Gogirl! Alasan Deep Conversation Itu Penting Buat Kita
Gogirl! Alasan Deep Conversation Itu Penting Buat Kita
Gogirl! Alasan Deep Conversation Itu Penting Buat Kita
Pernah nggak merasakan kesepian yang parah banget sampai-sampai kita merasa seolah
nggak ada satu pun orang yang peduli sama kita? Di saat-saat seperti itu, kita lagi butuh
berinteraksi sama orang lain supaya nggak merasa sendirian. Suatu kesempatan akhirnya
kita punya waktu buat jalan bareng temen-temen, nonton film terbaru di bioskop dan
makan bareng di resto favorit bersama. Anehnya, setelah acara bareng temen berakhir,
rasa kesepian itu kembali menyerang. Kok kayaknya interaksi tadi nggak ada apa-
apanya?
Jawabannya adalah sedalem apa interaksi kita sama orang lain. Di saat kita kesepian, kita
membutuhkan interaksi mendalam dengan orang lain atau yang biasa disebut dengan deep
conversation. Lebih jauh lagi, sebetulnya kita membutuhkan koneksi yang mendalam (deep
connection) dengan seseorang. Bentuknya bisa jadi keluarga, sahabat, atau pacar. Menurut
penelitian dari University of Arizona dan Washington University Amerika Serikat yang
dipublikasikan di Jurnal Psychological Science, mahasiswa yang sering melakukan deep
conversation bersama teman-temannya jauh lebih bahagia dibandingkan mahasiswa yang lebih
sering berinteraksi tapi hanya melakukan small talks.
Emangnya apa sih deep conversation itu? Kenapa melakukan deep conversation sangat penting
dan bisa bikin kita merasa nggak lagi kesepian?
Bertemu dan berinteraksi sama temen-temen adalah kegiatan menyenangkan. Tapi, ketika pada
akhirnya interaksi dengan temen-temen ternyata nggak cukup bikin hati gundah kita membaik,
kita patut mempertanyakan interaksi apa yang kita lakukan dengan mereka. Sekedar shopping,
main di timezone, atau nonton film di bioskop yang sebenernya cuma kegiatan ekskapis
(menghindarkan diri dari kesulitan)?
Well, sebenernya yang kita butuhkan pas lagi merasa kesepian dan diliputi perasaan negatif
adalah melegakan isi pikiran kita. Caranya tentu aja dengan sharing beban pikiran kita ke orang
lain. Ngobrol. Masalahnya, ngobrol seperti apa yang kita lakukan sama temen-temen pas lagi
main bareng?
Ada dua jenis obrolan yang harus kita bedakan kedalamannya, yaitu small talk dan deep
conversation. Small talk atau obrolan ringan adalah perbincangan yang isinya seputar permukaan
kehidupan kita; series yang lagi kita tonton, playlist yang lagi sering kita dengerin sehari-hari,
dosen yang susah ditemui buat bimbingan skripsi, atau tugas dan kerjaan yang nggak kelar-kelar.
Selain itu, kehidupan pribadi juga sebenernya bisa jadi bahan small talks lho selama obrolannya
nggak mengandung emosi. Perbincangan pribadi yang bisa jadi small talks contohnya pacar
yang ngasih surprise ulang tahun di tengah malam, mantan yang berusaha ngedeketin kita lagi,
atau pilihan jurusan buat seleksi masuk perguruan tinggi.
Sementara itu, deep conversation adalah perbincangan mendalam yang memerlukan energi dan
kerelaan saat kita melakukannya, serta melibatkan emosi. Nggak cuma mengobrolkan cerita
pribadi kayak putus dari pacar, pekerjaan di kantor yang berat banget, atau masalah pertemanan
yang bikin capek hati. Deep conversation juga melibatkan obrolan tentang passion dan impian
kita, perasaan kesepian kita, rasa insecure yang menghantui kinerja kita di kampus, atau rasa
bersalah yang bikin kita nggak fokus mengerjakan skripsi. Yang paling jelas terlihat, deep
conversation ini melibatkan emosi, alias mentransfer emosi kita ke lawan bicara. Hasilnya, kita
merasa beban pikiran kita berkurang sebagai efek dari sharing perasaan yang udah kita lakukan.
Meringankan beban pikiran kita, terutama ketika kita bingung merasa nggak ada
masalah apa-apa tapi tetep overthinking. Kita merasa nggak ada masalah berarti yang
menimpa kita akhir-akhir ini, tapi kita heran kenapa kita merasa hampa dan insecure
sama diri sendiri. Nah, bedanya sama curhat, deep conversation membantu kita mengurai
perasaan hampa dan insecure Obrolan yang kita lakukan sama lawan bicara bisa seputar
(1) gimana awalnya kita merasakan perasaan demikian, (2) apa sebenernya perasaan
insecure dan hampa itu, serta (3) kenapa kita bisa merasa hampa dan insecure sama diri
sendiri. Isi dari deep talks lebih ke mengurai secara kritis ‘sebenernya apa sih yang lagi
kita rasain?’.
Membantu kita mendapat insight dari lawan bicara. Karena melibatkan ketersediaan
kedua belah pihak, deep conversation membuat kita dan lawan bicara saling berdiskusi.
Kita dan lawan bicara sama-sama sadar kalo yang dilakukan bukan sekedar curhat untuk
didengarkan, melainkan bertukar isi pikiran. Kita dan lawan bicara punya reference dan
experience berbeda, sehingga berbincang mendalam bisa membuat kita seolah-olah
mendapat ‘pengetahuan baru’ dari dia. Dan karena deep conversation bukan
perbincangan buat nyari solusi, di akhir perbincangan kita pasti jadi lebih mengenal diri
sendiri.
Memperdalam koneksi kita dengan lawan bicara. Tanpa kita sadari, deep
conversation udah menyingkap sekat keintiman (intimacy) antara kita dan lawan bicara.
Kita merasa percaya dan dipercaya karena udah saling sharing soal apa yang sama-sama
dirasakan. Di lain kesempatan, kita bisa memilih orang yang sama buat kembali
melakukan deep conversation, sebab ada sisi diri kita yang udah diketahui lawan bicara
kita itu.
Well, selamat mencari orang yang tepat buat ber-deep conversation ria sama kita! Semoga
perasaan dan pikiran kita diberi kelegaan sehingga kita kembali fokus dan berenergi menjalani
keseharian.