Anda di halaman 1dari 8

Lex Privatum, Vol. IV/No.

3/Mar/2016

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KEBAKARAN PENDAHULUAN


HUTAN DI INDONESIA DITINJAU DARI UU NO. A. Latar Belakang Masalah
32 TAHUN 20091 Kebakaran hutan berakibat pada
Oleh: Amelia Monica Yurah2 pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan hidup adalah masuk atau di
ABSTRAK masukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh
mengetahui apa saja dampak-dampak yang kegiatan manusia sehingga melampaui baku
ditimbukan dari pencemeran udara akibat mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
kebakaran hutan dan bagaimana peran Pengaturan Hukum Lingkungan di Indonesia
pemerintah dalam menanggulangi kebakaran secara komprehensif atau disebut
hutan dalam kaitannya dengan Undang-Undang environmental oriented law adalah dengan
No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan lahirnya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
menggunakan metode penelitian yuridis Pengelolaan lingkungan (LN 1982 No. 12, TLN
normatif, maka dapat disimpulkan: 1. No. 3215), yang disingkat dengan UULH. Yang
Pencemaran udara yang disebabkan dari kemudian diganti dengan Undang-Undang
kebakaran hutan, menimbulkan beberapa Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
dampak yang sangat merugikan bagi Lingkungan Hidup (LN 1997 No. 12, TLN No.
masyarakat. Sebagian besar polusi udara 3215) yang disingkat UUPLH dan sekarang
terfokuskan pada efek akibat terhirup malalui diganti lagi dengan Undang-Undang Nomor 32
saluran pernapasan mengingat saluran napas Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
merupakan pintu utama masuknya polutan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun 209
udara kedalam tubuh. Atas dasar hal tersebut, No. 140 TLN No. 5059) yang disingkat dengan
jadi jelas-jelas bahwa akibat adanya kebakaran UUPPLH. 3
hutan akan menghasilkan polusi udara. 2. Disamping itu pengaturan tentang hutan
Pemerintah berperan dalam mencegah juga di atur dalam Undang-Undang No. 41
kebakaran hutan sesuai dengan larangan dalam Tahun 1999, mengenai kebakaran hutan yang
Pasal 69 ayat (1) huruf h Undang-Undang No. banyak menimbulkan dampak negatif harus
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan menjadi perhatian khusus oleh pemerintah
pengelolaan Lingkungan Hidup. Upaya yang maupun aparat penegak hukum, agar dapat
dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi setiap dampak yang
menanggulangi kebakaran hutan, diantaranya: ditimbulkannya. Penerapan hukum akibat
Memantapkan kelembagaan; Meningkatan pembakaran hutan ini tidak dirinci dengan jelas
kemampuan sumber daya aparat pemerintah; baik dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 1999
Melengkapi fasilitas untuk menanggulangi tentang Kehutanan maupun dalam Undang-
kebakaran hutan; Menerapkan sanksi hukum Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
khususnya yan memicu atau penyebab Hidup, sehingga memberikan keleluasan bagi
langsung terjadinya kebakaran; Melakukan oknum-oknum tertentu untuk melakukan
segala bentuk pengawasan yang diamanatkan pembakaran hutan. Sejauh ini Undang-Undang
oleh Pasal 71 samapai dengan Pasal 75 Undang- No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Penggelolaan Lingkungan Hidup dalam Pasal 69
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan ayat (1) (h) menyatakan bahwa setiap orang
Hidup. dilarang melakukan pembukaan lahan dengan
Kata kunci: Pencemaran udara, kebakaran cara dibakar. Namun pembakaran hutan di
hutan kalangan masyarakat ini masih saja terjadi.4

1 3
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Hengky A. H. M. Hadin Muhjad, Op. Cit, hal, 4.
4
Korompis, SH, MH; Vecky Y.Gosal, SH, MH Lihat Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. Perlindungan dan Pengelolaan Hukum Lingkungan Pasal
110711360 69 ayat (1) (h).

107
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

Perbuatan dan tindakan pengelolaan dan pada metode sistimatika dan pemikiran
pemanfaatan hutan akan memberikan manfaat tertentu, yang bertujuan mempelajari satu atau
yang besar bagi umat manusia (masyarakat). beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan
Namun apabila pengelolaan dan pemanfaatan menganalisanya”.6
hutan di lakukan dengan cara sedemikian rupa Sebagai penelitian hukum normatif yang
sehingga menimbulkan kerusakan,maka hal itu menggunakan sumber data sekunder atau data
akan menimbulkan kerugian bagi umat pustaka, maka pendekatan penelitian ini untuk
manusia. Kerugian tersebut salah satunya membahas permasalahan adalah pendekatan
terjadi akibat tidak adanya landasan hukum pada perundang-undangan, melalui beberapa
yang menjadi dasar agar tidak di lakukannya peraturan baik dalam Undang-Undang No. 32
perbuatan semena-mena terhadap hutan. Oleh Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
karena itu diperlukan seperangkat hukum yang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan juga
mengatur pemanfaatan dan pengelolaan hutan, berdasarkan peraturan lain yang relevan
serta di perlukan peran Negara dalam dengan perlindungan hukum lingkungan yakni
mengelola hutan agar tetap lestari. Dengan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang
adanya hukum yang mengatur dan melindungi Kehutanan. Selanjutnya digunakan pendekatan
hutan, maka diharapkan dapat meminimalisir yuridis normatif dengan menganalisis secara
terjadinya kerusakan hutan yang berimplikasi deskriptif, kualitatif, yaitu dengan menjelaskan
luas terhadap lingkungan hidup yang selaras. aturan-aturan hukum yang berkaitan pada
Di samping melakukan pemanfaatan dan permasalahan tersebut.
pengelolaan hutan juga harus dilakukan
perlindungan terhadap hutan. Perlindungan PEMBAHASAN
hutan tersebut meliputi usaha untuk mencegah A. Dampak-Dampak Yang Ditimbulkan Dari
dan membatasi kerusakan hutan yang Pencemaran Udara Akibat Kebakaran
disebabkan oleh perbuatan manusia dan Hutan
ternak, kebakaran, daya-daya alam, hama dan Pencemaran udara dapat memberikan
penyakit. Agar perlindungan dan pengamanan dampak negative bagi makhluk hidup, manusia,
lingkungan dapat berlangsung secara teratur hewan dan tumbuh-tumbuhan. Kebakaran
dan pasti serta agar diikuti oleh semua pihak, hutan dan gunung api yang meletus
maka perlu dituangkan dalam peraturan menyebabkan banyak hewan yang kehilangan
hukum.5 tempat berlindung, dan sampai mati bahkan
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis punah. Gas-gas oksida belerang (SO2 dan SO3)
ingin melakukan penulisan skripsi ini yang bereaksi dengan uap air, dan air hujan dapat
berjudul: “Pencemaran Udara Akibat Kebakaran menyebabkan terjadinya hujan asam yang
Hutan Di Indonesia Ditinjau Dari Undang- dapat merusak bangunan, saran pra-sarana
Undang No. 32 Tahun 2009” transportasi atau invrastuktur dan lain-lain,
B. Rumusan Masalah sehingga mengakibatkan tumbuhan mati atau
1. Apa saja dampak-dampak yang ditimbukan tidak bisa tumbuh. Gas karbon monoksida bila
dari pencemeran udara akibat kebakaran terhisap masuk dalam paru-paru bereaksi
hutan? dengan haemoglobin menyebabkan keracunan
2. Bagaimana peran pemerintah dalam darah.7
menanggulangi kebakaran hutan dalam Pencemaran udara dapat menimbulkan
kaitannya dengan Undang-Undang No. 32 dampak lingkungan alam antara lain:8
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan 1. Hujan asam
Pengelolaan Lingkungan Hidup? Hujan asam pertama kali diperkanalkan oleh
Augus Smith ketika ia menulias tentang polusi
C. Metode Penulisan industry di Inggris.Hujan asam adalah hujan
Metode penelitian dalam penulisan skripsi yang memiliki kandungan pH (derajat
ini menggunakan metode penelitian hukum
yakni “suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan 6
Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press,
Jakarta, 1986, hal. 43.
7
H.M. Hadin Muhjad, Op cit, hal. 129.
5 8
H. Suriansyah Murhaini, Op. Cit, hal, 11. Ibid., hal. 129-131.

108
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

keasaman) kurang dari 5.6. pencemar udara terperangkat dalam lapisan troposfer dan
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan menimbulkan fenomena pemanasan global.
membentuk asam dan menurunkan pH air Dampak dari pemanasan global adalah:12
hujan. Dampak dari hujan asam antara lain:9 a. Pencairan es di kutub
1. Mempengaruhi kualitas air permukaan b. Perubahan iklim regional dan global
2. Merusak tanaman c. Perubahan siklus hidup flora dan fauna.
3. Melarutkan logam-logam berat yang Penyebab polusi udara atau pencemaran
terdapat dalam tanah sehingga udara disebabkan oleh faktor alam dan
mempengaruhi kualitas air tanah dan air manusia, untuk faktor manusia yaitu dengan
permukaan segala aktifitasnya. Berbagai kegiatan manusia
4. Bersifat korosif sehingga merusak yang dapat menghasilkan polusi atau
material dan bangunan. pencemaran udara antara lain:13
2. Penipisan Lapisan Ozon 1. Pembakaran; Semisal pembakaran sampah,
Ozon (O3) adalah senyawa kimia pembakaran pada kegiatan rumah tangga,
yangmemiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di kendaraan bermotor, dan kegiatan
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan industry, bahkan juga pembakaran hutan
terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian maupun lahan. Polutan yang dihasilkan
15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari antara lain asap, debu, grit (pasir halus),
lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari dan gas (CO dan NO)
radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar 2. Proses peleburan; Semisal proses
matahari dan berbahaya bagi kehidupan. peleburan baja, pembuatan soda, semen,
Namun, zat kimia buatan manusia yang disebut keramik, aspal. Polutan yang dihasilkannya
sebagai ODS (Ozon Depleting Substances) atau meliputi debu, uap, dan gas.
BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu 3. Pertambangan dan penggalian; Polutan
merusak lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan yang dihasilkan terutama adalah debu.
ozon menipis. Hal ini dapat terjadi karena zat 4. Proses pengolahan dan pemanasan;
kimia buatan tersebut dapat membebaskan ato Semisal proses pengolahan makanan,
klorida (CI) yang akan mempercepaqt lepasnya daging, ikan, dan penyamakan. Polutan
ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon yang yang dihasilkan meliputi asap, debu, dan
berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone bau.
hole).10 5. Pembuangan limbah; baik limbah industri
3. Pemanasan global maupun limbah rumah tangga. Polutannya
Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer adalah gas H2S yang menimbulkan bau
dapat menghalangi pantulan panas dari bumi busuk.
atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi 6. Proses kimia; Semisal pada pemurnian
lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek minyak bumi, pengolahan mineral, dan
rumah kaca (green house effect). Efek rumah pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan
kaca ini mempengaruhi terjadinya kanaikan umunya berupa debu, uap dan gas.
suhu udara di bumi (pemanasan global). 7. Proses pembangunan; Semisal
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata- pembangunan gedung-gedung, jalan dan
rata di seluruh dunia dan menimbulkan dampak kegiatan yang semacamnya. Polutannya
berupa berubahnya pola iklim.11 seperti asap dan debu.
Efek rumah kaca disebabkan oleh 8. Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan
keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O yang dihasilkan terutama adalah gas dan
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi debu radioaktif.
panas matahari yang dipantulkan oleh Pencemaran udara yang disebabkan dari
permukaan bumi. Akibatnya panas kebakaran hutan, menimbulkan beberapa

12
Ibid.,
9 13
Ibid., http://alamendah.org/2014/08/07/penyebab-
10
Ibid., pencemaran-udara/. Diakses pada tanggal 17-Januari-
11
Ibid., 2015. Jam 14:34 wita.

109
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

dampak yang sangat merugikan bagi seluruh pencegahan jauh lebih baik dari
makhluk hidup yang ada disekitarnya, yaitu memanggulangi. Ada beragam cara yang bisa
dapat menggangu kesehatan, estetika, dilakukan dalam rangka mencegah kebakaran
kanyamanan maupun merusak property. hutan khususnya yang disebabkan oleh
Penyebab kebakaran hutan sebagian dari perbuatan manusia seperti membuang punting
kegiatan manusia yang tidak bertanggung rokok di wilayah yang kering, kegiatan
jawab, maupun dari keadaan alam yang bisa pembukaan lahan dan juga api unggun yang
menyebabkan kebakaran hutan yang lupa dimatikan. Upaya pencegahannya adalah
menjadikan polusi udara, sifat alami udara dengan meningkatkan kesadaran masyarakat
mengakibatkan dampak sifat langsung dan khususnya mereka yang berhubungan langsung
lokal, regional,maupun global. dengan hutan. Masyarakat ini biasanya tinggal
di wilayah hutan dan memperluas area
B. Peran Pemerintah Dalam Menanggulangi pertaniannya dengan membakar. Pemerintah
Kebakaran harus serius mengadakan sosialisi agar hal ini
Khusus di Indonesia, pada hakekatnya bisa dicegah.
penanggulangan hutan telah di atur dengan Pada dasarnya upaya penanggulangan
jelas di dalam Peraturan Menteri Kehutanan kebakaran hutan juga bisa disempurnakan jika
Nomor: P.12/Menhut-Ii/2009 Tentang pemerintah mau memanfaatkan teknologi
pengendalian kebakarab hutan. Adapun upaya semacam bom air. Atau bisa juga lebih lanjut
penanggulangan yang dimaksuk tersebut ditemukan metode yang lebih efisien dan
antara lain:14 ampuh menaklukkan kobaran api di hutan.
1. Memberdayakan sejumlah posko yang Langkah yang paling baik adalah dengan
bertugas menanggulangi kebakaran hutan mengikutsertakan para perangkat pendidikan
di semua tingkatan. Pemberdayaan ini juga agar merancang teknologi maupun metode
harus disertai dengan langkah pembinaan yang membantu pemerintah di level praktis.
terkait tindakan apa saja yang harus Sokongan dana dari pemerintah akan membuat
dilakukan jika kawasan hutan telah program tersebut lebih baik dan terarah.
memasuki status Siaga I dan juga Siaga II. Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah
2. Memindahkan segala macam sumber daya kebakaran hutan dilakukan antara lain.
baik itu manusia, perlengkapan serta dana (Soermasono, 1997)15
pada semua tingkatan mulai dari jajaran 1. Memantapkan kelembagaan dengan
Kementrian Kehutanan hingga instansi lain membentuk Sub Direktorat Kebakaran
bahkan juga pihak swasta. Hutan dan Lembaga non struktural berupa
3. Memantapkan koordinasi antara sesame Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan
instansi yang saling terkait melalui dengan Satlak serta Brigade-brigade pemadam
PUSDALKARHUTNAS dan juga di lever kebakaran hutan di masing-masing HPH
daerah dengan PUSDALKARHUTDA tingkat I dan HTI;
dan SATLAK kebakaran lahan dan juga 2. Melengkapi perangkat lunak berupa
hutan. pedoman dan petujuk teknis pencegahan
4. Bekerjasama dengan pihak luar seperti dan penanggulangan kebakaran hutan;
Negara lainnya dalam hal menanggulangi 3. Melengkapi perangkat keras berupa
kebakaran hutan. Negara yang potensial peralatan pencegah dan pemadam
adalah Negara yang berbatasan dengan kita kebakaran hutan;
misalnya dengan Malaysia berama pasukan 4. Melakukan pelatihan pengendalian
BOMBA-nya. Atau juga dengan Australia kebakaran hutan bagi aparat pemerintah,
bahkan Amerika Serikat. tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan
Upaya penanggulangan kebakaran hutan ini serta masyarakat sekitar hutan;
tentunya harus sinkron dengan upaya
pencegahan. Sebab walau bagaimanapun,
15
http://ekosistem-
14
Lihat Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: ekologi.blogspot.co.id/2013/04/langkah-penanggulangan-
P.12/Menhut-Ii/2009 Tentang pengendalian kebakarab kebakaran-hutan.html. Diakses pada tanggal 19-Januari-
hutan. 2016. Jam 15:319 wita.

110
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

5. Kampanye dan penyuluhan melalui b. Kesadaran semua lapisan masyarakat


berbagai apel siaga pengendalian terhadap bahaya kebakaran masih rendah.
kebakaran hutan; c. Kemampuan aparatur pemerintah
6. Pemberian pembekalan kepada pengusaha khusunya untuk koordinasi, memberikan
(HPH, HTI, perkebunanan, dan penyuluhan untuk kesadaran masyarakat,
transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran dan melakukan upaya pemadaman
Pemda oleh Menteri Kehutanan dan kebakaran semak belukar dan hutan masih
Menteri Negara Kehutanan dan Lingkungan rendah.
hidup; d. Upaya pendidikan baik formal maupun
7. Dalam setiap persetujuan pelepasan informal untuk penaggulangan kebakaran
kawasan hutan bagi pembangunan non hutan belum memadai.
kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan Hasil identifikasi dari kebakaran hutan
hutan tanpa bakar. menunjukkan bahwa penyebab utama
Disamping melakukukan pencegahan, kebakaran hutan adalah faktor manusia dan
pemerintah juga melakukan penanggulangan faktor yang memicu meluasnya areal kebakaran
melalui berbagai kegiatan antara lain:16 adalah kegiatan perladangan, pembukaan HTI
1. Memberdayakan posko-posko kebakaran dan perkebunan serta konflik hukum adat
hutan di semua tingkat, serta melakukan dengan hukum negara, maka untuk
pembinaan mengenai hal-hal yang harus meningkatkan evektivitas dan optimasi
dilakukan selama siaga 1 dan siaga II. kegiatan pencegahan dan penggulangan
2. Mobilitas semua sumber daya (manusia, kebakaran hutan perlu upaya penyelesaian
peralatan dan dana) di semua tingkatan, masalah ynag terkait dengan faktor-faktor
baik di jajaran Departemen Kehutanan tersebut.
maupun instansi lainnya, maupun Untuk mengoptimalkan upaya pencegahan
perusahaan-perusahaan. dan penanggulangan kebakaran hutan di masa
3. Meningkatkan koordinasi dengan instansi depan antara lain:18
terkait di tingkat pusat melalui 1. Melakukan pembinaan dan penyuluhan
PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah untuk meningkatkan kesejahteraan
melalui PUSDALKARHUTDA Tk I dan SATLAK masyarakat pinggiran atau dalam kawasan
kebakaran hutan dan lahan. hutan, sekaligus berupaya untuk
4. Meminta bantuan luar negeri untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
memadamkan kebakaran antara lain: tentang bahaya kebakaran hutan dan
pasukan BOMBA dari Malaysia untuk semak belukar.
kebakaran di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, 2. Memberikan penghargaan terhadap hukum
dan Kalimantan barat; bantuan pesawat AT adat sama seperti hukum negara, atau
130 dari Australia dan Herkulis dari USA merevisi hukum negara denga mengadopsi
untuk kebakaran di Lampung; bantuan hukum adat.
masker, obat-obatan dan sebagainya dari 3. Peningkatan kemampuan sumber daya
negara-negara Asean, Korea selatan, China aparat pemerintah melalui pelatihan
dan lain-lain. maupun pendidikan formal. Pembukaan
Upaya pencegahan dan penaggulangan yang program studi penanggulangan kebakaran
telah dilakukan selama ini ternyata belum hutan merupan alternative yang bisa di
memberikan hasil yang optimal dan kebakaran tawarkan.
hutan masih terus terjadi pada setiap musim 4. Melengkapi fasiltas untuk menanggulangi
kemarau. Kondisi disebabkan oleh berbagai kebakaran hutan, baik perangkat lunak
faktor antara lain:17 maupun perangkat kerasnya.
a. Kemiskinan dan ketidakadilan bagi 5. Penerapan sanksi hukum pada pelaku
masyarakat pinggiran atau dalam kawasan pelanggaran dibidang lingkungan
hutan.
18
http://duniabaca.com/upaya-pencegahan-dan-
16
Ibid., penanggulangan-kebakaran-hutan.html. Diakses pada
17
Ibid., tanggal 19-Januari-2016. Jam 22:12 wita.

111
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

khususnya yan memicu atau penyebab kegiatan yang izin lingkungannya diterbitkan
langsung terjadinya kebakaran. oleh pemerintah daerah jika Pemerintah
menganggap terjadi pelanggaran yang serius di
Di tinjau dari Undang-Undang Nomor 32 bidang perlindungan dan pengelolaan
21
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan lingkungan hidup.
pengelolaan lingkungan hidup mengenai peran
pemerintah terhadap kebakaran hutan, Pasal 74 UU No. 32 tahun 2009 ayat-
disesuaikan dengan Bab XII tentang ayatnya, sebagai berikut:
pengawasan dan sanksi administratif dalam 1) Pejabat pengawas lingkungan hidup
pasal 71 sampai dengan pasal 75, dimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 71 ayat
pemerintah mempunyai peran untuk mencegah (3) berwenang :
terjadinya kegiatan yang menimbulkan a. melakukan pemantuan;
pencemaran lingkungan. b. meminta keterangan;
Undang-Undang No 32 Tahun 2009 c. membuat salinan dari dokumen
mengatur tentang peran pemerintah dalam dan/atau membuat catatan yang
melakukan pengawasan terhadap lingkungan diperlukan;
bunyi pasal-pasalnya sebagai berikut: d. memasuki tempat tertentu;
Pasal 71 UU No. 32 tahun 2009 ayat- e. memotret;
ayatnya, sebagai berikut: f. membuat rekaman audio visual;
1) Menteri, gubernur bupati/ walikota g. mengambil sampel;
sesuai dengan kewenangannya wajib h. memeriksa peralatan;
melakukan pengawasan terhadap i. memeriksa instalasi dan/atau alat
ketaatan penanggung jawab usaha transportasi;dan atau
dan/atau kegiatan atas ketentuan yang j. menghentikan pelanggaran tertentu.
ditetapkan dalam peraturan perundang- 2) Dalam melaksanakan tugasnya,pejabat
undangan di bidang perlindungan dan pengawas lingkungan hidup dapat
penggelolaan lingkungan hidup. melakukan koordinasi dengan pejabat
2) Menteri, gubernur, atau bupati/ walikota penyidik pegawai negeri sipil.
dapat mendelegasikan kewenangan 3) Penanggung jawab usaha dan/atau
dalam melakukan pengawasan kepada kegiatan dilarang menghalangi pelaksanaan
pejabat/ instansi teknis yang tugas pejabat pengawas lingkungan
bertanggung jawab di bidang hidup.22
perlindungan dan pengelolaan Pasal 75 UU No. 32 tahun 2009, Ketentuan
lingkungan hidup. lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan
3) Dalam melaksanakan pengawasan, pejabat pengawas lingkungan hidup dan tata
menteri, gubernur, atau bupati/ walikota cara pelaksanaan penagawasan sebagaimana
menetapkan pejabat pengawas dimaksud dalam pasal 71 ayat (3),pasal 73,dan
lingkungan hidup yang merupakan pasal 74 diatur dalam Peraturan Pemerintah.23
pejabat fungsional.19 Upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk melaksanakan pengawasan lingkungan
Pasal 72 UU No. 32 tahun 2009, Menteri, sesuai dengan pasal 71 sampai dengan pasal 75
gubernur, atau bupati/ walikota sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang
kewenangannya wajib melakukan pengawasan Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
ketaatan penanggung-jawab usaha dan/ atau hidup harus dilaksanakan sepenuhnya untuk
kegiatan terhadap izin lingkungan.20 mencegah terjadinya kerusakan maupun
Pasal 73 UU No. 32 tahun 2009, Menteri pencemaran lingkungan.
dapat melakukan pengawasan terhadap
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
21
Lihat Undang-Undang No. 32 tahun 2009 UUPPLH Pasal
73.
19 22
Lihat Undang-Undang No. 32 tahun 2009 UUPPLH Pasal Lihat Undang-Undang No. 32 tahun 2009 UUPPLH Pasal
71. 74.
20 23
Lihat Undang-Undang No. 32 tahun 2009 UUPPLH Pasal Lihat Undang-Undang No. 32 tahun 2009 UUPPLH Pasal
72. 75.

112
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

Sementara itu ditinjau dari pasal 69 ayat (1) Atas dasar hal tersebut, jadi jelas-jelas
huruf h dimana terdapat larangan dalam bahwa akibat adanya kebakaran hutan akan
melakukan pembukaan lahan dengan cara menghasilkan polusi udara.
membakar, hal ini melahirkan putusan hakim di 2. Pemerintah berperan dalam mencegah
Pengadilan Negeri Palembang dikaitkan dengan kebakaran hutan sesuai dengan larangan
pembakaran hutan, hakim menegaskan bahwa dalam Pasal 69 ayat (1) huruf h Undang-
kebakaran hutan tidak merusak lingkungan Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
karena masih bisa di tanami lagi. Majelis hakim Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
negeri Palembang menolak gugatan ganti rugi Hidup. Upaya yang dilakukan oleh
dari Kementrian Lingkungan Hidup dan pemerintah dalam menanggulangi
kehutanan sebesar 7,9 triliun rupiah, atas kasus kebakaran hutan, diantaranya:
kebakaran hutan dan aksi tebang dan bakar. Memantapkan kelembagaan; Meningkatan
Hakim menimbang, tiap tergugat PT Bumi kemampuan sumber daya aparat
Mekar Hijau BMH yang merupakan anak usaha pemerintah; Melengkapi fasilitas untuk
Sinar Mas tidak terbukti merusak lingkungan. menanggulangi kebakaran hutan;
Ketua Majelis Pengadilan Negeri Palembang Menerapkan sanksi hukum pada pelaku
Parlas Nababan menilai kebakaran itu tidak pelanggaran dibidang lingkungan
merusak lahan karena masih bisa di tumbuhi khususnya yan memicu atau penyebab
tanaman.24 langsung terjadinya kebakaran; Melakukan
Putusan tersebut bertentangan dengan segala bentuk pengawasan yang
Pasal 69 ayat (1) huruf h UU No 32 tahun 2009 diamanatkan oleh Pasal 71 samapai
tentang Perlindungan dan pengelolaan dengan Pasal 75 Undang-Undang No. 32
lingkungan hidup yang menekan larangan Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
melakukan pembukaan lahan dengan cara Pengelolaan Lingkungan Hidup.
membakar karena pembakaran yang terjadi
berdampak terhadap pencemaran lingkungan B. Saran
termasuk dampak terhadap kehidupan sosial, 1. Perlu diterapkan dan direalisasikan aturan
budaya dan ekonomi, dampak terhadap yang mengatur tentang larangan terhadap
ekologis dan kerusakan lingkungan, dampak pembakaran hutan, mengingat cukup besar
terhadap hubungan antar Negara dan dampak dampak yang ditimbulkan dari perbuatan
terhadap perhubungan dan pariwisata, serta tersebut.
dampak terhadap pencemaran udara yang 2. Perlu dilakukan pengawasan yang ketat
merusak kesehatan masyarakat. olehnya baik dari pemerintah maupun masyarakat
putusan tersebut harus di batalkan mengingat dalam menanggulangi kebakaran hutan.
dampak yang ditimbulkan dari kebakaran hutan
ini sangat berpengaruh besar terhadap DAFTAR PUSTAKA
lingkungan. Ali Achmad, Keterpurukan Hutan di Indonesia
(Penyebab dan Solusinya), Ghalin Indonesia,
PENUTUP Jakarta, 2002.
A. Kesimpulan Hadjon Philipus M., Perlindungan Hukum Bagi
1. Pencemaran udara yang disebabkan dari Rakyat Indonesia, P.T. Bina
kebakaran hutan, menimbulkan beberapa Ilmu, Surabaya, 1987.
dampak yang sangat merugikan bagi Hamzah Jur Andi, Penegakan Hukum
masyarakat. Sebagian besar polusi udara Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta, 2005.
terfokuskan pada efek akibat terhirup H.S Salim, Dasar-dasar Hukum Kehutanan (Edisi
malalui saluran pernapasan mengingat Revisi), Sinar Grafika, Jakarta, 2004.
saluran napas merupakan pintu utama Muhjad H. M. Hadin, Hukum Lingkungan
masuknya polutan udara kedalam tubuh. Sebuah Pengantar untuk Konteks Indonesia,
Genta Publishing, Yogyakarta, 2015.
24
http://m.dw.com/id/bakar-hutan-tak-merusak-hakim- Munir Mochammad, Penegakan hukum dalam
palembang-dihujani kritik/a-18956778. Diakses pada masyarakat (suatu renungan untuk
tanggal 19-Januari-2016. Jam 23.59 wita.

113
Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

mewujudkan pemerintah yang bersih dan http://alamendah.org/2014/08/07/penyebab-


berwibawa) Pidato pengukuhan jabatan pencemaran-udara/. Diakses pada tanggal
guru besar yang disampaikan pada rapat 17-Januari-2015. Jam 14:34 wita.
terbuka senat Universitas Brwijaya Malang 9 http://duniabaca.com/upaya-pencegahan-dan-
Mei 1998, Tidak dipublikasikan, 1998. penanggulangan-kebakaran-hutan.html.
Murhaini H. Suriansyah, Hukum Kehutanan
Penegakan Hukum terhadap kejahatan di
Bidang Kehutanan, Laksbang Grafika,
Yogyakarta, 2011.
Salindeho John, Masalah Tanah dalam
Pembangunan, Sinar Grafika,
Jakarta, 1987.
Salindeho Jhon, Undang-Undang Gangguan dan
Masalah Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta,
1989.
Simon Hasanu, Sumber Daya Hutan (Timber
Management) Jilid 1A, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2010.
Soekanto Soerjono, Faktor-faktor yang
mempengaruhi penegakan hukum, Rajawali
Pres, Jakarta. 1986.
----------------------, Pengantar Penelitian Hukum,
UI Press, Jakarta, 1986.
Sukardi, Illegal Logging dalam Prespektif Politik
Hukum Pidana, Universitas Atmajaya,
Yokyakarta, 1973.
Yusuf Abdul Muis dan Mohammad Taufik
Makarao, Hukum Kehutanan Di Indonesia,
Rineka Citra, Jakarta, 2011.

Sumber referensi lainnya:


Undang-Undang No 41 Tahun 1999 Tentang
Kehutanan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Hukum
Lingkungan.
http://m.dw.com/id/bakar-hutan-tak-merusak-
hakim-palembang-dihujani-kritik/a-
18956778.
http://alamendah.org/2011/08/27/dampak-
kebakaran-hutan/.
http://ekosistem-
ekologi.blogspot.co.id/2013/04/langkah-
penanggulangan-kebakaran-hutan.html.
Diakses pada tanggal 19-Januari-2016. Jam
15:319 wita.
http:
//www.pengertianpakar.com/2015/04/peng
ertian-pencemaran-udara-
menurut.html?m=1. Diakses pada tanggal
11-Januari-2015.

114

Anda mungkin juga menyukai