Anda di halaman 1dari 5

Gaya dan Bentuk Bangunan Pasca Kemerdekaan Indonesia

Disusun Oleh:

Wulan Swarna Putri

Nim:

03061281823017

Dosen Pengampu:

Dr. Johannes Adiyanto, S.T., MT.

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Gaya dan Bentuk Bangunan Pasca Kemerdekaan Indonesia

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus tahun 1945. Indonesia mengalami


masa sulit yang panjang sebelum era kemerdekaan, lebih kurang 3,5 abad negara ini
tertekan dalam berbabgai aspek sehingga mempunyai dampak di berbagai sektor salah
satunya perkembangan arsitektur pada masa itu.

Pembangunan gedung/monumen secara fisik baru dimulai tahun 1960an. Bangunan


yang dibangun pada saat itu adalah Gedung Pola, Monumen Nasional, Gelora Bung Karno,
Masjid Istiqlal,Hotel Indonesia, Sarinah Departement Store, Gedung Conefo, Wisma
Nusantara, dan Planetarium. Bangunan tersebut dibangun dengan gaya arsitektur modern
tidak satu pun menggunakan gaya arsitektur tradisional Indonesia. Hal ini terjadi karena
berbagai faktor antara lain Indonesia bekas jajahan Belanda. Selama Belanda menjajah
Indonesia, mereka memerlukan fasilitas seperti kantor, tempat tinggal dan lainnya sehingga
mereka membangun kantor, dll dengan gaya arsitektur yang digunakan di Negara Eropa
yaitu arsitektur modern. Faktor lainnya yaitu pengajar di sekolah menengah, sekolah tinggi
ilmu bangunan dan arsitektur berasal dari Belanda sehingga ketika lahirnya para junior
arsitek mereka sudah sangat mengenal arsitektur modern daripada arsitektur tradisonal
yang ada di Indonesia itu sendiri. Serta ikut andilnya Soekarno sebagai presiden Republik
Indonesia yang pertama dalam pembangunan pasca kemerdekaan, pada saat itu Soekarno
mempunyai pemikiran bahwa Indonesia harus memiliki bangunan dengan gaya arsitektur
modern agar memiliki kesetaraan dengan Negara-negara yang sudah merdeka di dunia.

Karena kurangnya teknisi dari Indonesia, Soekarno pada saat itu meminta bantuan
kepada Negara-negara lain salah satunya adalah Negara Rusia untuk membantu proses
pembangunan yang ada di Indonesia. Ini juga merupakan hal yang sangat mempengaruhi
bentuk dan gaya bangunan yang dibangun pasca kemerdekaan. Negara yang membantu
Indonesia tentu saja akan menggunakan gaya dan bentuk bangunan yang ada di
negaranya, pada umumnya Negara-negara tersebut menggunakan gaya arsitektur modern..

Tahun 1959 IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) di bentuk, yang diketuai oleh Ir.
Soehartono. Pencetus awal terciptanya IAI ada 4 tokoh yaitu M. Soesilo, Liem Bwan Tjie,
Frederich Silaban, dan Sidharta. Mereka berempat memiliki kesamaan yang bersinggungan
dengan Belanda sebagai sebuah produk kolonialisme yang memang melingkupi zaman
pada saat itu. Hal ini terlihat dari karya Lim Bwan Tjie dan Frederich Silaban yang dididik
oleh Belanda, bekerja di kantor – kantor arsitek Belanda. Sampai Silaban menuliskan prinsip
– prinsip dasar perancangan arsitektur modern. Dimana Sidharta menjelaskan prinsip –
prinsip lokalitas dalam didalam perancangan aritektur.

Liem Bwan Tjie adalah generasi pertama arsitek Indonesia kelahiran Semarang yang
mempunyai kesempatan untuk belajar ke Belanda tahun 1910 pada saat usianya 19 tahun.
Diawali dari belajar di Sekolah Teknik Menengah – middlebaare technischeschool lalu di
lanjutkan ke Sekolah Tinggi Teknik Defl.

Berbeda dengan Liem Bwan Tjie, Frederich Silaban dekat dengan kekuasaan, yakni
presiden Soekarno selama masa pemerintahannya. Silaban tidak seberuntung Liem yang
mengenyam pendidikan menengan di Belanda. Silaban bersekolah di Koningin Wihelmina
School (KWS) di Batavia. Salah satu mata pelajaran sekolah ini adalah ilmu bangunan.
Tujuan dibentuknya sekolah ini untuk memenuhi tenaga terampil dan terdidik bagi
pembangunan fisik di Hindia Belanda. Hal ini membuat para lulusan KWS mmpu menjadi
ahli bangunan yang terampil dalam hal perencanaan. Silaban pernah tinggal di rumah
seorang arsitek Belanda yang bernama Antonisse. Dan Silaban pernah berangkat ke
Belanda untuk mendapatkan sertifikasi resmi sebagai arsitek professional.

M.Soesilo juga berbeda dari dua tokoh yang dibahas tadi. Moh. Soesilo
berkecimpung di dalam dunia perencanaan kota. Soesilo mengenyam pendidikan sekolah
dasar di Europeesche Lagere School, lalu melanjutkan pendidikan sekolah menengah di
Hogere Burgerschool (HBS) dan pindah ke MULO di Yogyakarta. Dengan alasan kesehatan
Soesilo tidak dapat melanjutkan pendidikan menengahnya dan sempat tidak sekolah
beberapa saat. Soesilo juga pernah sekolah di perguruan tinggi Princess Juliana School
(PJS) namun tidak selesai karena alasan kesehatan lagi. Soesilo juga pernah bekerja
sebagai juru gambar di Biro Arsitek Thomas Karsten di Semarang. Dari Karsten, Soesilo
banyak mendapatkan pengalaman terutama di bidang perencanaan kota.

Berbeda dengan ketiga tokoh yang sudah dibahasyaitu Soesilo, Silaban, dan Liem
Bwan Tjie yang berlandas pada pemikiran ‘Eropa’, maka pemikiran Sidharta dalam upaya
untuk mencari arsitektur modern Indonesia, menurutnya arsitektur tradisonal tidak boleh
dilupakan. Bukan bearti 100% meniru arsitektur tradisonal secara utuh dengan mata
tertutup, melaikan dengan cara mempelajarinya dan menghayati nilai – nilai budaya yang
ada di Indonesia.
Gaya arsitektur modern yang digunakan di Indonesia disesuaikan dengan iklim
Indonesia yang beriklim tropis. Hal ini menghasilkan bentukan baru yang bernama
“Arsitektur Tropis“ tercipta oleh salah satu tokoh pendiri IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia)
yaitu Frederich Silaban. Silaban adalah arsitek yang membangun Masjid Istiqlal yang
merupakan bangunan pasca kemerdekaan.

Masjid Istiqlal terletak di Jakarta, Indonesia yang didesain oleh arsitek Friedrich
Silaban yang secara otodidak mempelajari arsitektur modern. Desain dari masjid Istiqlal ini
terlihat sangat kental menggunakan gaya arsitektur modern. Dapat dilihat dari bentuknya
yang sederhana, mengutamakan simplicity dan tidak menggunakan ornament. Ciri khas
arsitektur modern adalah mengutamakan simplicity, banyak menonjolkan garis – garis
horizontal atau vertikal serta tidak menggunakan ornament.

Jadi, gaya dan bentuk bangunan yang digunakan pasca kemerdekaan Indonesia
adalah arsitektur modern yang diperkenalkan oleh arsitek-arsitek dari Belanda dan
dipengaruhi faktor politik Indonesia pasca kemerdekaan.
Dafftar pustaka :

Adiyanto, Johannes dan Realrich Sjarief. 2019. Cara Menulis Sejarah Arsitektur Untuk
Mahasiswa. Jakarta:RAW Architecture

Rahil Muhammad Hasbi dan Wibisono Bagus Nimpuno (2018). Jurnal: Pengaruh Arsitektur
Modern Pada Desain Masjid Istiqlal. Universitas Mercu Buana

Anda mungkin juga menyukai