Anda di halaman 1dari 4

INGAT 5 HAL INI KETIKA RAGU MENGUNGKAPKAN ISI HATI DAN

PIKIRAN

May 07, 2018

Buat beberapa di antara kita, mengutarakan isi hati dan pikiran emang bukan merupakan
hal yang mudah. Entah itu perasaan yang kita pendam atau ide yang nggak berani kita
sampaikan, semua itu sebenernya didasari oleh satu hal: rasa takut – takut akan reaksi
lawan bicara, takut akan penolakan, takut mempermalukan diri sendiri, takut akan
penilaian orang dsb. Sering sih denger nasihat, “don’t be afraid to speak up your mind”.
Tapi kalo ternyata masih sulit juga bagi kita buat mempraktikkannya, coba inget lima hal
ini deh

1. MASALAH SERINGKALI TERJADI KARENA KOMUNIKASI YANG


NGGAK BAIK

 
 

Masalah seringkali terjadi di antara manusia – entah kita dengan temen, pacar, orangtua, dll –
karena nggak ada inisiatif/keberanian di antara kita buat membicarakannya. Kita kira kita bisa
membaca pikiran satu sama lain, padahal nggak. Misalnya aja ketika kita marah sama
temen/pacar terus kita cuma diem dengan harapan mereka bakal tau dengan sendirinya alesan di
balik kemarahan kita, begitu juga sebaliknya. Padahal mengutip perkataan life coach Marc
Chernoff, masalah terbesar dalam komunikasi adalah ilusi bahwa proses tersebut telah terjadi,
padahal nggak demikian adanya. So, kuncinya adalah say what you mean and mean what you
say. Bicaralah dengan jelas dan jujur, kemudian dengarkan lawan komunikasi kita dengan tulus.
Inget kalo nggak mengungkapkan isi hati/pikiran kita malah bisa menyebabkan
kesalahpahamanan dan konflik pada beberapa kasus. 

2. SILENCE CAN BE SELF-ABUSE

Pernah nggak kita merasa udah nggak bisa lagi menanggung masalah sendirian, tapi kita ragu
buat menceritakannya ke orang lain dengan alesan malu, takut membuat mereka kepikiran, takut
dibilang lebay dsb? Atau kita seringkali memutuskan buat memendam rasa marah, sedih, dan
kecewa karena rasa nggak enak kita terhadap orang lain? Well, sadar nggak kalo dengan
melakukannya sebenernya kita lagi menyakiti diri kita sendiri? Yes, silence can be self-abuse.
Deep inside pasti kita sadar kan kalo kita capek hidup begini? Makanya, sesekali kita butuh buat
melepaskan apa yang terpendam dan terperangkap dalam diri kita. Masih mengutip Chernoff,
when you give yourself permission to openly communicate what matters to you, peace will
develop within you despite the possible rejecton or disapproval you may face. Putting a voice yo
your heart and soul helps you to let go and grow. Inget juga kalo pada akhirnya nggak ada yang
lebih penting bagi kita daripada kebahagiaan kita sendiri.

Baca juga: MAU LEBIH BAHAGIA? INI PENTINGNYA NGUTAMAIN DIRI SENDIRI

3. ORANG LAIN NGGAK BISA MEMBERI DUKUNGAN BUAT KITA


TANPA TAU APA YANG TERJADI

Nggak semua masalah bisa kita selesaikan sendirian. Terkadang kita butuh bantuan orang lain
buat memecahkannya atau sekedar mendapatkan dukungan moral, dan langkah pertama untuk
mendapatkan bantuan tersebut adalah dengan membuka diri kita. Bahkan orang terdekat
sekalipun nggak bakal bisa tau apa masalah yang lagi kita hadapi kalo kita nggak
menceritakannya ke mereka, ya nggak? That’s why it’s important to share our feelings and
thoughts. 

4. SUARA KITA BISA MEMBAWA PERUBAHAN

 
Mungkin kita merasa kalo di antara miliaran pendudukan dunia, kita bukan siapa-siapa dan
karenanya suara kita nggak bakal terlalu berarti. Terlebih lagi buat kita yang pemalu/tertutup,
rasanya susah banget memberi tau orang lain soal ide yang ada di kepala kita, apa lagi
mempresentasikan pemikiran kita di depan umum – entah karena takut dibilang salah, jelek, dan
alesan-alesan lainnya. Padahal mungkin aja lho apa yang ada di dalem kepala kita bisa membawa
perubahan kalo kita realisasikan.

Nggak cuma perubahan besar, tapi juga berubahan kecil kayak hubungan kita dengan orang-
orang di sekitar. Misalnya aja dengan lebih terbuka pada orangtua kalo kita nggak suka
kebiasaan mereka membanding-bandingkan kita dengan anak temen-temennya, ada
kemungkinan mereka bakal berhenti melakukannya. Tapi kalo kita bahkan nggak pernah
menyatakannya, gimana caranya mereka tau kalo kita nggak suka dengan sikap mereka, ya
nggak? Adanya malah kita kesel sendiri dan makin nggak percaya diri. Kalo kata Natalie Lloyd,
“Even small voices sound loud when you talk about things that matter”. 

5. IN THE END, WE ONLY REGRET THE CHANCES WE DIDN’T TAKE

Yap, pada akhirnya kita bakal lebih menyesal mengingat hal yang nggak sempet kita lakukan
daripada hal yang gagal kita lakukan. Ketika kita nggak mencoba sesuatu, kita bakal selamanya
penasaran apa yang kira-kira bakal terjadi kalo kita mencobanya – and we can’t turn back time.
Begitu pula kasusnya dengan mengungkapkan isi hati/pikiran kita. Coba deh, ada nggak yang
sampe sekarang masih nyesel karena nggak sempet menyatakan perasaan ke cinta pertama? Atau
ada nggak yang masih nyesel karena dulu nggak berani bilang ke orangtua kalo kita nggak suka
dengan jurusan pilihan mereka? Daripada nantinya kita menyayangkan keputusan yang cuma
didasari oleh rasa takut tersebut, lebih baik kita beranikan diri buat speak up sekarang. Setuju
nggak?

Anda mungkin juga menyukai