LAPANGAN TERBANG
ACHMAT SUPIAN
NPM 2006020111
Dosen Pengampu :
Robiatul Adawiyah,ST.,MT
KELAS :
NON-REGULER BJM
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan
keridhoan- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Lapangan Terbang ini dengan baik,
walaupun mungkin dalam bentuk ataupun sistematika penulisannya, belum sepenuhnya benar.
Makalah ini, di buat atas dasar untuk kepentingan penulis yang dimana sebagai penunjang nilai
dalam mata kuliah Lapangan Terbang, dan sebagai bahan pembelajaran demi kelangsungan proses belajar
mengajar di kelas. Sehingga kritik dan saran dari Dosen Pengajar dan pembaca, sangatlah diharapkan demi
Untuk itu, penulis mengemukakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan terima kasih yang
sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang turut membantu penulis, dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. PERMASALAHAN
D. METODE PENULISAN
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB. II PEMBAHASAN
B. PENAMAAN
C. TEKNIS
D. PEMELIHARAAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bandar udara (disingkat: Bandara) atau Pelabuhan Udara merupakan sebuah fasilitas tempat
pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandar udara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk
operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area
tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik
secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pada masa awal penerbangan, bandar udara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa
didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I, bandar udara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya penggunaan
pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang, bandar udara mulai
ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandar udara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam
perkembangannya, berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-
butik merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai
terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandar udara yg berstatus bandar udara internasional
ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandar udara yang berstatus bandar udara internasional
antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan (Balikpapan),
Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Fasilitas bandar udara yang terpenting adalah:
Sisi Udara (Air Side)
• landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari
besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil,
landasan cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis
umumnya 1.200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang
agak ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb. Pada
bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan
lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747,
Hercules, dlsb. Bandar udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi
ramainya lalu lintas.
• Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal, sedangkan taxiway
menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton bertulang, karena memikul
beban besar yang statis dari pesawat
• Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus pemantau
yang dilengkapi radio control dan radar.
• Karena dalam bandar udara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan
kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil pemadam
kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam
kebakaran
• Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
• Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di
dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-in, (CIQ, Custom - Inmigration -
Quarantine) untuk bandar udara internasional, dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai
fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat
melalui garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat melalui
tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
• Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
• Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.
B. PERMASALAHAN
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam maklah ini adalah tentang salah satu komponen
Lapangan Terbang yaitu Landas Pacu / Runway (R/W), sebagai berikut:
1. PENGERTIAN
2. PENAMAAN
3. TEKNIS
4. PEMELIHARAAN
D. METODE PENULISAN
Untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka penyusunan maklah ini penulis
telah mengunakan metode penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan mempelajari sumber-
sumber tertulis, seperti buku-buku yang membahas masalah mengenai lapangan terbang, artikel-artikel, dan
berbagai sumber lainnya.Untuk pengolahan bahan-bahan tersebut telah digunakan metode-metode:
1. Metode deduktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat umum kemudian dari hal-
hal yang bersifat umum ini ditarik kesimpulan yang khusus.
2. Metode induktif, yaitu metode yang bertitik tolak dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian dari hal-
hal yang bersifat khusus ini ditarik kesimpulan yang umum.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Makalah ini dibagi dalam tiga bab yang saling keterkaitan erat satu sama lain karena bab yang lebih
dahulu merupakan dasar untuk pembahsan dalam bab selanjutnya. Yang dibahas dalam masing-masing
bab itu, secara garis besarnya adalah:
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini dijelaskan beberapa hal yang bersifat teknis untuk suatu penulisan ilmiah yaitu:
A. Latar belakang penulisan;
B. Permasalahan;
C. Tujuan dan manfaat penulisan;
D. Metode penulisan;
E. Sistematika penulisan;
Bab II Pembahasan
Terdiri atas:
A. Kesimpulan
B. Saran.
Pada akhir penulisan makalah ini, penulis menyertakan daftar pustaka yang menjadi acuan pada
penulisan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas
atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut runway.
Gambar. Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogotá, D.C.
B. PENAMAAN
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk
landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah,
penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.
Apabila bandara memiliki beberapa landas pacu dengan arah sama, akan diidentifikasi dengan
penambahan huruf L, C, dan R untuk Left, Center, dan Right (kiri, tengah, kanan) yang ditambahkan di akhir.
Contoh: landas pacu 02R/20L.
C. TEKNIS
Pada umumnya landasan pacu memiliki lapisan aspal "hotmix" dengan identifikasi angka derajat dan
arah yang dituliskan dengan huruf, serta garis garis yang mirip dengan "zebra cross" pada ujung ujungnya
yang semakin berkurang jumlah garisnya bila menuju ke tengah landasan yang menunjukkan saat saat
pesawat harus touch down (roda roda menyentuh landasan saat mendarat) serta take off (melandas). Pada
landasan-landasan tertentu, ujung ujung landasan yang digunakan untuk touch down atau take off digunakan
lapisan beton, bukan aspal, untuk menghindari melelehnya aspal pada saat pesawat take off dengan
kekuatan mesin penuh, khususnya pesawat tempur yang menggunakan mekanisme afterburner sehingga
menimbulkan semburan api pada nozzle (saluran buang) mesin pesawat. Aspal yang digunakan yang terbaik
adalah aspal alam, dan yang terbaik digunakan adalah aspal yang dihasilkan dari negara Trinidad dan
Tobago, jadi tidak menggunakan aspal hasil olahan minyak bumi, yang mudah mencair/melunak akibat
panas matahari, tekanan dan panas yang ditimbulkan dari semburan gas buang mesin pesawat. Pada bagian
bawah lapisan aspal digunakan lapisan batu kali, bukan batu koral seperti halnya penggunaan pengaspalan
jalan raya. Landasan pacu dibuat dengan perhitungan teknis tertentu sehingga permukaannya tetap kering,
sekalipun pada musim hujan, dan mencegah tergenangnya landasan yang mengakibatkan pesawat
mengalami aquaplanning, terutama saat mendarat yang sangat membahayakan.
Pada tepi kanan dan kiri serta ujung ujung landas pacu diberi lampu-lampu dan tiang-tiang navigasi
yang digunakan untuk membantu navigasi terlebih lebih pada cuaca buruk dan penerbangan malam hari.
D. PEMELIHARAAN
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda benda
asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda
asing tersebut dikenal sebagai FOD). Kecelakaan pesawat terbang di landasan pacu umumnya disebabkan
karena adanya benda benda asing baik yang masuk ke dalam mesin pesawat maupun merusak badan
pesawat atau roda pesawat saat pesawat lepas landas atau mendarat. Hal tersebut seperti yang dialami
pesawat Concorde di Bandara Charles de Gaulle, Paris, Perancis pada tahun 2000 yang menyebabkan
pesawat terbakar dan jatuh yang menewaskan seluruh penumpang, krew dan penduduk setempat.
Selebihnya karena cuaca dan bahkan gangguan burung sehingga umumnya di setiap bandara komersial
bahkan perintis dilengkapi menara pengawas yang mengawasi lalu lintas penerbangan, komunikasi bahkan
informasi cuaca. Pada bandara tertentu, dilengkapi sensor dan pengusir burung dan sensor cuaca serta
sensor untuk mengukur tingkat kebisingan yang ditimbulkan dari mesin pesawat.
Selain itu pula, setiap landasan dilengkapi dengan kendaraan penyapu landasan dan peralatan
bahan kimia pembersih landasan khususnya untuk membersihkan sisa sisa jejak karet yang ditimbulkan oleh
roda-roda pesawat yang bila tidak dibersihkan juga dapat mengganggu keselamatan penerbangan.
A. KESIMPULAN
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas landas atau
pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut runway.
Nama landas pacu diambil dari arahnya dengan pembulatan ke puluhan terdekat, contoh: 36 untuk
landas pacu yang mengarah ke 360 derajat (utara). Karena sebuah landas pacu bisa dipakai dua arah,
penamaan pun ada dua dengan selisih 18. Contoh: landas pacu 09/27.
Landas pacu pada setiap bandara umumnya dibersihkan dari debu atau kerikil, bahkan benda benda
asing lainnya yang akan membahayakan keselamatan penerbangan (dalam dunia penerbangan, benda
asing tersebut dikenal sebagai FOD).
Banyak Macam konfigurasi landas pacu, sebagian konfigurasi adalah kombinasi dari konfigurasi
dasar. Konfigurasi dasar adalah:
a) Landasan Pacu Tunggal
b) Landasan Pacu Pararel
c) Landasan Pacu Jalur Ganda
d. Landasan Pacu Silang
e. Landasan Pacu V Terbuka
B. SARAN
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA