Corresponding Author :
Adam Maret Vaura,
Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Mercu Buana,
Jl. Meruya Selatan No. 1, Kembangan, Jakarta Barat 11650, Indonesia
Email: damzvaura@gmail.com
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dunia, mobilitas yang tinggi sangat diperlukan
untuk terus mendukung naiknya kualitas dan derajat hidup manusia. Hal ini tak lepas dari peranan alat
transportasi sebagai ujung tombak lalu lintas perjalanan. Angkutan Udara, khususnya, sebagai alat
transportasi lintas internasional, telah menjadi pilihan utama masyarakat untuk bepergian baik untuk
tujuan bisnis maupun wisata.
Dengan banyaknya pengguna jasa Bandar Udara di Soekarno-Hatta maka jumlah produksi sampah juga
meningkat di bandar udara juga meningkat akibatnya mempengaruhi kuantitas sampah yang masuk ke
wilayah pengelolaan sampah / Garbage Plant Bandara Soekarno-Hatta. Sampah merupakan semua jenis
bahan buangan baik yang berasal dari manusia atau binatang yang biasanya berbentuk padat, umumnya
bahan-bahan tersebut dibuang karena dirasakan oleh pemiliknya sebagai barang yang tidak berharga,
tidak bernilai, dan tidak diinginkan (Soma, 2010).
Salah satu solusi penanganan sampah dengan sistem pembakaran yang aman adalah dengan
menggunakan incinerator.Patrick (1980) dalam Arif Budiman (2001) menyatakan bahwa incinerator
adalah alat yang digunakan untuk proses pembakaran sampah. Alat ini berfungsi untuk merubah bentuk
sampah menjadi lebih kecil dan praktis serta menghasilkan sisa pembakaran yang sterill sehingga dapat
dibuang langsung ke tanah. Incinerator adalah tungku pembakaran untuk mengolah limbah padat, yang
ISSN: _____________
mengkonversi materi padat (sampah) menjadi materi gas, dan abu, (bottom ash dan fly ash). Suhu yang
dihasilkan pada proses pembakaran dalam incinerator dapat mencapai 815-1095⁰C (Pichtel, 2005).
Incinerator dengan menghasilkan panas yang lebih tinggi menyebabkan proses pembakaran sampah
yang dilakukan akan berjalan optimal. Saat ini proses pemasukan dan proses pembuangan abu dari ruang
incinerator dan hasil pembakaran tidak merata, pemanfaatan energi di ruang pengendap zat padat asap
belum maksimal, dan penempatan lubang udara hasil pembakaran yang kurang tepat. Oleh karena itu,
perlu dilakukan modifikasi agar menjadi lebih baik.
Karena, lubang udara yang dirancang memiliki diameter lubang udara sebesar 2, 54 cm, maka jumlah
lubang udara yang dibentuk sebanyak 55.11 atau 56 buah, dengan persebaran lubang udara 12 buah sisi
kiri, 12 buah sisi kanan, dan 32 buah sisi alas di ruang pembakaran. Lubang udara yang dirancang ini
diharapkan agar udara yang masuk melewati lubang udara ini dapat maksimal untuk membantu proses
pembakaran.
Adam; JONEM
ISSN: _____________
3. HASIL DAN DISKUSI
Incinerator hasil rancangan modifikasi yang dibuat merupakan hasil penyelesaian dari berbagai macam
kekurangan yang terdapat pada rancangan incinerator sebelumnya. Beberapa kekurangan yang terdapat pada
incinerator sebelumnya yaitu proses muat sampah atau loading sampah, tidak adanya filtrasi udara hasil
pembakaran, kemudian laju pembakaran kurang maksimal. Berdasarkan data pada Tabel 4.1, dapat dilihat
beberapa perubahan kinerja dibandingkan dengan incinerator awal. Kapasitas yang terdapat pada incinerator
modifikasi meningkatkan volume pembakaran kurang lebih 553 kg/jam, dibandingkan dengan incinerator
sebelumnya dengan volume pembakaran sebesar 553 kg/jam, dimana dalam pembuatan incinerator tersebut
disesuaikan dengan jenis sampah yang digunakan. Sampah yang digunakan tersebut berasal dari sampah
perkantoran yang memiliki volume pembuangan lebih sedikit dibandingkan dengan sampah pesawat dan
tenan yang digunakan pada incinerator awal. Selain itu, memaksimalkan ruang bakar incinerator tersebut
dilakukan agar pada proses pembakaran sampah tersebut lebih cepat dibandingkan dengan sebelumnya. Ini
karena kandungan kadar air yang dimiliki oleh sampah yang digunakan lebih sedikit, sehingga energi panas
yang digunakan untuk menguapkan kandungan air pada sampah tersebut tidak terlalu lama supaya lebih
terarah pada proses pembakaran sampah sampai habis,dapat dilihat pada tabel perbandingan dibawah :
4. KESIMPULAN
Hasil rancang bangun dan pegujian incinerator modifikasi dari incinerator tipe SLI-05 rancangan Adam
(2020) dapat disimpulkan bahwa:
1. Incinerator modifikasi yang dirancang terdiri dari 5 bagian modifikasi dari incinerator tipe SLI-05
sebelumnya yaitu ruang bakar, cerobong asap, lubang udara, dan 3 bagian tambahan yaitu ruang
pengumpan (hopper), ruang abu, dan penambahan wet scrubber umtuk filtrasi asap hasil pembakaran.
2. Hasil uji kinerja incinerator modifikasi menghasilkan suhu pembakaran sebesar 689.6⁰C, dibandingkan
pada incinerator awal sebesar 748⁰C. Untuk laju pembakaran pada incinerator modifikasi sebesar rata-
rata 553,57 kg/jam, dan pada incinerator awal dibawah 500 kg/jam.
3. Suhu pembakaran yang terjadi di dalam ruang pembakaran sudah maksimal dibandingkan dengan
rancangan incinerator tipe SLI-05 sebelumnya, ini diakibatkan penempatan lubang udara yang lebih
terarah, karena pada incinerator sebelumnya letak lubang udara tidak bervariasi dibandingkan dengan
letak lubang udara setelah dimodifikasi.
4. Sisi safety factor pada incinerator modifikasi cukup aman jika operator dalam pengoperasian incinerator
menggunakan alat keselamatan,sehingga operator memerlukan peralatan keselamatan agar operator dapat
merasa aman, nyaman, dan selamat dalam proses operasi incinerator tersebut.
5. Tingkat efektifitas incinerator yang digunakan cukup efektif, ini dapat dibuktikan dengan proses
pembakaran sampah yang optimal meskipun masih menghasilkan sisa-sisa pembakaran yang sedikit di
sisi-sisi bagian sudut incinerator. Proses pembakaran yang dilakukan juga memiliki waktu pembakaran
yang cepat, ini diakibatkan kandungan air dari sampah yang dibakar sangat rendah, sehingga proses
pembakaran yang dilakukan dengan incinerator ini dikatakan efisien.
6. Proses loading dan unloading pada incinerator modifikasi mampu membuat operator mudah dalam
mengoperasikan incinerator tersebut. Pada proses loading operator dapat memasukkan sampah melalui
ruang pengumpan (hopper), sedangkan apabila operator ingin membuang sisa- sisa hasil pembakaran,
operator dapat melalui ruang abu. Proses loading dan unloading ini juga tidak akan mengganggu proses
pembakaran yang sedang berlangsung pada ruang pembakaran.
PENGHARGAAN
Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini juga, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih atas
bantuan, dan bimbingan kepada :
1. Bapak Dr. NANANG RUHYAT, MT. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan arahan yang
telah diberkan kepada penulis.
2. Bapak ANDI FIRDAUS SUDARMA, ST., M.Sc. & Ir. Dadang Suhendra P, MT selaku dosen
penguji yang telah memberikan saran, kritik, serta arahan kepada penulis dalam melakukan
penulisan makalah.
3. Ayah,Ibu, dan adik tercinta atas segala doa, motivasi, dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
4. Bapak ALIEF AVICENNA LUTHFIE, ST., M.Eng yang telah banyak memeberikan bantuan dan
saran kepada penulis selaku coordinator tugas akhir.
5. Teman-teman teknik sanitasi PT Angkasa Pura II yang telah membantu dan memberikan saran
kepada penulis selama penelitian dan penulisan makalah Journal of New Energies and
Manufacturing (JONEM).
DAFTAR PUSTAKA
[1] Perry, R., & Green, D. (1998). Perry's Chemical Engineers Handbook (eds). Singapore: McGraw-Hill Book Co.
[2] Abdullah, I., Manik, Y., Barita, B., Jufrizal, J., Supriatno, S., & Eswanto, E. (2019). Desain Insinerator
Menggunakan Bahan Bakar Cangkang Kelapa Sawit. Jurnal Rekayasa Material, Manufaktur dan Energi, 2(1), 34-
43.J.
[3] Soma,Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri : Pengelolaan Sampah Perkotaan. IPB
Press.Bogor
[4] Fadly, N. (2014). MENENTUKAN KONSENTRASI NaOH SEBAGAI PENYERAP CO2 DARI PROSES
PEMBAKARAN LIMBAH INFEKSIUS DIDALAM INCINERATOR METODE PRIMARY AND SECONDARY
CHAMBER. Palembang, Sumatera Selatan: Politeknik Negeri Sriwijaya.
[5] Taylor.2003. 3 Best practices for incineration. CRC Press. New York
[6] Fiqri, S. (2019). PERAWATAN DAN PERBAIKAN INCINERATOR UNTUK MENGURANGI PENCEMARAN DI
LAUT. PT. JANATA MARINA INDAH.
[7] Leoni, Y., Selintung, M., & Rahim, I. (2013). Studi Pengelolaan Sampah Bandara Hasanuddin. Makassar:
Universitas Hasanuddin.
[8] PS, T. (2008). Penanganan dan pengolahan sampah. Penebar Swadaya Grup.
[9] Puspa, B. (2017). Kajian Konsep Pengelolaan Sampah yang Terintegrasi untuk Mendukung Pengelolaan Sampah
yang Berkelanjutan di Kota Pekanbaru. Pekanbaru: Fakultas Teknik Unpas
[10] Pichel John.2005. Waste Management Practices Municipal,Hasardous, and Industries.CRC Press. New York
[11] Lienhard IV John H, Lienhard V John H.2011. A Heat Transfer Textbook.Philogiston Press. Massaclucetts.
[12] Trisaksono. 2002.Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Menggunakan Teknologi Incenerator. Jurnal Teknologi
Lingkungan.Surabaya
[13] Murarka I.P. 1987. Solid Waste Disposal and Rense. Volume I. CRC Press.Florida
[14] McCabe Warren L et al.2005. Unit Operation of Chemical Engineering. 7th edition. McGraw-Hill Singapore
[15] Chengel,Yunus A.2003. Heat Transfer. 2nd edition. McGraw-Hill. New York.
Adam; JONEM
ISSN: _____________
BIODATA PENULIS
NAMA ADAM MARET VAURA
NO. IDENTITAS DIRI 1219053103920005
TEMPAT, TANGGAL KISARAN, 31 MARET 1992
LAHIR
AGAMA ISLAM
ALAMAT PRUMAHAN PESONA LEBAK WANGI 2 BLOK
B7/3 SEPATAN TIMUR KAB.TANGERANG
NO. TELP / HP 087808003797