Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

RINGKASAN MATERI KULIAH PERTEMUAN 2

“TEORI AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN”

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

Nama : Agustinho B. Da Conceicao

: Dewi Larasati

: Maria F. Suri

: Merpati C. Kotten

: Ribka Tallo

: Felicita Lakapu

Kelas : VII D

AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2020
DAFTAR ISI

1. Pengertian Akuntansi
2. Siklus Akuntansi
3. Pihak -pihak Yang Berkepentingan Terhadap Informasi Akuntansi
4. Pengertian Laporan Keuangan
5. Tujuan Laporan Keuangan
1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga
dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk
pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya. Akuntansi berasal dari kata asing
accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia adalah menghitung
atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan di hampir seluruh kegiatan bisnis di
seluruh dunia untuk mengambil keputusan sehingga disebut sebagai bahasa bisnis.

Akuntansi modern

Prinsip inti akuntansi keuangan modern ada pada sistem pembukuan berpasangan. Sistem
ini meliputi pembuatan paling tidak dua masukan untuk setiap transaksi: satu debit pada
suatu akun, dan satu kredit terkait pada akun lain. Jumlah keseluruhan debit harus selalu
sama dengan jumlah keseluruhan kredit. Cara ini akan memudahkan pemeriksaan jika terjadi
kesalahan. Cara ini diketahui pertama kali digunakan pada abad pertengahan di Eropa,
walaupun ada pula yang berpendapat bahwa cara ini sudah digunakan sejak zaman Yunani
kuno.

Kritik mengatakan bahwa standar praktik akuntansi tidak banyak berubah sejak dulu.
Reformasi akuntansi dalam berbagai bentuk selalu terjadi pada tiap generasi untuk
mempertahankan relevansi pembukuan dengan aset kapital atau kapasitas produksi.
Walaupun demikian, hal ini tidak mengubah prinsip-prinsip dasar akuntansi, yang memang
diharapkan tidak bergantung pada pengaruh ekonomi seperti itu.

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia
sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku
berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough
pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588
oleh John Mellis dari Southwark, didalamnya memuat perkataannya, “I am but the renuer
and reviver of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected,
published, made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by
his treatise, then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.”
John Mellis merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan
sistem sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.
Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan dalam
suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan
bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku
perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles
Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang
konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered
Accountant di abad ke 19.

Sejarah

Akuntansi sebagai suatu seni yang mendasarkan pada logika matematik – sekarang dikenal
sebagai “pembukuan berpasangan” (double-entry bookkeeping) – sudah dipahami di Italia
sejak tahun 1495 pada saat Luca Pacioli (1445 – 1517), yang juga dikenal sebagai Friar
(Romo) Luca dal Borgo, mempublikasikan bukunya tentang “pembukuan” di Venice. Buku
berbahasa Inggris pertama diketahui dipublikasikan di London oleh John Gouge atau Gough
pada tahun 1543.

Sebuah buku ringkas menampilkan instruksi akuntansi juga diterbitkan pada tahun 1588
oleh John Mellis dari Southwark, yang termuat perkataanya, “I am but the renuer and reviver
of an ancient old copie printed here in London the 14 of August 1543: collected, published,
made, and set forth by one Hugh Oldcastle, Scholemaster, who, as appeareth by his treatise,
then taught Arithmetics, and this booke in Saint Ollaves parish in Marko Lane.” John Mellis
merujuk pada fakta bahwa prinsip akuntansi yang dia jelaskan (yang merupakan sistem
sederhana dari masukan ganda/double entry) adalah “after the forme of Venice”.

Pada awal abad ke 18, jasa dari akuntan yang berpusat di London telah digunakan selama
suatu penyelidikan seorang direktur South Sea Company, yang tengah memperdagangkan
bursa perusahaan tersebut. Selama penyelidikan ini, akuntan menguji sedikitnya dua buku
perusahaan para. Laporannya diuraikan dalam buku Sawbridge and Company, oleh Charles
Snell, Writing Master and Accountant in Foster Lane, London. Amerika Serikat berhutang
konsep tujuan Akuntan Publik terdaftar pada Inggris yang telah memiiki Chartered
Accountant di abad ke 19.
2. Siklus Akuntansi
Perusahaan jasa
Untuk membuat Laporan Keuangan, khususnya perusahaan jasa terdapat delapan langkah,
yang dikenal dengan Siklus Akuntansi. kedelapan langkah tersebut adalah:

 Transaksi keuangan
 Mencatat segala transaksi keuangan, berdasarkan bukti asli transaksi, dalam satu periode
akuntansi
 Membuat Jurnal Umum berdasarkan catatan no.2
 Membuat Buku Besar
 Membuat Jurnal Penyesuaian
 Membuat Laporan Keuangan: Laporan Laba rugi, Neraca, dan Leporan Perubahan Modal
 Membuat Jurnal Penutup
 Membuat Neraca Saldo setelah penutupan
 Perusahaan dagang
 Untuk perusahaan dagang, sebenarnya juga hampir sama tetapi ada tambahan lain.
Langkah-langkah tersebut adalah:

Tahap Pencatatan

 Transaksi (Transaksi Internal dan Transaksi Eksternal)


 Pengumpulan Bukti Transaksi
 Mencatat ke dalam Jurnal Umum, Jurnal Khusus dan ke dalam Buku Besar Pembantu
 Merekapitulasi Jurnal Umum dan Jurnal Khusus
 Posting ke Buku Besar
 Tahap Pengikhtisaran
 Membentuk Neraca Saldo
 Menyusun Ayat Jurnal Penyesuaian
 Membentuk Kertas Kerja (Worksheet) dalam bentuk Neraca Lajur
 Tahap Pelaporan Keuangan
 Menyusun Laporan Keuangan
 Laporan Laba Rugi
 Laporan Perubahan Modal
 Laporan Neraca
 Laporan Arus Kas
 Menyusun Ayat Jurnal Penutup
 Membentuk Neraca Saldo setelah Penutupan
 Menyusun Ayat Jurnal Pembalik

3. Pihak-pihak yang berkepentingan


Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap informasi akuntansi adalah:

 Para pemilik dan calon pemilik perusahaan


Para pemilik dan calon pemilik perusahaan berkepentingan untuk mengetahui
perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
 Para pengelola perusahaan
Para pengelola perusahaan ini adalah para manajer, jajaran direksi. Bagi pengelola
perusahaan akuntansi digunakan untuk berbagai tujuan. Diantaranya informasi bagi
manajemen sebagai bahan analisa dan interpretasi dalam melakukan evaluasi atas
kegiatan dan pencapaian hasil yang direncanakan perusahaan.

 Para pegawai/karyawan perusahaan


Para pegawai/karyawan perusahaan sebenarnya sangat berkepentingan untuk
mendapatkan informasi keuangan perusahaan. Hal ini dihubungkan dengan hak-hak
pegawai dalam bidang penggajian, gratifikasi ataupun bonus (jasa produksi) serta
perangsang sosial lainnya dari perusahaan untuk tujuan kesejahteraan perusahaan yang
pada akhirnya akan meningkatkan pengabdian pegawai pada perusahaan.

 Para investor
Para investor luar yang bermaksud menginvestasikan modalnya ke dalam suatu
perusahaan, untuk keamanan pelaksanaan investasinya harus terlebih dahulu mengetahui
kemampuan perusahaan yang bersangkutan agar jangan sampai dananya terbuang sia-sia.

 Para kreditor
Para kreditor seperti bank pemberi kredit sangat memerlukan laporan keuangan
perusahaan yang akan diberikan kredit untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan keputusan penetapan pemberian kredit. Sama seperti investor, para
kreditor juga cuma mau memberikan dananya pada perusahaan yang bonafid.

 Pemerintah
Pemerintah sangat berkepentingan dalam menilai maju mundurnya perusahaan yang ada
di negaranya, misalnya saja untuk menentukan kebijaksanaan sumber penerimaan negara
dari sektor pajak atau menentukan kebijaksanaan lain yang berkaitan dengan pemberian
fasilitas tertentu dari pemerintah.
 Rekanan perusahaan
Rekanan perusahaan di sini ialah perusahaan-perusahaan lain yang diajak kerja sama
dalam suatu kegiatan atau proyek-proyek pekerjaan tertentu yang sifatnya bekerja sama
untuk saling mendukung dalam penyelesaian kegiatan yang digarap bersama.

Prinsip akuntansi
a. Entitas (Kesatuan Usaha) :
Konsep ini sering disebut business entity concept. Konsep ini membatasi ruang lingkup
kepentingan. Dalam akuntansi keuangan, perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi
yang terpisah dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan.
Pemisahan ini ditujukan agar perusahaan berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan
keuangan perusahaannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
b. Going Concern (Kontinuitas Usaha) :
Konsep ini mengasumsikan suatu entitas ekonomi akan terus melanjutkan usahanya dan
tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya.

c. Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan :


Semua transaksi-transaksi yang terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk
unit moneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit moneter yang digunakan adalah mata
uang dari negara dimana perusahaan itu berdiri. Contoh : Indonesia unit moneternya
Rupiah, Australia unit moneternya Dollar Australia, dan sebagainya.

d. Time Period (Periode Waktu) :


Adanya pembatasan waktu untuk dapat menilai dan melaporkan hasil dari usaha yang
dijalankan. Hal ini disebabkan karena perusahaan dianggap akan terus hidup dimasa yang
akan datang, sehingga tidak mungkin apabila untuk mengetahui keuntungan atau
kerugian dari usaha kita harus menunggu perusahaan ditutup terlebih dahulu.

e. Historical Cost (Biaya Hostoris) :


Prinsip ini menetapkan nilai yang akan dilaporkan dalam laporan keuangan. Ada
beberapa cara yang dapat digunakan dalam melaporkan nilai dalam laporan keuangan
diantaranya :

1) Nilai Buku (Book Value)


2) Nilai Tunai (Present Value)
3) Nilai Ganti (Replacement Value)
4) Nilai Pasar (Market Value)
f. Penetapan nilai yang dipakai dalam laporan keuangan dengan menggunakan harga
perolehan merupakan hal yang terbaik dibandingkan cara-cara yang lain.
Harga perolehan adalah merupakan jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh suatu aktiva hingga siap pakai. Yang termasuk unsur harga perolehan
adalah harga beli aktiva tersebut ditambah biaya-biaya lainnya sehingga aktiva tersebut
siap digunakan.
g. Pengakuan Pendapatan (Recognition of Revenue)
Pendapatan adalah kenaikan bersih kekayaan perusahaan sebagai hasil dari kegiatan
perusahaan karena :

Penjualan barang / jasa kepada pelanggan


2. Penerimaan sewa, bunga, deviden, royalities dan pendapatan lainnya
Keuntungan dari penjualan aktiva
Keuntungan dari pelunasan hutang
Besarnya pendapatan diukur dengan nilai uang, yaitu sebesar nilai tunai dari hasil
penjualan barang / jasa atau aktiva lainnya. Untuk transaksi non kas harus ditentukan
berdasarkan harga perolehan atau harga pasarnya atau berdasarkan pertimbangan
lainnya yang dianggap terbaik. Pengakuan pendapatan dilakukan berdasarkan waktu
(accrual basic) yaitu berdasarkan saat terjadinya transaksi penjualan barang ataupun
jasa.
h. Mempertemukan Beban dan Pendapatan (Matching Cost and Revenue) :
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan
yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini sangat bermanfaat untuk menentukan
besarnya penghasilan bersih yang diperoleh perusahaan setiap periodenya. Karena biaya
harus dipertemukan dengan pendapatannya, maka pembebanan biaya sangat tergantung
pada saat pengakuan pendapatannya.

i. Konsistensi (Consistency) :
Menurut prinsip ini, perusahaan dituntut untuk menerapkan prosedur dan metode
akuntansi yang sama (konsisten) dari satu periode ke periode berikutnya.
j. Full Disclousure (Pengungkapan Lengkap) :
Dalam menyajikan data atau informasi keuangan suatu perusahaan harus secara lengkap
dan tidak boleh ada yang disembunyikan.

k. Materiil (Materiality) :
Pada dasarnya akuntansi disusun berlandaskan dasar teori yang diterapkan untuk
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu cara tertentu. Akan tetapi dalam
pelaksanaannya tidak semua transaksi diperlakukan sesuai dengan teori.

l. Konservatif (Konservatism) :
Pada prinsip ini, laporan keuangan disusun sedemikian rupa dengan penilaian yang
direndahkan. Hal ini terjadi karena adanya sikap berhati-hati pihak manajemen yang
tercermin dalam laporan keuangan untuk mengantisipasi keadaan pada waktu tidak
diperoleh laba atau rugi.

m. Dasar Akrual (Accrual Basic) :


Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
demikian, transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar. Kemudian, transaksi dicatat dalam catatan akuntansi dan
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang sama. Laporan keuangan yang
disusun atas dasar akrual tidak hanya memberikan informasi transaksi masa lalu yang
melibatkan penerimaan dan pembayaran kas. Tetapi, kewajiban pembayaran kas dan
sumber daya yang menunjukkan kas yang akan diterima di masa depan juga
diinformasikan.
4. Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (Ikatan Akuntan Indonesia: (Revisi
2009) mengatakan bahwa :

“Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka”.

Menurut Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2004:5) mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan laporan keuangan adalah :

“Dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode suatu perusahaan. Kedua daftar itu
adalah Neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar Rugi-Laba. Pada
waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan
daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tidak dibagikan (laba yang ditahan)”.

Berdasarkan kutipan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan di perusahaan
yang utama yaitu Neraca dan Laporan Laba-Rugi, sedangkan laporan keuangan lainnya hanya
merupakan laporan pelengkap yang bersifat membantu untuk memperoleh penjelasan lebih
lanjut.

5. Tujuan Laporan Keuangan


Menurut Kasmir, dalam bukunya “Analisis Laporan Keuangan” (2012; 11), berikut ini
beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu :

 Memberikan informasi tentang jenis dan juga aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan
pada saat ini.
 Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini.
 Memberikan informasi tentang jenis dan julmlah pendapatan yang diperoleh pada suatu
periode tertentu.
 Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan
pada periode tertentu
 Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada aktiva, pasiva dan
modal perusahaan.
 Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode
 Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
 Informasi keuangan lainnya.

Sifat Laporan Keuangan

Sifat laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan”
(2007; 6), diantaranya :

Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran
kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan oleh pihak management yang
bersangkutan. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi
antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akuntansi serta
pendapat pribadi.

Fakta-fakta yang telah dicatat (recorder fact)


Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, pencatatan dari pos-pos
ini merupakan catatan historis dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah
uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan
sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari
suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir.

Prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi


Data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang
merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, di dalam akuntansi juga digunakan prinsip
atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-konvensi atau kebiasaan yang
digunakan antara lain :

Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau kontinuitas
usaha konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa
jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut
dijual.

Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akuntansi telah diatur oleh dalil-
dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun
penggunaan tersebut tergantung oleh akuntan atau pihak management perusahaan yang
bersangkutan misalnya dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi
management serta berdasar pengalaman masa lalu.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :
 Dapat Dipahami
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahmi peserta dan bentuk
serta istilahnya disesuaikan dengan batas para pengguna

 Relevan
laporan keuangan dianggap jika informasi yang disajikan didalamnya dapat
mempengaruhi keputusan pengguna

 Keandalan
informasi dalam laporan keuangan bebas dari pengertian yang menyesatkan dan
kesalahan material

 Dapat diperbandingkan
informasi yang disajikan akan lebih berguna bila dapat diperbandingkan dengan
laporan keuangan pada periode sebelumnya.

Keterbatasan laporan keuangan

Keterbatasan laporan keuangan menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan


Keuangan” (2007; 9), diantaranya :

Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan interim report
(laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya sementara) bukan laporan yang
final. Laporan keuangan tidak menjunjukkan nilai likwidasi atau realisasi dimana dalam
pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan
atau management yang bersangkutan.
Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatan bersifat pasti dan
tepat. Angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book
value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya.
Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi keuangan atau nilai
rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, dimana daya beli (purchasing power)
uang tersebut semakin menurun, dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga
kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu menunjukkan atau
mencerminkan unit yang dijual semakin besar.
Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi
posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-faktor tersebut tidak dapat
dinyatakan dengan satuan uang (dikwantifisir).

Bentuk-bentuk laporan keuangan


 Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Pengertian neraca menurut Sofyan Syafri Harahap, dalam bukunya “Analisis Kritis
atas Laporan Keuangan” (2010, 107), adalah suatu laporan yang menggambarkan
posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu. Laporan ini bisa disusun setiap
saat dan merupakan opname situasi posisi keuangan pada saat itu.

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisis Laporan Keuangan” (2008; 35), dalam
menyusun neraca, perusahaan dapat menggunakan beberapa bentuk sesuai dengan
tujuan dan kebutuhannya. Disamping itu, bentuk neraca yang dipilih sesuai dengan
aturan dan kelaziman yang berlaku. Artinya penyusunan neraca didasarkan kepada
bentuk yang telah distandarisasi, terutama untuk tujuan pihak luar perusahaan.

Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :

a. Aktiva
Pengertian aktiva menurut Munawir, Akuntan dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan
(2007; 14), adalah aktiva yang tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang belum
dialokasikan (deffered charges) atau biaya yang masih harus dialokasikan pada
penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang tidak berwujud lainnya (intangible
assets).

Aktiva diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu :

1. Aktiva Lancar
Adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau
ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Berikut ini
terdapat lima unsur pokok dari aktiva lancar, yaitu :

Kas yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan. Dan pengertian kas
adalah check yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali
(dengan menggunakan check atau bilyet) setiap saat diperlukan oleh perusahaan.
Investasi jangka pendek (surat-surat berharga) yang sifatnya sementara (jangka pendek)
dengan maksud memanfaatkan uang kas untuk sementara belum dibutuhkan dalam
operasi.
Piutang penghasilan (tagihan) atau penghasilan yang harus diterima adalah salah satu
jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan konsumen yang berhutang pada
seseorang, suatu perusahaan atau suatu organisasi untuk barang dan layanan yang telah
diberikan pada konsumen tersebut. Hal ini biasanya dilakukan dengan membuat tagihan
dan mengirimkan tagihan tersebut kepada konsumen yang akan dibayar dalam suatu
tanggal waktu yang disebut termin kredit atau pembayaran.
Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal
neraca masih di gudang atau masih belum laku terjual.
Persekot atau biaya dibayar dimuka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau
prestasi dari pihak lain.
2. Aktiva Tidak Lancar
Adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang
(mempunyai unsur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali
perputaran operasi perusahaan). Dan berikut ini terdapat lima unsur pokok dari aktiva
tidak lancar yaitu :

Investasi Jangka panjang, bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai
kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi yang dibutuhkan maka perusahaan
ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang diluar usaha pokoknya,
seperti : saham dari perusahaan lain atau obligasi.
Aktiva Tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang pisiknya nampak (konkrit),
seperti : tanah, bangunan, mesin, inventaris, kendaraan dan kelengkapan lainnya.
Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets), adalah kekayaan perusahaan
yang secara pisik tidak tampak, tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan
dimiliki oleh perusahaan, seperti : hak cipta, merk dagang, goodwill.
Beban Yang Ditangguhkan adalah menunjukkan adanya pengeluaran atau biaya yang
mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), atau suatu pengeluaran yang
akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, seperti : biaya pemasaran, biaya
penelitian, biaya pembukaan perusahaan.
Aktiva Lain-Lain adalah aktiva perusahaan yang tidak dapat atau belum dapat
dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya. Seperti : gedung dalam proses,
tanah dalam penyelesaian.
b. Hutang

Menurut Munawir, dalam bukunya “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 18), hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari
kreditor. Hutang atau kewajiban perusahaan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

Hutang Lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban keuangan perusahaan yang
pelunasannya atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak
tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Hutang lancar meliputi : hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak, biaya yang masih
harus dibayar, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, penghasilan yang
diterima dimuka.

Hutang Jangka Panjang adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannnya
(jatuh temponya) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang
meliputi : hutang obligasi, hutang hipotik, pinjaman jangka panjang yang lain.
c. Modal

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 19), modal
adalah merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), laba ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

Laporan Rugi Laba (Income Statement)

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 58), Laporan rugi
laba merupakan laporan yang menunjukkan kondisi usaha dalam suatu periode tertentu
yang tergambar dari jumlah pendapatan yang diterima dan biaya yang telah dikeluarkan
sehingga dapat diketahui apakah perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

Dan menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 26),
laporan rugi laba mempunyai prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai
berikut :

Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan (penjualan barang dagang atau memberikan service) diikuti dengan harga
pokok dari barang / service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor.
Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya penjualan dan
biaya umum / administrasi (operating expenses).
Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi pokok perusahaan,
yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan (non
operating / financial income and expenses).
Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss)
sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
Bentuk Laporan Rugi Laba

Menurut Kasmir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2012; 49), bentuk dari
laporan rugi / laba yang bisa digunakan adalah sebagai berikut”
1. Bentuk Tunggal atau single step, yaitu dengan menggabungkan semua
penghasilan, baik pokok (operasional) maupun diluar pokok (non operasional) dijadikan
satu, kemudian jumlah biaya pokok dan diluar pokok juga dijadikan satu. Dengan
demikian, faktor pengurangnya adalah jumlah seluruh penghasilan dengan jumlah seluruh
biaya. Artinya dalam bentuk ini laporan laba rugi disusun tanpa membedakan pendapatan
dan biaya usaha dan diluar usaha lain.

2. Bentuk Majemuk atau Multiple Step, merupakan pemisahan antara komponen


usaha pokok (operasional) dengan diluar pokok (non operasional). Artinya terlebih
dahulu dikurangi antara penghasilan pokok dengan biaya pokok, kemudian baru
ditambah dengan hasil pengurangan penghasilan dan biaya diluar pokok.

Laporan Laba Ditahan

Menurut Munawir, dalam bukunya, “Analisa Laporan Keuangan” (2007; 27),


Laba atau rugi yang timbul secara insidentil dapat diklasifikasikan tersendiri dalam
laporan rugi laba atau dicantumkan dalam “Laporan Perubahan Modal” (Retained earning
statement) atau “Laporan Perubahan Modal”, tergantung pada konsep yang dianut
perusahaan.

Dalam laporan laba yang ditahan hanya berisi :


1. Net Income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
2. Deklarasi (pembayaran) dividend.
KESIMPULAN

Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari
perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari kegiatan operasi normal perusahaan
akan memberikan informasi keuangan yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu
sendiri maupun entitas-entitas lain di luar perusahaan oleh karena itu untuk mengetahui Kinerja
laporan keuangan tersebut kita memerlukan suatu analisis, analisis-analisis ini lah yang harus
dipahami oleh kita baik sebagai manajemen perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan
ataupun sebagai investor jika kita ingin menginvestasikan harta kita terhadap suatu perusahaan.

Sumber: Anggawirya, Erhans.2000. Akuntansi 1. Jakarta: Ercontara Rajawali.


Harahap, Sofyan Syafri.1993 Teori Akuntansi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai