Anda di halaman 1dari 6

1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 Desember 2020 jam 12.00 WIB . Tn. A.

T usia 18 tahun
dengan jenis kelamin laki-laki,saat ini Tn A.T bekerja sebagai buruh bangunan,pasien sudah
di rawat di ruang Asoka RS PMI Bogor dari tanggal 30 November 2020. Saat ini pasien
dirawat dengan diagnosa Combustio grade II & III ,saat dikaji keluhan yang dirasakan adalah
pasien mengeluh nyeri di sekitar area luka bakar yaitu di ekstremitas atas dan sebagian
ekstremitas bawah,pasien mengatakan awal masuk rumah sakit karena karena tersengat
listrik. Saat dilakukan pengkajian riwayat kesehatan pasen mengeluh nyeri di sekitar area
luka bakar yaitu di area ekstremitas atas dan bawah, saat ditanya tentang riwayat keluhan
utama yang lalu, nyeri yang di rasakan tertusuk-tusuk, dengan skala nyeri 8, nyeri di rasakan
di ekstremitas atas dan bawah, saat ditanya keluhan lain yang menyertai pasien mengatakan
sulit beraktivitas,pada pemeriksaan kepala nampak ada hematoma ,ada keluhan sakit
kepala.Konjungtiva anemis ,sclera pucat. Pasen mengeluh lemas. Pada sistem
muskuloskeletal pasien mengeluh sulit beraktivitas ,tidak ada kelainan ekstremitas ,tidak ada
nyeri otot dan sendi kekuatan otot 2/3,Tanda- tanda vital TD:130/60
mmhg,N:80x/m,Pernapasan:18x/m,Suhu 370 C
2. Pada sistem integumen turgor jelek, warna pucat,kulit kering. Saat dilakukan pengkajian
pada sistem perkemihan pasien menggunakan alat bantu (kateter) pasien minum sehari
300cc, parenteral 600 cc. Saat dilakukan pengkajian pola eliminasi. Buang air kecil pasien
menggunakan kateter, dan buang air besar juga dibantu keluarga.Dari data pemeriksaan
laboratorium dan diagnostik di dapatkan Hemoglobin 10 g/dl ,eritrosit 4,75, hematokrit 36,5,
lekosit 6,85. Saat dirawat pasien mendapat obat invus 30 tpm, Ceftriaxon 2x1 IV (1
vial),Ranitidine 2x1 IV (30 mg),Ketorolac 3x1 IV (30mg),Futrolit dan Kalnex.

2. Kasus Cedera Kepala Sedang

Tn S usia 38 tahun, dirawat di ruang rawat inap RS Sentra Medika.

Pada Tn. S didapatkan pasien sesak napas, terdapat suara napas vesikuler, RR 26 kali/menit, pasien
tampak menggunakan otot bantu pernapasan, terlihat ada retraksi dinding dada, tarikan otot
intercosta, terpasang oksigen 3 lpm Tn. S terdapat suara nafas vesikuler, RR 24 kali/menit, terpasang
oksigen 3 lpm. Disability Tn. S didapatkan tingkat kesadaran composmentis, nilai GCS (Glasgow Coma
Scale) 15, Eyes: 4, Verbal: 5, Motorik: 6, reaksi pupil positif terhadap cahaya, pupil isokor diameter 2
mm. Kesadaran composmentis (conscious) yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya dengan tepat.

Pada saat pengkajianoleh perawat Tn. S tampak ada benjolan didaerah kepala karena membentur
aspal, tidak terdapat kelainan deformitas pada tubuh pasien, ada jejas didaerah kepala, Pengkajian
ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure) pada Tn. S terdapat adanya hasil yang
tidak normal dipengkajian breathing. Hasil TTV: TD 100 mmhg, nadi 82X/mnt, suhu 37,5oC, RR
24X/mnt, Pengkajian sekunder Subjektif didapatkan Tn. S mengatakan pusing, nyeri di bagian kepala.
Event leading pada Tn. S jatuh saat mengendarai sepeda motor dengan kepala membentur aspal.
Pasien merasakan pusing, nyeri, sesak nafas, pukul 09.00 WIB pasien di bawa ke IGD RSUD Depok
keluhan pusing, nyeri, tidak muntah. Tn. S hasil pemeriksaan paru-parunya adalah inspeksi bentuk
dada tidak simetris, adanya retraksi dada, palpasi nyeri tekan dirasakan, ekspansi paru sama, perkusi
sonor, auskultasi tidak ada suara tambahan.

3. Stroke non hemorhargik

Ny A usia 56 tahun dirawat di ruang Penyakit Dalam RS Ciawi dengan keluhan kaki dan tangan kanan
mengalami kelemahan untuk bergerak dan bicara pelo. Alasan masuk RS: pasien mengalami
penurunan kesadaran dan mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan. Riwayat kesehatan
pasien: pasien mengatakan memiliki penyakit Hipertensi tahun 2018. Pasien lalu ke IGD RS Ciawi dan
kemudian pasien dirawat kurang lebih 3 bulan yang lalu dengan diagnosa Hipertensi. Dari pihak
keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah mengalami penyakit yang sama dengan pasien yaitu
hipertensi dari orang tua pasien.

Pasien mengatakan selama sakit nafsu makan pasien berkurang. Pasien hanya makan 3-5 sendok
setiap kali makan. Selama dirumah sakit pasien sudah 2 hari tidak BAB. Untuk BAK pasien terpasang
kateter.Urine berwarna kuning jernih, ± 500cc. Semenjak mengalami Hipertensi pasien mulai
mengurangi makanan yang mengandung garam serta pasien belum mengerti tentang perawatan
penderita stroke. Keadaan mental Pasien dalam keadaan composmentis (sadar penuh. Pasien tidak
dapat berbicara dengan lancar/ pelo. TD = 200/100 mmHg Nadi = 60 x/menit Suhu = 36,8 oC RR = 24
x/menit (4) Skala Nyeri. Atas Tangan kanan mengalami kelemahan dan tangan kiri bisa digerakkan
secara leluasa. Kekuatan otot kanan 4 dan kiri 5. Tangan kiri terpasang infus Asering 20 tpm. Bawah
kaki kanan mengalami kelemahan dan kiri tidak terjadi kelemahan, ,kekuatan otot kanan 2 dan kiri 5.

4. Kasus Steven Johnson Syndrome

Ny S usia 58 tahun, saat pengkajian terlihat kulit melepuh di seluruh tubuh.

Pasien mengeluh sakit tenggorokan dan nyeri saat menelan. Pasien berobat ke mantri dan diberikan
obat suntik di bokong dan 4 macam obat untuk diminum setelah meminum obat tersebut sebanyak
2 kali, pasien mengeluh tubuhnya terasa panas disertai dengan demam, pusing, dan mual, setelah
itu disusul muncul bercak-bercak kemerahan awalnya muncul di muka kemudian menyebar ke
seluruh tubuhnya. Lama kelamaan muncul benjolan berisi cairan di seluruh tubuhnya. Benjolan yang
berisi cairan tersebut bertambah banyak dan bertambah besar ukurannya. Pasien juga mengeluhkan
perih pada bibirnya disertai rongga mulut terasa bengkak. Pasien juga mengeluh munculnya bercak-
bercak kehitaman. Pasien mengalami kesukaran makan akibat nyeri. Pasien juga mengeluhkan rasa
pedih dan banyaknya cairan kental yang keluar dari matanya yang menyebabkan matanya susah
untuk membuka matanya. Kemudian pasien dibawa ke puskesmas daerah Ciapus. Di Puskesmas
pasien hanya dipasang infus selanjutnya pasien dirujuk ke RS Cisarua dan pasien dirawat di sana
selama 8 hari. Setelah 8 hari, pasien dirujuk ke RS PMI Bogor dengan alasan tidak ada dokter
spesialis kulit di RS Cisarua.

Pasien merupakan rujukan dari RS Cisarua, dan pasien telah mendapatkan terapi Dexametason
IV,Difenhidramin IV, dan Ranitidin IV. Pasien telah dirawat di sana selama 8 hari.

Pemeriksaan Fisik, Pada Tanggal 5 Desember 2020

• Keadaan umum:

O Pasien sadar/compos mentis, takipneu, tampak sakit sedang.

• Tanda vital:

O Tekanan darah : 160/80 mmHg

O Denyut nadi : 120x/menit

O Laju pernafasan : 40x/menit

O Suhu aksila : 38,8oC

• Kepala/leher:

O Konjungtiva anemis : +

O Sklera ikterik : +

O Palpebra edema : +
O Perdarahan subkonjungtiva : +

O Konjungtivitis : +/+

O Sekret pada mata : +/+

• Mulut : mukosa mulut basah (+), edema (+), mukosa eritema (+), massive hemorrhagic crust (+).

Ruam : Vesikel eritematosa (+), Bula eritematosa (+), Plak eritematosa (+), Erosi (+), Krusta (+),
Purpura (+), hemorragic crust (+) pada bibir.

Diagnosa

Eritema Multiforme Mayor (Stevens-Johnson Syndrome)

Terapi :

• Borax Gliserin 10%

• Salap anti gatal

• Methylprednisolone 2 x 125 mg (IV)

• Ranitidin 50 mg IV

• Omeprazole 2 x 1 vial (IV)


• CTM 3 x 4 mg (P.O)

• Obat tetes mata

5. Kasus HIV AIDS

Pasen masuk ke RS PMI Bogor atau rujukan dari RS Azra melalui IGD pada tanggal 7 Desember
dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Saat dilakukan pengkajian tanggal 7 Desember pada pukul 08.00WIB,keluarga pasen mengatakan
pasen mempunya riwayat hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang lalu, pasen mengatakan
badan letih, pasen mengatakan nafsu makannya kurang, makan pasen selama dirumah sakit hanya 2
sendok makan,muntah (-) , mual (+) pasen mengatakan tenggorokannya sakit saat menelan pasen
mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari, pasen kadang merasakan pusing,pasen
mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + ) skala nyeri 6-7, pasien
merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan aktivitas. Pasen mengatakan batuk berdahak,
pasen mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,pendengaran pasien mulai terganggu pada
telinga bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu untuk beraktivitas dari berbaring ke
posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami penurunan berat badan seberat 8 Kg, pasen tampak
pucat. BAB (-) sejak 1 hari saat pengkajian.Selama dirawat dirumah sakit pasen tampak tidak
menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, pasen tampak lemah dan letih, klien tampak
susah untuk beraktifitas secara mandiri, pasen tampak kurus, pasen tampak meringis menahan sakit,
pasen tampak pucat, mulut pasen terlihat ada sariawan dan kering, pasen tampak terbaring lemah.
Pemeriksaan TTV : TD 90/50 mmHg, nadi 60 kali/mnt,suhu 36oC, RR 20 kali/mnt.

6.Epidural Hematom

Tn A usia 20 tahun, Anamnesa dilakukan autoanamnesa dengan pasien dan alloanamnesa pada
keluarga pasien pada tanggal 5 Desember2020 pukul 15.00 WIB di bangsal Melati RSUD Depok.
Keluhan Utama penurunan kesadaran post kecelakaan lalu lintas. ± 30 menit SMRS pasien
mengalami kecelakaan tunggal dengan menggunakan sepeda motor. Pasien mengalami penurunan
kesadaran saat diantar ke IGD RSUD Depok. Pasien tidak sadar selama ± 15 menit. Setelah pasien
sadar, pasien tidak mengingat kejadian kecelakaan tersebut. Menurut keterangan pasien, dia jatuh
saat menghindari truk dan tidak sadarkan diri, pasien tidak menggunakan helm saat kejadian.

Pasien mengeluh nyeri kepala. Nyeri seperti ditekan. Pasien muntah sebanyak 4 kali saat di IGD.
Muntah bersifat proyektil, muntah berwarna merah kecoklatan. Pasien merasa lemas. Kelemahan
anggota gerak disangkal. Kejang tidak ada. Pasien mengeluh sakit pada mata kiri dan penglihatan kiri
pasien sedikit tidak jelas. Pasien masuk dalam perawatan di ruang Melati. Saat di ruang perawatan
ibu pasien mengatakan pasien lebih banyak tidur. Pasien juga mengeluh nyeri kepala dan nyeri pada
mata kiri.

Hasil pengkajian oleh perawat :

• Sistem serebrospinal : penurunan kesadaran (+), nyeri kepala (+), muntah proyektil (+),
kelemahan anggota gerak (-), wajah asimetris (-), bicara pelo (-), BAB dan BAK (+).

• Sistem Gastrointestinal : mual (+), muntah (+)

• System musculoskeletal : keterbatasan gerak (-), kelemahan anggota gerak (-)

• Sistem Integumen : Gatal (-),perih pada luka lecet (+)

• Sistem urogenital : BAK (+) warna kuning jernih.

• TD 100/70 mmHg, nadi 84 X/mnt, suhu 37oC, RR 20 X/mnt

Anda mungkin juga menyukai