Anda di halaman 1dari 18

TUGAS KELOMPOK

RINGKASAN MATERI KULIAH PERTEMUAN 3

“LAPORAN KEUANGAN ( PENGUKURAN, PENYUSUNAN DAN


PENYAJIAN)”

Disusun Oleh :

KELOMPOK V

Nama : Agustinho B. Da Conceicao

: Dewi Larasati

: Maria F. Suri

: Merpati C. Kotten

: Ribka Tallo

: Felicita Lakapu

Kelas : VII D

AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2020
DAFTAR ISI

1. Pengertian Laporan Keuangan


2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
3. Penyusun Laporan Keuangan
4. Penyajian Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban, dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai
unsur neraca.

Tujuan Laporan Keuangan adalah untuk Memberikan informasi mengenai posisi


keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Disini yang
bertugas memberikan informasi adalah Perusahaan kepada Para Pemangku Kepentingan
(stakeholders).

Komponen Laporan Keuangan Lengkap

● Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode


● Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain selama periode
● Laporan Perubahan Ekuitas selama periode
● Laporan Arus Kas selama periode
● CALK : Informasi Komparatif mengenai periode sebelumnya
● Laporan Posisi Keuangan Awal Periode Sebelumnya

Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan


Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian LK entitas.
Manajemen entitas disini adalah manajemen dari suatu perusahaan.
 
Karakteristik Umum Laporan Keuangan

a. Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK


Dalam penyajian LK harus dilakukan secara jujur, membuat pernyataan
eksplisit dan tanpa terkecuali terhadap SAK dalam CALK, serta tidak dapat
memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat.
b. Kelangsungan usaha
Penyajian LK harus disusun berdasar asumsi kelangsungan usaha.Jika terdapat
ketidakpastian akan kelangsungan usaha maka perusahaan harus
mengungkapkan hal tersebut, dasar penyajian laporan keuangan, dan alasannya.
c. Dasar akrual
Entitas menyusun laporan keuangan dengan dasar akrual kecuali laporan arus
kas. Pada dasar akrual, pendapatan atau beban diakui ketika pendapatan atau
beban tersebut telah terjadi.
d. Materialitas dan penggabungan
Untuk materialitas adalah entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos
sejenis yang material. Sedangkan, maksud dari penggabungan adalah
pengelompokan secara terpisah berdasar sifat atau fungsi. Jika nilainya tidak
material, penyajian bisa digabung dengan pos lain yang sejenis dalam LK atau
disajikan terpisah dalam catatan atas LK.
e. Saling hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK.
f. Frekuensi pelaporan
Entitas wajib menyajikan LK lengkap setidaknya secara tahunan. Jika akhir
periode pelaporan berubah, maka entitas mengungkapkan alasan penggunaan
periode tersebut dan fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam LK tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
g. Informasi komparatif
Terdapat 2 klasifikasi perbedaan informasi komparatif, yakni:
 Persyaratan Minimum Komparatif
 Tambahan Informasi Komparatif Sukarela
h. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam LK antarperiode dilakukan secara
konsisten, kecuali : Setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat
operasi entitas atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas
bahwa penyajian atau pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk
digunakan dengan mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan
kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,
Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; atau Perubahan tersebut
diperkenankan dalam PSAK.
 

2. Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

Akuntansi sebagai sumber informasi keuangan menggunakan satuan uang sebagai alat
denominasi unsur-unsur yang dilaporkan di laporan keuangan. Pengukuran
(measurement) unsur neraca dan laporan laba rugi menggunakan beberapa dasar
pengukuran tertentu, yaitu biaya historis, biaya kini, nilai realisasi/penyelesaian, nilai
sekarang, dan nilai wajar.

1. Nilai historis (Historical cost) 

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan yang diberikan, untuk memperoleh aset tersebut pada saat
perolehan. Liabilitas dicatat sebesar jumlah yang timbul sebagai penukar dari
kewajiban (obligation), atau, dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan)
sejumlah kas atau setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi
kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal. 

2. Biaya kini (Current cost)

Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas yang seharusnya dibayar, bila
aset yang sama atau setara aset tersebut diperoleh sekarang. Liabilitas dinyatakan
dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang
mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang.

 
3. Nilai realisasi/penyelesaian (Realizable/settlement value) 

Aset dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Liabilitas
dinyatakan sebesar nilai penyelesaian; yaitu, jumlah kas atau setara kas yang tidak
didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam
pelaksanaan usaha normal.

4. Nilai Sekarang (Present value)

Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih dimasa depan, yang
didiskontokan (discounted) ke nilai sekarang (present value) dari pos yang diharapkan
dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Liabilitas dinyatakan
sebesar arus kas keluar bersih di masa depan, yang didiskontokan ke nilai sekarang
yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan
usaha normal. Biaya historis adalah dasar pengukuran yang lazimnya digunakan.
Kadang – kadang biaya historis digunakan dengan membandingkan dengan dasar
pengukuran lain, misalnya dalam penliaian persediaan. Nilai persediaan kadang –
kadang dinilai dengan metode nilai terendah antara biaya historis atau nilai realisasi
bersih (lower of cost or net realizable value). Akuntansi dana pensiun menilai aset
tertentu berdasarkan nilai wajar (fair value).

5. Nilai wajar (Fair Value)

Perkembangan standar akuntansi keuangan berbasis IFRS terakhir telah


memperkenalkan konsep nilai wajar (fair value). IFRS 13 Fair Value Measurement
mengatur mengenai nilai wajar yang juga telah diadopsi untuk PSAK 68 Pengukuran
Nilai Wajar.

3. Penyusun Laporan Keuangan


Dalam laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali.
Hal ini untuk memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai informasi keuangan. Di
dalam penyusunan laporang keuangan di akhir periode akuntansi digunakan anggapan
dasar atau asumsi dasar supaya laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan keadaan atau
situasi yang sebenarnya.
IAS 1 menetapkan seluruh persyaratan yang berguna untuk menyajikan laporan
keuangan untuk kebutuhan umum, yang menguraikan pedoman untuk strukturnya, dan
mendasari persyaratan minimum atas isinya dan pengungkapannya. Tujuan laporan
keuangan adalah untuk memberikan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan ekonomis.
Tujuan IAS1  adalah untuk untuk  memastikan informasi yang dapat diperbandingkan
dengan menyajikan laporan keuangan entitas periode sebelumnya dan dengan menyajikan
laporan keuangan entitas lainnya
Laporan keuangan disusun atas dasar kelangsungan hidup usaha(Going concern).
Suatu entitas menyusun laporan keuangannya berdasarkan dasar akuntansi akrual kecuali
untuk laporan arus kas.

Laporan Posisi Keuangan (IAS 1)

Sebelum masuk tentang laporan posisi keuangan, akan lebih baik kita membahas
tentang IAS 1 terlebih dahulu.

Tujuan dari IAS 1

Tujuan dari IAS 1 ini adalah :

● Dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general


purpose financial statements) agar dapat dibandingkan dengan periode
sebelumnya dan entitas lain.
● IAS 1 ini juga mengatur:

⮚ persyaratan bagi penyajian laporan keuangan


⮚ struktur laporan keuangan
⮚ persyaratan minimum
⮚ isi laporan keuangan.

Ruang lingkup dari IAS 1

Ruang lingkup dari IAS 1 adalah :

 Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan


keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.

 Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan


keuangan entitas syariah.

Karakteristik IAS 1

Karakteristik umum dari IAS 1 adalah :

● Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK :

⮚ Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK


⮚ Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah
(kondisi jarang terjadi) à tidak sesuai PSAK

● Kelangsungan usaha; Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi


kelangsungan usaha, mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi.
● Akuntansi berbasis akrual
● Material dan agregasi
● Saling hapus : Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan suatu PSAK
● Frekuensi pelaporan    : Tahunan
● Informasi komparatif  : Periode sebelumnya
● Konsistensi penyajian : Penyajian dan klasifikasi

Asumsi Dasar Yang Digunakan Penyusun Laporan Keuangan

Asumsi dasar yang digunakan di dalam penyusunan laporan keuangan di


antaranya sebagai berikut :

● Asas Accrual Basic ( Dasar Akrual )

Dalam berdasarkan asas ini perusahaan harus menyusun sebuah laporan


keuangan atas dasar akrual kecuali arus kas. Menurut dasar ini aktiva,
kewajiban, ekuiti ( modal ), penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian.
Dalam penyusunan laporan keuangan bukan didasarkan pada saat kas atau
setara kas diterima atau dibayar dan dicatat serta disajikan dalam laporan
keuangan pada periode terjadinya.

● Asas Cash Basic ( Dasar Tunai )

Dasar tunai memiliki maksud bahwa pendapatan dan biaya diakui pada saat
penerimaan atau pengeluaran uang kas. Penggunaan dasar ini biasanya
dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang menjual barang secara
angsuran artinya pengakuan terhadap perubahan kekayaan didasarkan pada
mutasi kas.

● Asas Kesatuan Usaha ( Konsep Entitas )

Konsep entitas atau kesatuan usaha memiliki pengertian bahwa laporan


keuangan digunakan baik, oleh suatu organisasi atau bagian dari organisasi
yang berdiri sendiri maupun terpisah dari organisasi lain atau individu lain.

● Asas Going Concern ( Kelangsungan Usaha )

Konsep kesinambungan memiliki maksud bahwa laporan keuangan dibuat


oleh suatu unit ekonomi yang diasumsikan akan terus-menerus melanjutkan
usahanya dan tidak akan dibubarkan. Oleh karenanya penyajian aktiva dalam
laporan keuangan harus berdasarkan harga historis atau harga perolehannya.

● Asas Pembandingan Pengeluaran Beban Dengan Penghasilan


( Matching Concept )

Dalam laporan keuangan pengeluaran beban yang diakui dalam laporan laba
rugi berlandaskan atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul
dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya
disebut pengkaitan biaya dengan penghasilan

( matching concept ) melibatkan secara bersamaan atau gabungan


antara penghasilan dan beban. Sehingga suatu laporan keuangan yang sajikan
harus mempertemukan secara layak antara biaya-biaya yang dikeluarkan
dengan pendapatan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi yang sama.
● Asas Harga Perolehan ( Cost )

Asas ini mentapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus
dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli mengetahui
bahwa harga mungkin masih bisa ditawar tetapi barang atau jasa yang dibeli
akan dicatat berdasarkan harga yang disepakati dalam transaksi tersebut.

Cotohnya : apabila suatu perusahaan membeli aktiva tetap ( mesin ) seharga Rp


80.000.000,00 biaya angkut Rp 4.000.000,00 serta biaya pemasangan dan percobaan Rp
3.000.000,00. Dengan demikia mesin tersebut memiliki harga perolehan ( cost ) sebesar Rp
87.000.000,00.

4. Penyajian Laporan Keuangan 

Penyajian Laporan Keuangan (Financial Statement Presentation) merupakan salah


satu tahapan penting dalam suatu siklus akuntansi setelah proses pengakuan (recognition)
dan pengukuran (measurement) transaksi, kejadian, dan saldo (balances). Suatu entitas
menyiapkan serta menyajikan laporan keuangan sebagai alat akuntabilitas untuk
memenuhi tujuan dari pelaporan keuangan itu sendiri yaitu menyediakan informasi
terutama yang terkait dengan informasi keuangan kepada pengguna (users/ stakeholders).

Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah suatu bentuk penyajian terstruktur


dari posisi keuangan dan kinerja keuangan dari suatu entitas. International Accounting
Standard (IAS) 1 menyebutkan bahwa tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk
menyediakan informasi terkait dengan posisi keuangan (financial position), kinerja
keuangan (financial performance), dan aliran kas (cash flow) dari suatu entitas yang
bermanfaat  bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (economic decision’s
making).

Laporan Keuangan juga menunjukkan hasil dari kinerja manajemen atas pengelolaan
sumber daya (resources) yang dipercayakan kepadanya. Untuk memenuhi kebutuhan ini,
setidaknya sebuah Laporan Keuangan harus menyediakan informasi atas kepemilikan
entitas terhadap : Assets (Aktiva), Liabilities (Utang/ Kewajiban), Equity (Ekuitas),
Income and Expenses (Pendapatan dan Beban) ; including gains and losses (termasuk
untung dan rugi), Contributions by and contributions to owners in their capacity as
owners(Kontribusi oleh dan kontribusi kepada pemilik dalam kapasitas mereka sebagai
pemilik), Cash Flow (Arus kas)

Keseluruhan informasi tersebut ditambah dengan berbagai penjelasan dan catatan


laporan keuangan akan membantu pengguna untuk memperkirakan arus kas di masa
mendatang (future cash flow prediction) dengan pertimbangan waktu (timing) dan tingkat
kepastian (certainty). IAS 1 menetapkan bahwa kelengkapan atas laporan keuangan
meliputi :

1. Laporan Posisi Keuangan


2. Laporan Laba Komprehensif)
3. Laporan Perubahan Ekuitas)
4. Laporan Arus Kas)
5. Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan tambahan penjelasan terkait
dengan adanya kebijakan akuntansi tertentu yang berpengaruh secara signifikan
terhadap penyajian laporan keuangan serta informasi penjelas lainnya.
6. Laporan Posisi Keuangan Komparatif):
1) Ketika suatu entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi (accounting
policy) secara retrospektif;
2) Ketika suatu entitas membuat penyajian atas items dari laporan keuangan
secara retrospektif;
3) Ketika terdapat pengklasifikasian kembali atas item dari sebuah laporan
keuangan. 

Secara umum terdapat beberapa pembaharuan dalam proses penyajian laporan


keuangan menurut International Financial Reporting Standard (IFRS). Pemetaan
disajikan dalam matriks berikut :

Judul atau
N
Segmen Laporan Keuangan Perubahan
o
Sebelumnya
1 Judul
Laporan Posisi Keuangan pada akhir periode Sebelumnya
"Neraca"
2 Laporan Laba Rugi Komprehensif untuk periode tersebut
Untuk menggunakan Menggunakan dua pernyataan untuk
laporan tunggal untuk menyajikan semua item pendapatan
menyajikan semua item dan beban
pendapatan dan beban
Laporan laba rugi Laporan Laba Rugi untuk periode Tidak ada
komprehensif untuk periode tersebut perubahan judul
tersebut
Laporan laba rugi komprehensif Pernyataan Baru
untuk periode tersebut
3 Tidak ada judul
Laporan perubahan ekuitas untuk periode tersebut yang diubah; tapi
direstrukturisasi
4 Judul sebelumnya
Laporan arus kas untuk periode tersebut "Laporan Arus
Kas"
5 Tidak Ada
Catatan Perubahan Judul
6 Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif paling Persyaratan baru
awal, jika diperlukan

  Sebelumnya, Laporan Keuangan yang lengkap mencakup "Neraca", "Laporan Laba


Rugi", dan "Laporan Arus Kas". Revisi yang dilakukan IAS terkait dengan perubahan
judul dari "Neraca" menjadi "Laporan Posisi Keuangan", "Laporan Arus Kas" menjadi
"Laporan Arus Kas", serta laporan baru yaitu "Laporan Arus Kas". Penghasilan
Komprehensif "yang terkait dengan mengadopsi konsep" Pendapatan Komprehensif "itu
sendiri.

  Dengan mengesampingkan alasan sejarah penamaan serta konsep yang cenderung


tradisional dan lebih dipahami, IAS menilai definisi baru tersebut akan lebih
mencerminkan fungsi dan substansi dari masing-masing laporan keuangan tersebut.
Misalnya, "Neraca" hanya merupakan definisi untuk menggambarkan sistem pencatatan
double entry (debit dan kredit) tetapi tidak mengidentifikasi substansi, isi dan tujuan
laporan. “Laporan Posisi Keuangan” memberikan informasi yang tidak hanya mengacu
pada konsep “Posisi Keuangan” sebagai konsep yang diterima secara umum tetapi juga
informasi yang relevan dengan fungsi, isi dan tujuan laporan ini.

IAS 1 menetapkan fitur umum yang harus dimiliki oleh sebuah laporan keuangan, yaitu:

1) Presentasi yang Adil dan Kepatuhan terhadap IFR


Dalam rangka memenuhi tujuan penyajian laporan keuangan yang memenuhi
karakteristik kualitatif laporan keuangan (Relevan; Reliabel; Comparable; and
Understandable), laporan keuangan laporan keuangan harus menyajikan secara wajar
setiap posisi keuangan (posisi keuangan), kinerja keuangan (kinerja keuangan) ), dan
arus kas. (arus kas) dari suatu entitas. Penyajian yang wajar atau penyajian yang wajar
merupakan penyajian yang benar atas pengaruh setiap peristiwa, transaksi, dan
kondisi untuk memenuhi kriteria kesesuaian dengan definisi pengakuan aset,
kewajiban, pendapatan, dan beban.
2) Kelangsungan Hidup
Laporan Keuangan disajikan dengan asumsi going concern (keberlanjutan /
keberlangsungan entitas) kecuali terdapat tujuan atau kemungkinan untuk melikuidasi
entitas. Ketidaksepakatan atas materi yang didasarkan pada kepastian ketidakpastian
yang signifikan, maka manajemen diharuskan mengungkapkan ketentuan tersebut
dalam laporan keuangan (catatan atas laporan keuangan) di luar periode yang
dipersyaratkan, entitas harus mengungkapkan alasan penggunaan periode pelaporan
baik yang lebih pendek (short term) atau lebih panjang (long term)  serta fakta bahwa
data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan periode tersebut tidak
seluruhnya bisa diperbandingkan.
3) Dasar Akrual untuk Akuntansi
Setiap entitas diharapkan menyajikan laporan keuangan (kecuali untuk laporan
arus kas) dengan menggunakan basis akrual. Hal ini berarti, suatu entitas mengakui
pernyataan dari laporan keuangan ketika elemen-elemen tersebut memenuhi definisi
dan kriteria yang diakui secara akrual.
4) Materialitas dan Agregasi
Setiap penyajian atas item dalam laporan keuangan yang memperhatikan
kriteria materialitas yang harus mencerminkan pemisahan pencatatan atas item yang
material maupun yang tidak material yang berbeda dari segi kelas atau fungsi.
5) Mengimbangi
Entitas tidak dibolehkan melakukan offset atas aset dan kewajiban serta
pendapatan dan pengeluaran diatur atau dibolehkan secara khusus dalam standar atau
memenuhi kondisi yang dapat dilakukan untuk melakukan offset.
6) Frekuensi Pelaporan
Pada umumnya, entitas wajib menyajikan laporan keuangan setidaknya
setahun atau periode yang mencakup satu tahun. Ketika suatu entitas melakukan
perubahan atas periode pelaporan keuangan atau dalam kondisi tertentu harus
menyajikan laporan keuangan
7) Informasi Komparatif
Informasi perbandingan (informasi perbandingan) akan meningkatkan
perbandingan dari laporan keuangan. Informasi perbandingan secara deskriptif
maupun secara naratif akan menjadi relevan untuk memahami laporan keuangan
periode tahun yang dibandingkan dengan periode sebelumnya.
8) Konsistensi Penyajian
Entitas berkewajiban untuk menyajikan dan mengklasifikasikan item dalam
laporan keuangan secara konsisten dari satu periode ke periode berikutnya. Kecuali
terdapat perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas, dimana perubahan
klasifikasi atau kebijakan akuntansi akan menyajikan informasi yang lebih relevan
dan dapat diandalkan pengguna laporan keuangan.

Struktur dan Isi Laporan Keuangan

  Ketika sebuah entitas menyajikan laporan keuangan, biasanya akan disatukan


dengan laporan-laporan lain seperti pernyataan ketua, laporan direktur, atau diskusi
manajemen dan analisis sebagai satu kesatuan dokumen laporan. Untuk
membedakan laporan keuangan dari informasi lain yang diterbitkan secara
bersamaan tersebut, entitas harus secara jelas bisa mengidentifikasikan laporan yang
mengandung informasi keuangan dan informasi yang lain. Selain itu entitas juga
harus tegas mengidentifikasikan laporan keuangan dan catatan atas laporan
keuangan. Informasi-informasi berikut juga dibutuhkan dalam sebuah tampilan
laporan keuangan:

1) Nama dari entitas pelaporan atau identifikasi lainnya


2) Apakah laporan keuangan diterbitkan sebagai laporan entitas individu atau
gabungan/ kumpulan entitas akuntansi
3) Tanggal pelaporan atau akhir tanggal periode pelaporan
4) Penyajian informasi yang terkait dengan mata uang dalam laporan keuangan
5) Level pembulatan yang digunakan dalam menyajikan jumlah nominal dalam
laporan keuangan

 Laporan Posisi Keuangan

  Informasi-informasi berikut, sebagai informasi minimum harus disajikan


dengan nilai nominalnya pada lembar muka (on the face) laporan posisi keuangan
(statement of financial position) :

1) Properti, Pabrik, dan Peralatan


2) Investasi Properti
3) Aset Tak Berwujud
4) Aset Keuangan
5) Investasi dicatat dengan metode ekuitas
6) Aset Biologis
7) Persediaan
8) Piutang dagang dan lainnya
9) Uang tunai dan setara kas
10) Jumlah aset yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan aset yang
termasuk dalam kelompok lepasan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual
11) Perdagangan dan hutang lainnya
12) Ketentuan
13) Kewajiban keuangan
14) Kewajiban dan aset untuk pajak kini
15) Liabilitas pajak tangguhan dan aset pajak tangguhan
16) Kewajiban termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual
17) Kepentingan nonpengendali (hak minoritas)
18) Modal yang dikeluarkan dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk

Suatu entitas membuat justifikasi tentang apakah akan menyajikan item tambahan
secara terpisah dengan menggunakan dasar layanan:

1. Sifat dan likuiditas aset;


2. Fungsi aset dalam entitas;
3. Jumlah, sifat, dan waktu kewajiban

Dalam menyajikan aset dan kewajiban pada lembar dalam laporan keuangan,
entitas menyajikan berdasarkan pembedaan saat ini atau tidak saat ini. Tapi, ketika
penyajian dari aset dan kewajiban berdasarkan ukuran likuiditas akan menghasilkan
informasi yang dapat diandalkan dan lebih relevan, dapat memungkinkan untuk
menyajikan aset dan kewajiban tersebut berdasarkan klasifikasi likuiditas.

Beberapa tambahan informasi mengenai laporan posisi keuangan yang harus


diungkapkan dalam notes (catatan atas laporan keuangan) antara lain :

1. Properti, pabrik, dan peralatan dipilah ke dalam kelas-kelas.


2. Piutang dibedakan menjadi piutang usaha pelanggan, piutang pihak berelasi,
pembayaran dimuka, dan jumlah lainnya.
3. Persediaan dipilah ke dalam klasifikasi seperti barang dagangan, persediaan
produksi, bahan, pekerjaan dalam proses, dan barang jadi
4. Ketentuan dipilah menjadi ketentuan imbalan kerja dan ketentuan lainnya
5. Modal ekuitas dan cadangan dibedakan menjadi beberapa kelas, seperti modal
disetor, premi saham, dan cadangan 

Laporan Laba Komprehensif 

Sebagai bagian dari proyek pengembangan dalam penyajian kinerja


keuangan dari suatu entitas, IAS merevisi atau salah satu perubahan dalam ekuitas
(seperti perubahan aset bersih) dari suatu entitas dalam satu periode menjadi dua
kategori yaitu:

a. Pemilik mengubah ekuitas-menampilkan perubahan yang terjadi dari transaksi


dengan pemilik dengan kapasitasnya sebagai pemilik.
b. Perubahan ekuitas non-pemilik– menampilkan semua perubahan dalam ekuitas
yang juga mencakup item dari pendapatan dan biaya yang selama satu periode.
Pemisahan ini juga mencakup pemisahan komponen laporan laba komprehensif
yaitu  :

1. Komponen “laba rugi”. Laba dan rugi adalah total pendapatan dikurangi biaya,
tidak termasuk komponen dari pendapatan komprehensif lain.
2. Komponen “penghasilan komprehensif lain”. Pendapatan komprehensif lain
termasuk pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang
tidak diakui dalam komponen laba rugi.

Total dari komponen laba rugi dan komponen pendapatan komprehensif lain
didefinisikan sebagai “total pendapatan komprehensif”. Jadi total pendapatan
komprehensif adalah perubahan ekuitas selama periode tertentu yang berasal dari
transaksi, kejadian, tapi bukan perubahan ekuitas yang dihasilkan dari transaksi yang
melibatkan pemilik dengan kapasitasnya sebagai pemilik.

Dengan istilah dan struktur baru tersebut, saya mengharapkan entitas untuk
menyajikan perubahan ekuitas non-pemilik dalam satu periode dalam laporan laba
rugi dengan menggunakan satu dari dua pendekatan berikut:

1. Pendekatan Pernyataan Tunggal– menyajikan semua item dari pendapatan


dan beban yang selama satu periode dalam suatu laporan laba rugi
komprehensif.
2. Pendekatan Dua Pernyataan– menyajikan semua item dari pendapatan dan
pengeluaran selama satu periode dalam dua laporan :
1. Laporan yang menampilkan komponen dari laba rugi
2. Laporan yang dimulai dengan untung rugi dan menampilkan komponen
penghasilan komprehensif lain

Suatu entitas mengakui item dari pendapatan dan biaya dalam satu periode
“untung dan rugi”. Berikut adalah item minimum yang harus disajikan dalam laporan
laba yang sesuai dengan komponen untung dan rugi:

1. Pendapatan
2. Biaya keuangan
3. Bagian laba rugi entitas asosiasi dan ventura bersama dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak
5. Satu jumlah yang terdiri dari total:
o Sebuah Laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan
o Keuntungan atau kerugian pasca pajak yang diakui pada pengukuran ke
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau pelepasan aset atau
kelompok lepasan yang merupakan operasi dalam penghentian.

6. Untung dan rugi

Komponen dari pendapatan komprehensif lain mencakup item-item berikut:

1. Perubahan surplus revaluasi sesuai dengan Aset Tetap


2. Perubahan surplus revaluasi sesuai dengan aset tidak berwujud
3. Keuntungan dan kerugian aktuarial dari program imbalan pasti diakui sesuai
dengan imbalan kerja
4. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penerjemahan laporan keuangan
operasi luar negeri sesuai dengan pengaruh perubahan nilai tukar mata uang
asing
5. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan tersedia
untuk dijual sesuai dengan pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan
6. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian atas instrumen lindung nilai
dalam lindung nilai arus kas

Beberapa kondisi berikut perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan terkait
dengan laporan laba komprehensif :

1. Tuliskan persediaan ke nilai realisasi bersih atau aset tetap ke jumlah terpulihkan serta
pembalikan penurunan nilai tersebut
2. Restrukturisasi aktivitas entitas dan pembalikan penyisihan untuk biaya restrukturisasi
3. Pembuangan item properti, pabrik, dan peralatan
4. Pembuangan investasi
5. Operasi yang dihentikan
6. Penyelesaian litigasi
7. Pembalikan ketentuan lainnya

Laporan Perubahan Ekuitas

  Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang merupakan set lengkap dari
laporan keuangan. Sebelumnya, laporan perubahan tata kelola item dari pendapatan
dan biaya yang tidak diakui dalam profit and loss, bersama dengan perubahan
ekuitas yang terkait dengan pemilik dan efek dari perubahan kebijakan dan koreksi
kesalahan.

IAS melakukan revisi dengan mengklarifikasi semua perubahan ekuitas yang


muncul dari transaksi dengan pemilik dengan kapasitasnya sebagai pemilik harus
disajikan terpisah dari ekuitas non-pemilik. Tujuannya adalah untuk memberikan
informasi yang lebih baik mengenai pemisahan item yang terkait dengan
perbatasannya.

 IAS mensyaratkan entitas untuk menyajikani\ item berikut dalam laporan perubahan
ekuitas :

1. Total pendapatan komprehensif selama periode tersebut


2. Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau
penyajian kembali retrospektif
3. Untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara nilai tercatat pada awal dan
akhir periode, secara terpisah mengungkapkan perubahan yang diakibatkan
dari:
o Untung atau rugi
o Setiap item penghasilan komprehensif lain
o Transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang
menunjukkan secara terpisah kontribusi oleh dan distribusi kepada pemilik dan
perubahan kepemilikan di anak perusahaan yang tidak mengakibatkan
hilangnya kendali.

IAS mensyaratkan entitas untuk melakukan retrospektif yang mengakibatkan


perubahan (aplikasi retrospektif). Sedangkan untuk kesalahan kesalahan, entitas untuk
melakukan restatement secara retrospective. Penyesuaian retrospektif dan restatement
retrospektif bukan merupakan perubahan ekuitas tapi hanya tersisa untuk saldo awal
dari laba yang ditahan.

Laporan Arus Kas

Informasi mengenai aliran kas (arus kas) menyediakan dasar (basis) bagi
pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas menghasilkan kas
dan setara kas dan kebutuhan entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

 Catatan-catatan

Catatan atas laporan keuangan adalah bagian yang terintegrasi dari sebuah
laporan keuangan. Catatan berisi informasi tambahan atas informasi yang disajikan
di laporan keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas. Catatan yang menyediakan deskripsi naratif dan salah satu item yang disajikan
di laporan-laporan tersebut dan informasi yang berkaitan dengan item yang tidak
dikualifikasikan secara detail dalam laporan tersebut.

  Umumnya, catatan-catatan menyajikan dan mengungkapkan informasi tentang


dasar penyiapan laporan keuangan serta informasi-informasi lain yang tidak
disajikan di bagian manapun dari laporan keuangan. Pengungkapan minimum dalam
sebuah catatan atas laporan keuangan meliputi :

1. Pengungkapan kebijakan akuntansi

Entitas dipersyaratkan untuk mengungkapkan ringkasan dari kebijakan


akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan. Keputusan untuk
mengungkapkan risalah mengenai kebijakan akuntansi harus
mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut akan membantu
memahami transaksi, kejadian, dan kondisi yang dilaporkan dalam laporan
keuangan serta karakter dari operasi dan kebijakan yang diharapkan oleh
pengguna laporan keuangan untuk bisnis.

2. Pertimbangan manajemen (selain yang melibatkan estimasi)

Dalam proses untuk menetapkan kebijakan akuntansi yang akan


didasarkan pada suatu entitas, manajemen membuat penilaian dan estimasi
yang signifikan akan mempengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan
keuangan.

3. Sumber ketidakpastian estimasi


Dalam catatan atas laporan keuangan, entitas juga dipersyaratkan
untuk mengungkapkan informasi tentang asumsi yang berhubungan dengan
kondisi masa depan, dan sumber lain tentang ketidakpastian pada akhir
periode pelaporan yang akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
materi atas jumlah tercatat dari aset dan kewajiban di tahun berikutnya. 

4. Pengungkapan permodalan

IAS mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi modal


sehingga memungkinkan pengguna untuk entitas entitas, kebijakan, dan segala
proses yang terkait dengan manajemen modal. Informasi yang perlu dibangun
antara lain:

(a) Sebuah Informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan prosesnya


untuk mengelola modal, termasuk:

● Penjelasan tentang apa yang dikelola sebagai modal


● Ketika suatu entitas tunduk pada persyaratan modal yang diberlakukan
secara eksternal, sifat persyaratan tersebut dan bagaimana persyaratan
tersebut dimasukkan ke dalam pengelolaan modal.
● Bagaimana ia memenuhi tujuannya untuk mengelola modal

(b) Ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal
(c) Setiap perubahan dalam (a) dan (b) dari periode sebelumnya

5. Pengungkapan lainnya

Beberapa hal lain yang perlu diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
antara lain :

Ringkasan data kuantitatif tentang jumlah yang diklasifikasikan sebagai


ekuitas
1) Tujuan, kebijakan, dan prosesnya untuk mengelola kewajibannya
untuk membeli kembali atau menebus instrumen ketika diminta oleh
pemegang instrumen, termasuk setiap perubahan dari periode
sebelumnya.
2) Arus kas keluar yang diharapkan dari pelunasan atau pembelian
kembali kelas instrumen keuangan tersebut
3) Informasi tentang bagaimana arus kas keluar yang diharapkan untuk
penebusan atau pembelian kembali ditentukan
4) Jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum laporan
keuangan diotorisasi untuk diterbitkan tetapi tidak diakui sebagai
distribusi kepada pemilik selama periode tersebut, dan jumlah terkait
per saham
5) Jumlah dividen preferensi kumulatif yang tidak diakui.
KESIMPULAN

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Neraca, Laporan laba rugi
komprehensif, Laporan perubahan ekuitas, Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat
disajikan berupa laporan arus kas atau laporan arus dana, Catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja
dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya
mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca.

Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan dan laporan keuangan.


Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat
(misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi
profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi
Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan
hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus
dibedakan pula antara statemen dan laporan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan


Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Tujuan utama dari laporan keuangan
adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari unsur-unsur laporan
keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja
keuangan terhadap perusahaan disamping pihak manajemen perusahaan. Para pemakai
laporan akan menggunakan untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak
keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambil. Informasi mengenai dampak
keuangan yang timbul tadi sangat berguna bagi pemakai untuk meramalkan, membandingkan
dan menilai keuangan. Seandainya nilai uang tidak stabil, maka hal ini akan dijelaskan dalam
laporan keuangan. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila dilaporkan tidak saja
aspek-aspek kuantitatif, tetapi mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasakan perlu.
Dan informasi ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
SUMBER
 http://tutorakun.feb.ub.ac.id/kajian-psak-psak-1-penyajian-laporan-keuangan/
 https://jagoakuntansi.com/2017/03/10/pengukuran-unsur-laporan-keuangan/
 https://www.gurupendidikan.co.id/penyusunan-laporan-keuangan/
 https://diploma4stan.wordpress.com/2012/02/16/penyajian-laporan-keuangan/

Anda mungkin juga menyukai