ABSES PARAFARING
Oleh:
K1A1 11 049
Pembimbing :
1
ABSES PARAFARING
A. Pendahuluan
Abses leher dalam adalah abses yang terbebntuk di dalam ruang
sumber, seperti infeksi pada daerah faring dan tonsil, gigi, kelenjar air liur,
telinga tengah atau bisa juga akibat trauma pada saluran cerna,
demikian, abses leher dalam sampai saat ini masih menjadi salah satu
2
pemeriksaan fisik didapatkan trismus, pembengkakan disekitar angulus
medial. Pemeriksaan penunjang berupa foto polos jaringan lunak leher dan
tomografi computer.
untuk kuman aerob maupun anaerob dan simptomatis sesuai keluhan serta
gejala klinis yang timbul. Drainase abses dapat dilakukan dengan dua
B. Definisi
Abses adalah kumpulan nanah dalam suatu rongga yang terjadi
akibat adanya suatu proses infeksi bakteri piogenik yang terdapat dibawah
pusat yang meninjil yang terjadi akibat penumpukkan sel dan jaringan
C. Anatomi
ruang potensial yang termasuk bagian dari ruang leher dalam yang
3
terbentuk piramida terbalik, yang terbentuk dari multi komponen system
divisi viseal dari lapisan media (sepanjang otot konstriktor faring) dan
fasia otot-otot tensor dan levator veli palatine serta stiloglosus. Batas
4
Kompartemen anterior bersisi arteri maksilaris interna, nervus
posterior berisis slubung karotis (arteri karotis, vena jugularis interna, dan
5
pusat hubungan dari semua ruang potensial leher dalam. Kejadian infeksi
Lateral-pterygoid medial
limfe.
Nervus IX,X,XII
D. Patogenesis
kepala dan leher. infeksi ini dapat meluas dari salah satu ruang potensial
6
leher dalam, yang kemudian mengenai parafaring. Suatu infeksi bakteri di
asing; tusukan jarum yang tidak steril di leher pada pecandu morfin.
E. Prevalensi
abses parafaring yang lebih cepat, alat-alat medis yang lebih modern,
operasi yang lebih baik. Pada penelitian yang dilakukan oleh para ahli
7
Amerika Serikat dikatakan 117 anak yang menderita abses leher dalam
Rumah Saikt Hasan Sadikin Bandung selama tahun 2012. Dari penelitian
F. Mikrobiologi
luas. Sebagian besar abses disebebkan oleh campuran kuman aerob dna
8
anaerob. Kuman anaerob tersebut cenderung berkumpul dicelah-celah gigi,
salah satu kman anaerob yang sering dijumpai adlah Bacteriodes sp.
Adanya kuman anaerob harus dicurigai bila didapatkan pus yang berbau
discharge”. Selain itu adanya krepitasi dan pembentukan gas yang terlihat
G. Manifestasi Klinis
Terlihat edem uvula, pilar tonsil, palatum dan pergesran ke medial dinding
terdorong ke medial.
merupakan gejala yang meninjol, tetapi mungkin tidak terlihat jika infeks
jauh didalam sampai prosesus stiloid Dan sturkuts yang melekat padanya
H. Diagnosis
9
Untuk menegakkan diagnosis abses paraaring diperlukan anmnesis
dengan jarum besar untuk pemeriksaan kultur dan tes kepekaan kuman.
1. Anamnesis
nyeri biasanya akan semakin hebat ketika pasien sedang menoleh atau
sakit gigi atau riwayat tertelan benda asing. Keluhan lain didapatkan
sulit menelan selama beberapa hari, trismus bahkan sampai sesal nafas.
2. Pemeriksaan fisik
IX, X, XII. Selain itu sering didapatkan karies dentis dan trismus yaitu
3. Pemriksaan Penunjang
10
didaptkan peningkatan julah leukosit. Pemeriksaan penunjang yang
Pada pemeriksaan foto jaringan lunak leher pada kedua posisi tersebut
11
Gambar 4. Gambaran Foto polos leher A. Foto polos leher lateral
masseter.
I. Tatalaksana
baik untuk kuman aerob maupun anaerob dan simptomatis sesuai keluhan
serta gejala klinik yang timbul. Terapi bedah dapat dilakukan dengan 2
Ika terdapat pus maka tidak ada cara lain ecuali dengan evakuasi bedah.
tes sensitivitas.
1. Pemberian antibiotic
12
Banyak mikroorganisme yang dapat menjadi penyebab infeksi
kepala dan leher, dan berasal dari berbagai sumber. Flora bakteri
laktamase yang tinggi, penisilin buka lagi merupakan obat pilihan ntuk
kasus infeksi ini. Sebelum hasil kultur dan uji sensitifitas didapatkan,
terbaik.
2. Drainase abses
13
dengan insisi dan drainase. Insisi intra oral dilakukan pada dinding
b. Insisi ekstrena
14
Gambar 6. Insisi abses parafaring
a. Standar insisi pada saat eksplorasi di daerah
parafaring
b. Pendekatan yang dilakukan di daerah parafaring
bagian posterior
ukuran abses yang kecil dan letak abses parafaring yang mudah
kultur kuman.
J. Komplikasi
15
berlanjut menjadi sepsis. Komplikasi lain yang dapat terjadi berupa
sumbatan jalan nafas akibat pendesakan dari trakea, aspirasi dari pus, bisa
Gradasi Kriteria
1 Retraksi suprasteral ringan, tanda-
(+)
4 Retraksi (+++), cemas, sianosis,
menolak makan/minum
K. Prognosis
16
DAFTAR PUSTAKA
17
intermedius in an immunocompetent chil. Dalam Diagnosis dan
Penatalaksanaan Abses Parafaring. Departemen Ilmu Kesehatan Telinga
Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher. Universitas Airlangga.
Surabaya
11. Tom, Lawrence. Disease of oral cavity, Oropharynx and Nasopharynx.
Dalam: Snow J dan Ballenger J. Ballenger”s otorhinolaryngology. Edisi
enam belas. Ontario: Bedecker. 2003,
12. Widodo Ario Kentjono, Sri Herawati Juniati, Achmad C. Romdhoni.
Pendidikan kedokteran Berkelanjutan XIII Ilmu kedokteran Telinga
Hidung Tenggorokan Bedah Keoala dan Leher. Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Surabaya. 2015
18