Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dari dulu sampai sekarang, Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM) merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang

meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian. serta sebagian modal dasar pembangunan nasional dan

modal awal pembangunan bagi suatu negara, oleh karena itu maka kualitas

SDM senantiasa harus dikembangkan dan diarahkan agar bisa mencapai

tujuan yang diharapkan.

Karyawan adalah aset utama perusahaan yang menjadi pelaku yang

paling aktif dari setiap aktifitas organisasi. Karyawan memiliki perasaan,

pikiran, keinginan, status, dan latar belakang pendidikan, usia dan jenis

kelamin yang berbeda, yang dibawa kedalam organisasi perusahaan.

Karyawan bukanlah mesin, uang dan materil yang sifatnya pasif dan dapat

dikuasai serta di atur sepenuhnya dalam mencapai tujuan organisasi. Oleh

karena itu perusahaan harus melakukan pengawasan terhadap para

karyawannya dalam bekerja, karena terkadang banyak karyawan yang

melakukan pengingkaran dalam bekerja jika tidak diawasi seperti

menunda waktu pekerjaan, bekerja tidak sepenuh hati, melakukan

kecurangan sehingga akan berdampak negative terhadap pencapaian tujuan

yang efektif dan efisien.


2

Pengawasan merupakan suatu hal yang sangat penting dilakukan

oleh perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Daft (2002:11)

Pengawasan adalah suatu proses pemantauan aktifitas karyawan, menjaga

organisasi agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat

koreksi bila diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana

semula.

Pengawasan merupakan bagian terakhir dari fungsi manajemen

karena dapat mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pelaksanaan

kegiatan yang berlangsung pada suatu perusahaan. Penyimpangan yang

merugikan perusahaan akan di tekan sekecil mungkin jika pengawasan

yang telah dilakukan pihak manajemen telah terlaksana dengan baik.

Adanya pengawasan diharapkan dapat memperkecil timbulnya hambatan-

hambatan yang terjadi, dapat segera di antisipasi sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kerja karyawan demi kelancaran aktifitas

perusahaan.

Pengawasan adalah pemantauan yang dapat dijelaskan sebagai

kesadaran (awareness) tentang apa yang ingin diketahui, pemantauan

berkadar tingkat tinggi dilakukan agar dapat membuat pengukuran melalui

waktu yang menunjukkan pergerakan ke arah tujuan atau menjauh dari itu.

Pengawasan akan memberikan informasi tentang status dan

kecenderungan bahwa pengukuran dan evaluasi yang diselesaikan

berulang dari waktu ke waktu, pemantauan umumnya dilakukan untuk

tujuan tertentu, untuk memeriksa terhadap proses berikut objek atau untuk

mengevaluasi kondisi atau kemajuan menuju tujuan hasil manajemen atas


3

efek tindakan dari beberapa jenis antara lain tindakan untuk

mempertahankan manajemen yang sedang berjalan. Pengawasan,

menyediakan data mentah untuk menjawab pertanyaan sedangkan evaluasi

adalah meletakkan data-data tersebut agar dapat digunakan dan dengan

demikian memberikan nilai tambah.

Evaluasi adalah tempat belajar kejadian, pertanyaan yang perlu

dijawab, rekomendasi yang harus dibuat, dan menyarankan perbaikan.

Namun tanpa pengawasan, evaluasi tidak akan ada dasar, tidak memiliki

bahan baku untuk bekerja dengan, dan terbatas pada wilayah spekulasi.

Oleh karena itu Pengawasan dan Evaluasi harus berjalan seiring, “You

can’t have one without the other”. Seperti pada sebuah program

pengawasan tidak boleh dirancang tanpa jelas mengetahui bagaimana data

dan informasi akan dievaluasi dan tepat guna sebab ketidakmampuan

dalam mengumpulkan dan menyimpan data yang akan digunakan.

Pengawasan untuk memantau kepentingan adalah pemantauan yang

seharusnya akan menjadi tidak pernah selesai.

Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini biasa menjadi netral,

positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu

dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan

tentang nilai atau manfaatnya.

Menurut Sedarmayanti (2001:112) efisiensi kerja adalah

perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil

yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik

dalam hal mutu maupun hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang
4

optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal. Banyak cara yang dapat

dilakukan dan harus ditempuh untuk meningkatkan efisensi kerja dalam

suatu perusahaan. Efisiensi dapat ditingkatkan dengan baik jika

pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan itu maksimal. Adanya

pengawasan diharapkan dapat memperkecil timbulnya hambatan-

hambatan yang terjadi, dapat segera di antisipasi sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kerja karyawan demi kelancaran aktifitas

perusahaan.

Penelitian ini akan dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang

pejualan kendaraan, jasa perbaikan dan pemeliharaan kendaraan roda

empat HONDA, yaitu PT. Genki Kirana Internusa (Honda Cabang

Cibinong). Dalam observasi yang dilakukan sebelumnya di perusahaan

tersebut, terdapat masalah pada metode pengawasan dan perbedaan hasil

evaluasinya terhadap efisiensi kerja karyawan. Pengaruh pengawasan yang

dilaksanakan pada setiap karyawan hanya memiliki efek jangka pendek

terhadap peningkatan efisiensi kerja karyawan. Hal ini dapat menghambat

perkembangan tim secara keseluruhan. Metode pengawasan yang

digunakan seakan belum efektif dalam pengaruhnya terhadap efisiensi

kerja karyawan di lapangan. Hasil evaluasi lebih cenderung berpengaruh

dalam peningkatan efisiensi kerja karyawan dalam jangka pendek. Karena,

tidak semua hasil dari evaluasi mampu diterima dengan baik oleh setiap

karyawan. Padahal tujuan dari dilakukannya pengawasan dan diakhiri

dengan evaluasi adalah untuk mengembangkan potensi karyawannya demi

memajukan tim dan perusahaan. Dengan permasalahan yang muncul


5

dalam perusahaan ini maka peneliti bermaksud membuat penelitian

dengan judul “PENGARUH PENGAWASAN DAN EVALUASI

KINERJA TERHADAP EFISIENSI KERJA KARYAWAN PADA

PT GENKI KIRANA INTERNUSA (HONDA CABANG

CIBINONG)”. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai masalah-

masalah yang muncul dan solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

1.2. Identifikasi Masalah

Dengan latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka masalah-

masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1) Bagaimana pengaruh Pengawasan di PT. Genki Kirana Internusa

(Honda Cabang Cibinong)?

2) Bagaimana pengaruh Evaluasi Kinerja di PT. Genki Kirana

Internusa (Honda Cabang Cibinong)?

3) Bagaimana Efisiensi Kerja karyawan PT. Genki Kirana Internusa

(Honda Cabang Cibinong)?

4) Seberapa besar pengaruh Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

terhadap Efisiensi Kerja karyawan PT. Genki Kirana Internusa

(Honda Cabang Cibinong)?

1.3. Batasan Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan PT. Genki Kirana Internusa

(Honda Cabang Cibinong). Di dalam perusahaan ini terdapat sekitar 146

karyawan yang terbagi dalam beberapa divisi, antara lain Marketing,

Building Staff, Office Boy/Girl, Security, workshop dan Office Staff.


6

1.4. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian setelah diketahui masalah-masalah

yang muncul, maka ditetapkan beberapa rumusan masalah yang akan

diteliti, yaitu:

1) Bagaimana pengaruh Pengawasan terhadap Efisiensi Kerja

Karyawan PT. Genki Kirana Internusa (Honda Cabang Cibinong)?

2) Bagaimana pengaruh Evaluasi kinerja terhadap Efisiensi Kerja

Karyawan PT. Genki Kirana Internusa (Honda Cabang Cibinong)?

3) Bagaimana Efisiensi Kerja yang sesuai dengan target kerja

perusahaan?

4) Apakah Pengawasan dan Evaluasi kinerja yang diterapkan mampu

meningkatkan Efisiensi Kerja karyawan?

1.5. Tujuan Penelitian

1) Mengetahui pengaruh kegiatan pengawasan terhadap efisiensi kerja

karyawan.

2) Mengetahui seberapa besar pengaruh hasil evaluasi kinerja terhadap

efisiensi kerja karyawan.

3) Mencari hubungan antara pengawasan dengan evaluasi kinerja.

4) Mengetahui hubungan antara pengawasan dan evaluasi kinerja

terhadap efisiensi kerja karyawan.


7

1.6. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

1) Sebagai bahan pembelajaran untuk menentukan bentuk pengawasan

yang mampu memberikan pengaruh optimal dalam lingkungan kerja.

2) Sebagai bekal untuk dapat memperbaiki diri sendiri dari hasil evaluasi

kerja yang bisa meningkatkan potensi SDM dalam lingkungan kerja.

3) Mengoptimalkan pengaruh evaluasi kinerja dalam lingkungan kerja.

4) Menentukan penilaian yang sesuai dengan pola kerja karyawan agar

potensi karyawan terus berkembang.

1.7. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui apakah

terdapat pengaruh pengawasan dan evaluasi kinerja terhadap efisiensi

kerja karyawan. Beberapa penelitian terdahulu ini digunakan untuk

menambah referensi dan menunjang penelitian yang akan dilakukan saat

ini di instansi yang berbeda. Beberapa penelitian tersebut antara lain:

1. Dita Amanah (2013) dalam jurnalnya yang berjudul “Pengaruh

Pengawasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara”

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

antara Pengawasan Kerja dan Disiplin Kerja secara serentak

mempengaruhi Produktivitas Kerja.

2. Aulia Rahmat (2011) dalam skripsi, tentang “Pengaruh Pengawasan

dan Evaluasi terhadap Efisiensi Kerja Karyawan pada CV Aulia Karya

Utama Sibolga”, disimpulkan bahwa secara serentak atau bersama-


8

sama variable pengawasan dan evaluasi memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap efisiensi pada CV Aulia Karya Utama Sibolga.

3. Rahman (2006) dalam skripsinya, tentang “pengaruh pengawasan

terhadap produktifitas kerja karyawan”. Penelitian ini yaitu pada

karyawan PT. Satuan Harapan. Hasil penelitian ini menggunakan

metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier sederhana

dan menunjukkan bahwa secara parsial (individu) terdapat pengaruh

yang signifikan dan positif variable pengawasan terhadap produktifitas

kerja karyawan .

4. Ani Fauziah (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pengawasan Kerja dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan Bagian Produksi Pelintingan di Perusahaan Rokok Kretek

Sukun MC, Wartono Kudus”. Dari hasil penelitian, disebutkan ada

hubungan antara Pengawasan kerja dan Disiplin kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan dan berpengaruh positif dan signifikan.

5. Harahap (2005) dalam skripsinya, tentang “pengaruh pengawasan

terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Sunindo Varia Motor

Gemilang Medan”. Menggunakan metode analisis regresi linier

sederhana dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variable

pengawasan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

Efisiensi kerja.
9

Untuk hasil penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan

secara lengkap bisa dilihat dalam tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Nama / Judul
No Metode Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
1. Dita Pengaruh Analisis Hasil penelitian menyatakan
Amanah / Pengawasan Regresi bahwa Pengawasan Kerja dan
2013 Kerja dan Berganda Disiplin Kerja secara serentak
Disiplin Kerja mempengaruhi Produktivitas
Terhadap Kerja dapat dilihat melalui
Produktivitas nilai R2 yaitu sebesar 0,720.
Kerja Dengan demikian besarnya
Karyawan pada pengaruh yang diberikan oleh
PT. PLN variabel Pengawasan Kerja dan
(Persero) Disiplin kerja terhadap
Wilayah produktivitas kerja secara
Sumatera Utara simultan adalah sebesar 72%.
Sedangkan sisanya yaitu 28%
adalah pengaruh dari faktor
lain seperti motivasi,
pendidikan, dll. Untuk uji t
diperoleh bahwa thitung untuk
masing-masing variabel
independen (Pengawasan Kerja
dan Disiplin Kerja) lebih besar
dari ttabel, yaitu (2,563 > 2,000)
dan (4,421 > 2,021) dengan
taraf α sebesar 5%. Hal ini
menjelaskan bahwa masing-
masing variabel independen
(Pengawasan Kerja dan
Disiplin Kerja) berpengaruh
terhadap variabel dependen
(Produktivitas Kerja).

2. Aulia Pengaruh Analisis Hasil penelitian yang


Rahmat / Pengawasan Regresi menyatakan bahwa
2011 dan Evaluasi Berganda Pengawasan dan Evaluasi
terhadap berpengaruh positif dan
Efisiensi Kerja signifikan secara simultan
Karyawan pada terhadap Efisiensi kerja
CV Aulia karyawan DI CV. Aulia Karya
Karya Utama Utama Sibolga. Hasil analisis
Sibolga Regresi Berganda
menunjukkan Y = 5,228 +
10

0,677X1 + 0,308X2, koefisien


korelasi (R) menunjukkan hasil
0,835 dan koefisien
determinasi menunjukkan
hasil 0,697. Karena Fhitung =
34,459 > Ftabel = 3,15 maka Ha
diterima, ini berarti bahwa
terdapat hubungan yang
signifikan antara Pengawasan
dan Evaluasi Kinerja secara
simultan terhadap Efisiensi
Kerja pada CV. Aulia Karya
Utama Sibolga.

3. Rahman / Pengaruh Analisis Hasil penelitian yang


2006 pengawasan Regresi menyatakan bahwa terdapat
terhadap Sederhana pengaruh positif dan signifikan
produktifitas antara Pengawasan terhadap
kerja karyawan Produktifitas kerja karyawan.
PT. Satuan Hasil penelitian ini
Harapan menggunakan metode analisis
deskriptif dan metode analisis
regresi linier sederhana dan
menunjukkan bahwa secara
parsial (individu) terdapat
pengaruh yang signifikan dan
positif variable pengawasan
terhadap produktifitas kerja
karyawan . Dengan angka
koefisien determinasi sebesar
41,6% .

4. Ani Fauziah Pengaruh Analisis Hasil penelitian menyatakan


/ 2005 Pengawasan Regresi bahwa Pengawasan kerja dan
Kerja dan Berganda disiplin kerja secara serentak
Disiplin Kerja maupun parsial berpengaruh
Terhadap positif dan signifikan terhadap
Produktivitas Produktivitas Kerja Karyawan.
Kerja Dari hasil penelitian,
Karyawan disebutkan ada hubungan
Bagian antara disiplin kerja dan
Produksi pengawasan kerja terhadap
Pelintingan di produktivitas kerja karyawan.
Perusahaan Dimana variabel pengawasan
Rokok Kretek kerja mempunyai pengaruh
Sukun MC, signifikan terhadap
Wartono Kudus produktivitas kerja karyawan
yang ditunjukkan pada uji
11

signifikan yaitu thitung > ttabel


sebesar 4,889 > 2,00 dan
sumbangan parsial dari
variabel pengawasan kerja
terhadap produktivitas kerja
sebesar 29,92%. Bila dilihat
dari hasil deskriptif persentase
variabel pengawasan sudah
termasuk dalam kategori Baik
(B) yaitu 68,60% sedangkan
variabel disiplin kerja
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
produktivitas kerja karyawan
yang ditunjukkan pada uji
signifikan yaitu thitung > ttabel
sebesar 3,907 > 2,00 dan
sumbangan parsial dari
variabel disiplin kerja terhadap
produktivitas kerja sebesar
21,44%. Bila dilihat dari hasil
deskriptif persentase variabel
disiplin kerja sudah termasuk
dalam kategori Baik (B) yaitu
67,33%.

5. Harahap / Pengaruh Analisis Hasil penelitian yang


2005 pengawasan Regresi menyatakan bahwa Variabel
terhadap Sederhana pengawasan berpengaruh
efisiensi kerja secara positif dan signifikan
karyawan pada terhadap Efisiensi kerja. hasil
PT. Sunindo penelitian ini menunjukkan
Varia Motor bahwa variable pengawasan
Gemilang berpengaruh secara positif dan
Medan signifikan terhadap efisiensi
kerja dengan koefisien
determinasi sebesar 16,56%.

1.8. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang diajukan untuk penelitian ini berdasarkan

hasil dari teori yang ditelaah dan diuraikan sebelumnya. Kerangka

pemikiran akan lebih memudahkan pemahaman dalam mencermati arah atau


12

jalur pembahasan dalam penelitian ini, yang disertai dengan paradigm

penelitian untuk memberikan gambaran secara lebih rinci dan jelas

mengenai keterkaitan antar variabel penelitian yang digunakan. Kerangka

pemikiran ini pun disusun berdasarkan hasil pada teori yang telah di telaah

dan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti

terdahulu.

1.8.1. Kerangka Pemikiran Mengenai Pengawasan (X1)

Menurut Faisal (2015 : 11) “Pengawasan atau Monitoring adalah

proses pengumpulan dan analisis informasi yang tersistem, berkelanjutan

dan menggunakan indikator tertentu. Monitoring adalah kegiatan amatan

terhadap perilaku manajemen yang dilakukan secara terus-menerus dan tidak

tergantung pada periode waktu tertentu”.

Menurut Faisal (2015:12) mengklasifikasikan bentuk-bentuk

pengawasan berdasarkan berbagai hal, yaitu:

a. Pengawasan Langsung

Pengawasan yang dilakukan secara pribadi oleh pimpinan atau pengawas

dengan mengamati, meneliti, memeriksa, mengecek sendiri secara on

the spot di tempat pekerjaan, dan menerima laporan-laporan secara

langsung pula dari pelaksana. Hal ini dilakukan dengan inspeksi.

b. Pengawasan Tidak Langsung

Diadakan dengan mempelajari laporan-laporan yang diterima dari

pelaksana baik lisan maupun tertulis, mempelajari pendapat-pendapat

masyarakat dan sebagainya tanpa pengawasan on the spot.


13

c. Pengawasan Preventif

Dilakukan melalui pre-audit sebelum pekerjaan dimulai. Biasanya

pengawasan ini cukup ketat dalam proses pelaksanaannya hingga bisa

membuat karyawan mendapatkan sanksi atau hukuman apabila berbuat

keslahan yang tidak bisa ditolerir lagi.

d. Pengawasan Korektif

Dilakukan setelah pekerjaan atau kegiatan telah dilaksanakan melalui

post-audit dilaksanakan secara berkesinambungan dan berlanjut disetiap

bagian-bagian pekerjaan sehingga sifatnya melakukan mengawasi

langsung di tempat apabila ditemukan kesalahan.

e. Pengawasan Intern

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk mengumpul data atau

informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan dan

kemunduran perusahaan.

f. Pengawasan Ekstern

Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan, ini untuk

kepentingan tertentu.

Menurut Faisal (2015:14) Standar Operasi Prosedur dalam

pengawasan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Penetapan Standar

Standar adalah kriteria dari hasil yang diinginkan atau peristiwa yang

diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja

atau perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan.


14

b. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan

Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka

perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan.

c. Tahap Pembandingan antara Standar dan Analisa Penyimpangan

Membandingkan hasil kinerja aktual dengan standar. Untuk itu

dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakan sebagai ukuran

yang diperbandingkan.

d. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi

Mengambil langkah untuk melakukan tindakan pengkoreksian

pelaksanaan kegiatan pengawasan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, menurut Faisal

(2015:13) mengemukakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

pengawasan antara lain:

a. Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam

organisasi.

b. Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

desentralisasi kekuasaan.

c. Kesalahan/penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi

memerlukan pengawasan.

d. Kesalahan dalam sistematika dalam proses pengawasan.


15

1.8.2. Kerangka Pemikiran Mengenai Evaluasi Kinerja (X2)

Menurut Amir (2015 : 57) “evaluasi secara konsepsi didefinisikan

sebagai proses sistematik untuk mengumpulkan, menganalisis, dan

menginterpretasikan data untuk mengetahui sejauh mana seseorang telah

mencapai tujuan yang ditetapkan”.

Bentuk evaluasi Menurut (Amir, 2015:58) terdapat 4 bentuk, yaitu

sebagai berikut :

a. Evaluasi formulasi

Mengkaji formulasi apakah formulasi desain kebijakan atau program

yang dilakukan pada saat penyusunan awal telah menggunakan metode

yang benar.

b. Evaluasi proses

Mengkaji apakah pelaksanaan program prioritas berjalan kearah

pencapaian sasaran.

c. Evaluasi biaya

Mengkaji apakah biaya program prioritas untuk mencapai capaian atau

sasaran yang sudah ditetapkan.

d. Evaluasi dampak

Mengkaji apakah program prioritas memberikan pengaruh atau manfaat

yang telah ditetapkan terhadap penerima manfaat.

Menurut Amir (2015:59) Secara sederhana sasaran evaluasi adalah

pada masukan, proses, dan keluaran. Semua proses kegiatan organisasi

selalu melalui ketiga tahapan dijelaskan yaitu :


16

a. Masukan (Input)

Sasaran pertama mengenai evaluasi kinerja adalah tentang kemampuan,

kepribadian, kedisiplinan, serta cara berpikir karyawan dalam bekerja.

b. Proses (Transformasi)

Yang termasuk dalam transformasi yang menjadi objek penilaian yaitu

materi pembelajaran, metode dan cara penilaian, sarana dan prasarana,

sistem administrasi, dan atasan serta personal lainnya.

c. Keluaran (Output)

Penilaian terhadap kegiatan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh

tingkat pencapaian/prestasi kerja mereka selama mengikuti program.

Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian ini disebut tes

pencapaian atau achievement test.

1.8.3. Kerangka Pemikiran Mengenai Efisiensi Kerja (Y)

Menurut Sedarmayanti (2001 : 112) Efisiensi kerja adalah

perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil

yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik

dalam hal mutu maupun hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang

optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.

Perbandingan ini dilihat dari:

a. Segi waktu

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila hasil kerja berdasarkan

patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu yang baik

dan maksimal.
17

b. Segi kinerja

Yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab

yang diberikan.

Menurut Sedarmayanti (2001 : 118) sumber utama efisiensi kerja

adalah manusia, karena dengan akal, pikiran, dan pengetahuan yang ada,

manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang

melekat pada manusia adalah:

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan modal utama bagi

keberhasilannya. Dalam hal ini efisiensi, akan arti dan makna efisiensi

sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya

berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang.

Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah

perbuatan yang efisien atau sebaliknya.

b. Keahlian

Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli hasilnya akan lebih baik

dan lebih cepat dari pada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh orang yang

bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada

manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan adanya

peralatan, supaya efisiensi yang dicapai dapat lebih tinggi dari pada

tanpa menggunakan alat.


18

c. Disiplin

Dalam efisiensi termasuk faktor waktu, sedangkan disiplin adalah satu

unsur penting dalam efisiensi. Unsur disiplin sesungguhnya berkaitan

erat dengan unsur kesadaran, sebab disiplin ini timbul juga dari

kesadaran. Hanya bedanya kalau kesadaran timbulnya atau prosesnya

dapat memakan waktu lama dan sulit dilaksanakan, sedangkan disiplin

dapat dipaksakan dengan menggunakan suatu aturan, apabila disiplin

dapat diwujudkan dengan baik maka semua pekerjaan dapat

dilaksanakan dengan hasil yang baik.

Untuk mencapai efisiensi kerja menurut Sedarmayanti (2001:115)

diperlukan beberapa syarat berikut :

a. Pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan

Syarat ini untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja dari

sumber-sumber yang ada telah dimanfaatkan dengan tepat dan dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Pembagian kerja yang nyata

Manusia mempunyai kemampuan yang terbatas sehingga tidak mungkin

mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik. Hendaknya ada kerja

dan waktu tersedia.

c. Prosedur kerja yang praktis

Artinya bahwa pelaksanaan kerja harus merupakan kegiatan operasional

yang dapat dilaksanakan dengan lancar, dapat dipertanggungjawabkan

serta pelayanan kerja yang memuaskan.


19

Berdasarkan uraian teoritis di atas maka kerangka pemikiran dari

penelitian ini dapat disederhanakan dalam bagan di bawah ini:

Gambar 1.1
Bagan Kerangka Pemikiran

Pengawasan
(X1)
1. Bentuk-bentuk
Pengawasan
2. Standar Operasional
Prosedur Pengawasan
3. Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengawasan Efisiensi Kerja
(Y)
Faisal 1. Perbandingan dari segi
(2015:11-14) waktu dan kinerja
2. Sumber Efisiensi Kerja
3. Syarat Tercapai Efisiensi
Kerja
Evaluasi Kinerja Sedarmayanti
(X2) (2001:112-118)
1. Bentuk-bentuk Evaluasi
2. Sasaran Evaluasi

Amir
(2015:57-59)
20

1.9. Hipotesis

Menentukan formulasi hipotesis:

Ho : Tidak ada pengaruh antara pengawasan dan evaluasi kinerja terhadap

efisiensi kerja karyawan.

Ha : Ada pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan.

Hb : Ada pengaruh evaluasi kinerja terhadap efisiensi kerja karyawan

Hc : Pengawasan dan evaluasi kinerja memiliki pengaruh secara simultan

terhadap efisiensi kerja karyawan.

1.10.Metodologi Penelitian

1.10.1. Desain Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam penelitian ini, maka

penelitian akan menggunakan analisis deskriptif dan penelitian kuantitatif.

Melalui pendekatan ini nantinya akan diketahui secara jelas hubungan-

hubungan antar variabel, baik itu variabel bebas maupun variabel terikat. Agar

mendapat hasil penelitian yang valid, maka akan dilakukan observasi, survey

melalui kuesioner dan wawancara kepada beberapa responden yang terlibat

langsung di dalam obyek penelitian.

1.10.2. Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012: 61). Pada penelitian ini telah ditentukan 2 variabel, yaitu variabel bebas

atau variabel independen dan variabel terikat atau dependen.


21

a. Variabel bebas ( Independent Variabel )

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi yang menyebabkan

timbulnya atau berubah variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pengawasan dan evaluasi kinerja.

b. Variabel Terikat ( Dependent Variabel )

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel

bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah

efisiensi kerja.

Penelitian ini menggunakan Skala Likert sebagai alat ukur. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013:135) untuk

keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatif jawaban kepada

responden untuk masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1

sampai 5.

Adapun skor yang diberikan dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.2
Tabel Skala Likert
No. Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2013:135)

1.10.3. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasan dari

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian terhadap indikator-


22

indikator yang membentuknya. Definisi operasional penelitian ini dapat

dillihat pada tabel berikut ini

Tabel 1.3
Tabel Operasional Variabel
No
item
Variabel Konsep variabel Dimensi Indikator Skala
kuesio
ner
1 2 3 3 4 5
Pengawasan Pengawasan atau 1. Bentuk-bentuk 1) Pengawasan Likert
Monitoring Pengawasan Langsung 1–5
adalah proses 2) Pengawasan
pengumpulan dan Tidak
analisis informasi Langsung
yang tersistem, 3) Pengawasan
berkelanjutan dan Preventif 1-6
menggunakan 4) Pengawasan
indikator tertentu. Korektif
(Faisal, 2015:11) 5) Pengawasan
Intern
6) Pengawasan
Ekstern
2. SOP 1) Penetapan
Pengawasan Standar
2) Pengukuran
Kinerja
3) Perbandingan
7 – 10
hasil kinerja
aktual dengan
standar
4) Tindakan
Koreksi
3. Faktor-faktor 1) Perubahan yang 11 – 14
yang terjadi di dalam
mempengaruhi maupun diluar
Pengawasan perusahaan
2) Desentralisasi
kekuasaan
3) Kesalahan/peny
impangan yang
dilakukan
karyawan
4) Kesalahan
dalam
23

sistematika
proses
pengawasan

Evaluasi 1. Bentuk- 1) Evaluasi


didefinisikan bentuk Formulasi
sebagai proses Evaluasi 2) Evaluasi Proses
sistematik untuk Kinerja 3) Evaluasi Biaya 1–4
mengumpulkan, 4) Evaluasi
menganalisis, dan Dampak
menginterpretasik
Evaluasi an data untuk 2. Sasaran 1) Masukan
Kinerja mengetahui Evaluasi a. Kemampuan Likert
sejauh mana b. Kepribadian
seseorang telah c. Sikap
mencapai tujuan d. Inteligensi
6 – 10
yang ditetapkan. 2) Proses
(Amir, 2015: 57) 3) Keluaran atau
Pencapaian

Efisiensi kerja 1. Perbandingan 1) Segi Waktu


adalah dari segi faktor 2) Segi Kinerja
1–2
perbandingan
terbaik antara 2. Sumber Efisiensi 1) Kesadaran
suatu pekerjaan Kerja 2) Keahlian
3–5
yang dilakukan 3) Disiplin
dengan hasil
yang dicapai oleh 3. Syarat 1) Pelaksanaan
pekerjaan Tercapainya kerja penuh
tersebut sesuai Efisiensi Kerja tanggungjawab
Efisiensi Kerja dengan yang 2) Pembagian kerja
Karyawan (Y) ditargetkan baik yang nyata Likert
dalam hal mutu 3) Prosedur kerja
maupun hasilnya yang praktis
yang meliputi 6–8
pemakaian waktu
yang optimal dan
kualitas cara
kerja yang
maksimal.
(Sedarmayanti,
2001:112)
24

1.10.4. Populasi dan Sampel

1.10.4.1. Pengambilan Populasi

Populasi keseluruhan ada 146 karyawan pada semua divisi yaitu

Office Staff, Workshop, Sales Staff, Building Staff, Office Boy/Girl,

Messenger dan Driver, dan Security.

1.10.4.2. Prosedur Penarikan Sampel

Menurut Saban (2017:264) Sampel atau juga sering disebut

contoh adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya akan diungkapkan dan

digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi. Oleh karena itu, jika peneliti

menggunakan sampel sebagai sumber data, maka yang akan kita peroleh

adalah ciri-ciri sampel (disebut statistik), bukan ciri-ciri populasi, tetapi

ciri-ciri sampel itu harus dapat digunakan untuk menaksir populasi. Jadi,

apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat

diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representative. Untuk menentukan jumlah

sampel yang akan diteliti maka peneliti menggunakan Rumus Slovin,

dengan rumus sebagai berikut:

N
n=
1+ N e 2

Keterangan:

n = Besaran sampel/anggota sampel


N = Besaran populasi/anggota populasi
e = Error level (tingkat kesalahan)
Perhitungan:
25

N = 146 Karyawan
e = 5% (0,05)

146
n=
1+146 ¿ ¿

n=¿ 106,9 ≈ 107 Karyawan

Teknik Sampling yang digunakan adalah teknik sampling jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan pada

populasi yang semua anggotanya dijadikan sebagai sampel (Saban,

2017:277).

1.10.5. Jenis, Sumber dan Cara Pengumpulan Data

1.10.5.1. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kualitatif

Yaitu data yang bukan dalam bentuk angka-angka dan tidak

dapat dihitung atau data yang berupa informasi baik secara

lisan maupun tulisan yang diperoleh dari hasil wawancara

dengan komponen perusahaan, serta informasi yang

diperoleh dari pihak lain yang berkaitan dengan masalah

yang diteliti.

2. Data Kuantitatif

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang

dapat dihitung, yang diperoleh dari kuesioner yang

dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti.


26

1.10.5.2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua macam, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi

atau pengamatan langsung dari perusahaan, baik itu melalui

observasi maupun wawancara secara langsung dengan

komponen perusahaan, sehubungan dengan kebutuhan

dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak

langsung, yaitu data tersebut diperoleh penulis dari

dokumen-dokumen perusahaan dan buku-buku literatur yang

memberikan informasi tentang pengawasan dan evaluasi

kinerja.

1.10.5.3. Cara Pengumpulan Data

Dalam usaha memperoleh data yang dibutuhkan, metode yang

digunakan adalah:

a. Kuesioner (Closed Ended Question)

Kuesioner merupakan cara pengumpulan data berupa

beberapa daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk mendapatkan hasil pengamatan sesuai

keadaan responden.
27

b. Observasi atau Pengamatan

Observasi dilakukan dalam periode waktu tertentu untuk

mendapatkan gambaran mengenai situasi sebenarnya di

lokasi penelitian.

c. Wawancara

Wawancara dibutuhkan untuk mendapatkan hasil penelitian

yang lebih mendalam. Wawancara dilakukan kepada

beberapa karyawan perusahaan.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, skripsi

maupun tesis sebagai acuan penelitian terdahulu dan

browsing di internet untuk mencari artikel-artikel, jurnal-

jurnal dan data-data yang dapat membantu hasil penelitian.

1.10.6. Metode Analisis Data

1.10.6.1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono dalam Saban (2013:317) Uji Validitas adalah

suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (content) dari suatu

instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang

digunakan dalam suatu penelitian. Teknik yang digunakan untuk uji

validitas ini adalah “instrument product moment” dari Karl Pearson

dengan tingkat kepercayaan 95 % (α = 0,05) dilakukan dengan cara

mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor totalnya.


28

1.10.6.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan

dari suatu instrumen. Pengujian ini dimaksudkan untuk menjamin

intrumen yang digunakan merupakan sebuah instrumen yang handal,

konsisten, stabil, dan dependibalitas, sehingga bila digunakan berkali-kali

dapat menghasilkan data yang sama.(Saban, 2017:323)

Suharsimi (2006:195), “Rumus Alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen”. Menurut Ashari (2005:251), “Metode Croncbach

Alpha”, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Croncbach

Alpha lebih besar dari 0,60 ”.

1.10.6.3. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2009:147), Analisis Deskriptif digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi.

1.10.6.4. Analisis Inferentif

Analisis Inferentif digunakan untuk menganalisis data sampel,

dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi

dimana sampel diambil. Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan

diberlakukan untuk populasi itu mempunyai peluang kesalahan dan

kebenaran (kepercayaan) yang akan dinyatakan dalam bentuk prosentase.


29

1.10.6.5. Analisis Korelasi

Menurut Sugiyono (2012:224), untuk mencari hubungan antara

dua variabel atau lebih dilakukan dengan menghitung korelasi antar

variabel yang akan dicari hubungannya. Korelasi merupakan angka yang

menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antar dua variabel atau lebih.

Arah dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif, sedangkan

kuatnya hubungan dinyatakan dalam besarnya koefisien korelasi.

Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan positif, bila nilai

suatu variabel ditingkatkan, maka akan meningkatkan nilai variabel yang

lain, dan sebaliknya bila suatu variabel diturunkan maka akan

menurunkan nilai variabel yang lain.

Hubungan dua variabel atau lebih dikatakan hubungan negatif,

bila nilai suatu variabel ditingkatkan, maka akan menurunkan nilai

variabel yang lain, dan sebaliknya bila suatu variabel diturunkan maka

akan menaikkan nilai variabel yang lain. Kuatnya hubungan antar

variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif

terbesar = 1 dan koefisien negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil

adalah 0. Bila hubungan antara dua variabel atau lebih itu mempunyai

koefisien korelasi = 1 atau -1, maka hubungan tersebut sempurna.

Rumus Korelasi:
30

Keterangan:

r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y


n = jumlah sampel
∑XY = jumlah perkalian antara variabel X dan Y
∑X² = jumlah dari kuadrat X
∑Y² = jumlah dari kuadrat Y
(∑X)² = jumlah nilai X kemudian dikuadratkan
(∑Y)² = jumlah nilai Y kemudian dikuadratkan

Rumus Korelasi Berganda:

Ry1.2=

Keterangan :

Ry1.2    = koefisien linier 3 variabel


ry1        = koefisien korelasi y dan X1
ry2        = koefisien korelasi variabel y dan X2
 r1.2       = koefisien korelasi variabel X1 dan X2

dimana :

ry1 =

      
r1.2=

ry2 =
       

            

1.10.6.6. Analisis Regresi


31

Menurut Sugiyono (2005:236) Regresi digunakan untuk

memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan nilai variabel

independen. Analisis Regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa

jauh perubahan nilai variabel dependen, bila nilai variabel independen di

rubah-rubah atau dinaik-turunkan. Manfaat dari hasil analisis regresi

adalah untuk membuat keputusan apakah naik dan menurunnya variabel

dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen atau

tidak.

 Regresi sederhana

Menurut Sugiyono (2012:261) Regresi Sederhana didasarkan pada

hubungan fungsional ataupun kausal satuvariabel independen

dengan satu variabel dependen.

Rumus Regresi sederhana :

Y = a + bX

Keterangan:

y = nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga y ketika harga x= 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen

yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila

(+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.
32

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

 Regresi berganda

Pengukuran pengaruh variable yang melibatkan lebih dari

satu variable bebas (X1,X2,X3,…,Xn), digunakan analisis regresi

linier berganda. Digunakan apabila peneliti bermaksud untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variable dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variable independen sebagai faktor

predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis

regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variable independennya

minimal 2.

Rumus Regresi Berganda :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + bn Xn

Keterangan:

y = nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan

a = harga y ketika harga x= 0 (harga konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan

angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen

yang didasarkan pada perubahan variabel independen.

Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis

turun.
33

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai

tertentu.

1.10.6.7. Koefisien Determinasi

Menurut Sugiyono (2012:231) Koefisien Determinasi yang

besarnya adalah kuadrat koefisien korelasi (r²). Koefisien ini disebut

koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen

dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel independen.

Rumus Koefisien Determinasi:

KD = r2 x 100 %

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi antara variabel x dan y

1.10.6.8. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya

hubungan variabel Pengawasan dan Evaluasi Kinerja terhadap Efisiensi

Kerja Karyawan.

 Uji t (Analisis Parsial)

Menurut Sugiyono (2012:230) pengujian Koefisien korelasi


menggunakan uji t, yaitu:

Rumus t hitung :
r √n – 2
thitung =
√1 - r2
34

Dimana : thitung = nilai thitung


r = koefisien korelasi
n = jumlah responden

Menentukan formulasi hipotesis :

 Ho : Tidak terdapat pengaruh Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

terhadap Efisiensi Kerja Karyawan

 Ha : Terdapat pengaruh Pengawasan dan Evaluasi Kinerja

terhadap Efisiensi Kerja Karyawan

Menentukan kriteria pengujian :

 Jika thitung < ttabel, maka (Ho diterima) dan Ha ditolak.

Berarti Pengawasan atau Evaluasi Kinerja tidak berpengaruh terhadap

Efisiensi Kerja karyawan

 Jika thitung > ttabel, maka (Ho ditolak) dan Ha diterima.

Berarti Pengawasan atau Evaluasi Kinerja berpengaruh terhadap

Efisiensi Kerja karyawan

 Uji F (Analisis Simultan)

Menurut Sugiyono (2012:234) pengujian signifikansi terhadap

koefisien korelasi ganda menggunkan uji F rumus :


35

Keterangan:

R = Koefisien korelasi berganda


k = Jumlah Variabel bebas (X)
n = Jumlah Sampel
Fh = Uji Hipotesis

Kesimpulan :

 Apabila Fhitung < Ftabel maka (Ho diterima) dan Ha ditolak, artinya

tidak ada pengaruh secara bersama-sama.

 Apabila Fhitung > Ftabel maka (Ho ditolak) dan Ha diterima, artinya ada

pengaruh secara bersama-sama antara Pengawasan dan Evaluasi

Kinerja terhadap Efisiensi Kerja Karyawan.

1.11.Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di lingkungan PT. Genki Kirana Internusa (Honda

Cabang Cibinong) yang berlokasi di Jalan Raya Mayor Oking, Jaya Atmaja

No.30 RT 05/10 Karang Asem Barat, Citeureup, Bogor, Jawa Barat 16810 .

Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 1 April 2018 sampai dengan 30 Juli

2018

Gambar 1.2 Tempat Penelitian


36

1.12. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang

penulis sajikan di dalam penelitian ini, maka dapat dilihat sistematika

penulisan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian tentang Latar Belakang Penelitian,

Perumusan Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Hipotesis,

Metodologi Penelitian, Waktu & Lokasi Penelitian dan

Sistematika Penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam hal ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang

mendasari penelitian yang akan dilakukan dimana

pembahasan ini akan meliputi: pengertian manajemen,

pengertian manajemen sumber daya manusia, pengertian

pengawasan, pengertian evaluasi kinerja, pengertian

efisiensi kerja, serta teori-teori lainnya.

BAB III : TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Dalam bab ini menguraikan tentang lokasi penelitian

berupa sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi

perusahaan, struktur organisasi, serta Job Description.


37

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan hasil penelitian yang

diperoleh selama berlangsungnya penelitian. Keseluruhan

data yang telah diperoleh dalam bab ini dianalisa

berdasarkan teknik data yang digunakan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil penelitian dan

saran-saran yang dapat membangun bagi objek penelitian.

Anda mungkin juga menyukai