya tentang desa

yang saya tempati ber KKN. Mungkin posko kami agak terlihat mewah bila di bandingkan dengan posko
yang lain karna rumah yang kami tempati adalah rumah kepala desa yang cantik dan pelayanannya juga

luar biasa, baiknya di tambah lagi kepala Desa dan sekeluaraga sangat ramah dan baik kepada kami,

Kepala Desa dan istrinya memiliki dua anak perempuan, Anak pertama sudah berkeluarga, dan yang

kedua masih duduk di bangku SMA, tapi denga semua keadaan inilah jadi kami bersyukur diberikan

kepercayaaan untuk KKN di Desa ini, KKN memberikan kami pengalaman baru, keluarga baru, teman

baru dan pemikiran yang baru. Kurang leebih dua bulan lamanya kami menjalankan KKN di Desa yang

sangat jauh dari kampus dan keluarga tentunya menjadi tugas bagi saya untuk beradaptasi, untungnya

bahasa yg digunakan hamper sama dengan bahasa yang ada di kampung saya.

Mimggu pertama berada di desa, kami full melakukan observasi keliling Desa untuk melihat

potensi-potensi yang dapay kami jadikan proker atau program kerja untuk kuramg lebih dua bulan

kedepammya. Hari pertama berjalan kaki menelusuri dusun yang dekat dengan posko, hari kedua kita

naik motor dengan bonceng tiga karna kurangnya motor yang bias kita pakai, bagi kami ini cukup

melelahkan yang di mana jalur yang ada di desa itu kebanyakan tanjakan. Selama perjalanan

memelurusuri Dusun, Masyarakat yang ada di Desa sangat antusias menyambut kami, mempersilahkan

kami mampir, ngobrol, dan saling bertukar pengalaman yang di miliki anak-anak juga terlihat bahagia

meliahat kami yang sedang berjalan mengelilingi desa Bonto Majannang.

Setelah masa observasi kami selesai, saya kembali ke Makassar untuk mengambil motor dan pada

saat saya di Makassar teman-teman di posko mengadakan breefing untuk acara seminar program kerja

dan menunjuk saya sebagai pembaca do’a tanpa sepengatahuan saya, alasan saya ditunjuk sebagai

pembaca do’a sangat konyol yaitu muka saya mirip Arab, awalnya saya tidak mau tapi sudah terlanjur

jadi saya terima saja. Di minggu kedua seminarapun kami adakan di malam hari, Alhamdulillah tidak

Cuma warga pemuda desa serta teman-teman KKN dari posko lainpun berantusias datang ke acara

seminar program kerja yang kami laksanakan ini. Karena kami berasal dari berbagai jurusan yang berbeda

jadi wajar saja jika selama masa –masa diskusi dan kegiatan kami banyak menemukan problem dan saling

berbeda pendapat tetapi perbedaan itulah yang membuat kami bias mnegenal watak dan karakter masing-
masing. Ada yang mandiri, ada yang egois, ada yang rajin, ada yang malas, ada yang pemarah, ada yang

santai, ada yang sedikit miring dan ada juga yang menjengkelkan. Itulaah beberapa karakter yang ada tapi

semuanya itu yang membuat kita rindu nanti untuk mengulangi kisa selama KKN.

Minggu-minggu selanjutnya kami mulai melaksanakan program kerja yang kami rencanakan,

sedikit ada sulitnya namun tetap dapat kami lewati dengan baik. Hari pertama kesekolah kami

melaksanakan program kerja yaitu Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) karna maraknya

penyebaran virus covid -19 dan mengajar. Mengajar di sekolah dasar tentunya bagi kami sulit karna

mereka masih banyak kata “BERMAIN” mereka sangat sulit diajar tetapi adanya KKN ini anak-anak

berantusis untuk bekajar dan mendapatkan motivasi untuk terus melanjutkan sekolahnya. Untuk menuju

kesekolah inipun butuh perjuangan karena lokasinya agak jauh dari posko, beserta kendaraan yang cukup

terbatas, sampai-sampai bolak-balik menjemput teman dan juga bonceng 3 untuk pergi kesekolah. Hari-

hari berikutnya kamipun kamipun melaksankan program kerja berikutnya yaitu mengecat jembatan yang

sebelumnya sudah kita bersihkan serta mengecat pagar warga yang akan dijadikan contoh kampung

bersih atau Desa Wisma. Serta setiap hari jumat diadakan kerja bakti atau jumat bersih, dan cara kami

agar semua dusun dapat dibersihkan adalah pergantian setiap minggunya jadi semua dusun dapat kami

bersihkan selama KKN. Jadwal mengajar BTQ pun dilaksanakan setiap dua sampai tiga kali dalam

seminggu, setiap sorenya, ada hari dimana kita membagikan selembaran kertas yang sudah kami print

yang berisi tentang cara Antisipasi Virus Corona dan Penyebaran Berita Hoax. Ada tiga program kerja

yang tidak terlaksana karna membutuhkan banyak peserta sedangkan kami dilarang mengadakan

perkumpulan atau penyuluhan di akibatkan adanya berita tentang Virus Corona yang mengharuskan kita

di rumah saja. Selama itu kami hanya berdiam diri di posko, makan atau tidur yang hanya bias kita

lakukan di posko, kadang kala kita jiuga mengerjakan LKH dan laporan KKN. Sebenarnya proker kami

lumayan banyak tetapi ada yang tidak terlaksana dikarenakan virus yang berbahaya ini yang

mengharuskan kita berdiam di posko, anak sekolah pun di liburkan serta tidak ada yang melewati batas

dua puluh orang keatas.


Sedikit Cerita Mengenai Teman-teman Posko

Pertama, kordes yaitu Muh.Fiqri biasa kita panggil Ikki yang berasal dari Makassara jurusan

Perbandingan Mazhab dan Hukum fakultas Syariah dan Hukum. Dia adalah kordes di posko kami.

Pertama kali ketemu di Mesjid umum UIN, saya kira orangnya kalem-kalem tapi belum seminggu di

posko aslinya sudah mulai keluar, dia juga teman cekcoknya Ummu, pernah suatu hari dia turun ke

Makassar ambil motor bersama Hanief kuramg lebih tiga hari dan meninggalkan saya yang tinggal

sendirian cowok tapi jurusnya lumayan ampuh untuk membuat ceweknya tidak marah saat dia kembali ke

posko yaitu dengan sogokan minuman Ichitan dan martabak, dia juga sering di ejek bucin alay sama

teman posko, salah satu partner saya ketika makan tengah malam di dapur, dia juga orangnya baik dan

cerewet.

Yang kedua, Fauziah biasa dipanngil Uci tapi teman ceweknya memanggilnya Ummi yang

kebetulan dia memang sudah berkeluarga, asal kendari dan jurusan Menajemen Pendidikan Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dia adalah sekertaris di posko kami, pertama ketemu dia orangnya baik

dan ramah, panggilannya ks saya adalah “maskii” atau mas Riki katanya saya mirip dengan mas-mas

Jawa, tiap malam dia selalu video call bersama suaminya yang membuat jomblo-jomblo ikut iri, dia jua

sering menasehati teman poskonya, dan pernah saya liat dia bawah motor ternyata dia pembalap yang

handal, tidak banyak yang saya tau tentang dia tapi intinya dia baik dan sering menasehati saya

Yang ketiga, Hardiana biasa di panggil Anha asal dari Maros jurusan Pendidikan Matematika

fakultas Tarbiyah dan Keguruan, dia adalah bendahara posko kami, orang yang pertama kali saya kenal di

antara teman posko yang lain, orangnya baik dan sering menyanyi di teras rumah saking totalnya dia

membeli mic Bluetooth, dia juga sering mengajar anak di desa Bonto Majannang menyanyi untuk

kegiatan ramah tamah akan tetapi batal dikarenakan virus yang ini, suka sekali nonton sinetron, tapi

handalki tawwa memasak kalau dia dapat giliran memasak pasti makanannya enak, gaya bicaranya yang
lembut tapi terkadang juga mengejek dengan bahasa yang halus, tapi intinya anaknya baik dan suka

menolong.

Yang keempat Ummu Kultsum biasa dipanggil Ummu tapi saya biasa memanggilnya dengan

sebutan barumbung asal dari Pinrang, jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukukm, orangnya lucu

dan yah lumayan baik tapi terkadang juga dia suka ceplas-ceplos kalau bicara, dalam satu hari bakalan

aneh rasanya kalau ini anak tidak terdengar suaranya yang cempreng, dia juga juga suka memeriahkan

posko ketika lagi sunyi, anak ini juga sering tiap hari saya temani berkalahi, dan dia adalah alaram pagi-

pagi untk laki-laki sampai-sampi cuma dia berani masuk kamar cowok hanya untuk membangunkan kami

para laki-laki, dia juga sering keluar jalan-jalan ke posko lain atau kekota, yang paling saya tidak suka

ketika dia mandi lamanya minta ampun, orangnya bisa nyanyi juga walaupun suaranya pas-pasan saya

tetap mengiringi dia dengan gitar, dia juga tidak bias bilang R, dan ketika dia dapat tugas memasak yakin

dan percaya makanannya cuma telur dan mie itupun mie yang tidak pake bumbu sama sekali.

Yang kelima Irma asal dari Sinjai, jurusan, Akuntansi, fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

orangnya baik dan ramah tentunya, dia juga jaago mengaji, ketika awal ketemu orangnya kalem tapi jika

sudah mengenal lebih baik ternyata orangnya suka mengejek-ejek, dia juga orang pertama panggil saya

“mas” yang katanya muka saya mirip orang jawa, banyak yang mau sama dia sampai-sampai pemuda

desa tertarik dengannya tapi itu hal yang wajar karna memang dia cantik, paling rindu dengar katan-

katanya “kordes bucin a’layy”, dia juga paling sering cuci baju sampai-sampai lahan jemuiran full.

Yang keenam A. Annisa Mulyani Ilmi jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, asal dari Gowa tepatnya di Pao-pao Permai, biasa di panggil icayang

sama teman cewek-ceweknya tapi saya biasa memanggilnya ular daun, orangnya lumayan baik walaupun

biasa menjengkelkan, partner boncengan saya ketika keluar jalan-jalan dengan semua teman posko, teman

berkelahi saya juga ini tiap hari di mana dia biasa panggil saya dengan sebutan janggo’, paling sering juga

nitip makanan atau minuman ketika saya kekota, paling takut nonton horror tapi sering memaksakan
dirinya untuk nonton horror, dia juga serinng nonton drama Korea, paling rajin juga ini keposko lain

bersama dengan partnernya yaitu Dila, dan paling lama juga tidur diantara cewek-cewek lainnya.

Yang ketujuh Nurul Fadillah Arsyad jurusan PWK fakultas Sains dan Teknologi berasal dari

gowa tepatnya di Sungguminasa, biasa di panngil Dimoy tapi saya memanggilnya dengan sebutan

Anaconda, orang yang paling malas ketika disuruh, tapi dia jago memasak juga, orang yang pertama kali

pangil saya dengan sebutan Riki janggo’, palimg sering tidur ketika tidak ada kegiatan sampai-sampai dia

lebih memilih tidur daripada makan, paling rajin juga keluar ke posko lain bersama patnernya yaitu Ica,

dan paling sering rebut dengan kordes, yakult adalah minuman andalannya ketika sudah makan, dan

paling sering buang air besar, suaranya juga agak besar tapi intinya dia baik walaupun agak sedikit malas.

Yang kedelapan Muh. Hanief Khalifah biasa di panggil Hanief jurusan Kimia fakultas Sains dan

Teknologi, asal dari Ujung Pandang, orangnya baik dan tegas, patner saya juga ini makan tengah malam

di dapur, patner saya juga begadang ini sampai subuh, suka juga menyanyi, dan paling sering baca buku

di posko sambil dengar lagu, kata warga setempat dia adalah bodyguard bagi kami semua karna memang

postur tubuhnya yang lumayan besar tinggi dan kekar, patner saya juga kekota hanya untuk minum kopi,

dan kebiasaannya ketika tidur yaitu biasa mermas-remas tangan saya, dia juga dokumentasi setiap proker

yamg kami jalankan.

Itulah tadi sedikit cerita menganai teman posko, bukannya menjelek-jelekkan tapi itu karna

karakter mereka berbeda-beda yang membuat kami betah di posko, dan saya juga sangat bersyukur di

pertemukan dengan mereka walaupun wakttunya yang lumayan singkat, karna di posko banyak orang

yang bisa buat kami tertawa dan hal itulah yang kami rindukan sekarang dan nanti. Bukan cumin saya

tapi yang lainnya bakalan rindu nantinya saat masa-masa KKN yang di mana kita ke teras cari jaringan

dan ngumpul di sofa breefing, atau saling ejek-ejekan laki-laki dangan perempuannya. Tapi saya salut

dengan posko ini karna posko ini berhasil tidak cinlok, posko yang tidak baperan, dan posko yang

berhasil tidak mengeluarkan air mata sedih saat penarikan, bukannya kami tidak sedih tapi kami yakin

kami bisa kesana lagi jika ada waktu.

Anda mungkin juga menyukai