BAB IV
35
36
Pola nutrisi Sebelum sakit : klien makan 3x Sebelum sakit : klien makan 3x
metabolic sehari dengan menu nasi, sayur, sehari dengan menu nasi, sayur,
dan lauk secara lahap lauk dan cemilan lainnya
Saat dikaji : klien mengatakan Saat dikaji :klien mengatakan
tidak nafsu makan dan mual- badannya terasa lemas dan
mual, klien mengatakan batuk mengeluh mual-mual. Klien
secara terus menerus yang mengatakan tidak nafsu makan
disertai dahak sehingga karena batuk berdahak yang
membuat klien enggan untuk sangat mengganggu sehingga
makan, klien mengatakan cepat enggan untuk makan dank lien
kenyang meskipun hanya makan mengatakan hanya makan
sedikit, sedikit untuk sekedar mengisi
Saat dirawat di RS klien tampak perut.
hanya makan ½ porsi pada Saat dirawat di RS klien tampak
menu yang disajikan di RS pada makan hanya ¼ porsi yang
tiap kali jadwal makan karena diberikan dari rumah sakit
perutnya terasa begah. Klien karena batuk berdahak yang
tampak lemah, pucat dan dirasakan secara terus menerus.
mukosa bibir kering, berat badan Klien tampak lemah dan setiap
klien turun 3kg dari 55kg kali makan ingin mengeluarkan
menjadi 52kg selama tiga hari makanannya, mukosa bibir
klien dirawat di rumah sakit. kering dan berat badan klien
turun 4kg dari 50kg menjadi
46kg selama 3 hari klien dirawat
di rumah sakit.
Pola eliminasi Sebelum sakit : klien BAB 2x Sebelum sakit : klien BAB 2x
sehari dengan kriteria feses sehari dengan kriteria feses
lunak, warna kuning kecoklatan lunak, warna kuning kecoklatan,
dan BAK lancer sebanyak 5-6x BAK lancar sampai 5x dalam
dalam sehari dengan warna sehari dengan warna kuning
kuning jernih, tidak berbau dan jernih, tidak berbau dan tidak
tidak terasa sakit saat BAB terasa sakit saat BAB maupun
38
Kimia
darah 107,0 92,0 < 140 mg/dL
1. Gula mg/dL
darah - 35,7 19 – 44 mg/dL
sewaktu - 1,68 0,9 – 1,3
2. Ureum
3. Creatini -Odema -Odema Bronkhitis kronis mmHg
ne pulmenum pulmenum
4. Rontgen -cardiomegali
Thorax dan elongation
aorta, sugestif
42
HHD, disertai
aortosclerosis
Normal Normal
spirometri spirometri
5. Spirome
tri
2. Analisa Data
Analisa data yang ditemukan pada kedua subjek asuhan, berikut analisa
data pada pasien Ny. B dan pasien Tn. I
Tabel 4.3 Analisa Data Pasien 1
Data Masalah Etiologi
Ny. B
Data Subjektif : Bersihan jalan Sekresi yang
1. Klien mengeluh sesak napas napas tidak efektif tertahan
2. Klien mengatakan batuk disertai dahak
sudah 3 hari
3. Klien mengatakan dahak hanya keluar
sedikit berwarna hijau kental
4. Klien mengatakan tenggorokannya terasa
panas
Data Objektif :
5. Klien tampak batuk secara terus menerus
6. Klien tampak kesulitan mengeluarkan
secret
7. Sputum yang keluar berwarna hijau
kental sebanyak 3cc
8. Terdengar suara napas tambahan
wheezing dan ronkhi basah di paru kanan
Data Subjektif : Pola napas tidak Hambatan upaya
1. Klien mengeluh sesak napas efektif napas ditandai
2. Klien mengatakan sesak yang dirasakan dengan nyeri saat
akan berkurang jika duduk bernapas
3. Klien mengeluh nyeri dada
4. Klien mengatakan nyeri yang dirasa saat
klien bernapas terutama saat menarik napas
yang juga disertai batuk
5. Klien mengatakan skala nyeri yang dirasa
mencapai nilai 3
Data Objektif :
6. Klien tampak sesak
7. Klien tampak meringis menahan sakit
8. Klien tampak memegangi dadanya
9. Klien tampak gelisah
10. Adanya penggunaan otot bantu
pernapasan
11. Pola napas takipnea
12. Fase ekspirasi lebih panjang dari pada
43
inspirasi
13. RR 29x/menit
14.Nadi 100x/menit
Data Subjektif : Gangguan pola Kurang kontrol
1. Klien mengeluh sulit tidur tidur tidur
2. Klien mengatakan biasa tidur 6-7 jam
tetapi sekarang hanya 3-4 jam
3. Klien mengatakan sesak dan batuk yang
dirasa sangat mengganggu sehingga tidak
puas untuk tidur
4. Klien mengatakan sering terbangun saat
tidur karena batuk
Data Objektif
5. Mata klien tampak cekung
6. Klien tampak sering menguap
7. Klien tampak lemah
Data Subjektif : Risiko defisit Faktor psikologis
1. Klien mengatakan tidak nafsu makan nutrisi ditandai dengan
2. Klien mengeluh mual muntah keengganan untuk
3. Klien mengatakan perutnya terasa begah makan
sehingga hanya makan sedikit
4. Klien mengatakan nyeri dada saat bernapas
sangat mengganggu saaat klien makan
5. Klien mengatakan jadi enggan untuk
makan
Data Objektif
6. Klien tampak lemah
7. Klien tampak pucat
8. Mukosa bibir kering
9. Klien hanya menghabiskan ½ porsi makan
yang disediakan rumah sakit
10. Berat badan turun 3kg dari 55 menjadi
52kg
11. Bising usus 20x/menit
3. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian dan analisa data yang diuraikan sebelumnya,
maka peneliti merumuskan ada empat masalah keperawatan yang muncul pada
subyek asuhan tersebut, antara lain :
45
2. Pola napas tidak efektif b.d hambatan 2. Pola napas tidak efektif b.d penurunan
upaya napas ditandai dengan nyeri saat Energy
bernapas
3. Gangguan pola tidur b.d kurang control 3. Gangguan pola tidur b.d kurang control tidur
tidur
4. Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis 4. Risiko defisit nutrisi b.d faktor psikologis
ditandai dengan keengganan untuk makan ditandai dengan keengganan untuk makan
1. Implementasi Keperawatan
Setelah penulis menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan
diberikan kepada dua subyek asuhan, implementasi dilakukan selama 3
hari. Adapun tindakan yang dilakukan:
48
P:
1. Identifikasi bunyi napas
2. Identifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari dan jam
3. Identifikasi makan dan minum yang mengganggu tidur (teh,
kopi, makanan yang mendekati waktu tidur, minum banyak
air sebelum tidur)
4. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
5. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
6. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
7. Posisikan pasien semi fowler/fowler
50
A:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
52
P:
1. Identifikasi bunyi napas
2. Identifikasi kebutuhan tidur kelien setiap hari dan jam
3. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
4. Monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
5. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernapas
6. Posisikan pasien semi fowler/fowler
7. Auskultasi suara napas, catat area dimana terjadi penurunan
atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara napas
tambahan
8. Berikan terapi nebulizer ventolin 2mg
9. Ajarkan teknik batuk efektif
10. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
11. Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 lite
12. Berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit PPOK
13. Berikan obat
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam)
Salbutamol 2mg (/8jam)
methyl prednison 62,5 mg (/8jam
09 : 35 5. Memonitor sputum (jumlah,warna,aroma) 8. pasien mengatakan napas sudah tidak sesak lagi
09 : 45 6. Memonitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan 9. Pasien mengatakan masih batuk dan mulai bisa
bernapas mengeluarkan dahak
10.05 7. Memposisikan pasien semi fowler/fowler 10. Pasien mengatakan paham akan penyakitnya
10 : 10 8. Memodifikasi lingkungan (pencahayaan, kebiasaan,
10 : 15 suhu dan tempat tidur) O:
9. Mencatat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, 1. Tidak Terdengar suara tambahan
penggunaan otot-otot bantu napas, dan retraksi 2. Pasien tampak segar
dinding dada 3. TD : 140/80mmHg
10 : 25 10. Mengauskultasi suara napas, catat area dimana terjadi N : 94x/menit
penurunan atau tidak adanya ventilasi dan keberadaan S : 37,0ºC
suara napas tambahan RR : 24x/menit
10 : 35 11. Memberikan terapi nebulizer ventolin 2mg 4. Pasien tampak rileks
10 : 45 12. Mengajarkan teknik batuk efektif 5. Tidak menggunakan otot bantu pernapasan
10 : 50 13. Melakukan prosedur untuk meningkatkan 6. Tidak ada bunyi napas tambahan
10 : 55 14. kenyamanan (pijat, pengaturan posisi) 7. Sesak tampak berkurang saat posisi setengah duduk
11 : 00 15. Memberikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan 5 8. Pasien tampak paham apa yang sudah dijelaskan
liter 9. Pasien mampu mengulangi kembali apa yang sudah
11 : 05 16. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit dijelaskan
PPOK
17. Memberikan obat A:
11 : 00
Ambroxol 30 mg tablet (/8jam) 1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Salbutamol 2mg (/8jam) 2. Pola napas tidak efektif
methyl prednison 62,5 mg (/8jam 3. Gangguan pola tidur
P:
1. Monitor TTV
TD , Suhu, Nadi, RR
2. Posisikan pasien semi fowler/fowler
3. Berikan terapi nebulizer ventolin 2mg
4. Ajarkan teknik batuk efektif
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
54
P:
A:
P:
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengumpulan data yamg dilakukan pada kedua subyek
asuhan keperawatan didapatkan hasil sesuai uraian sebelumnya dan
selanjutnya penulis akan membahas hasil data tersebut.
1. Pengkajian
Berdasarkan hasil pengumpulan data didapatkan subyek asuhan
pertama usia 60 tahun dan kedua 61 tahun, dimana kedua subyek memiliki
penyakit yang sama yaitu PPOK. Subyek asuhan pada pengumpulan data
ini adalah berjenis kelamin perempun dan laki-laki. Dapat disimpulkan
bahwa pada pengumpulan data jenis kelamin tidak mempengaruhi suatu
penyakit, namun laki-laki lebih rentan terkena penyakit PPOK karena
perokok aktif sebagai mana diungkapkan oleh Ikawati (2016).
Pada pengumpulan data ini didapatkan keluhan utama pada kedua
pasien mengeluhkan sesak napas dan batuk dengan produksi sputum
berlebih, pasien pertama mengalami nyeri dada akibat sesak terutama saat
pasien menarik napas dan batuk secara berulang, sebagaimana
diungkapkan oleh Mutaqin (2012), namun pada pasien kedua tidak
mengeluhkan nyeri dada melainkan batuk yang sangat mengganggu dan
disertai sputum yang sulit untuk dikeluarkan, sehingga penulis berfokus
pada keluhan yang dirasa oleh klien yaitu keluhan yang sering muncul
pada penderita PPOK adalah batuk, sesak napas dan sputum berlebih yang
sulit dikeluarkan.
Pada saat dilakukan pengkajian, frekuensi pernapasan pada kedua
subyek asuhan adalah Ny B 29x/menit dan Tn I 28x/menit, nadi pada
pasien pertama 94x/menit dan pada pasien kedua yaitu 100x/menit. Pola
napas pada kedua subyek asuhan adalah takipnea dan pada subyek asuhan
pertama saat bernapas disertai nyeri dada terutama saat pasien menarik
napas.
Saat dilakukan pemeriksaan terhadap kedua subyek asuhan,
ditemukannya tanda dan gelaja PPOK yaitu batuk kronis, produksi sputum
yang berlebih, sesak napas (dyspnea) dan terpapar polusi udara,
sebagaimana diungkapkan oleh Ikawati (2016).
61
3. Interpensi keperawatan
Berdasarkan tabel 4.6 rencana keperawatan pada kedua subjek asuhan
dilakukan interpensi yang sama untuk menangani gangguan kebutuhan
oksigenasi dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan
napas,pola napas tidak efektif, gangguan pola tidur dan resiko defisit
nutrisi. Penulis menuliskan rencana keperawatan sesuai dengan masalah
keperawatan yang muncul pada kedua subyek asuhan.
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Berdasarkan Tabel 4.7 dan tabel 4.8 Implementasi yang diberikan pada
kedua subyek asuhan adalah sama, dan hasil evaluasi pada kedua subyek
tersebut sama, dimana klien subyek asuhan 1 dan 2 berhasil dan masalah
keperawatan teratasi yang ditandai dengan TD 140/80 mmHg RR
29x/menit, nadi 94x/menit,setelah diberikan terapi nebulizer dan melatih
batuk efektif sangat berpengaruh dalam menangani batuk dengan produksi
sputum berlebih karena klien mampu mengeluarkan dahak secara mandiri
sehingga masalah keperawatan yang muncul yaitu bersihan jalan napas
menjadi efektif dan teratasi. Klien juga sudah tidak merasakan sesak, tidak
terpasang oksigen lagi dan klien sudah mampu untuk tidur dengan cukup
tanpa ada gangguan sehingga kualitas tidur pasien terpenuhi dan masalah
keverawatan yang muncul yaitu pola napas tidak efektif dan gangguan
pola tidur telah teratasi semua sehingga instruksi dokter klien sudah
diperbolehkan pulang.
C. Keterbatasan
Pada pengumpulan data ini kedua subyek asuhan medapatkan tindakan
keperawatan yang sama yaitu latih batuk efektif. Namun penulis memiliki
kesulitan dalam melakukan tindakan, karna keadaan umum pada subyek
asuhan kedua lemas pada hari pertama saat dilakukan implementasi serta
ruangan yang ramai dan tidak kondusif dengan pengunjung yang ramai,
sehingga menjadikan pasien tidak nyaman saat diberikan tindakan