Anda di halaman 1dari 23

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

INTANGIBLE ASSET

Di Susun Oleh :
Deftania Ofita Liani 21118002
Inne Febriani Tresnasari 21118005
Kintan Amanda 21118012
Rifki Adhitama 21118014
Victor Candra 21118016
Rosary Ohoitimur 21118023
Lula Llutfiah 21118024
David Octavyanto 21215028
Iqvz Andaresya 21118034
Kelompok IV

EKONOMI DAN BISNIS


AKUNTANSI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2020
Kata Pengantar

Alhamdulilah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Akuntansi Keuangan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan kami mengenai materi harta tak berwujud (Intangible Asset).

Kami menyadari sepenuhnya di dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran,
agar penulis dapat berkembang dan menjadi lebih baik di . Dan apabila terdapat
kesalahan. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Bandung,23 Maret 2020

Penulis,
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................4
2.1. Pengertian dan Prinsip Aktiva tak berwujud................................................................................4
2.2. Karakteristik dan Klasifikasi..........................................................................................................5
2.3. Pencatatan...................................................................................................................................9
2.4. Pertukaran Intangible Assets.......................................................................................................9
2.5. Penyusutan Intangible Assets....................................................................................................14
BAB III........................................................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................................................16
Kesimpulan............................................................................................................................................16
Kritik dan Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Dalam kegiatan ekonomi suatu perusahaan maupun organiasi,


akuntansi sangat penting bagi keberlangsungan kegiatan dari
perusahaan atau organisasi itu sendiri. Dikatakan sangat penting,
karena akuntansi memberikan kemudahan dalam kegiatan operasional
dari perusahaan atau organisasi.

Dimulai dari kegiatan transaksi yang kemudian dicatat dalam jurnal.


Dan dari jurnal-jurnal tersebut digabungkan untuk menyusun laporan
keuangan dari kegiatan ekonomi perusahaan atau organisasi tersebut
selama satu periode. Laporan keuangan tersebut terdapat 5 jenis
laporan keuangan yaitu;
1. Laporan Laba Rugi
2. Laporan Perubahan Modal
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Dari kelima laporan keuangan tersebut terdapat laporan keuangan


neraca (Balance Sheet). Didalam Neraca tersebut, terdapat aktiva
lancar, aktiva tetap, modal, dan kewajiban. Dalam aktiva, adapula yang
disebut dengan Intangible Assets atau aktiva tak berwujud. Oleh karena
itu, penting untuk memahami mengenai Intangible Assets agar kita
dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan akuntansi.
1.2. Rumusan Masalah

 Apakah itu pengertian dari Intangible Assets?

 Bagaimana karakteristik dan klasifikasi dari Intangible Assets?

 Bagaimana cara akuntansi mencatat Intangible Assets?

 Bagaiman pertukaran Intangible Assets?

 Bagaimana penyusutan Intangible Assets?

 Bagaimana cara penyajian Intangible Assets dalam Laporan


Keuangan?

1.3. Tujuan Penulisan

 Memahami mengenai tentang pengertian Intangible Assets.s

 Memahami mengenai karakteristik dan klasifikasi dari


Intangible Assets.

 Memahami mengenai cara pencatatan Intangible Assets dalam


akuntansi.

 Memahami mengenai pertukaran Intangible Assets.

 Memahami mengenai penyusutan Intangible Assets.

 Memahami mengenai cara penyajian Intangible Assets dalam


Laporan Keuangan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Prinsip Aktiva tak berwujud

Perusahaan pasti mempunyai aktiva tidak berwujud yang digunakan


untuk kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tak berujud adalah hak,
hak istimewa dan keuntungan kompetitif yang timbul dari pemilikan
suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki wujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi
atau dokumen lain. DimanaAktiva tidak berwujud merupakan bagian
dari Aset Nonlancar lainnya yang di neraca diklasifikasikan dan
disajikan sebagai Aset Lainnya.

Dengan penjelasan yang sangat minim ini tentu saja berpotensi pada
kurang akuratnya pencatatan terhadap transaksi Aktiva tidak berujud
tersebut. Sebagai bagian dari neraca, aktiva tidak berwujud juga
memerlukan standar akuntansi untuk memberi penjelasan yang terkait
dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajian
dalam laporan keuangan. Selain itu juga terdapat kemungkinan adanya
perlakuan khusus, contohnya yang terkait dengan amortisasi dan
penghentian serta penghapusannya.Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka kelompok kami membuat makalah yang berjudul
“Aktiva Tidak Berwujud”.
Prinsip Akuntansi Untuk Aktiva Tak Berwujud

Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan


prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak
berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
1. Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
2. Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
3. Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan
atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih
antara pertimbangan yang diterima.
2.2. Karakteristik dan Klasifikasi

Pada dasarnya ada 3 karakteristik aktiva tidak berwujud, yaitu:

 Kurang memiliki eksistensi fisik, mendapatkan nilai dari hak dan


keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang
menggunakannya.

 Bukan merupakan instrumen keuangan, menghasilkan nilainya


dari klaim untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa
mendatang.

 Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi,


menyediakan jasa dalam kurun waktu bertahun-tahun.

Karakteristik Pendukung Aktiva Tidak Berwujud

Selain karakteristik utama di atas, ada beberapa karakteristik pendukung


aktiva tidak berwujud, seperti:

Diperoleh melalui pengembangan atau dibeli secara terpisah atau menjadi


satu dengan asset lain.

 Secara tidak langsung digunakan dalam operasional perusahaan.


 Dipengaruhi oleh kegiatan kompetitor.
 Memiliki nilai pada perusahaan.
 Tidak ditentukan umur ekonomisnya.

Di awal perolehan aset atau aktiva tidak berwujud harus diakui sebesar
harga perolehannya, sedangkan untuk periode berikutnya aktiva tidak
berwujud dilaporkan sebesar nilai tercatatnya. Harga perolehan aktiva
tidak berwujud ditentukan melalui cara perolehannya. Untuk aset atau
aktiva tidak berwujud yang didapatkan melalui pembelian kas, maka
harga perolehannya adalah sebesar jumlah uang yang dibayarkan. Namun,
jika aset tersebut didapatkan melalui proses pertukaran dengan aset
lainnya, nilai perolehannya menjadi sebesar perkiraan harga pasar dari
aset yang digunakan sebagai penukar.

Jenis-jenis Intangible asset

1. Hak Sewa (Lease Hold)

Hak sewa diperoleh dari transaksi sewa aktiva tertentu, disahkan oleh
notaris dan dalam tempo kurun waktu tertentu.

Contohnya : sewa gedung, sewa kendaraan, sewa mesin. alasan hak


sewa diakui sebagai aset tak berwujud karena:

 Memberikan kontribusi bagi perusahaan dimasa mendatang.


 Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi

Contoh Hak Sewa :


 PT Nivia Rotan menyewa gedung untuk showroom-nya Rp
100.000.000 selama 10 tahun
 PT Nivia Rotan menyewa mobil Rp 250.000 per hari untuk
kliennya yang berkunjung.
Pencatatan :

Sewa
100.000.000
Gedung
Kas 100.000.000
Biaya
250.000
sewa
Kas 250.000

Kedua transaksi "sewa" tersebut diperlakukan berbeda :


 Sewa gedung dicatat sebagai harga perolehan aktiva tak berwujud,
berupa hak sewa bangunan karena nilainya yang material dan
manfaatnya lebih dari satu tahun buku, yaitu selama 10 tahun kedepan.
 Dalam transaksi sewa mobil, biaya yang dikelaurkan dicatat sebagai
BIAYA, karena nilai nominalnya tidak terlalu material dan manfaatnya
hanya satu hari atau kurang dari satu tahun buku.

2. Hak Paten
Hak Paten merupakan hak yang didapat dari penemuan tertentu, penemu
tersebut akan mendapatkan manfaat dalam waktu tertentu dan dimasa
mendatang (bisa diperpanjang) contohnya penemuan formula, sistem,
penemuan produk, atau rekayasa.

3. Trade Mark (Merek Dagang) 


Merek dagang adalah hak yang didapat dari suatu merk komersil tertentu.
Contoh : logo, tulisan, simbol ataupun kombinasinya yang mewakili entitas
tertentu.

4. Organization Cost
Merupakan pengeluaran entitas yang timbul sebelum perusahaan
beraktivitas operasi.
Contohnya biaya notaris, biaya seperti ini dicatat sebagai perolehan aset tak
berwujud karena manfaatnya yang diperoleh entitas saat itu dan dimasa
mendatang selama entitas masih beroperasi.

5. Copyright (Hak Pengadaan)


Merupakan hak yang diberikan karena suatu penulisan, baik itu puisi,
novel, karya ilmiah, nada lagu maupun lirik, skenario film.
Hak pengadaan (copyright) bisa meliputi hak mengedarkan dan
memperbanyak karya tersebut.

6. Perijinan (Licences)
Hak yang didapat dari pemerintahan untuk bisa melakukan aktivitas yang
terkait dengan bidang usaha perusahaan.
Licences ini ada masa waktunya, apabila telah habis, maka harus
diperpanjang/diperbarui. biasanya izin seperti ini mempunyai jangka waktu
lebih dari satu tahun buku, bisa 3 hingga 30 tahun.
7. Franchise
Franchise merupakan hak yang didapat guna melakukan jenis usaha
tertentu, memasarkan produk juga mengikuti polanya, penggunaan logo
maupun pengelolaannya.
Kesemuanya dimiliki oleh entitas yang memberikan franchise/waralaba.

8. Goodwill
Goodwil adalah keistimewaan atau kelebihan tertentu yang dimiliki suatu
entitas.
Goodwill diakui apabila terjadi transaksi pada perusahaan yang dinilai lebih
oleh entitas lain.Transaksi bisa berupa merger atau akuisisi maupun
penjualan perusahaan.
Contohnya keistimewaan perusahaan bisa muncul karena perusahaan
mempunyai reputasi yang sangat bagus, mempunyai produk yang tak
dimiliki oleh para pesaing maupun letak perusahaan yang strategis.

Perlakuan Akuntansi Aset Tak Berwujud Dalam akuntansi aktiva tidak


berwujud, sebenarnya hampir sama permasalahannya dengan aktiva
berwujud.
 Perolehan aset tak berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur
serta ditambah semua biaya yang menyertai untuk mendapatkan
aset/haknya (sama seperti aset berwujud).
 Apabila terjadi pengeluaran setelah perolehan aset tak berwujud
(expenditure), biaya biaya tersebut dikapitalisasi ataupun
dibebankan ke periode berjalan, sama seperti tangible asset.
 Amortisasi aset tidak berwujud, seperti halnya penyusutan pada
aktiva tetap, dialokasikan harga perolehannya menjadi biaya (beban
usaha). 
Pencatatan maupun perhitungan amortisasi sama caranya dengan
perhitungan dan pencatatan penyusutan aktiva tetap.
1. Kecuali trade mark (merk dagang) yang dikelompokan kedalam
HPP, mayoritas Amortisasi merupakan biaya usaha
2. Metode garis lurus mungkin lebih baik diaplikasikan dalam
amortisasi, karena aset tak berwujud pada dasarnya tak berhubungan
dengan produk/output yang dihasilkan perusahaan.

2.3. Pencatatan
Aktiva tidak berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang dan
nama dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran
untuk goodwill.
3. Penjualan tertentu – seperti franchise dan lease.
Seperti halnya aktiva tetap, aktiva berujud juga dicatat atas harga dasar
harga perolehan dan harga perolehan ini dihapus secara rasuonal dan
sistematis selama masa manfaat aktiva tak berujud tersebut. Jika pada suatu
saat dihentikan, maka nilai buku aktiva tak berujud dihapuskan dari
pembukuan dan dicatat pula laba atau rugi penghentian (jika ada).

Intangible asset dapat diperoleh dalam beberapa cara, yaitu :


a. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat
diperoleh dengan cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli
wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh
aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui
operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
Jurnalnya :
Pembelian
Intangible Assets xxx
Cash xxx
b. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud
dapat diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya
hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya
tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai
aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill, yang
nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen
atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
c. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak
berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan
kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek
dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya, yang dapat
depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga .
Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau
membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari
perusahaanya ). Goodwill  adalah contoh aktiva tak berwujud yang
tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill
hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau
dihubungkan denan aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali
dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
d. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ).
Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan
dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu
yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hukum
selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan
dalam kontrak lease.
 

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud


Cara Akuisisi
Jenis Pembelian Dibuat secara internal
Aktiva tak     Berwujud - Di kapaitalisasikan -Dibebankan atau
yang dapat pada biaya akuisisi. dikapitalisasi tergantung
diidentifikasi secara - Diamortisasi selama pada aktiva tak berwujud
terpisah ( hak paten, umur hukum atau tertentu.
merek dagang, dan estimasi masa manfaat -Jika dikapitalisasi, akan di
biaya organisasi ) mana yang lebih amortisasi sebagai aktiva
singkat dengan umur tak berwujud yang dibeli.
maksimum 40 tahun
Aktiva tak berwujud -Dibebankan pada saat
yang tidak dapat terjadinya.
diidentifikasi secara -Tidak tersedia pilihan
terpisah ( goodwill ) untuk pengkapitalisasian,
sehingga tidak akan ada
amortisasi

2.4. Pertukaran Intangible Assets


Aset Tak Berwujud yang dapat dipertukarkan adalah adalah Aset
tak berwujud yang dapat diidentifikasi sebagian dari Aset lainya dan
dapat dijual secara terpisah. Contohnya : mencangkup hak paten, hak
cipta, merek dagang, dan waralaba, biaya organisasi.
1. Hak Paten
Hak paten adalah hak istimewa yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang memberikan kewenangan kepada pemegang hak untuk
memproduksi, menjual dan mengawasi penemuannya dalam jangka
waktu tertentu sejak hal tersebut diberikan. Suatu hak paten biasanya
tidak dapat diperbaharui, jangka waktunya bisa diperpanjang dengan
memberikan hak paten yang baru, apabila terdapat perbaikan atau
perubahan pada rancangan dasar penemuan yang lama.
Harga perolehan suatu Aset-Aset tak berujud adalah kas (atau
ekulivalensinya) yang dibayarkan untuk mendapatkan hak paten. Hak
paten seolah-olah diberi oleh pemerintah. Dengan adanya hak ini,
pemegang hak paten menjadi terlindung dari kemungkinan adanya
pelanggaran oleh pesaing. Perlindungan dari pesaing sangat berguna
bagi perusahaan dalam mengamankan upaya memperoleh laba melalui
penjualan barang atau jasa. Itulah sebabnya perusahaan yang berhasil
menemukan suatu produk baru, tidak segan-segan untuk mengeluarkan
sejumlah uang demi memperoleh hak paten dari pemerintah, agar
pohak lain (pesaing) tidak dibenarkan untuk memproduksi danmenjual
temuan baru tersebut. Pengeluaran untu memperoleh hak paten dicatat
dalam rekening Hak Paten (atau sering disingkat Paten) dan
diamortisasi selama masa tertentu.
Harga perolehan hak paten harus diamortisasi selama masa berlaku hak
tersebut atau selama masa manfaatnya, tergantung mana yang lebih
pendek. Dalam menentukan masa manfaat, perusahaan harus
mempertimbangkan kapan penemuan diperkirakan akan mulai
ketinggalan jaman, atau tidak memadai lagi dan faktor-faktor lainnya
yang menyebabkan hak paten menjadi tidak ekonomis lagi sebelum
akhir masa berlaku hak tersebut. Untuk memberikan gambaran
mengenai perhitungan biaya paten, misalnya PT Erwin Megah
membeli hak paten dengan harga perolehan Rp. 60.000.000,00. Masa
manfaat hak tersebut diperkirakan 8 tahun. Dengan demikian
amortisasi pertahun adalah Rp. 7.500.000,0 (Rp. 60.000.000,0 : 8).
Jurnal untuk mencatat amortisasi tahunan adalah sebagai berikut.
Des 31 Biaya Paten ………… Rp. 7.500.000
Hak Paten ……………Rp. 7.500.000
( untuk mencatat amortisasi hak paten )
Biaya paten dikelompokan dalam laporan rugi-laba sebagai biaya
operasi.

2. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang
memberikan hak istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk
memproduksi dan menjual suatu karya seni atau karya tulis. Harga
perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran untuk
mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Maka manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek
daripada masa berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa
manfaat suatu hak cipta, maka hak cipta biasanya diamortisasi
dalam periode waktu yang relatif pendek.

3. Merek Dagang atau Nama Dagang


Merek dagang atau nama dagang adalah kata, rangkain kata,
logo, atau simbol yang membedakan atau memberi identitas suatu
perusahaan tertentu atau produk tertentu. Apabila kita mendengar
nama dagang seperti Lux, Pepsodent, Indomie, atau Coca Cola,
dengan cepat terbayang dalam pikiran kita produk apa yang
dimaksud dan tidak akan salah mengartikannya pada produk lain.
Nama dagang mempunyai manfaat yang sangat besar bagi
perusahaan dan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pemasarannya. Penemu atau pemakai pertama dapat memperoleh
hak istimewa untuk menggunakan merek dagang atau nama dagang
atau mendaftarkannya pada pemerintah.
Apabila merek dagang atau nama dagang dibeli, maka harga
perolehan hak tersebut adalah harga belinya.Apabila dikembangkan
sendiri oleh perusahaan, maka hara perolehan meliputi biaya
hukum, biaya pendaftaran, biaya perancangan dan pengeluaran-
pengeluaran lain yang langsung berhubungan dengan perolehan hak
tersebut.
Seperti halnya Aset tak berujud lainnya, hak merek harus
diamortasikan selama masa manfaat atau masa berlakunya,
tergantung mana yang yang lebih pendek. Mengingat sulitnya
penentuanmasa manfaat suatu hak merek, biasanya dtetapkan jangka
waktu yang relatif pendek.

4. Franchise (Waralaba) dan License (Perijinan)


Bila Kita makan di Kentucky Fried Chicken, California Fried
Chicken, Mac Donald, atau Pizza Huts, maka disitu kita
menemukan franchise. Franchise adalah Adalah hak yang diperoleh
untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya,
sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo
maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh
perusahaan yang memberikan hak franchise.
Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak
pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin
perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya
telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui.
Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait
dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun,
yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui
sebagai Aset tetap tak berwujud.
Franchise dan lisensi bisa diberikan untuk waktu terbatas,
atau terbatas dengan kemungkinan perpanjangan waktu, atau tidak
terbatas. Harga perolehan suatu hak franchise dan lisensi adalah
semua pengeluaran yang diperlukan untuk mendapatkan hak
tersebut. Bila jangka waktunya terbatas, maka harga perolehan suatu
hak franchise dan lisensi adalah semua pengeluaran yang diperlukan
untuk mendapatkan hak tersebut. Bila jangka waktunya terbatas,
maka harga perolehan franchise (atau lisensi) harus diamortasi
sebagai biaya operasi selama jangka waktu ijin pengeoprasianhak
tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka
amortisasi dilakuakn selama jangka waktu ijin pengoprasian hak
tersebut. Namun apabila jangka waktunya tidak terbatas, maka
amortisasi dilakukan selama jangka waktu yang ditentukan dengan
taksiran yang wajar. Jika dalam jangka perjanjian franchise tesebut
pihak pemegang hak diwajibkan membayar secara tahunan, maka
pembayaran tersebut diperlakukan sebagai biaya operasi pada
periode dilakukan pembayaran.

5. Lease hold (Hak sewa)


Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa Aset tertentu
(sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat
akte (notaris). Hak sewa dinyatakan sebagai Aset tetap (tak
berwujud) karena dua alasan :
Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan,
atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan
diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi
menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.Manfaat
yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa,
akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu
tahun buku.

6. Perijinan (Permit & Licences)


Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak
pemerintah baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu
aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin
perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya
telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui.
Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait
dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun,
yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu Ijin diakui
sebagai Aset tetap tak berwujud.
7. Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik
itu berupa karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi
lagu/irama tertentu, script atau scenario film tertentu. Copyright
meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.

8. Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam bentukan suatu organisasi
perusahaan tersebut biaya organisasi. Biaya tersebut meliputi
pengeluaran untuk biaya jasa yang dibayarkan kepada underwriters
untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya pengurusan ijin dan
akte pendirian dan biaya promosi untuk pengenalan kepada
organisasi kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi
sebagau Aset tak berujud dengan nama Biaya Organisasi.
Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama hidup
perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa
manfaat dengan taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti
halnya Aset tak berujud lainnya, biaya organisasi juga diamortisasi
selama jangka waktu tertentu.

9. Goodwill
Goodwill adalah kelebihana-kelebihan, keistimewaan
tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya
menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan
tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang
sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit dicari
pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.Goodwill hanya diakui
(dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam
transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi
yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/
berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuisisi.

10. Biaya Research Dan Pengembangan


Biaya research dan pengembangan bukan Aset tak berujud,
tetapi karena pengeluaran-pengeluaran ini berhubungan dengan hak
paten dan hak cipta maka pengeluaran tersebut akan dibahas pada
makalah ini. Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang
cukup besar jumlahnya untuk keperluan research dan
pengembangan dalam rangka mendapatan produk baru atau proses
yang lebih baik. Pada perusahan-perusahaan raksasa seperti IBM,
Toyota, atau Mitsubishi, pengeluaran untuk keperluan ini mungkin
melebihi anggaran belanja sebuah negara sedang berkembang.
Research dan pengembangan memiliki sejumlah masalah
akuntansi: (1) kadang-kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran
pada proyek tertentu, dan (2) seringkali terdapat ketidakpastian
mengenai manfaat dari pengeluaran tersebut, baikbesarnya maupun
kapan manfaat tersebut akan diperoleh. Oleh karena itu pengeluaran
untuk research dan pengembangan biasanya dicatat sebagai biaya
pada waktu terjadi pengeluaran. Pengeluaran seperti ini tidak
memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil atau tidak
berhasil:
Sebagai contoh, misalnya PT Ardi Perkasa melakukan
pengeluaran sebesar Rp. 30.000.000,00 untuk biaya research dan
pengembangan. Research dan pengembangan ini telah menghasilkan
dua penemuan yang sangan berhasil dan telah memperoleh dua hak
paten. Walaupun demikin, pengeluaran untuk research dan
pengembangan tidak dapat dimasukkan dalam harga perolehan hak
paten, melainkan tetap harus diperlakukan sebagai biaya pada
periode dikeluarkannya biaya tersebut.
Banyak ahli tidak menyetujui pendekatan akuntansi ini.
Mereka berpendapat bahwa dengan memperlakukan pengeluaran
research dan pengembangan sebagai biaya, akan menyebabkan Aset
dan laba bersih menjadi terlalu rendah. Namun pihak lain
berpendapat, bahwa dengan mengkapitalisasi pengeluaran ini hanya
akan menimbulkan Aset yang sifatnya sangat spekulatif dalam
neraca.

2.5. Penyusutan Intangible Assets


Pengurangan nilai suatu aktiva tak berwujud yang secara berkala
dibebankan sebagai biaya disebut amortisasi (amortization). Atau
Amortisasi Barang Tak Berwujud adalah alokasi biaya aset tidak
berwujud secara sistematis disebut amortisasi.(2014:553)
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan metode garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan
amortisasinya, aktiva tak berwujud dapat digolongkan sebagai :
a) Aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang,
peraturan atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak
merek.
b) Aktiva tidak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada
waktu perolehannya tidak ada petunjuk mengenai usianya yang
terbatas, misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori :
a) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam
ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama
atau lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan
koreksi seperlunya. Aktiva yang termasuk dalam kategori.
b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan
amortisasi tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak
berwujud dicatat dengan mendebit perkiraan biaya amortisasi dan
mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau langsung ke
perkiraan aktiva yang bersangkutan.
Jumlah biaya amortisasi untuk aset tidak berwujud terbatas-usia/waktu
harus mencerminkan pola di mana perusahaan mengkonsumsi atau
menggunakan aset, jika perusahaan dapat andal menentukan pola itu.
 Misalnya, anggap pembelian Second Wave, Inc. lisensi untuk
menyediakan jumlah tertentu dari produk gen yang disebut Mega.
Gelombang Kedua harus mengamortisasi biaya lisensi mengikuti
pola penggunaan Mega. Jika Kedua Lisensi Wave meminta agar ia
memberikan 30 persen dari total tahun pertama, 20 persen tahun
kedua, dan 10 persen per tahun sampai lisensi berakhir, itu akan
diamortisasi biaya lisensi menggunakan pola itu. Jika tidak dapat
menentukan pola produksi atau konsumsi, Gelombang Kedua
harus menggunakan metode amortisasi garis lurus. Untuk tugas
rumah masalah, anggap penggunaan metode garis lurus kecuali
dinyatakan sebaliknya.) Kapan Second Wave menghapus lisensi
ini, ia harus menunjukkan biaya sebagai biaya. Itu harus kreditkan
akun aset yang sesuai atau amortisasi akumulasi yang terpisah
akun.
Jumlah aset tidak berwujud yang akan diamortisasi harus lebih murah dari
residunya nilai. Nilai residu diasumsikan nol, kecuali pada akhir masa
manfaatnya yang tidak berwujud aset memiliki nilai bagi perusahaan lain.
 Misalnya, jika Hardy Co. berkomitmen untuk membeli aset tidak
berwujud dari U2D Co. pada akhir masa manfaat aset, U2D Co
harus mengurangi biaya aset tidak berwujud dengan nilai residu.
Demikian pula,U2D Co. Harus mempertimbangkan nilai wajar,
jika ditentukan secara andal untuk nilai residu.

Contoh Soal Amortisasi :

PT Maju Mundur mengeluarkan biaya jasa hukum sebesar Rp.


180.000 pada tanggal 1 Januari 2019 untuk mempertahankan paten. Umur
manfaat dari paten tersebut adalah 20 tahun, dan diamortisasikan secara
garis lurus.
Ditanya
Buatlah pencatatan pada tanggal 1 Januari 2019 dan 31 Desember 2019!

Jawab

1 Januari 2019
Hak Paten Rp 180.000

          Kas Rp 180.000

31 Desember 2019
Beban Amortisasi Hak Paten Rp. 9.000

          Akumulasi Amortisasi Hak Paten Rp. 9.000

Rp. 180.000 : 20 = Rp. 9.000

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan

Setelah kita mengupas beberapa masalah seputar tidak berwujud, dapat


disimpulkan bahwa aktiva tidak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan yang
secara fisik tidak dapat dinyatakan, tetapi berpengaruh terhadap kontinuitas
perusahaan, seperti hak paten, merk dagang, hak cipta, dan lain-lain.
Perlakuan akuntansi aktiva tak berwujud menyangkut masalah yang tidak
berbeda dengan perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap, diantaranya adalah
penentuan nilai perolehan, perlakuan akuntansi selanjutnya terhadap nilai
perolehan tersebut dalam kondisi usaha normal (amortisasi), dan perlakuan
akuntansi atas penurunan nilai aktiva tak berwujud yang material dan permanen.
Kesulitan yang dihadapi dalam pemecahan masalah perlakuan akuntansi aktiva
tak berwujud pada umumnya disebabkan oleh sifat aktiva tersebut, seperti tidak
adanya wujud fisik yang menyebabkan bukti keberadaannya kabur, dan kesulitan
dalam penentuan nilai perolehan serta masa manfaat keekonomiannya.

Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai aktiva tidak berwujud, diharapkan
dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah akuntansi
keuangan. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi
lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita
dapatkan semakin luas.

DAFTAR PUSTAKA
E. Kieso, Donald, Jerry J, Weygandt and Teery D. Warfield. (2014). Intermediate
Accounting, Edition IFRS vol 2. United States of America

http://saputriariyatihatake.blogspot.com/2014/12/makalah-aktiva-
tidak-berwujud.html

https://hepiprayudi.wordpress.com/2011/01/15/psak-19-aset-
takberwujud-isak-4-biaya-situs-web-revisi-2010/

http://anhyhandayaniunismuh12.blogspot.com/2014/01/makalah.html

https://mastahbisnis.com/aset-tidak-berwujud-dan-amortisasi/

https://www.google.com/amp/s/jojonomic.com/blog/aktiva-tak-berwujud/

http://nichonotes.blogspot.com/2014/10/aset-tetap-atau-aktiva-tetap-
tak.html

http://natsyraccountyng.blogspot.com/2014/01/makalah-aktiva-tak-berwujud.html?m=1

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/07/memahami-akuntansi-aset-tak-berwujud/

https://bagipencerahan.blogspot.com/2017/03/makalah-aset-tak-berwujud.html

Anda mungkin juga menyukai