Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan dan persalinan merupakan kejadian normal dalam kehidupan seorang
wanita. Tetapi potensi terjadinya patologi pada wanita dan bayi tetap ada. Setiap
individu mempunyai faktor/potensial terjadinya patologis (Hani, dkk, 2010, hal.2).
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. World
Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil
akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta
dapat mengancam jiwanya (Hani, dkk, 2010, hal.6). Salah satu cara untuk mengurangi
kemungkinan komplikasi kehamilan dan persalinan atau masa nifas dengan
memberikan asuhan antenatal dan persalinan yang bersih dan aman melalui pelayanan
yang komprehensif (Prawirohardjo, 2014, hal.56).
Asuhan kebidanan komprehensif adalah upaya memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga maupun kelompok, dan terfokus pada pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Kesehatan Reproduksi
secara paripurna (Meilani, dkk, 2013, hal.9). Salah satu komponen dalam asuhan
kebidanan komprehensif adalah melakukan asuhan antenatal. Asuhan antenatal
penting agar proses alamiah berjalan normal selama kehamilan. Kebijakan program
antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4x selama kehamilan, 1x pada triwulan
pertama, 1x pada triwulan kedua, 2x pada triwulan ketiga (Saifuddin, 2013, hal.90).
Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu hamil normal atau
bermasalah (Rukiyah, dkk, 2013, hal.2).
Asuhan antenatal mengutamakan kesinambungan pelayanan (Continuity of care) yang
sangat penting bagi ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan dari seorang yang
profesional atau dari satu tim kecil tenaga profesional sehingga perkembangan kondisi
kehamilannya setiap saat akan terpantau dengan baik dan menjadi lebih percaya serta
terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Dewi, 2011, hal.12).
Salah satu tujuan asuhan komprehensif yaitu mengurangi angka kesakitan ibu, maka
salah satu upaya pencegahannya yaitu dengan mengatasi ketidaknyamanan pada ibu
hamil terutama pada trimester III. Menurut Hani dkk (2010 hal.50) perubahan yang
menimbulkan ketidaknyamanan sehingga mengurangi kesejahteraan ibu antara lain

1
2

keputihan, konstipasi, hemoroid, gusi berdarah, mual muntah, panas dalam, perut
kembung, varises, sering BAK, sesak, kram, mati rasa pada kaki dan tangan, serta
nyeri punggung bagian bawah.
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 21 januari 2020 yang dilakukan diwilayah
kerja Puskesmas Landasan Ulin terdapat subjek penelitian yaitu Ny H yang berusia 27
tahun, G3P2A0 35 minggu. Hasil yang didapat pada pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pada Ny H menyatakan bahwa ibu mengalami
ketidaknyamanan sering pusing.
Diketahui dari hasil pemeriksaan Hb ibu 10,5 g% pada usia kehamilan 35 minggu
yang menunjukkan bahwa ibu mengalami ketidaknyamanan berupa anemia ringan.
Anemia sering dikenal dengan kurang darah. Anemia adalah suatu penyakit dimana
kadar hemoglobin dalam darah kurang dari batas normal. Anemia berbeda dengan
tekanan darah rendah. Anemia dalam kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar
hemoglobin di bawah 11g% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 g% pada
trimester II. Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil
terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester II. Gejala yang mungkin timbul
pada anemia adalah keluhan lemah, pucat, dan mudah pingsan, walaupun tekanan
darah masih dalam batas normal. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi
dan pucat. Frekuensi ibu hamil dengan anemia di indonesia relatif tinggi yaitu 63,5%,
sedangkan di Amerika hanya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang
terhadap ibu hamil merupakan prediposisi anemia defisiensi ibu hamil di indonesia.
Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia
dalan kehamilan. Kebanyakan anemia dalan kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi da perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
kebutuhan ibu selama kehamilan ialah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin
plasenta dan 500 mg untuk pertambahan eritrosit ibu. Dengan demikian ibu
membutuhkan tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Penanganan umum yang dapat
diberikan diantaranya pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak
60 mg/hari kiranya cukup mencegah anemia. Perlu dibuat dosis banding sehingga
terapi ditunjukan dengan tepat (Feryanto, 2011, hal. 37).
Asuhan kebidanan komprehensif secara Continuity of Care diberikan sejak usia
kehamilan 35 minggu, persalinan dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan akseptor
keluarga berencana. Maka dari itu penulis menjadikan Ny H sebagai subjek proposal
Laporan Tugas Akhir dengan judul "Studi Kasus Asuhan Kebidanan Komprehensif
3

pada Ny H diwilayah Kerja Puskesmas Landasan Ulin Tahun 2021", dengan harapan
dapat membantu mengatasi ketidaknyamanan ibu dan ibu dapat beradaptasi dengan
perubahan fisiologis yang dirasakannya agar masa kehamilan hingga ber-KB
memberikan hasil yang normal.

B. Batasan Masalah
Berdasarkan ruang lingkup asuhan kebidanan pada Ny H, penyusunan proposal
Laporan Tugas Akhir ini dibatasi oleh continuity of care yakni studi kasus pada Ny H
hamil 35 minggu, diberikan asuhan dari kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir,
neonatus, nifas dan akseptor keluarga berencana.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan secara continuity of care pada Ny H sejak usia kehamilan
35 minggu, bersalin dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan akseptor keluarga
berencana dengan cara mendekatkan manajemen kebidanan yang
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny H diwilayah kerja
Puskesmas Landasan Ulin tahun 2021
b. Melakukan asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru lahir pada Ny H
diwilayah kerja Puskesmas Landasan Ulin tahun 2021
c. Melakukan asuhan neonatus pada Ny H diwilayah kerja Puskesmas
Landasan Ulin tahun 2021
d. Melakukan asuhan kebidanan nifas pada Ny H diwilayah kerja
Puskesmas Landasan Ulin tahun 2021
e. Melakukan asuhan keluarga berencana pada Ny H diwilayah kerja
Puskesmas Landasan Ulin tahun 2021
f. Menganalisis kesenjangan asuhan kebidanan pada setiap tahapan
(kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan
akseptor keluarga berencana) dengan tinjauan pustaka.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
4

Memberikan pengalaman belajar dengan pembuatan Proposal Laporan Tugas


Akhir serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan terutama asuhan
fisiologis pada kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan
keluarga berencana.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
1) Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta dapat mengaplikasikan didalam pelayanan
pada ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan
akseptor keluarga berencana secara komprehensif.
2) Menambah pengalaman dalam memberi asuhan pada ibu hamil,
bersalin dan bayi baru lahir, neonatus, nifas dan akseptor
keluarga berencana secara komprehensif.
b. Bagi Klien
Klien dapat lebih mengetahui dan memahami mengenai status
kesehatannya, mendapatkan pelayanan secara komprehensif guna
mendeteksi dini komplikasi atau faktor resiko yang menyertai.

Anda mungkin juga menyukai