Anda di halaman 1dari 28

35

BAB IV

HASIL ASUHAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan tentang hasil pengumpulan data asuhan


keperawatan klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
pada masalah kesehatan Penyakit paru obstruksi kronis di Ruang Paru
Rumah Sakit Ahmad Yani Metro Provinsi Lampung tahun 2019.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tanggal 25 Maret sampai dengan 29
Maret 2019 didapatkan 2 subjek yang mendapatkan asuhan keperawatan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang sesuai dengan kriteria.
Asuhan keperawatan ini dilakukan selama 3 hari pada tiap subjek dengan
proses keperawatan mulai dari pengkajian awal sampai dengan evaluasi.
Hasil pengumpulan data dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Hasil asuhan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dimana data atau informasi
tentang pasien yang dikumpulkan dan dianalisa untuk menentukan
diagnosa keperawatan. Hasil pengkajian dari penulis pada tanggal
25 maret 2019 sampai 29 maret 2019 kepada dua subjek asuhan
keperawatan selama 3 hari berturut-turut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Pengkajian Keperawatan pada Subyek Asuhan 1 dan 2
ITEM KLIEN 1 KLIEN 2
PENGKAJIAN
Identitas Klien Nama : Ny. B Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun Umur : 61 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Bumi mulyo Alamat : Batang hari
Tanggal masuk rs : 24 maret Tanggal masuk rs : 25 maret
2019 2019
Tanggal pengkajian : 25 april Tanggal pengkajian : 26 maret
2019 2019
Pukul : 08 : 30 Pukul : 09 : 00
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
No RM : 358365 No RM : 362297
Dx Medis : PPOK Dx Medis : PPOK
Keluhan utama Sesak napas dan batuk berdahak Sesak napas dan batuk berdahak
Riwayat Penyakit Saat dilakukan pengkajian pada Saat dilakukan pengkajian pada
Sekarang tanggal 25 maret klien mengeluh tanggal 26 maret klien

35
36

sesak, nyeri dada dan batuk mengeluh sesak dan batuk


disertai dahak yang sulit keluar berdahak berwarna putih sudah
sudah 3 hari sebelum masuk RS. 1 tahun. Sesak yang dialami
Nyeri dada yang dirasakan klien klien dirasakan mengganggu
saat bernapas terutama saat klien saat beraktivitas, dan klien
menarik napas yang disertai mengeluh batuk berdahak yang
batuk secara terus menerus dan sulit untuk dikeluarkan, klien
klien mengeluh tenggorokannya mengatakan tenggorokannya
terasa panas, nilai skala nyeri terasa gatal. Klien mengatakan
yang dirasa pada klien adalah 3. sesak yang dirasa akan
Selama di RS klien hanya berkurang jika klien lebih sering
berada di tempat tidur karena duduk. Selama di RS klien
sesak akan timbul lebih berat hanya berada di tempat tidur
jika klien banyak beraktivitas, dan ke kamar mandi harus di
dan sesak akan berkurang saat bantu oleh istrinya karena sering
klien dalam posisi duduk, klien merasakan lemas dan sesak
ke kamar mandi dibantu oleh setelah berjalan. Sesak yang
anaknya. Sesak yang dirasakan dirasakan klien dengan
klien dengan frekuensi frekuensi pernapasan 28x/menit,
pernapasan 29x/menit, retraksi retraksi dinding dada (+), saat di
dinding dada (+), saat di pindahkan dari IGD klien
pindahkan dari IGD klien terpasang oksigen nasal kanul
terpasang oksigen nasal kanul sebanyak 4liter/menit.
sebanyak 5liter/menit.
Riwayat Klien mengatakan dahulu Klien mengatakan dahulu
kesehatan masa mempunyai riwayat TB paru mempunyai riwayat penyakit
lalu yaitu 4 tahun yang lalu. Saat ini TB paru sejak 5 tahun yang lalu
klien memiliki penyakit PPOK sebelum menderita penyakit
sejak 1 tahun yang lalu dengan PPOK dan telah menyelesaikan
keluhan yang sama seperti pengobatan untuk penyakit TB
sekarang yaitu sesak napas yang paru. Sudah 1 tahun belakangan
rasanya seperti tertimpa benda ini setelah penyakit TB parunya
berat dan batuk yang disertai sembuh, klien merasakan sesak
dahak yang sulit dikeluarkan. dan batuk secara terus menerus
Sampai saat ini klien masih disertai dahak yang sulit untuk
menjalani pengobatan untuk dikeluarkan
penyakit PPOK yang dideritanya
Riwayat Penyakit Klien mengatakan sebelumnya Klien mengatakan sebelumnya
Dahulu sudah pernah dirawat di rumah pernah dirawat di rumah sakit 8
sakit dengan keluhan yang sama bulan yang lalu dengan
seperti saat ini yaitu sesak napas keluhuhan sesak napas dan
dan batuk berdahak pada tahun batuk disertai dahak yang sulit
2018 , klien memiliki riwayat dikeluarkan. Klien mengatakan
penyakit TB paru dan telah telah selesai menjalankan
selesai melakukan pengobatan untuk penyakit TB
pengobatanpada tahun 2015, paru pada tahun 2017, klien
klien mengatakan tidak memiliki mengatakan tidak memiliki
riwayat alergi obat. riwayat alergi obat. Klien
memiliki riwayat merokok sejak
klien masih SMP.
Riwayat Klien mengatakan bapaknya Klien mengatakan pada anggota
kesehatan memiliki penyakit asma dan keluarganya tidak ada yang
keluarga mempunyai kebiasaan merokok memiliki riwayat penyakit yang
di keluarganya, tidak ada sama dengan klien, tidak ada
riwayat alergi makanan dan kebiasaan merokok pada
obat-obatan pada keluarga klien anggota keluarganya dan tidak
maupun riwayat asma pada ada riwayat alergi makanan dan
anak-anak obat-obatan atau asma pada
37

anak dan keluarganya


Riwayat Klien mengatakan sebelumnya Klien mengatakan sebelumnya
pekerjaan dan pernah bekerja sebagai buruh pernah bekerja buruh yang
gaya hidup dan sering terpapar debu. Klien sering terpapar debu. Klien
mengatakan tidak pernah minum mengatakan memiliki riwayat
alkohol ataupun minum keras merokok sejak SMP dan sampai
lainnya. Klien mengatakan tidak sekarang terkadang masih
pernah berolahraga dan minum merokok dan menghabiskan 3-4
air putih sebanyak 1L/hari batang dalam sehari. Klien
mengatakan tidak pernah
minum alkohol ataupun
minuman keras lainnya. Klien
mengatakan tidak pernah
berolahraga dan minum air
putih sebanyak 2L/hari
Pola manajemen Klien tampak sakit sedang. Klien tampak sakit sedang.
kesehatan Klien tampak bedress dan jika Klien memiliki riwayat
ke kamar mandi dibantu oleh merokok dan sering terpapar
anaknya. Klien sering terpapar debu di lingkungan tempat
asap rokok di lingkungan tempat kerjanya. Klien juga sering
kerjanya, klien bekerja sebagai merasa sesak saat bekerja
Tani dan merasa cepat lelah karena pengaruh debu dan
karena pekerjaannya yang berat pekerjaan yang begitu berat
dan menguras tenaga sehingga menimbulkan kelahan
dan sesak pada pasien

Pola nutrisi Sebelum sakit : klien makan 3x Sebelum sakit : klien makan 3x
metabolic sehari dengan menu nasi, sayur, sehari dengan menu nasi, sayur,
dan lauk secara lahap lauk dan cemilan lainnya
Saat dikaji : klien mengatakan Saat dikaji :klien mengatakan
tidak nafsu makan dan mual- badannya terasa lemas dan
mual, klien mengatakan batuk mengeluh mual-mual. Klien
secara terus menerus yang mengatakan tidak nafsu makan
disertai dahak sehingga karena batuk berdahak yang
membuat klien enggan untuk sangat mengganggu sehingga
makan, klien mengatakan cepat enggan untuk makan dank lien
kenyang meskipun hanya makan mengatakan hanya makan
sedikit, sedikit untuk sekedar mengisi
Saat dirawat di RS klien tampak perut.
hanya makan ½ porsi pada Saat dirawat di RS klien tampak
menu yang disajikan di RS pada makan hanya ¼ porsi yang
tiap kali jadwal makan karena diberikan dari rumah sakit
perutnya terasa begah. Klien karena batuk berdahak yang
tampak lemah, pucat dan dirasakan secara terus menerus.
mukosa bibir kering, berat badan Klien tampak lemah dan setiap
klien turun 3kg dari 55kg kali makan ingin mengeluarkan
menjadi 52kg selama tiga hari makanannya, mukosa bibir
klien dirawat di rumah sakit. kering dan berat badan klien
turun 4kg dari 50kg menjadi
46kg selama 3 hari klien dirawat
di rumah sakit.
Pola eliminasi Sebelum sakit : klien BAB 2x Sebelum sakit : klien BAB 2x
sehari dengan kriteria feses sehari dengan kriteria feses
lunak, warna kuning kecoklatan lunak, warna kuning kecoklatan,
dan BAK lancer sebanyak 5-6x BAK lancar sampai 5x dalam
dalam sehari dengan warna sehari dengan warna kuning
kuning jernih, tidak berbau dan jernih, tidak berbau dan tidak
tidak terasa sakit saat BAB terasa sakit saat BAB maupun
38

maupun BAK BAK


Saat dikaji : klien BAB 1x Saat dikaji : klien BAB 2x
sehari dengan feses lunak, warna sehari dan terkadang tidak BAB
kuning kecoklatan dan BAK dan klien BAK dengan
hanya 4x sehari dengan warna frekuensi 4x sehari dengan
kuning jernih, tidak berbau dan warna kuning jernih, tidak
tidak terasa sakit saat BAK berbau dan tidak terasa sakit
maupun BAB, klien tidak saat BAK maupun BAB, klien
terpasang kateter dan pergi ke tidak terpasang kateter dan pergi
toilet dibantu oleh anaknya. ke toilet dibantu oleh istrinya.
Pola aktivitas Sebelum sakit : klien Sebelum sakit : klien
sehari-hari mengatakan sebelum masuk mengatakan sebelum masuk
rumah sakit klien bekerja rumah sakit klien bekerja
sebagai Tani dan melakukan sebagai Tani dan melakukan
aktivitas tanpa gangguan, klien aktivitasnya tanpa gangguan dan
juga mengatakan terkadang ikut terkadang ikut serta dalam acara
kegiatan masyarakat seperti bersih-bersih di lingkungan
bersih-bersih di desanya. sekitar.
Saat dikaji : klien hanya Saat dikaji : klien hanya
terbaring di tempat tidur dan terbaring lemas di tempat tidur,
aktivitas terbatas karena sesak apabila klien beraktivitas atau
yang dirasakan sehingga jika pergi ke kamar mandi maka
pergi ke kamar mandi dibantu sesaknya akan timbul dan jika
oleh anaknya. ke kamar mandi klien dibantu
oleh istrinya
Pola istirahat- Sebelum sakit : klien biasa tidur Sebelum sakit : klien biasa tidur
tidur selama 6-7 jam sehari, tidak ada selama 6-8 jam sehari dan tidak
gangguan saat klien tidur dan ada gangguan saat tidur
selalu terasa segar setelah Saat dikaji : klien mengatakan
bangun tidur sulit tidur, hanya tidur selama 4-
Saat dikaji : klien mengatakan 5 jam dan sering terbangun
hanya tidur selama 3-4 jam dan karena sesak dan batuk terus
sering terbangun karena sesak menerus disertai dahak yang
disertai nyeri dada, batuk dan dirasa sehingga tidak mampu
pikiran tidak tenang yang untuk mengontrol tidurnya,
dirasakan. Klien juga klien juga mengeluh tidurnya
mengatakan lemas dan sulit tidak puas.
untuk melakukan aktivitas Klien tampak lemah, mata klien
secara mandiri. tampak cekung dan terlihat
Mata klien tampak cekung dan sering menguap
klien tampak sering menguap
dan terlihat lemah.
Pola persepsi Klien tidak memiliki gangguan Klien tidak memiliki gangguan
kognitif pada indra penglihatan, pada indra penglihatan,
penciuman, pendengaran, penciuman, pendengaran,
perasa, dan peraba, klien juga perasa, dan peraba, klien juga
tidak menggunakan alat bantu tidak menggunakan alat bantu
indra. Klien hanya tamat SD indra. Klien hanya tamat SMP
namun klien mampu untuk namun klien mampu mengingat
mengingat dalam jangka dalam jangka panjang maupun
panjang maupun pendek. Klien pendek. Klien hanya
tidak mengetahui secara benar mengetahui tentang penyakit
tentang penyakit yang yang dideritanya yaitu ppok
dideritanya yaitu ppok dan klien namun tidak mengetahui secara
tidak tahu bagaimana cara mendalam tentang ppok, klien
mengatasi penyakitnya seperti hanya mengetahui cara tarik
sesak napas dan batuk berdahak napas dalam untuk mengurangi
yang sulit dikeluarkan sesak namun tidak mampu
39

untuk mengeluarkan dahak


Pola konsepsi diri Klien sebelum masuk rumah Klien sebelum masuk rumah
dan persepsi diri sakit bekerja sebagai Tani, sakit bekerja sebagai Tani,
namun semenjak klien namun semenjak klien
menderita penyakit ppok klien menderita penyakit ppok klien
tidak bekerja lagi. Klien selalu tidak bekerja lagi dan klien
mempunyai kekuatan untuk sangat bingung karena tidak
berusaha melawan penyakit mampu lagi untuk bekerja dan
yang dideritanya dan terus mencukupi kebutuhan
semangat untuk menjalani keluarganya meskipun klien
kehidupannya agar tidak dibantu oleh anaknya yang
menyusahkan anaknya karena bekerja, namun klien merasa
klien selalu mendapat dukungan berkecil hati karena tidak
dan motivasi dari keluarga. mampu menjadi kepala keluarga
yang baik. Klien selalu berusaha
dan terus semangat berobat
secara rutin demi kesembuhan
penyakitnya serta mendapat
dukungan dan perhatian dari
keluarganya.
Pola hubungan- Hubungan klien dengan Hubungan klien dengan teman
peran keluarganya sangat baik karena sekamarnya baik karena masih
sering berkomunikasi dan saling berkomunikasi meskipun
bercerita-cerita, namun peran tidak terlalu sering karena klien
sebagai ibu rumah tangga sangat merasa takut jika nanti akan
terganggu karena penyakit yang mengganggu. Peran klien
dideritanya sehingga sebagai kepala rumah tangga
menghambat klien untuk terganggu karena klien sudah
beraktivitas seperti biasanya, tidak mampu lagi bekerja akibat
namun keluarga klien selalu penyakit yang dideritanya,
mendukung dan memberi namun keluarga klien selalu
semangat kepada klien untuk mendukung dan memberi
terus berobat secara rutin agar semangat kepada klien untuk
cepat sembuh terus berobat secara rutin agar
cepat sembuh
Pola reproduksi Klien memiliki dua orang anak Klien memiliki tiga orang anak
seksualitas yaitu laki-laki dan perempuan, yaitu dua anak perempuan dan
suami klien sudah meninggal satu anak laki-laki, klien
dan klien tidak memiliki memiliki satu orang istri dan
masalah pada alat reproduksinya klien tidak memiliki masalah
pada alat reproduksinya
Pola toleransi Klien mengatakan akhir-akhir Klien mengatakan selalu
terhadap stress- ini sering banyak pikiran akibat mencoba untuk mengontrol diri
koping penyakit yang dideritanya dan pikirannya, jika ada
sehingga klien sering merasakan masalah klien hanya mencoba
sakit kepala. Klien hanya untuk tetap tenang agar tidak
berdiam diri dan tidur untuk menimbulkan stress. Klien jika
mengatasi stress yang dirasakan, ada masalah yang perlu
dengan begitu pikiran klien didiskusikan pada keluarganya
menjadi tenang. Klien tidak maka klien akan bercerita dan
pernah melibatkan anggota bermusyawarah bersama
keluarganya dalam masalah istrinya dalam memecahkan
yang mengganggu pikirannya sebuah masalah yang ada
Pola keyakinan Klien mengatakan ibadah Klien mengatakan ibadah
nilai sangatlah penting bagi umat sangatlah penting bagi umat
islam, namun klien jarang sholat islam, namun klien jarang sholat
karena sesak yang timbul jika karena sesak yang timbul jika
beraktivitas, oleh karena itu beraktivitas, klien hanya berdoa
40

klien hanya berusaha berdoa dan berharap untuk kesembuhan


untuk kesembuhannya penyakitnya
Pemeriksaan fisik TD : 140/80 mmHg TD : 120/70 mmHg
umum Nadi : 94x/menit Nadi : 100x/menit
RR : 29x/menit RR : 28x/menit
Suhu : 37,0ºC Suhu : 36,8ºC
Kesadaran : Composmentis Kesadaran : composmentis
Klien sesak dan batuk secara Klien sesak dan batuk secara
terus menerus disertai dahak terus menerus yang disertai
yang sulit dikeluarkan, dahak dahak yang sulit dikeluarkan,
hanya keluar sedikit berwarna dahak hanya keluar sedikit
hijau kental sebanyak 3cc, berwarna hijau kental sebanyak
tampak menahan sakit saat klien 3cc dan klien tampak menahan
batuk sakit saat klien batuk
a. Kepala : tidak ada lesi a. Kepala : tidak ada lesi,
maupun nyeri tekan, rambut tidak ada nyeri tekan,
bersih, tidak mudah rontok rambut sedikit kotor, tidak
b. Mata : konjungtiva anemis, mudah rontok
sklera tidak ikterik, b. Mata : konjungtiva anemis,
penglihatan jelas sklera tidak ikterik,
c. Hidung : pernapasan cuping penglihatan jelas
hidung (+), serumen (-), c. Hidung : pernapasan cuping
polip (-), terpasang oksigen hidung (+), serumen (-),
nasal kanul sebanyak 5L polip(-), terpasang oksigen
d. Telinga : bersih, nasal kanul sebanyak 4L
pendengaran baik, d. Telinga : sedikit kotor,
serumen(-) pendengaran baik, serumen
e. Mulut dan bibir : membrane (-)
mukosa bibir pucat, tidak e. Mulut dan bibir : lidah
ada stomatitis, bibir sedikit kotor, membrane
mengkrucut saat bernapas mukosa bibir pucat, tidak
f. Leher : pembesaran vena ada stomatitis
jugularis (-),pembesaran f. Leher : pembesaran vena
kelenjar tiroid (-) jugularis (-), pembesaran
g. Ekstermitas : tidak ada kelenjar tiroid (-)
oedema, tidak ada kelainan g. Ekstermitas : tidak ada
pada kedua ekstermitas atas oedema, tidak ada kelainan
dan bawah, ekstermitas atas pada kedua ekstermitas atas
tangan kanan terpasang dan bawah, ekstermitas atas
infus RL 20tts/menit tangan kanan terpasang
infus RL 20ttes/menit
Pemeriksaan Inspeksi Inspeksi
fisik focus Bentuk dada simetris, klien Bentuk dada simetris, adanya
tampak sesak, adanya retraksi retraksi otot bantu pernapasan,
otot bantu pernapasan, pergerakan dinding dada
pergerakan dinding dada simetris, napas dengan cuping
simetris, ekspirasi lebih panjang hidung, ekspirasi lebih panjang
daripada inspirasi, adanya daripada inspirasi, RR
penggunaan napas dengan 28x/menit, pola napas takipnea
cuping hidung, RR 29x/menit, cepat dan dangkal, pasien lebih
pola napas takipnea cepat dan nyaman dengan posisi duduk,
dangkal, pasien lebih nyaman tidak ada sianosis maupun
bernapas dalam posisi duduk clubbing fingers pada klien,
maupun setengah duduk, tidak tampak batuk berdahak secara
ada sianosis maupun clubbing terus menerus namun sulit untuk
fingers, klien tampak batuk mengeluarkan dahak, dahak
berdahak secara terus menerus hanya keluar sedikit berwarna
namun sulit untuk mengeluarkan putih kental sebanyak 3cc
41

dahak, dahak hanya keluar Palpasi


sedikit 3cc berwarna hijau Ekspansi dada meningkat dan
kental simetris, taktil fremitus
Palpasi melemah antara kanan dan kiri
Ekspansi dada meningkat dan sama, tidak ada nyeri tekan,
simetris, taktil fremitus hepar tidak teraba
melemah antara kanan dan kiri Perkusi
sama, tidak ada nyeri tekan, Terdengar suara pekak di
hepar tidak teraba seluruh lapang paru
Perkusi Auskultasi
Terdengar suara sonor di paru Terdengar suara napas bronchial
kiri dan suara pekak pada paru yaitu ekspirasi lebih panjang
kanan daripada inspirasi, terdengar
Auskultasi suara napas tambahan yaitu
Terdengar suara napas bronchial wheezing dan ronkhi basah di
yaitu ekspirasi lebih panjang seluruh lapang paru
daripada inspirasi dan terdengar
suara napas tambahan yaitu
wheezing dan ronkhi basah di
paru kanan
Daftar terapi obat 1. .Ambroxol 30mg 3x/hari 1. Onbrez combo 150mg
2. Salbutamol 3x/hari 1x/hari
3. Nebu ventolin 2mg/12 jam 2. Azithromycin 500 mg/hari
4. Injeksi ranitidine 1amp selama 3 hari
50mg dalam 2ml/12 jam 3. Nebu Combivent 2mg/12
5. Injeksi methyl prednison jam
62,5 mg/12 jam 4. Ambroxol 30mg 3x/hari
5. Dexametason 1amp/8 jam

Tabel 4.2 Pemeriksaan laboratorium


Parameter Hasil Ny. B Hasil Tn. I Nilai rujukan Satuan
(tanggal 25 (tanggal 26
maret 2019) maret 2019)
Leukosit 13,60 6,60 5-10 103/µL
Eritrosit 4,87 4,03 4,37-5,63 103/µL
Hemoglobin 14,2 13,1 14-18 g/dL
%
Hematokrit 42,9 36,1 41-58
FL
MCV 88,1 89,6 60-92
pg
MCH 29,2 32,5 27-31
MCHC 33,1 36,3 32-36 g/dL
Trombosit 318 133 150-450 103/µL
%
RDW 13,6 15,3 12,4-14,4
Fl
MPV 7,3 7,9 7,3-9

Kimia
darah 107,0 92,0 < 140 mg/dL
1. Gula mg/dL
darah - 35,7 19 – 44 mg/dL
sewaktu - 1,68 0,9 – 1,3
2. Ureum
3. Creatini -Odema -Odema Bronkhitis kronis mmHg
ne pulmenum pulmenum
4. Rontgen -cardiomegali
Thorax dan elongation
aorta, sugestif
42

HHD, disertai
aortosclerosis

Normal Normal
spirometri spirometri

5. Spirome
tri

2. Analisa Data
Analisa data yang ditemukan pada kedua subjek asuhan, berikut analisa
data pada pasien Ny. B dan pasien Tn. I
Tabel 4.3 Analisa Data Pasien 1
Data Masalah Etiologi
Ny. B
Data Subjektif : Bersihan jalan Sekresi yang
1. Klien mengeluh sesak napas napas tidak efektif tertahan
2. Klien mengatakan batuk disertai dahak
sudah 3 hari
3. Klien mengatakan dahak hanya keluar
sedikit berwarna hijau kental
4. Klien mengatakan tenggorokannya terasa
panas
Data Objektif :
5. Klien tampak batuk secara terus menerus
6. Klien tampak kesulitan mengeluarkan
secret
7. Sputum yang keluar berwarna hijau
kental sebanyak 3cc
8. Terdengar suara napas tambahan
wheezing dan ronkhi basah di paru kanan
Data Subjektif : Pola napas tidak Hambatan upaya
1. Klien mengeluh sesak napas efektif napas ditandai
2. Klien mengatakan sesak yang dirasakan dengan nyeri saat
akan berkurang jika duduk bernapas
3. Klien mengeluh nyeri dada
4. Klien mengatakan nyeri yang dirasa saat
klien bernapas terutama saat menarik napas
yang juga disertai batuk
5. Klien mengatakan skala nyeri yang dirasa
mencapai nilai 3
Data Objektif :
6. Klien tampak sesak
7. Klien tampak meringis menahan sakit
8. Klien tampak memegangi dadanya
9. Klien tampak gelisah
10. Adanya penggunaan otot bantu
pernapasan
11. Pola napas takipnea
12. Fase ekspirasi lebih panjang dari pada
43

inspirasi
13. RR 29x/menit
14.Nadi 100x/menit
Data Subjektif : Gangguan pola Kurang kontrol
1. Klien mengeluh sulit tidur tidur tidur
2. Klien mengatakan biasa tidur 6-7 jam
tetapi sekarang hanya 3-4 jam
3. Klien mengatakan sesak dan batuk yang
dirasa sangat mengganggu sehingga tidak
puas untuk tidur
4. Klien mengatakan sering terbangun saat
tidur karena batuk
Data Objektif
5. Mata klien tampak cekung
6. Klien tampak sering menguap
7. Klien tampak lemah
Data Subjektif : Risiko defisit Faktor psikologis
1. Klien mengatakan tidak nafsu makan nutrisi ditandai dengan
2. Klien mengeluh mual muntah keengganan untuk
3. Klien mengatakan perutnya terasa begah makan
sehingga hanya makan sedikit
4. Klien mengatakan nyeri dada saat bernapas
sangat mengganggu saaat klien makan
5. Klien mengatakan jadi enggan untuk
makan
Data Objektif
6. Klien tampak lemah
7. Klien tampak pucat
8. Mukosa bibir kering
9. Klien hanya menghabiskan ½ porsi makan
yang disediakan rumah sakit
10. Berat badan turun 3kg dari 55 menjadi
52kg
11. Bising usus 20x/menit

Tabel 4.4 Analisa Data Pasien 2

Data Masalah Etiologi


Tn. I
Data Subjektif : Bersihan jalan Sekresi yang tertahan
1. Klien mengatakan batuk berdahak dan napas tidak efektif
dahak sulit keluar
2. Klien mengatakan tenggorokannya
terasa gatal
3. Klien mengatakan dahak keluar
berwarna hijau kental
Data Objektif
4. Klien tampak batuk secara terus
menerus
5. Sputum yang keluar berwarna hijau
kental sebanyak 3cc
6. Terdengar suara napas tambahan
wheezing dan ronkhi basah diseluruh
lapang paru
44

Data Subjektif : Pola napas tidak Penurunan energy


1. Klien mengeluh sesak napas efektif
2. Klien mengatakan lemas dan tidak
mampu pergi kekamar mandi secara
mandiri
3. Klien mengatakan sesak yang
dirasakan membatasi klien untuk
beraktivitas
Data Objektif
4. Klien tampak sesak
5. Adanya penggunaan otot bantu
pernapasan
6. Napas menggunakan cuping hidung
7. Fase ekspirasi lebih panjang daripada
inspirasi
8. Pola napas takipnea
9. RR : 28x/menit
10. Nadi 100x/menit

Data Subjektif : Gangguan pola Kurang kontrol tidur


1. Klien mengeluh sulit tidur tidur
2. Klien mengatakan biasa tidur 6-8 jam
tetapi sekarang hanya 4-5 jam
3. Klien mengatakan sering terbangun
saat tidur karena sesak dan batuk
berdahak yang dirasa sehingga tidak
mampu untuk mengontrol tidurnya
Data Objektif
4. Klien mengeluh tidurnya tidak puas
5. Mata klien tampak cekung
6. Klien tampak sering menguap
7. Klien tampak lemah
Data Subjektif : Risiko defisit Faktor psikologis
1. Klien mengeluh mual-mual nutrisi ditandai dengan
2. Klien mengatakan lemas keengganan untuk
3. Klien mengatakan tidak nafsu makan makan
karena batuk berdahak yang dirasakan
sehingga enggan untuk makan
4. Klien mengatakan hanya makan
sedikit untuk mengisi perut
Data Objektif
5. Klien tampak ingin megeluarkan
makanannya
6. Mukosa bibir kering
7. Klien hanya menghabiskan ¼ porsi
makanan dari rumah sakit
8. Berat badan klien turun 4kg dari 50
menjadi 46kg
9. Bising usus 22x/menit

3. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data yang diuraikan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan ada empat masalah keperawatan yang muncul pada
subyek asuhan tersebut, antara lain :
45

Tabel 4.5 Diagnosis Keperawatan yang muncul


Pasien 1 Pasien 2
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d 1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi
sekresi yang tertahan yang tertahan

2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan 2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan
upaya napas ditandai dengan nyeri saat Energy
bernapas
3. Gangguan pola tidur b.d kurang control 3. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
tidur
4. Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis 4. Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis
ditandai dengan keengganan untuk makan ditandai dengan keengganan untuk makan

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kedua subyek asuhan


memiliki 4 masalah keperawatan dengan empat masalah yang sama antara subyek
1 dan subyek 2

4. Rencana Tindakan Keperawatan


Berdasarkan masalah keperawatan yang muncul maka disusunlah rencana
asuhan keperawatan yang akan diberikan pada subyek asuhan 1 dan subyek
asuhan 2. Adapun intervensi atau rencana asuhan keperawatan yang diberikan
sebagai berikut:

Tabel 4.6 Intervensi keperawatan


Diagnosis
Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Bersihan jalan Setelah dilakukan 1. Identifikasi bunyi 1. agar mengetahui
napas tidak tindakan asuhan napas ada bunyi napas
efektif keperawatan 3x24 jam 2. Monitor sputum atau tidak
diharapkan bersihan (jumlah,warna,ar 2. mengetahui
jalan napas tidak oma) jumlah, warna,
efektif dapat teratasi 3. Posisikan pasien aroma sputum
Dengan kritria hasil: semi 3. agar membuka
1. Status pernapasan fowler/fowler jalan napas
: Kepatenan jalan 4. Berikan minum 4. agar merasa tenang
napas hangat dan nyaman
2. Mampu 5. Berikan terapi 5. untuk
mengidentifiksika nebulizer mengencerkan
n dan mencegah 6. ajarkan teknik dahak
faktor yang dapat batuk efektif 6. agar klien mudah
menghambat 7. berikan untuk
jalan napas pendidikan mengeluarkan
3. Suara napas kesehatan tentang dahak
bersih penyakit 7. agar menambah
4. Secret berkurang 8. kolaborasi pengetahuan klien
46

pemberian obat tentang penyakit


exvetoran 8. Kerjasama dalam
perawatan holistik

Pola napas tidak Setelah dilakukan 1. Monitor TTV 1. agar mengetahui


efektif tindakan asuhan 2. Monitor keadaan umum
keperawatan selama kecepatan, irama, klien
3x24 jam diharapkan kedalaman dan 2. untuk mengikuti
Pola napas tidak kesulitan kemajuan
efektif teratasi bernapas proses penyakit
Dengan kriteria hasil: 3. Catat pergerakan dan memfasilitasi
1. Status dada, catat perubahan dalam
pernapasan : ketidaksimetrisan terapi oksigen
Kepatenan , penggunaan 3. agar mengetahui
jalan napas otot-otot bantu mengetahui adanya
2. Ventilasi napas, dan otot bantu
3. Tanda-tanda retraksi dinding pernapasan atau
vital dalam dada tidak
batas normal 4. Monitor suara 4. agar mengetahui
napas tambahan adanya suara napas
seperti mengorok tambahan atau
atau mengi tidak
5. Auskultasi suara 5. untuk mengetahui
napas, catat area tempat atau lokasi
dimana terjadi dimana adanya
penurunan atau suara napas
tidak adanya abnormal
ventilasi dan 6. agar klien
keberadaan suara bernapas dengan
napas tambahan lega
6. Posisikan untuk 7. Pemberian terapi
meringankan oksigen untuk
sesak napas memelihara PaO2,
7. berikan terapi di atas 60 mmhg,
oksigen sesuai oksigen yang
dengan diberikan sesuai
kebutuhan dengan toleransi
8. kolaborasi dari klien
pemberian obat 8. Kerjasama dalam
bronkodilator perawatan holistik

gangguan pola Setelah dilakukan 1. identifikasi 1. Mengetahui


tidur tindakan keperawatan kebutuhan tidur kebutuhan tidur
selama 3x24 jam kelien setiap hari klien dalam setiap
diharapkan gangguan dan jam hari
pola tidur dapat 2. Identifikasi 2. Untuk
teratasi makan dan mengetahui
Dengan keriteria hasil minum yang waktu makan dan
1. klien mampu mengganggu minum dengan
beristirahat tidur (teh, kopi, waktu tidur
dengan makanan yang (aktivitas) klien
nyaman mendekati waktu setiap hari
2. jumlah tidur tidur, minum 3. Lingkungan yang
klien dalam banyak air nyaman dapat
batas normal sebelum tidur) membantu klien
6-7 jam/hari 3. Modifikasi rileks dan tenang
3. perasaan lingkungan 4. Dengan keadaan
segar setelah (pencahayaan, yang nyaman
47

tidur dan kebiasaan, suhu dapat membantu


istirahat dan tempat tidur) klien dapat
4. mampu 4. Lakukan prosedur beristirahat
mengidentifi untuk dengan rileks dan
kasi hal-hal meningkatkan tenang
yang dapat kenyamanan 5. Agar dapat
meningkatka (pijat, pengaturan meningkatkan
n tidur posisi) kualitas tidur
5. Sesuaikan jadwal klien
pemberian obat 6. Agar klien dan
atau tindakan kluarga
untuk menunjang memahami
siklus tidur pentingnya tidur
terjaga yang adekuat
6. Jelaskan 7. Agar dapat
pentingnya tidur meningkatkan
selama sakit kualitas tidur
7. Kolaborasi dalam klien
pemberian obat
antisedatif

risiko defisit Setelah dilakukan 1. Manajemen 1. Meningkatkan


nutrisi tindakan asuhan gangguan makan mekanisme tubuh
keperawatan selama 2. Manajemen dalam peroses
3x24jam diharapkan nutrisi penyembuhan
risiko defisit nutrisi 3. Manajemen berat 2. Menentukan
dapat teratasi badan kebutuhan nutrisi
Dengan keriteria hasil 4. Setatus diet yang tepat bagi
1. Status nutrisi : 5. Anjurkan klien
asupan nutrisi keluarga untuk 3. Meningkatkan
terpenuhi membawa komposisi tubuh
2. Nafsu makan makanan favorit akan kebutuhan
kembali normal pasien sementara vitamin dan nafsu
3. Berat badan pasien berada di makan klien
dalam batas rumah sakit atau 4. Meningkatkan
normal fasilitas intake makanan
perawatan yang dan nutrisi klien
sesuai 5. Agar napsu
6. Kontroling nutrisi makan klien
7. Kolaborasi bertambah
dengan ahli gizi 6. Agar nutrisi klien
pemberian diet terjaga
TKTP 7. Kerjasama dalam
perawatan
holistik

1. Implementasi Keperawatan
Setelah penulis menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan
diberikan kepada dua subyek asuhan, implementasi dilakukan selama 3
hari. Adapun tindakan yang dilakukan:
48

Tabel 4.7 implementasi dan evaluasi pasien 1

Hari/ Implementasi Paraf Evaluasi


Tanggal
Hari 1 Jam 09.00 WIB Jam 15.10 WIB
25 maret 2019
09 : 00 S:
1. mengidentifikasi bunyi napas 1. Pasien mengatakan masih terasa sesak
09 : 10 2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari 2. pasien mengatakan biasa tidur 6-7 jam tetapi sekarang
09 : 25 dan jam hanya 3-4 jam
3. Mengidentifikasi makan dan minum yang 3. pasien mengatakan selalu minum air putih saat mau
mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang tidur
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum 4. pasien mengatakan badannya lemas
tidur) 5. Pasien mengatakan dahak keluar berwarna hijau
09 : 30 4. Memonitor TTV kental
TD , Suhu, Nadi, RR 6. pasien mengatakan masih terasa nyeri dada saat
09 : 45 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) bernapas terutama saat klien menarik napas yang
10 : 15 6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan disertai batuk dengan skala nyeri 3
bernapas 7. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
10 : 25 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler setengah duduk
10 : 30 8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, kebiasaan, 8. pasien mengatakan dirumah selalu dimatikan lampunya
suhu dan tempat tidur) saat tidur
10 : 40 9. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, 9. Pasien mengatakan masih batuk dan sulit
penggunaan otot-otot bantu napas, dan retraksi mengeluarkan dahak
dinding dada 10. pasien mengatakan terkadang masih terbangun pada
10 : 50
10. Mengauskultasi suara napas, catat area dimana terjadi malam hari
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan 11. Pasien mengatakan kurang paham akan penyakitnya
suara napas tambahan O:
11 : 00 11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg 1. Terdengar suara wheezing dan ronkhi basah di paru
11 : 10 12. Mengajarkan teknik batuk efektif kanan
11 : 15 13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan 2. pasien tampak menguap
(pijat, pengaturan posisi) 3. Hasil tanda-tanda vital:
TD : 140/80mmHg
49

11 : 20 14. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 N : 94x/menit


liter S : 37,0ºC
11 : 25 15. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit RR : 29x/menit
PPOK 4. Sputum yang keluar berwarna hijau kental sebanyak
11 : 30 16. Memberikan obat 3cc
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 5. Pola pernapasan takipnea cepat dan dangkal
Salbutamol 2mg (/8jam) 6. Pasien tampak nyaman dengan posisi setengah duduk
methyl prednison 62,5 mg (/8jam 7. Pasien tampak sedikit lebih kurang nyaman dengan
pencahayaan di rumah sakit
8. Klien tampak meringis menahan sakit saat menarik
napas
9. Menggunakan otot bantu pernapasan
10. Pasien tampak mulai bisa mendemonstrasikan teknik
batuk efektif
11. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan
12. Pasien mampu mengulangi kembali apa yang sudah
dijelaskan
A:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur

P:
1. Identifikasi bunyi napas
2. Identifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari dan jam
3. Identifikasi makan dan minum yang mengganggu tidur (teh,
kopi, makanan yang mendekati waktu tidur, minum banyak
air sebelum tidur)
4. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
5. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
6. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
7. Posisikan pasien semi fowler/fowler
50

8. Modifikasi lingkungan (pencahayaan, kebiasaan, suhu dan


tempat tidur)
9. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan
otot-otot bantu napas, dan retraksi dinding dada
10. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
11. Berikan terapi nebulizer ventolin 2mg
12. Ajarkan teknik batuk efektif
13. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
14. Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 liter
15. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit PPOK
16. Berikan obat
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam)
Salbutamol 2mg (/8jam)
methyl prednison 62,5 mg (/8jam

Hari 2 Jam 09.00 WIB Jam 14 : 20 WIB


26 maret 2019 S:
09 : 10 1. mengidentifikasi bunyi napas 1. Pasien mengatakan masih terasa sesak tetapi tidak
09 : 20 2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari sesesak seperti sebelumnya
dan jam 2. Klien mengatakan jam tidur hanya bertambah 1 jam
09 : 35 3. Mengidentifikasi makan dan minum yang 3. pasien mengatakan selalu minum air putih saat mau
mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang tidur
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum 4. pasien mengatakan badannya sudah mendingan
tidur) 5. Pasien mengatakan dahak keluar berwarna hijau
09 : 40 4. Memonitor TTV TD , Suhu, Nadi, RR kental
09 : 45 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) 6. pasien mengatakan masih terasa sakit dada saat
10 : 00 6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas terutama saat pasien menarik napas tetapi
bernapas sesakitnya sudah mulai berkurang
10 : 10 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler 7. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
10 : 15 8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, kebiasaan, setengah duduk
suhu dan tempat tidur) 8. pasien mengatakan sudah mulai terbiasa dengan
51

10 : 25 9. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, pencahayaan di Rumah Sakit


penggunaan otot-otot bantu napas, dan retraksi 9. pasien mengatakan sesak berkurang
dinding dada 10. Pasien mengatakan masih batuk dan mulai bisa
10 : 35 10. Mengauskultasi suara napas, catat area dimana terjadi mengeluarkan dahak
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan 11. pasien mengatakan sedikit nyaman dengan mengatur
10 : 45 suara napas tambahan pola napas
11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg
10 : 55
12. Mengajarkan teknik batuk efektif O:
11 : 00
13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan 1. Terdengar suara wheezing dan ronkhi basah di paru
(pijat, pengaturan posisi) kanan
11 : 05 14. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 2. pasien tampak sedikit segar
liter 3. Hasil tanda-tanda vital:
11 : 10 15. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit TD : 140/80mmHg
PPOK N : 94x/menit
11 : 15 16. Memberikan obat S : 37,0ºC
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) RR : 24x/menit
Salbutamol 2mg (/8jam) 4. Pasien tampak sudah rileks dan tenang
methyl prednison 62,5 mg (/8jam 5. RR dalam batas normal
6. Pasien tampak nyaman dengan posisi setengah duduk
7. Pasien tampak sudah mulai menyesuaikan
pencahayaan di Rumah Sakit
8. Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
9. Napas pasien tampak lega
10. Pasien tampak mulai bisa mendemonstrasikan teknik
batuk efektif
11. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan

A:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
52

P:
1. Identifikasi bunyi napas
2. Identifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari dan jam
3. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
4. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
5. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
6. Posisikan pasien semi fowler/fowler
7. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
8. Berikan terapi nebulizer ventolin 2mg
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
11. Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 lite
12. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit PPOK
13. Berikan obat
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam)
Salbutamol 2mg (/8jam)
methyl prednison 62,5 mg (/8jam

Hari 3 Jam 09.00 WIB Jam 14:15


27 maret 2019 S:
09 : 00 1. Pasien mengatakan napas sudah tidak sesak lagi
09 : 15 1. mengidentifikasi bunyi napas 2. Klien mengatakan tidur selama 6-7 jam
2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari 3. pasien mengatakan badannya sudah mendingan
09 : 20 dan jam 4. Pasien mengatakan dahak keluar berwarna hijau kental
3. Mengidentifikasi makan dan minum yang 5. pasien mengatakan saat menarik napas dadanya sudah tidak
mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang terasa sesakit
mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum 6. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi setengah
tidur) duduk
09 : 25 4. Memonitor TTV 7. pasien mengatakan sudah mulai terbiasa dengan
TD , Suhu, Nadi, RR pencahayaan di Rumah Sakit
53

09 : 35 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) 8. pasien mengatakan napas sudah tidak sesak lagi
09 : 45 6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan 9. Pasien mengatakan masih batuk dan mulai bisa
bernapas mengeluarkan dahak
10.05 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler 10. Pasien mengatakan paham akan penyakitnya
10 : 10 8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, kebiasaan,
10 : 15 suhu dan tempat tidur) O:
9. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, 1. Tidak Terdengar suara tambahan
penggunaan otot-otot bantu napas, dan retraksi 2. Pasien tampak segar
dinding dada 3. TD : 140/80mmHg
10 : 25 10. Mengauskultasi suara napas, catat area dimana terjadi N : 94x/menit
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan S : 37,0ºC
suara napas tambahan RR : 24x/menit
10 : 35 11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg 4. Pasien tampak rileks
10 : 45 12. Mengajarkan teknik batuk efektif 5. Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
10 : 50 13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan 6. Tidak ada bunyi napas tambahan
10 : 55 14. kenyamanan (pijat, pengaturan posisi) 7. Sesak tampak berkurang saat posisi setengah duduk
11 : 00 15. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 8. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan
liter 9. Pasien mampu mengulangi kembali apa yang sudah
11 : 05 16. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dijelaskan
PPOK
17. Memberikan obat A:
11 : 00
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Salbutamol 2mg (/8jam) 2. Pola napas tidak efektif
methyl prednison 62,5 mg (/8jam 3. Gangguan pola tidur

P:
1. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
2. Posisikan pasien semi fowler/fowler
3. Berikan terapi nebulizer ventolin 2mg
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
54

6. Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 liter


7. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit PPOK
8. Berikan obat
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam)
Salbutamol 2mg (/8jam)
methyl prednisone 62,5 mg (/8jam

Tabel 4.8 Implementasi dan evaluasi pasien 2


Diagnosa Hari/ Implementasi Evaluasi
Keperawatan Tanggal

Bersihan jalan Hari 1 Jam 09.00 WIB Jam 14:20


napas tidak
26 maret S:
efektif
2019
1. mengidentifikasi bunyi napas 1. Pasien mengatakan masih terasa sesak
09 : 15 2. pasien mengatakan biasa tidur 6-8 jam tetapi
2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien
09 : 20 setiap hari dan jam sekarang hanya 4-5 jam
3. Mengidentifikasi makan dan minum yang 3. hasil TTV
09 : 25 mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang TD 120/70 mmHg
mendekati waktu tidur, minum banyak air N : 100x/menit
sebelum tidur) S : 36,8ºC
09 : 30 4. Memonitor TTV RR 28x/menit
TD , Suhu, Nadi, RR 4. Pasien mengatakan batuk berdahak
09 : 35 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) 5. Pasien mengatakan sesak yang dirasa setelah dari
6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kamar mandi
09 : 45 kesulitan bernapas 6. Pasien mengatakan sulit meneluarkan napas
09 : 55 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler 7. pasien mengatakan dirumah selalu dimatikan
8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, lampunya saat tidur
10 : 00 kebiasaan, suhu dan tempat tidur) 8. Pasien mengatakan dahak keluar berwarna hijau
55

10 .05 9. Mencatat pergerakan dada, catat kental


ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot 9. Pasien mengatakan sulit mengeluarkan dahak
bantu napas, dan retraksi dinding dada 10. Pasien kurang paham akan penyakitnya
10 : 10 10. Mengauskultasi suara napas, catat area
dimana terjadi penurunan atau tidak adanya O:
ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan 1. Terdengar suara napas tambahan wheezing dan
10 : 15 11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg ronkhi basah diseluruh lapang paru
12. Mengajarkan teknik batuk efektif 2. Sputum yang keluar berwarna hijau kental
10 : 20 sebanyak 3cc
13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan
10 : 25 kenyamanan (pijat, pengaturan posisi) 3. Tampak nyaman posisi setengah duduk
14. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan 4. hasil TTV
10 : 35 kebutuhan 5 liter TD 120/70 mmHg
15. Memberikan pendidikan kesehatan tentang N : 100x/menit
10 : 40 penyakit PPOK S : 36,8ºC
16. Memberikan obat RR 28x/menit
10 : 45
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 5. Pasien tampak Sudah bisa mengeluarkan dahak
Salbutamol 2mg (/8jam) 6. Pasien tampak batuk secara terus menerus
methyl prednison 62,5 mg (/8jam
7. Terdengar suara wheezing dan ronkhi basah
diseluruh lapang paru
8. Pasien tampak mempraktikkan napas dalam secara
perlahan-lahan
9. Mata klien tampak sedikit cekung
A:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur

P:

1. Identifikasi bunyi napas


56

2. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)


3. Posisikan pasien semi fowler/fowler
4. Berikan minum hangat
5. Berikan terapi nebulizer
6. Ajarkan teknik batuk efektif
7. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit
8. Berikan terapi obat
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam)
Salbutamol 2mg (/8jam)
methyl prednison 62,5 mg (/8jam

Bersihan jalan Hari 2 Jam 09.00 WIB Jam 14:00


napas tidak
27 maret S:
efektif
2019
1. Pasien mengatakan sesak sudah berkurang
09 : 00 1. mengidentifikasi bunyi napas
2. Pasien mengatakan batuk berdahak hijau kental
2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien
3. Pasien mengatakan jam tidur hanya bertambah 2
09 : 10 setiap hari dan jam
jam
3. Mengidentifikasi makan dan minum yang
09 : 15 4. pasien mengatakan minum air putih saat mau tidur
mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang
5. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
mendekati waktu tidur, minum banyak air
09 : 20 semi fowler
sebelum tidur)
6. Pasien mengatakan tenggorokannya sudah tidak
4. Memonitor TTV
terasa gatal
TD , Suhu, Nadi, RR
7. Pasien mengatakan sudah bisa mengeluarkan dahak
09 : 25 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma)
6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan 8.
9. pasien mengatakan sudah mulai terbiasa dengan
09 : 35 kesulitan bernapas
pencahayaan di Rumah Sakit
7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler
09 : 40 10. pasien mengatakan nyaman dengan mengatur pola
8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan,
napas
kebiasaan, suhu dan tempat tidur)
09 : 55 11. Pasien mengatakan kurang paham akan penyakitnya
9. Mencatat pergerakan dada, catat
10 : 00 ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot
O:
bantu napas, dan retraksi dinding dada
10. Mengauskultasi suara napas, catat area 1. Tidak terdengar suara napas tambahan
57

dimana terjadi penurunan atau tidak adanya 2. Hasil TTV


ventilasi dan keberadaan suara napas TD 120/70 mmHg
tambahan N : 100x/menit
11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg S : 36,8ºC
10 : 05 12. Mengajarkan teknik batuk efektif RR 20x/menit
10 : 10 13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan 3. Sputum yang keluar berwarna hijau kental
kenyamanan (pijat, pengaturan posisi) sebanyak 2cc
10 : 15 14. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan 4. Tampak nyaman
kebutuhan 5 liter 5. Tampak terasa lega
10 : 20 15. Memberikan pendidikan kesehatan tentang 6. Pasien tampak Sudah bisa mengeluarkan dahak
penyakit PPOK 7. Pasien tampak nyaman dengan pencahayaan di
10 : 25 16. Memberikan obat rumah sakit
10 : 30 Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 8. Pasien tampak mempraktikkan napas dalam secara
Salbutamol 2mg (/8jam) perlahan-lahan
10 : 35 methyl prednison 62,5 mg (/8jam 9. Pasien tampak segar
10. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan

A:

1. Bersihan jalan napas tidak efektif


2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur

P:

1. Identifikasi bunyi napas


2. Berikan minum hangat
3. Memberikan terapi nebulizer
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit
6. Pemberian terapi obat
58

Bersihan jalan Hari 3 Jam 09.00 WIB Jam 15:30


napas tidak
28 maret S:
efektif
2019
1. Pasien mengatakan sesak sudah berkurang
09 : 05 2. Pasien mengatakan batuk berdahak hijau kental
1. Mengidentifikasi bunyi napas
3. Pasien mengatakan tidur selama 6-8 jam
09 : 15 2. Mengidentifikasi kebutuhan tidur kelien
4. pasien mengatakan minum air putih saat mau tidur
setiap hari dan jam
09 : 20 5. Pasien mengatakan lebih nyaman dengan posisi
3. Mengidentifikasi makan dan minum yang
setengah duduk
mengganggu tidur (teh, kopi, makanan yang
6. Pasien mengatakan tenggorokannya sudah tidak
mendekati waktu tidur, minum banyak air
terasa gatal
sebelum tidur)
09 : 25 7. Pasien mengatakan tidak begitu sesak lagi saat
4. Memonitor TTV
banyak beraktivita
09 : 30 TD , Suhu, Nadi, RR
5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) 8. Pasien mengatakan sudah paham akan penyakitnya
O:
09 : 40 6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan
kesulitan bernapas 1. Tidak terdengar suara napas tambahan
09 : 45 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler 2. Sputum yang keluar berwarna hijau kental
8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, sebanyak 2cc
09 : 50 kebiasaan, suhu dan tempat tidur) 3. Tampak nyaman
09 : 55 9. Mencatat pergerakan dada, catat 4. Tampak terasa lega
ketidaksimetrisan, penggunaan otot-otot 5. Pasien tampak Sudah bisa mengeluarkan dahak
10 : 00 bantu napas, dan retraksi dinding dada 6. Batuk pasien berkurang
10. Mengauskultasi suara napas, catat area 7. Pasien tampak nyaman dengan pencahayaan di
dimana terjadi penurunan atau tidak adanya rumah sakit
ventilasi dan keberadaan suara napas 8. Pasien tampak mempraktikkan napas dalam secara
10 : 05 tambahan perlahan-lahan
11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg 9. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan
10 : 10
12. Mengajarkan teknik batuk efektif
10 : 15 13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan A:
kenyamanan (pijat, pengaturan posisi)
10 : 20 14. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan 1. Bersihan jalan napas tidak efektif
kebutuhan 5 liter 2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
59

10 : 25 15. Memberikan pendidikan kesehatan tentang P:


penyakit PPOK
10 : 35 16. Memberikan obat 1. Posisikan pasien semi fowler/fowler
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 2. Berikan minum hangat
Salbutamol 2mg (/8jam) 3. Memberikan terapi nebulizer
methyl prednison 62,5 mg (/8jam 4. Pemberian terapi obat
60

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yamg dilakukan pada kedua subyek
asuhan keperawatan didapatkan hasil sesuai uraian sebelumnya dan
selanjutnya penulis akan membahas hasil data tersebut.
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan subyek asuhan
pertama usia 60 tahun dan kedua 61 tahun, dimana kedua subyek memiliki
penyakit yang sama yaitu PPOK. Subyek asuhan pada pengumpulan data
ini adalah berjenis kelamin perempun dan laki-laki. Dapat disimpulkan
bahwa pada pengumpulan data jenis kelamin tidak mempengaruhi suatu
penyakit, namun laki-laki lebih rentan terkena penyakit PPOK karena
perokok aktif sebagai mana diungkapkan oleh Ikawati (2016).
Pada pengumpulan data ini didapatkan keluhan utama pada kedua
pasien mengeluhkan sesak napas dan batuk dengan produksi sputum
berlebih, pasien pertama mengalami nyeri dada akibat sesak terutama saat
pasien menarik napas dan batuk secara berulang, sebagaimana
diungkapkan oleh Mutaqin (2012), namun pada pasien kedua tidak
mengeluhkan nyeri dada melainkan batuk yang sangat mengganggu dan
disertai sputum yang sulit untuk dikeluarkan, sehingga penulis berfokus
pada keluhan yang dirasa oleh klien yaitu keluhan yang sering muncul
pada penderita PPOK adalah batuk, sesak napas dan sputum berlebih yang
sulit dikeluarkan.
Pada saat dilakukan pengkajian, frekuensi pernapasan pada kedua
subyek asuhan adalah Ny B 29x/menit dan Tn I 28x/menit, nadi pada
pasien pertama 94x/menit dan pada pasien kedua yaitu 100x/menit. Pola
napas pada kedua subyek asuhan adalah takipnea dan pada subyek asuhan
pertama saat bernapas disertai nyeri dada terutama saat pasien menarik
napas.
Saat dilakukan pemeriksaan terhadap kedua subyek asuhan,
ditemukannya tanda dan gelaja PPOK yaitu batuk kronis, produksi sputum
yang berlebih, sesak napas (dyspnea) dan terpapar polusi udara,
sebagaimana diungkapkan oleh Ikawati (2016).
61

Pada pemeriksaan fisik fokus pada kedua subyek asuhan memiliki


banyak persamaan saat di inspeksi klien dengan PPOK, terlihat adanya
peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan, serta penggunaan otot bantu
napas, dyspnea terjadi pada saat beraktivitas bahkan pada saat kehidupan
sehari-hari seperti pergi ke kamar mandi. Pada saat palpasi ekspansi dada
meningkat, taktil fremitus menurun, saat di perkusi terdengar suara sonor
dan saat di auskultasi terdengar suara wheezing dan ronkhi di paru-paru
kanan pada subyek asuhan pertama dan pada seluruh lapang paru pada
subyek asuhan kedua, sebagaimana diungkapkan oleh Mutaqin(2012).
2. Diagnosis keperawatan
Pada kedua subjek asuhan memiliki penyakit yang sama yaitu ppok
tetapi memiliki keluhan yang berbeda, sehingga memunculkan empat
masalah keperawatan. Masalah yang menjadi fokus utama yang diambil
penulis yaitu gangguan kebutuhan oksigenasi ”Ketidakefektifan Bersihan
Jalan Napas, ditandai dengan sekresi yang tertahan, pola napas tidak
efektif, gangguan pola tidur, resiko defisit nutrisi”, sesuai dengan buku
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia 2016.masalah keperawatan
gangguan pola tidur dilakukan pada kedua subyek asuhan.
Ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu ketidakmampuan untuk
membersihkan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk memertahankan
jalan napas tetap paten.
Penulis mengangkat kebutuhan oksigenasi karena menurut penulis ini
sangat perlu, dimana penyebab gangguan kebutuhan oksigenasi terhadap
kesehatan adalah gagal napas dapat menimbulkan penyakit kronis seperti
penyakit PPOK. Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) adalah penyakit
kronis saluran napas yang ditandai dengan hambatan aliran udara
khususnya udara ekspirasi dan bersifat progresif lambat (semakin lama
semakin memburuk), disebabkan oleh pajanan factor risiko seperti
merokok, polusi udara di dalam maupun di luar ruangan (RISKESDAS
2013).
62

3. Interpensi keperawatan
Berdasarkan tabel 4.6 rencana keperawatan pada kedua subjek asuhan
dilakukan interpensi yang sama untuk menangani gangguan kebutuhan
oksigenasi dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas,pola napas tidak efektif, gangguan pola tidur dan resiko defisit
nutrisi. Penulis menuliskan rencana keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul pada kedua subyek asuhan.
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan Tabel 4.7 dan tabel 4.8 Implementasi yang diberikan pada
kedua subyek asuhan adalah sama, dan hasil evaluasi pada kedua subyek
tersebut sama, dimana klien subyek asuhan 1 dan 2 berhasil dan masalah
keperawatan teratasi yang ditandai dengan TD 140/80 mmHg RR
29x/menit, nadi 94x/menit,setelah diberikan terapi nebulizer dan melatih
batuk efektif sangat berpengaruh dalam menangani batuk dengan produksi
sputum berlebih karena klien mampu mengeluarkan dahak secara mandiri
sehingga masalah keperawatan yang muncul yaitu bersihan jalan napas
menjadi efektif dan teratasi. Klien juga sudah tidak merasakan sesak, tidak
terpasang oksigen lagi dan klien sudah mampu untuk tidur dengan cukup
tanpa ada gangguan sehingga kualitas tidur pasien terpenuhi dan masalah
keverawatan yang muncul yaitu pola napas tidak efektif dan gangguan
pola tidur telah teratasi semua sehingga instruksi dokter klien sudah
diperbolehkan pulang.

C. Keterbatasan
Pada pengumpulan data ini kedua subyek asuhan medapatkan tindakan
keperawatan yang sama yaitu latih batuk efektif. Namun penulis memiliki
kesulitan dalam melakukan tindakan, karna keadaan umum pada subyek
asuhan kedua lemas pada hari pertama saat dilakukan implementasi serta
ruangan yang ramai dan tidak kondusif dengan pengunjung yang ramai,
sehingga menjadikan pasien tidak nyaman saat diberikan tindakan

Anda mungkin juga menyukai