Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HIDROPONIK KANGKUNG

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Penerapan Teknologi IPA Terapan

Dosen Pengampu :Desi Wulandari, S.Pd.,M.Pd,.

Disusun oleh:

Latifa Putri Ridhaningtyas (1401418066)

Rombel B
Semester V

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
tentang Hidroponik Kangkung.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu Desi Wulandari S.Pd., M.Pd. yang
telah membantu saya baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya
ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung saya sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan praktikum yang saya buat ini masih jauh
dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.

Semoga laporan praktikum ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Semarang, 23 Desember 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................ ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Manfaat dan Tujuan Makalah .................................................................. 2
BAB II .................................................................................................................... 3
Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 3
2.1 Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik ................................................. 3
2.2 Pengertian Hidroponik .......................................................................... 5
2.3 Teknik Hidroponik ................................................................................. 7
2.4 Nutrisi pada Hidroponik...................................................................... 10
2.5 Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Tanaman Hidroponik ....... 14
BAB III ................................................................................................................. 17
METODOLOGI .................................................................................................. 17
3.1. Alat dan Bahan ..................................................................................... 17
3.2. Cara Kerja ............................................................................................ 19
3.3. Hipotesis ................................................................................................ 22
3.4. Tabel Hasil Pengamatan ...................................................................... 23
BAB IV ................................................................................................................. 25
PEMBAHASAN .................................................................................................. 25
4.1. Pembahasan .......................................................................................... 25
BAB V ................................................................................................................... 26
PENUTUP ............................................................................................................ 26
5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 26
5.2. Saran ...................................................................................................... 26

ii
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang
sangat membantu manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan
pangan. Namun, hal yang masih selaras dengan perkembangan teknologi
yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia, sehilngga semakin
berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan
pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman,
dan bahkan juga yang kita lihat deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk
menanam tanaman yang bukan bahan pangan pokok, melainkan hanya
untuk memperkaya diri.
Bagaimana kita sebagai manusia yang masih ingin memenuhi
kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang semakin berkurang?
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah.
Berbagai metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin
menekuninya. Salah satunya adalah bertanam secara hidroponik.
Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media tanah. Ketika
dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan
produksi pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system)
menawarkan solusi yang menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana
tanah atau iklim tidak ramah terhadap pertanian, hidroponik menawarkan
cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan mudah. Juga, di daerah
dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit didapat,
hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik?
2. Apa Pengertian Hidroponik Serta Bagaimana Penjelasannya?
3. Apa sajakah Teknik Hidroponik yang ada?
4. Bagaimana Nutrisi untuk Tanaman Hidroponik ?
5. Faktor-Faktor Apa Yang Perlu Diperhatikan Dalam Teknik Budidaya
Hidroponik?

1.3. Manfaat dan Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik.
2. Untuk mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai
hidroponik.
3. Untuk mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik.
4. Untuk mengetahui Nutrisi untuk Tanaman Hidroponik.
5. Untuk mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik
budidaya hidroponik

2
BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1 Sejarah Teknik Budidaya Hidroponik


Hidroponik merupakan metode bercocok tanam tanpa tanah. Bukan
hanya dengan air sebagai media pertumbuhannya, seperti makna leksikal
dari kata hidro yang berarti air, tapi juga dapat menggunakan media-media
tanam selain tanah seperti kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan
batu karang atau batu bata, potongan kayu, dan busa. Mungkin, bagi
sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang
dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan
yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr.W.F.Gericke dari
Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang Gericke
meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di
sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman.
Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui
se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-
pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di
ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di
Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk
persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. Sejak saat itu,
banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto
Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi,
hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset
terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh
perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan
penduduk yang terus bertambah.
Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya
hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya.

3
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi
cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap
akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan
mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah
menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah
pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-
garam zat makanan (Anonim. 2010).
Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah
pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu
maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-
sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat. Metode hidroponik
“mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang
sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah
dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah!
Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang
sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya.
Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan
lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang.
Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita
untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan
seragam. Setelah ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring
waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya
populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan
tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan dunia?
Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah
masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang. Di sisi lain,
sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya
bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi
merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan
pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang
berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-

4
buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama
penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak
semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan
lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik
justru akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.
Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang
dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan
unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia.
Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat
genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam
tubuh manusia. Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu
keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat
mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang
sulit dibasmi.
Tanaman transgenik meskipun memiliki kehebatan yang menakjubkan,
berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu
menyemprot pestisida, serta meningkatkan swasembada pangan tanaman,
dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan kemungkinan
besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap
keseimbangan alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya
metode hidroponik merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin
hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas yang
baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah.
Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup
kemungkinan kita dapat menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk
mencapainya dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dalam pot yang
kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik menjadi
alternatif paling realistis jika hidup di kota (Anonim, 2010).

2.2 Pengertian Hidroponik


Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan
ponos artinya "mengerjakan". Pengertian hidroponik adalah suatu teknik

5
atau metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Media-media
tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa, zat silikat, pecahan
batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa. Elemen dasar yang
dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan makanan
dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat
disimpulkan bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan
diberikan cukup air dan garam-garam mineral.
Dengan menggunakan hidroponik para petani akan dapat
meningkatkan kualitas dan hasil produksi tanaman yang dapat di lakukan
dengan menggunakan lahan sempit di perkotaan dengan media rumah
kaca. Untuk menghasilkan produksi tanaman yang baik dan juga
melimpah, para petani harus memperhatikan faktor yang mempengaruhi
kualitas dari tanaman yang salah satunya adalah tingkat kelembapan pada
rumah kaca atau lainnya.
Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah
sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan tujuan komersial.
Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:
1. Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama
yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman
biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan
atau mesin.
2. Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media
tanah danjuga tidak membutuhkan tempat yang luas.
3. Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan
pertumbuhannya.
4. Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu
dilakukansetiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan
selalu tertampung didalam wadah yang dipakai.
5. Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena
terbebasdari kotoran dan hama.

6
6. Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari,
tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat
secara bertingkat.
7. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat
terjaga. Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman.
8. Tidak perlu banyak tenaga kerja. Lingkungan kerja lebih bersih.
9. Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh
bakteri, ulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah.
10. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu.
11. Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.
Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah
sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung,
tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi
pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses
suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur
unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan usahapenghijauan.

2.3 Teknik Hidroponik


Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik.
Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media.
Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk
pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh
cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis
dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung
dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat
mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai
pengganti media tanah (Susila, 2013).
Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan
hidroponikterbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk
bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan
harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam

7
air bernutrisi yang telah diisi.Berikut uraian beberapa teknik hidroponik
yang sering dipakai:
1. Substrate System
Substrate systematau sistem substrat adalah sistem hidroponik
yang menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan
tanaman. Sitem ini meliputi:
a. Sand Culture
Biasa juga disebut „Sandponics‟ adalah budidaya tanaman
dalam media pasir. Produksi budidaya tanaman tanpa tanah secara
komersial pertama kali dilakukan dengan menggunakan bedengan
pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand Culture
dikembangkan menjadi teknologi yang lebih menarik, terutama di
Negara yang memiliki padang pasir. Teknologi ini dibuat dengang
membangun sistem drainase dilantai rumah kaca, kemudian ditutup
dengan pasir yang akhirnya menjadi media tanam yang permanen.
Selanjutnya tanaman ditanam langsung dipasir tanpa menggunakan
wadah, dan secara individual diberi irigasi tetes.
b. Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik
menggunakan gravel sebagai media pendukung sistem perakaran
tanaman. Metode ini sangat populer sebelum perang dunia ke 2.
Kolam memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel,
secara periodik diisi dengan larutan hara yang dapat digunakan
kembali, atau menggunakan irigasi tetes. Tanaman ditanam di atas
gravel mendapatkan hara dari larutan yang diberikan. Walaupun saat
ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti
dengan sistem yang lebih murah dan lebih efisien (Longa, 2014).
c. Rockwool
Rockwool Adalah nama komersial media tanaman utama
yang telah dikembangkan dalam sistem budidaya tanaman tanpa
tanah. Bahan ini besarsal dari bahan batu Basalt yang bersifat Inert

8
yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan tersebut di spin
(diputar) seperti membuat aromanis sehingga menjadi benang-
benang yang kemudian dipadatkan seperti kain „wool‟ yang terbuat
dari „rock‟.Rockwool.
2. Kultur Air
Diantara budidaya tanaman tanpa tanah, kultur air adalah budidya
tanaman yang menurut definisi merupakan sistem hidroponik yang
sebenarnya. Kultur air juga sering disebut true hydroponics, nutri
culture, atau bare root system. Di dalam kultur air, akar tanaman
terendam dalam media cair yang merupakan larutan hara tanaman,
sementara bagian atas tanaman ditunjang adanya lapisan medium inert
tipis yang memungkinkan tanaman dapat tumbuh tegak.
a.Wick System
Wick system merupakan teknik yang paling sederhana dan
populer digunakan oleh para pemula. Sistem ini termasuk pasif dan
nutrisi mengalir ke dalam media pertumbuhan dari dalam wadah
menggunakan sejenis sumbu. Wick sistem hidroponik bekerja
dengan baik untuk tanaman dan tumbuhan kecil. Sistem hidroponik
ini tidak bekerja dengan baik untuk tanaman yang membutuhkan
banyak air.
b. Ebb & Flow System
Sebuah media tumbuh ditempatkan di dalam sebuah wadah
yang kemudian diisi oleh larutan nutrisi. Kemudian nutrisi
dikembalikan ke dalam penampungan, dan begitu seterusnya.
Sistem ini memerlukan pompa yang dikoneksikan ke timer. Pastikan
Anda menggunakan wadah yang cukup besar dan atur jarak antar
tanaman agar pertumbuhan tanaman tidak saling mengganggu
c. NFT (Nutrient Film Technique) System
Sistem ini merupakan cara yang paling populer dalam istilah
hidroponik. Konsepnya sederhana dengan menempatkan tanaman
dalam sebuah wadah atau tabung dimana akarnya dibiarkan

9
menggantung dalam larutan nutrisi. Sistem ini dapat terus menerus
mengalirkan nutrisi yang terlarut dalam air sehingga tidak
memerlukan timer untuk pompanya. NFT cocok diterapkan pada
jenis tanaman berdaun seperti selada (Ardeni, 2010).
d. Aeroponic System
Aeroponikmerupakan suatu cara bercocok tanam sayuran di
udara tanpa penggunaan tanah, nutrisi disemprotkan pada akar
tanaman, air yang berisi larutan hara disemburkan dalam bentuk
kabut hingga mengenai akar tanaman. Akar tanaman yang ditanam
menggantung akan menyerap larutan hara tersebut. Air dan nutrisi
disemprotkan menggunakan irigasi sprinkler. Kecanggihan sistem
ini memungkinkan Anda memperoleh hasil yang baik dan tercepat
dibandingkan sistem hidroponik lainnya. Hal ini disebabkan oleh
larutan nutrisi yang diberikan berbentuk kabut langsung masuk ke
akar, sehingga tanaman lebih mudah menyerap nutrisi yang banyak
mengandung oksigen
e. Water Culture System
Dalam sistem hidroponik ini, akar tanaman yang tersuspensi
dalam air yang kaya nutrisi dan udara diberikan langsung ke akar.
Tanaman dapat ditempatkan di rakit dan mengapung di air nutrisi
juga. Dengan sistem hidroponik ini, akar tanaman terendam dalam
air dan udara diberikan kepada akar tanaman melalui pompa
akuarium dan diffuser udara. Semakin gelembung yang lebih baik,
tanaman akar akan tumbuh dengan cepat untuk mengambil air
nutrisi.
2.4 Nutrisi pada Hidroponik
Dalam sistem hidroponik tanah tidak digunakan sebagai media
tumbuh, tetapi diganti dengan media lain seperti arang sekam, cocopeat
atau material lainnya selain tanah. Media tanam tersebut tidak
mengandung unsur hara yang cukup oleh sebab itu kita harus
memberikannya kepada tanaman melalui pupuk (dalam hidroponik

10
istilah pupuk disebut juga nutrisi hidroponik). Kita harus menghitung
secara cermat jumlah dari masing-masing unsur hara sesuai dengan
kebutuhan masing-masing tanaman.
Unsur-unsur nutrisi penting dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok berdasarkan kecepatan hilangnya dari larutan. Kelompok
pertama adalah unsur-unsur yang secara aktif diserap oleh akar dan
hilang dari larutan dalam beberapa jam yaitu N, P, K dan Mn.
Kelompok kedua adalah unsur-unsur yang mempunyai tingkat
serapannya sedang dan biasanya hilang dari larutan agak lebih cepat
daripada air yang hilang (Mg, S, Fe, Zn, Cu, Mo, Cl). Kelompok ketiga
adalah unsur-unsur yang secara pasif diserap dari larutan dan sering
bertumpuk dalam larutan (Ca dan B). Suplai kebutuhan nutrisi untuk
tanaman dalam sistem hidroponik sangat penting untuk diperhatikan.
Dua faktor penting dalam formula larutan nutrisi, terutama jika larutan
yang digunakan akan disirkulasi (“closed system”) adalah komposisi
larutan dan konsentrasi larutan Kedua faktor ini sangat menentukan
produksi tanaman. Setiap jenis tanaman, bahkan antar varietas,
membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan nutrisi
yang berbeda. Kunci utama dalam pemberian larutan nutrisi atau pupuk
pada sistem hidroponik adalah pengontrolan konduktivitas elektrik atau
“electro conductivity” (EC) atau aliran listrik di dalam air dengan
menggunakan alat EC meter. EC ini untuk mengetahui cocok tidaknya
larutan nutrisi untuk tanaman, karena kualitas larutan nutrisi sangat
menentukan keberhasilan produksi, sedangkan kualitas larutan nutrisi
atau pupuk tergantung pada konsentrasinya.
Unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil sebagai nutrisi
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu juga penting
untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit
atau hama. Menurut Bugbee (2003), kekurangan Mn menyebabkan
tanaman mudah terinfeksi olehcendawanPythium. Tembaga (Cu)
danseng (Zn) dapat menekan pertumbuhan mikrobia, tetapi pada

11
konsentrasi agak tinggi menjadi racun bagi tanaman. Silikon juga
bermanfaat untuk ketahanan tanaman meskipun tidak dikenal sebagai
unsur esensial, yaitu dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit
(Cherifet al. 1994; Winslow 1992) dan melindungi dari keracunan
logam berat. Semakin tinggi garam yang terdapat dalam air, semakin
tinggi EC-nya. Konsentrasi garam yang tinggi dapat merusak akar
tanaman dan mengganggu serapan nutrisidan air (Hochmuth dan
Hochmuth 2003). Setiap jenis dan umur tanaman membutuhkan larutan
dengan EC yang berbeda-beda. Kebutuhan EC disesuaikan dengan fase
pertumbuhan, yaitu ketika tanaman masih kecil, EC yang dibutuh kan
juga kecil. Semakin meningkat umur tanaman semakin besar EC-nya
(Ardeni, 2011).
1. Jenis Nutrisi
Kebutuhan hara berdasar suplai dari luar, larutan nutrisi yang
diberikan terdiri atas garam-garam makro dan mikro yang dibuat
dalam larutan stok A dan B. Larutan nutrisi stok A terdiri atas unsur
N, K, Ca, dan Fe, sedangkanstok B terdiriatasunsur P, Mg, S, B, Mn,
Cu, Na, Mo, dan Zn. Selainitu, nutrisi yang terdiri dari unsur hara
makro dan mikro merupakan hara yang mutlak diperlukan untuk
memperbaiki pertumbuhan tanaman.
Stock A :

a. Ca(N03)2.4H20 (Kalsium Nitrat)


b. HNO3 (Asam Nitrat)
c. FeS04(Ferrum Sulfat)
Stock B :
a. H3P04(Asam Phosphat)
b. KNO3 (Kalium Nitrat)
c. KH2PO4 (Kalium Hidrogen Phosphat)
d. MgS04 (Magnesium Sulfat/Garam Inggris)
e. H3B03(Asam Borat)
f. (NH4) 6M07O4 (Amonium Molibdat)

12
g. ZnS04 (Seng Sulfat)
h. CUSO4 (Kupri Sulfat)
i. K2SO4 (Kalium Sulfat)
Satu set nutrisi hidroponik terdiri dari 2 kantong yaitu kantong
A dan kantong B. Adapun kandungannya adalah 9.90% NO3, 0.48%
NH4, 4.83% P2O5, 16.50% K2O, 2.83% MgO,11.48% CaO, 3.81%
SO3, 0.013% B, 0.025% Mn, 0.015% Zn, 0.002% Cu, 0.003% Mo
dan 0.037% Fe, atau tergantung dari jenis tanamannya, setiap
tanaman mempunya formulasi kandungan yang berbeda-beda.
Suplai kebutuhan nutrisi untuk tanaman dalam sistem hidroponik
sangat penting untuk diperhatikan. Dua faktor penting dalam
formula larutan nutrisi, terutama jika larutan yang digunakan akan
disirkulasi (“closed system”) adalah komposisi larutan dan
konsentrasi larutan (Bugbee 2003). Kedua faktor ini sangat
menentukan produksi tanaman. Setiap jenis tanaman, bahkan antar
varietas, membutuhkan keseimbangan jumlah dan komposisi larutan
nutrisi yang berbeda (Sudibyo, 2005).
2. Formulasi Nutrisi dan Cara Aplikasi
Beberapa faktor penting dalam menentukan formula nutrisi
hidroponik adalah :
a. garam yang mudah larut dalam air
b. kandungan sodium, khlorida, amonium dan nitrogen organik,
atau unsur-unsur yang tidak dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman harus diminimalkan
c. komposisi digunakan bahan yang bersifat tidak antagonis satu
dengan yang lainnya; dan
d. dipilih yang ekonomis.
Selanjutnya aplikasi larutan nutrisi pada kultur hidroponik
secara prinsip juga tergantung pada metode yang akan diterapkan.
Beberapa metode tersebut antara lain adalah sebagai yang tertera
pada uraian berikut ini.

13
1) Kultur pot atau polybag.
Dengan metode ini sistem pemberian larutan nutrisi dapat
dilakukan secara manual atau irigasi tetes (“drip irrigation”)
dengan frekuensi 3-5 kali per hari, tergantung pada kebutuhan
tanaman, macam media tumbuh, dan cuaca/kondisi lingkungan.
Sistem irigasi tetes lebih mudah, menghemat tenaga dan waktu,
tetapi kendalanya adalah saluran irigasi sering tersumbat
sehingga aliran nutrisi terhambat.
2) Kultur bedeng dengan sistem NFT
Sistem pemberian larutan nutrisi yang digunakan adalah
melalui perputaran aliran larutan nutrisi yang dibantu oleh pompa
mesin atau dapat pula menggunakan cara yang lebih sederhana
(tanpa pompa) yaitu menggunakan gaya grafitasi.
2.5 Faktor-faktor Penting dalam Budidaya Tanaman Hidroponik
Beberapa faktor penting dalam menanam tanaman hidroponik harus
diperhatikan. Berikut ini adalah 4 faktor penting dalam budidaya
tanaman hidroponik.
1. Unsur Hara
Unsur hara begitu penting dalam tanaman hidroponik. Dua
unsure hara yang penting di sini, yaitu unsur hara mikro dan makro.
Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan
konsentrasinya dalam larutan relatif tinggi. Beberapa komponen dari
unsure hara makro meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S.Sedangkan,
unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah,
yang meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl. Unsur hara yang
tersedia bagi tanaman pada pH 5.5-7.5 tetapi yang terbaik adalah 6.5.
Hal ini dikarenakan pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan
tersedia bagi tanaman. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan
garam-garam pupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat
digunakan untuk larutan hara, pemilihannya biasanya atas harga dan
kelarutan garam pupuk tersebut. Dan perlu diingat kebutuhan

14
tanaman akan unsur hara berbeda-beda menurut tingkat
pertumbuhannya dan jenis tanaman.
2. Media Tanam Hidroponik
Jenis media tanam yang digunakan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Media yang baik
membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin, dan
drainase baik. Media yang digunakan tersebut harus mampu
menyediakan air, zat hara, dan oksigen serta yang terpenting tidak
mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang
biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain
pasir, kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan
sebagainya. Bahan yang digunakan sebagai media tumbuh akan
mempengaruhi sifat lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi, dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan
media yang lain, sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai
media.
3. Oksigen
Oksigen memang begitu dibutuhkan dalam setiap tumbuhan,
termasuk sistem tanaman hidroponik. Oksigen ini akan memberi
pengaruh yang kuat terhadap pertumbuhan akar sehingga tumbuhan
akan berkembang dengan baik. Dan hasilnya pun sayuran atau buah
yang sehat siap untuk dikosumsi. Akan tetapi sebaliknya, rendahnya
oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun,
sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya
tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa
tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang.
Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Beberapa diantaranya adalah memberikan gelembung-gelembung
udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang
berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose

15
dalam larutan hara, dan juga memberikan lubang ventilasi pada
tempat penanaman untuk kultur agregat.
4. Air
Faktor yang keempat ini, yaitu air, memberikan pengaruh cukup
kuat terhadap tanaman hidroponik. Kualitas air yang baik dan bisa
dipergunakan juga harus diperhitungkan. Air yang bisa digunakan
harus sesuai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau
mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak
mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat
meracuni tanaman (Jirirfarm. 2017).

16
BAB III

METODOLOGI

3.1.Alat dan Bahan


Alat :
 Obeng

 Korek Api

 Kawat

 Tang

17
Bahan :

 Kangkung

 Arang

 Kapas

18
 Air dari budidaya ikan lele

 Gelas Plastik

3.2.Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan yang ada

19
2. Lubangi bagian bawah gelas plastic secukupnya menggunakan obeng dan
korek api untuk mempermudah

3. Potong arang menjadi bagian kecil untuk mempermudah

4. Potong kawat secukupnya untuk pengait gelas hidroponik dengan ember


budidaya ikan lele

20
5. Kaitkan kawat yang sudah di potong dengan gelas plastic yang sudah
dilubangi

6. Masukkan arang yang sudah di potong ke dalam gelas plastic secukupnya

7. Masukkan kapas 1 sheet di atas arang lalu basahi tissue dengan air

21
8. Masukkan bibit kangkang di atas tissue secukupnya

9. Kaitkan gelas plastic yang sudah terisi arang dan kangkung ke ember yang
berisi ikan lele

3.3.Hipotesis

a. 𝐻𝑎 : Nutrisi pada air berpengaruh terhadap tumbuhnya kangkung


b. 𝐻0 : Nutrisi pada air tidak berpengaruh terhadap tumbuhnya
kangkung

22
3.4.Tabel Hasil Pengamatan

Pertumbuhan Tanaman
No Minggu ke Tanggal
Tinggi Keterangan

1 Minggu Pertama 17 November 2020 7 cm Tidak semua bibit tumbuh


secara bersamaan hanya
beberapa karna kurang
tenggelamnya gelas pada
air.

2 Minggu Kedua 24 November 2020 16 cm Semua bibit sudah mulai


tumbuh tinggi

23
3 Minggu Ketiga 01 Desember 2020 23 cm Sudah ada beberapa yang
panen namun ada
sebagian yang belum
panen

4 Minggu 03 Desember 2020 - Kangkung tenggelam oleh


Keempat air karena hujan deras
dan rusak

24
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan

Dari penelitian membuat Hidroponik dengan air budidaya ikan lele,


maka di peroleh hasil seperti tabel diatas. Keberhasilan mungkin bisa di
katakan berhasil karena tanaman dapat tumbuh dengan baik. Sehingga nutrisi
dalam air berpengaruh terhadap tumbuhnya kangkung.

Dari proses penanaman benih kangkung pada arang dan gelas plastic
pada air budidaya ikan lele mengalami pertumbuhan yaitu dengan terus
menjaga kelembapannya dan bertumbuh dengan cepat. Pada minggu pertama
tanaman kangkung sudah bertumbuh dengan daun bercabang dua dengan
tinggi 7 cm, namun bibit yang tumbuh tidak semua karena kurang tenggelem
tanaman pada air sehingga kekeringan. Lalu pada minggu kedua mengalami
pertumbuhan yang pesat yaitu bertambah 9 cm sehingga tingginya menjadi 16
cm hal ini dikarenakan gelas tanaman kangkung yang tenggelam pada air
budidaya ikan lele. Pada minggu ketiga sebagian sudah panen karena dari
awal memang pertumbuhannya tidak rata namun beberapa hari kemudian
kangkung yang tersisa mati karena seluruhnya tenggelam karena
bertambahnya air dikarenakan hujan lebat.

Sehingga dari percobaan saya dapat diketahui bahwa nutrisi yang ada
pada air budidaya ikan lele menyebabkan tanaman kangkung bertumbuh
dengan cepat dan sehat.

25
BAB V

PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan data praktikum yang saya buat, dapat disimpulkan bahwa


nutrisi pada air budidaya ikan lele atau kurang lebih kotoran dan sisa sisa
makanan pada ikan lele berpengaruh terhadap tumbuhnya tanaman kangkung,
dikarenakan dari hasil pengamatan pertumbuhan kangkung sangatlah cepat.
5.2.Saran

Kendala yang saya rasakan pada tanaman hidroponik yaitu cuaca yang
kurang mendukung dimana ada angina kencang dan hujan lebat sedangkan
tanaman hidroponik saya tempatkan di luar rumah karena adanya budidaya ikan
lele. Dengan pengalaman yang saya alami saya memberi saran untuk melakukan
hidroponik disaat cuaca yang mendukung.

26
Daftar Pustaka

Susila, Anas 2013. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar-Dasar Hortikultura. Bogor: IPB
Press.
Sudibyo, Karsono dkk. 2005. Hidroponik Tanpa Tanah. Jakarta: Agro Media
Pustaka
Anonim. 2010. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik. Tersedia
[Online].http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-
tanaman-hidroponik/ diakses pada 29 November 2020 pukul 21.00

Jirirfarm. 2017. Faktor-faktor Penting budidaya tanaman hidroponik.Tersedia


[Online].http://blog.jirifarm.com/2011/12/15/faktor-faktor-penting-
budidaya-tanaman-hidroponik/ diakses pada 29 November 2020 pukul
21.00

27

Anda mungkin juga menyukai