Anda di halaman 1dari 21

Hasmayanti

E022181003
Komunikasi antar budaya dan resolusi Konflik

Chapter 6

PESAN VERBAL

Kata- kata dapat membangkitkan setiap emosi :


kagum, benci, terror, nostalgia, kesedihan. Kata- kata
dapat melemahkan moral seseorang menjadi mati
suri, atau dapat membuatnya senang. dapat
mengangkatnya ke puncak pengalaman spiritual dan
estetika. Kata-kata memiliki kekuatan yang luar
biasa.
Colin Cherry

Salah satu masalah paling sulit dan persisten yang kami temukan dalam komunikasi antar-
budaya adalah masalah perbedaan bahasa. Dalam bab ini, kita akan berkonsentrasi pada
pertanyaan yang berhubungan dengan hubungan antar bahasa dan budaya, bagaimana hal itu
mempengaruhi komunikasi dan pemahaman. Pengujian kita akan dimulai dengan pandangan
singkat pada sifat umum bahasa.

Sifat Bahasa

Bahasa dapat berupa verbal dan non verbal. Bentuk bahasa lisan dan tulisan yang kita
semua gunakan disebut bahasa verbal. Tetapi kita semua juga menggunakan bahasa tanpa kata,
ini disebut komunikasi non verbal, dan menggunakan perilaku tanpa kat seperti ekspresi wajah,
gerak tubuh, tingkah laku, penggunaan ruang, dan orientasi waktu. Bentuk bahasa non verbal ini
adalah bagian yang sangat penting dari komunikasi manusia, dan itu akan menerima perhatian
penuh pada bab selanjutnya.
Bahasa verbal atau non verbal apapun menggunakan simbol yang berdiri untuk atau
mewakili berbagai bagian konkrit dan abstrak dari realitas individu kita. Simbol- symbol ini pada
gilirannya diatur oleh aturan yang memberi tahu kita bagaimana menggunakannya untuk
mewakili pengalaman kita. Dengan demikian kami dapat berbagi pengalaman kami secara
simbolis dengan orang lain untuk mencapai berbagai tingkat saling pengertian setidaknya
diantara anggota bahasa tertentu yang menggunakan komunitas.

Ada banyak bentuk bahasa dan tidak semuanya menggunakan kata-kata sebagai symbol.
Matematika, misalnya adalah bahasa, memiliki symbol dan aturan yang memberi tahu kami
bagaimana menggunakan symbol. Komputer menggunakan bahasa khusus : COBAL,
FORTRAN dan BASIC adalah tiga bahasa computer yang digunakan secara bersamaan yang
juga menggunakan set symbol tertentu sesuai dengan aturan tertentu. Bahkan music memiliki
bahasa, titik digunakan untuk mewakili nada music, berbagai bentuk musik ada aturan yang
memberi tahu bagaimana titik-titik harus ditetapkan untuk mewakili berbagai bentuk music.
Kekhawatiran kami, bagaimanapun, bukan kecerdasan computer dan bahsa music, tetapi dengan
bentuk komunikasi utama manusia: yaitu kata-kata. Sehingga, dalam bab ini, bahasa mengacu
pada kata-kata.

Bentuk bahasa verbal yang paling umum yang kita gunakan adalah bahasa yang kita
kenal dengan bahasa lisan. Bahasa tertulis hanyalah cara mudah untuk merekam bahasa lisan
dengan membuat tanda di atas kertas atau permukaan lain yang sesuai. JIka kita mengingat
sejarah kita, kita akan mengingat bahwa sebelum kertas ditemukan, bahasa dicatat pada tanah
liat, papyrus, lembaran tembaga, dan banyak permukaan lain yang memungkinkan manusia
untuk merekam dan menyimpan pengetahuan untuk digunakan pada masa depan dan untuk
transmisi kegenerasi mendatang.

Bagi kebanyakan dari kita, bahasa Inggris adalah bahasa utama kita. Ini terdiri dari symbol (kata-
kata) dan aturan (tata bahasa dan sintaksis ).Begitu juga dengan Spanyol, Jerman, dan Prancis.
Jika kita mempelajari bahasa lain, kita segera menemukan bahwa bukan hanya kata-katanya saja
yang berbeda, tetapi juga aturannya. Dalam bahasa Inggris, we live in a house. Dalam bahasa
Spanyol we live in casa. Dalam bahasa Inggris kami menunjukkan bentuk posesif (kepemilikan)
dengan menggunakan tanda petik dan mengatakan Mary’s House. Di Spanyol, aturan tidak
mengizinkan penggunaan tanda petik untuk bentuk posesif, sehingga di Spanyol, untuk
membentuk posesif dikatakan casa de maria atau house of Mary untuk menunjukkan
kepemilikan.

Bahasa : Simbol dan Suara

Salah satu karakteristik yang paling unik sebagai manusia adalah kapasitas dan
kemampuan untuk menyampaikan dan menandai yang berfungsi sebagai pengganti hal-hal dan
perasaan. Proses yang tampaknya mudah dimana kita semua terlibat adalah inti dari manusia.
Selama jutaan tahun kita telah mengembangkan anatomi yang diperlukan untuk menghasilkan
dan menerima suara, dan dalam rentang waktu yang jauh lebih singkat menciptakan suatu sistem
dimana suara-suara itu mengambil makna dengan membela berbagai hal, perasaan, atau ide.
Evolusi ini telah menyebabkan pengembangan proses empat bagian yang memungkinkan kita
menggunakan suara untuk kemajuan kita. Kita telah belajar untuk menerima, menyimpan,
memanipulasi, dan menghasilkan symbol. Keempat langkah ini yang bekerjasama, sebagian
membedakan manusia dari hewan lainnya, sejauh mana kita menggunakan bahasa adalah salah
satu fitur kita yang paling unik.

Indera penglihatan dan pendengaran kita dilengkapi dengan dengan ujung syaraf yang
memungkinkan dunia luar menjadi bagian dari ruang kehidupan pribadi kita. Ketika penglihatan
dan suara yang menggambarkan dunia luar memasuki tubuh kita, menjadi rangsangan dan
mencapai system saraf ke otak. Setelah mencapai otak, kemudian diartikan baik untuk ditanggapi
sekaligus atau disimpan untuk digunakan nanti ( dalam arti tertentu, pembelajaran melibatkan
makna penerimaan pada rangsangan baru). Pada saat tertentu kita dapat mengambil banyak
symbol yang tersimpan dan mengatur serta menggunakan mereka dengan cara apapun yang kita
inginkan. Kemampuan untuk menggunakan fase ini,memberikan kita keuntungan atau
keistimewaan untuk dapat mengatakan apa yang ingin kita katakana ketika kita ingin
mengatakannya. Pada fase akhir kemampuan berbahasa kita, kita dapat men-generalisasi kata-
kata untuk orang lain serta menerimanya. Pesan yang diterima dan disimpan kemudian menjadi
bahan untuk pesan baru yang kita dapat gunakan dan generalisasi.

Keempat langkah yang saling terkait tersebut menggambarkan kemampuan bahasa :


kemampuan yang memungkinkan kita menangkap suara yang diutarakan oleh orang lain dan
memberikannya makna sehingga menjadi symbol yang mewakili sesuatu di lingkungan kita.
Intinya, kita belajar sesuatu bentuk steno (tulisan cepat). Kita telah belajar menggunakan kata-
kata sebagai symbol untuk mewakili semua bagian social dan lingkungan sekitar kita.

Bahasa yang diucapkan adalah sarana symbolis yang dapat diadptasi, yang kita miliki. Kita
menggunakn symbol untuk mewakili hal-hal: benda, perasaan, atau ide. Simbol yag digunakan
dalam komunikasi adalah produk dari aktivitas manusia : manusia hanya bersuara untuk
menyebutkan sesuatu. Dengan cara yang agak berbeda, sepotong kayu dengan timah ditengah
menjadi pensil. Karena symbol itu berubah-ubah, ia dapat mempunyai arti yang berbeda. Hal
seperti ini (1 simbol dapat memiliki banyak arti) muncul sebagaimana pemaknaan seseorang
terhadap symbol dimaksud. Misalnya sesorang berkata “hari ini sangat kelam”. Kalimat ini dapat
menimbulkan berbagai macam interpretasi, ketika kita mencoba memahami apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut “hari yang sangat kelam” dalam artian sesungguhnya dan apa
yang biasanya kita yakini sebagai symbol artinya. Kalimat “hari yang sangat hitam” dapat saja
merujuk pada serangkaian kondisi dari keadaan matahari yang tertutup oleh awan sampai pada
kondisi psikologis, keputusasaan yang mendalam atau depresi.

Bagaimana Cara Kita Mempelajari Bahasa

Telah kita ketahui bersama bahwa anak-anak belajar berbicara sebagaimana berjalan. Lama
sebelum sebuah kata di ucapkan, anak-anak belajar bagaimana mempengaruhi orang-orang
sekitarnya melalui tingkah laku “simbolis” yang berbeda. Tingkah laku sebelum bayi dapat
berbicara seperti menangis dan pergerakan lengan, memungkinkan bagaimana anak-anak dapat
mempengaruhi orang disekitarnya dan selanjutnya mengendalikannya. Ketika seorang bayi
menangis, orang-orang bermunculan. Ketika ia mengangkat tangannya, seseorang
menggendongnya. Bayi belajar bagaimana mengambil sesuatu dan menyelesaikan sesuatu
dengan pola tinngkah laku seperti ini.

Kata-kata pertama seorang anak bukanlah kalimat. Kosakata pertamanya, biasanya terdiri dari
kata benda-nama objek dan hal-hal yang ada dalam rentan waktu hidup dari bayi tersebut. Mama,
dada, anjing dan susu merupakan hal-hal yang lazim yang merupakan kata pertama. Tahapan
awal ini (penamaan bayi terhadap lingkungan sekitarnya) menunjukkan 2 hubungan yang
penting perkembangan bahasa dengan komunikasi. Pertama, anak mulai menandai sesuatu yang
ada dilingkungan sekitarnya untuk membuat semacam perasaan dari apa yang dirasakan. Ini
adalah perkembangan yang alami karena kita lebih nyaman ketika dikelilingi dengan apa yang
kita ketahui dan menamainya adalah salah satu jalan untuk mengetahui. Kedua, makna dari
berbabgai macam perasaan, benda-benda atau ide yang kita pelajari. Pengalaman seorang anak
membuatnya mengetahui bahwa kata-kata mempunyai makna. Maka dari itu seorang anak
dengan cepat mengetahui reaksi internal yang unik (arti) untuk mama, dada, anjing dan susu.
Anak yang lain mengalami pengalaman yang berbeda ketika diperkenalkan dengan hal yang
sama, ia akan melakukan respon yang berbedayang mengakibatkan mengartikannya dengan cara
yang berbeda. Anak yang telah digigit oleh anjing akan memiliki arti internal yang berbeda
untuk kata anjing dibandingkan dengan seorang anak yang berteman dengan anjing yang ramah.

Fase perkembangan bahasa selanjutnya adalah ketika anak mulai menggabungkan kata-
kata. Pertama ia menggabungkan 2 kata kemudian tiga dan seterusnya. Seorang anak tidak lagi
mengatakan “susu” tapi “susu John” atau “susu lagi” kemudian “jhon minum susu”

Sekitar umur 3 tahun seorang anak mempelajari dengan sangat perlahan tata bahasa dann
kalimat yang benar. Kemampuan baru ini digabungkan dalam bahasa tingkah laku, anak mulai
menggunakan struktur tata bahasa yang sesuai. Ia mungkin mengatakan “bolehkah saya minum
susu?” dibandingkan “jhon Mau susu”. Pada fase ini seorang anak dapat membuat dan merespon
sekitar 900 kata-kata. Kita dapat melihat, ada semacam efek bola salju yang melekat dalam
belajar berbicara. Semakin banyak yang mengajak seorang anak berbicara, akan lebih cepat
anak akan belajar. Selanjutnya orang akan berusaha keras dan latihan akan membuat efekttif.

Pentingnya Bahasa

Melalui bahasa kita berhubungan dengan lingkungan sekeliling kita. Dan melaluinya kita berbagi
pengalaman kita dengan orang lain. Jika meneliti hari, kita mengetahui, kita menggunakan bahsa
dengan berbagai alasan. Bahkan pada saat kita terbangun kita akan menggunakan bahasa untuk
kebutuhan sebagai berikut.

“Selamat Pagi” disini kita mengucapkannya untuk berinteraksi dengan dunia diluar kita,
atau berhubungan dengan orang lain.
“aku akan menceritakan mimpi burukku semalam….. saya hampir saja dimakan hidup-
hidup oleh kodok raksasa”. Dalam hal ini kita menggunakan bahasa untuk berbagi pengalaman.
Kita bahkan menggunakan bahasa untuk mendapatkan dukungan dari orang lain sehingga kita
dapat merasa lebih baik. Contoh ini juga menunjukkan bagaimana kita menggunakan bahasa
sehingga kita dapat mengatasi masa lalu, sehingga kita dapat membicarakan tentang sesuatu
yang telah terjadi.

“tolong ambilkan saya garam dan merica”. Dalam kalimat ini, kata-kata digunakan
supaya kita dapat menguasai keadaan sekarang. Kita selalu mencari cara sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan kita, untuk mempengaruhi situasi harian yang kita alami sehari-hari.
Kata-kata dan cara menggunakannya, membuat kita dapat melakukan perubahan melalui intraksi
secara simbolik dengan orang lain. Kita menggunakan kata-kata yntuk membujuk, bertukar
fikiran, menjelaskan pandangan, mencari informasi atau mengungkapkan perasaan pada saat kita
berinteraksi dengan orang lain.

Kita juga menggunkan kata-kata untuk menggambarkan masa depan. “Saya fikir saya
harus berangkat kerja sekarang. Saya ada rapat penting dengan Jane hari ini, tapi saya takut
bertemu dengannya karena saya tau dia akan marah karena perubahan jadwalnya”. Disini kita
bisa melihat bagaimana kata-kata mempunyai kemampuan memperkirakan dan menggambarkan
masa yang akan datang. Walaupun gambaran kita tentang masa yang akan datang tidak selalu
akurat, setidaknya bahasa membuat kita mampu memikirkan, membicarakan dan mengantisipasi
masa yang akan datang.

Pada 4 contoh tersebut, kita telah melihat beberapa cara kita mengatur kata-kata ketika
kita berada dalam situasi berkomunikasi. Pengunanaan kata-kata secara luas dalah satu-satunya
alasan mengapa bahasa itu penting. Ia membuat efek tambahan ketika kita menggambarkan
dampaknya. Kita memanipulasi orang lain dan mereka pun bisa memanipulasi kita dengan
bahasa. Sebuah kata atau keseluruhan kalimat dapat mempengaruhi cara berfikir dan persepsi
kita. Misalnya, ketika kebanyakan veteran tersinggung ketika mereka dipanggil “Vets”. Mereka
percaya bahwa kata-kata ini lebih baik dikatakan sebagai mantan Anggota Angkatan Bersenjata
dari pada orang yang mempunyai gelar Doktor. Dan ketika suatu saat anda mendengar debat
tentang aborsi, perhatikan bahwa di satu sisi akan dibicarakan tentantang hak “anak yang tidak
dilahirkan” sementara yang lain membicarakan tentang “janin”. Bahkan kata gadis, ketika
dimaksudkan kepada wanita, dapat mengakibatkan respon emosional.

Ketika lita berpindah dari kata ke kalimat, pengaruh kata bahkan lebih nampak. Lihat
bagaimana kata-kata digunakan dalam siaran berita yang fiksi mempengaruhi gambaran kita
tentang kejadian sebenarnya :

1 Nopember

Siaran Berita 1 : Kerusuhan Polisi di Florida – 24 Siswa terluka

Siaran Berita 2 : 3 Polisi terluka ketika membubarkan pesta narkoba di pantai

2 Nopember

Siaran Berita 1 : CIA Mencoba membunuh Pemimpin Amerika Latin

Siaran Berita 2 : Kop Komunis digagalkan di Amerika Latin.

3 Nopember

Siaran Berita 1 : Pengadilan tertinggi menegaskan Hak terdakwa di dampingi

Penasehat hukum

Siaran Berita 2 : Pembunuh dihukum Mati karena alasan teknis

4 Nopember

Siaran Berita 1 : Pembebasan bersyarat lebih efektif dibanding hukuman penjara

dalam mengurangi tingkat pengulangan kriminalitas

Siaran Berita 2 : 60% orang yang dibebaskan bersyarat kembali kepenjara.

5 Nopember

Siaran Berita 1 : Tingkat kriminalitas melambat tahun lalu

Siaran Berita 2 : Kriminalitas utama meningkat 14% tahun lalu.

Contoh jelas yang lain tentang kemapuan kata-kata untuk mempengaruhi persepsi kita
dilaporkan baru-baru ini pada Koran : setidaknya 9 orang terluka dan 9 lain ditangkap ketika
1500 siswa kulit hitam dan putih, Pensacola, tawuran dengan menggunakan senjata, batu dan
batang kayu, atas apa yang disebut tim atletik sekolah yang digelar Rebels atau The Raiders.
Konotasi emosional disebabkan oleh 2 kata tersebut cukup untuk membakar prasangka rasial dan
mengenyampingkan alasan yang rasional dengan kekerasan emosional.

Bahasa mememgang peran yang paling penting dalam proses pertukaran informasi
sehari-hari. Kegiatan sehari-hari kita sendiri membuktikan pentingnya kemampuan kita
menggunakan bahasa.

Sejauh ini kita telah menguji bahasa sebagai arti komunikasi antara orang. Sebagai
fungsi lain dari bahasa adalah komunikasi diri sendiri atau berfikir. Dalam berfikir kita
menggunakan kata-kata secara diam, tapi dalam hal yang sama kita menggunakannya dalam
komunikasi interpersonal. Dalam komonikasi interpersonal, kata-kata ada pada diri kita sendiri,
tidak dibagikan dengan orang lain. Walaupun, tujuan dan fungsinya tetap sama : kata-kata
membantu kita mengerti dan membuat kita menyadari realita.

Kemapuan berkomunikasi dengan orang lain tidak hanya bergantung pada kemampuan
berbahasa kita, ia juga bergantung pada cukupnya kesamaan pengalaman antara orang bahwa
kata-kata yang dimaksud, pada dasarnya, adalah hal yang sama. Semakin lebar dan semakin
bervariasinya bahasa dari orang, semakin sulit pengertian antara satu dengan yang lain. Misalnya
ketika anak muda dari Inggris mengatakan kepada teman perempuannya bahwa “ia akan
mengetuknya pada malam hari” dia tidak membuat referensi sexual sebagaimana yang dimaksud
pada bahasa Inggris orang Amerika : ia secara spesifik mengambarkan waktu kencan mereka.
Meskipun orang Inggris dan Amerika berbahasa Inggris, mereka berasal dari komunitas yang
berbeda dan mereka mungkin saja tidak mengerti satu sama lain.

Seperti yang mungkin kita duga sekarang, ada lebih banyak hal dalam mempelajari
bahasa daripada yang baru saja dijelaskan. Bahasa memiliki sejumlah besar dimensi social,
filosofis dan psikologi yang jauh melampaui kebutuhan kita dalam pengantar komunikasi antar
budaya.

Bahasa dan Artinya


Sebagai anak kebanyakan dari kita bertanya kepada orang tua kita “Apa arti dari Kata”
kita dapat saja bertanya banyak hal dan mungkin masih bertanya pada banyak kesempatan.
Pertanyaan ini menggambarkan cara kita melihat bahasa. Dapat dikatakan kita berupaya mencari
arti dari kata itu sendiri. Tapi kita salah ketika berfikir bahwa kata itu mempunyai arti. Lebih
tepat bahwa orang mempunyai arti dan kata-kata mengacampurkan makna pada orang. Kita bisa
mempunyai arti yang berbeda pada kata yang sama. Misalnya kata rumput. Bagi beberapa orang
ia dapat berarti sesuatu yang ada didepan rumah yang berwarna hijau, harus disiram dan harus di
potong sekali seminggu. Namun bagi orang lain rumput dapat berarti sesuatu yang digulung
dalam kertas dan di isap. Tidak ada arti yang sesungguhnya pada contoh ini karena setiap orang,
dari latar belakang mereka masing-masing, menentukan apa maksud symbol tersebut. Orang
hanya mempunyai makna yang sama hanya untuk menunjukkan bahwa mereka pernah
mempunyai pengalaman yang sama atau mengantisipasi pengalaman yang sama. Lihat
bagaimana latar belakang dan pengalaman yang berbeda dapat mengubah arti. Jika pengalaman
kita adalah seorang pemain baseball professional, seutas tali adalah jalur kemudi. Sedang apabila
pengalaman kita adalah musisi Rock, Monster bukanlah sesuatu yang buruk atau jahat, tapi
sukses dalam rekaman. Dan akhirnya bukankah kita dan seorang dokter merespon secara berbeda
simbol kanker?

Sebuah kata, ketika, dapat mengandung arti yang banyak. Para ahli bahasa
memperkirakan bahwa lebih dari 500 kata yang sering digunakan dalam Bahasa Inggris dapat
menghasilkan 14.000 arti. Difersivikasi (keanekaragaman) arti ini menandakan kata-kata tidak
hanya berarti banyak hal, tapi juga kata-kata berarti banyak hal pada waktu yang berbeda dan
dalam konteks yang berbeda. Misalnya Kata Cinta. Biasanya di denotasikan sebagai perasaan
kuat dari keterikatan ; namun dalam konteks permainan tenis, Cinta berarti tidak ada skor yang
terjadi. Fikirkan makna yang berbeda dari setiap kata berikut yang dapat disebut : trip, pot, fix,
fuzz, bread, chicken, swinger, pad dan tough. Fakta yang simpel kita mempunyai lebih banyak
ide, perasaan dan sesuatu untuk ditampilkan dari pada kata-kata untuk menampilkannya.
Hubungan antara bahasa dan kebudayaan seharusnya mulai membangkitkan diskusi kita tentang
akuisisi bahasa dan artinya. Keduanya, akuisisi bahasa dan artinya, secara langsung berhubungan
dengan pengalaman kita. Pengalaman ini unik dalam menjelaskan kepada kita, bukan hanya
karena perbedaan yang kita alami sebagai individu yang tumbuh dan belajar bagaimana
menggunakan bahasa, tapi juga karena apa dampak yang budaya terhadap kita. Singkatnya,
individu belajar dan menggunakan bahasa, demikian pula dengan kita, yang keduanya
disebabkan oleh individu dan latar belakang kebudayaan kita.

Bahasa dan Budaya

Hubungan yang ada antara bahasa dan budaya seharusnya mulai muncul dari diskusi kita
tentang penguasaan bahasa dan makna. Masing- masing penguasaan bahasa dan makna bahasa
berhubungan langsung dengan pengalaman kita. Pengalaman- pengalaman kita. Pengalaman-
pengalaman ini unik bagi kita masing- masing tidak hanya karena perbedaan yang kita temui
sebagai individu ketika kita tumbuh dewasa dan belajar menggunakan bahasa, tetapi juga karena
apa yang budaya kita miliki. Singkatnya, kita masing-masing belajar dan menggunakan bahasa
seperti yang kita lakukan karena latar belakang individu dan budaya kita

Bahasa terdiri dari 4 unsur : (1) sebuah system terstruktur dari (2) suara vocal yang acak
(3) sekelompok orang yang telah mempelajari untuk digunakan sebagai arti dari (4) melabeli dan
mengelompokkan sesuatu, proses dan pengalaman dari lingkungannya. Bahasa dan kebudayaan
tidak terpisahkan. Keduanya dipelajari dan berfungsi mentransfer nilai, kepercayaan persepsi dan
norma. Ide bahwa budaya dan bahasa berjalan bersama berdasarkan dari fakta bahwa
pengalaman dan pandangan terhadap dunia kita juga saling bergantung.

Jelaslah bahwa budaya kita mengajarkan bahwa apa yang kita lakukan, berguna dan
penting. Kita belajar menamai apa yang ada disekeliling kita. Dalam pandangan umum, sesuatu
yang penting mempunyai nama yang khusus, sementara yang tidak penting lebih diumumkan
namanya yang harus dimodifikasi dengan menggunakan kata tambahan untuk menjadi lebih
jelas. Anak Prancis, dapat membedakan dan membicarakan berbagai jenis anggur, sementara
anak muda yang besar di sebuah peternakan di Iowa mungkin dapat menggunakan 10 kata yang
berbeda untuk menggambarkan bajak. Kita berulang-ulang mendengar contoh bagaimana orang
eskimo mempunyai kata yang tak terhitung untuk salju. Dan pada Bahasa Arab ada ratusan jenis
kata untuk unta dan seluruh bagiannya. Untuk orang Eskimo salju sangat penting dan krusial
pada kehidupan sehingga tiap bentuk dan kondisinya dinamai. Hal sama juga pada Suku Padang
Pasir yang nomaden yang mengandalkan kehidupannya pada unta. Dalam Bahasa Inggris-
berbicara kebudayaan, salju dan unta jauh lebih tidak penting dan kata tunggal salju dan unta
cukup buat keperluannya. Ketika ingin lebih spesifik, dapat dibuat frasa yang lebih panjang
untuk memenuhi keperluannya ”corn snow””fine powder snow” “drifting Snow” “big Camel”
“cantankerous camel” dan lain-lain. Disini dapat kita lihat, sebuah hubungan antara kata yang
dipilih sebuah kebudayaan dan ide serta sesuatu dalam budaya itu. Setiap kebudayaan
memberikan kepada anggotanya, baik secara sadar maupun tidak, melalui kata-kata, tentang ide
dan konsep yang kebudayaan turunkan dari generasi ke generasi.

Bahasa menjadi berhubungan dengan pengaruh kebudayaan pada persepsi dikarenakan


aktivitas perseptual kita melibatkan penetapan arti untuk lingkungan kita. Dengan bahasa
digunakan untuk mensimbolkan lingkungan kita. Seluruh konsep perseptual yang kita diskusikan
pada Bab terakhir juga diaplikasikan pada bahasa yang sejauh ini membantu kita mengerti
bagaimana kata-kata itu dikembangkan. Pengaruh kebudayaan lebih dari hanya sebagai
penamaan sesuatu meskipun hal ini menyediakan contoh yang sederhana dan jelas untuk
digunakan.

Sesuatu fakta yang tidak terbantahkan bahwa struktur dari sebuah bahasa kerap kali
merefleksikan tema utama dari sebuah kebudayaan. Keutamaan dari status hirarki tergambar
jelas dalam Bahasa Jepang. Yang menggunakan struktur gramatikal untuk menentukan status
social yang beragam dari lawan bicara. Dan, sebagai indikasi kekuatan dari strutur bahasa ini,
tema kultural pada era Meiji masih tetap dominan dalam tingkah laku komunikasi Orang Jepang-
Amerika meskipun Bahasa Inggris adalah bahasa komunikasi.

Bahasa kita juga harus mampu menangani pemikiran, perasaan dan ide-ide demikian pula
dengan objek yang telah di namai. Dan bahasa harus dapat berhadapan dan mampu membuat kita
mengekspresikan dan mengembangkan arti dari berbagai dimensi nilai yang telah ada oleh
budaya misalnya pemikran, perasaan ide-ide dan tingkah laku. Budayalah yang membuat kita
berbeda intrepretasi dan reaksi terhadap bahasa. Kalimat, “Kami berhenti ketika dalam
perjalanan pulang dari kelas semalam dan minum Bir” kemungkinan dilakukan hanya oleh murid
Amerika yang menjadi tindakan lampau dan mungkin akan mendapatkan evaluasi yang biasa-
biasa saja atau mungkin evaluasi yang positif. Namun jika kalimat yang sama itu dicapkan oleh 2
siswa muslim di Saudi Arabia, akan memperoleh reaksi yang luar biasa negatif karena Islam
melarang orang mengkonsumsi alkohol. Pengaruh dari budaya meresap dan jauh melebihi
perbedaan yang terjadi antara individu-individu dalam kebudayaan mana pun. Hubungan ini
dijelaskan secara mendalam ketika menguji hubungan antara kebudayaan dan realitas.

Kebudayaan Dan Realitas

“Setiap bahasa adalah cara yang special untuk melihat dunia dan pengalaman
menginterpretasikan-dibalut dalam struktur dimana pada setiap bahasa yang berbeda terdapat
seluruh asumsi yang tidak disadari tentang dunia dan hidup didalamnya”. Bahasa tidak hanya
mendeskripsikan persepsi, fikiran dan pengalaman, tapi dapat juga menentukan dan
membentukanya. Orang Najavo menggunakan bentuk oreintasi verbal yang tidak hanya
berakibat pada masalah bahasa, tapi memaksa kedua kelompok meninggalkan dan tidak
mempedulikannya secara keseluruhan. Sederhananya, kita berfikir dan bagaimana kita
memikirkannya adalah fungsi darai bahasa yang diucapkan, dab bahasa yang kita ucapkan adalah
fungsi dari apa yang kita fikirkan dan bagaimana kita memikirkannya. Dan keduanya, berfikir
dan berbicara adalah fungsi dari kebudayaan.

Bahasa Asing dan Artinya

Penerjemahan dari satu bahasa ke bahasa yang lain jauh lebih kompleks dari kebanyakan
orang fikir. “Kebanyakan orang berfikir bahwa teks pada bahasa yang satu dapat secara tepat di
terjemahkan ke bahasa lain, sepanjang penerjemah menggunakan kamus bilingual yang baik”.
Sayangnya, bahasa tidak semudah ini, dan penerjemahan langsung dalam beberapa hal susah,
jika tidak mustahil, karena : (1) kata-kata mempunyai lebih dari 1 arti, (2) banyak kata-kata
secara budaya terikat dan tidak mempunyai arti langsung,dan (3) orientasi budaya dapat
memberikan terjemahan langsung pada hasil yang tidak masuk akal. Ada juga kesulitan yang
unik ketika seseorang bekerja sebagai penerjemah.

Penerjemahan bahasa tidak hanya sulit, dapat saja janggal dan mempunyai konsekuensi
yang ekstrim. Pada saat lahir perang dunia II, setelah Italy dan Jerman menyerah, sekutu
mengirimkan ultimatum kepada Jepang untuk menyerah. Perdana Menteri Jepang
mengumumkan bahwa pemerintahannya akan mokusatsu ultimatum penyerahan diri. Mokusatsu
adalah pemilihan kata yang tidak tepat, karena dapat berarti memikirkan dan akan
memperhatikan. Perdana Menteri berbicara dalam Bahasa Jepang, tampaknya maksud
pemerintah akan mempertimbangkan menyerah. Tapi, penerjemah Bahasa Inggris di radio
Jepang yang ada diluar negeri menggunakan akan memperhatikan ultimatum penyerahan diri.
Sebagai konsekuensinya, Dunia mendengar Jepang telah menolak ultimatum dibanding Jepang
telah mempertimbangkannya. Akibat kesalahan ini USA menganggap Jepang tidak ingin
menyerah dan mejatuhkan Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki. Sangatlah mungkin jika arti
yang satu yang dipilih pada saat proses penerjemahan, Bom Atom tidak akan digunakan dalam
Perang Dunia II.

Tentu saja, bom atom masih saja dapat digunakan menyerang Jepang untuk berbagi
alasan politis, atau dapat saja digunakan pada saat perang Korea. Tapi ini membantu kita
mencontohkan secara jelas kesulitan yang dapat ditemui pada saat menerjemahkan bahasa asing
dan menunjukkan dampak serius yang disebabkan kesalahan pengartian dari kata-kata yang
memiliki makna ganda.

Kesulitan yang besar kedua dalam penerjemahan adalah kata-kata yang tidak mempunyai
arti langsung. Kata berarti yang berasal dari pengalaman social : beberapa tidak dapat di artikan,
setidaknya sebagian. Kedamaian mempunyai arti yang bervariasi bagi penduduk dunia,
tergantung kondisi mereka, waktu, tempat ; demikian pula dengan perang. Kemampuan dari
kata-kata untuk menyampaikan atau memunculkan arti tergantung pada persepsi yang secara
kultural di informasikan oleh keduanya, sumber dan penerima sebagai pemprosesan pesan.
Ketika kekurangan persamaan budaya, kita akan kekurangan kata-kata dalam kosakata kita untuk
menggambarkan pengalaman ini.

Kesulitan yang lain dalam penerjemahan terletak pada menemukan konsep yang sesuai.
Maksudnya ketika konsep tersebut dikatakan dalam suatu bahasa, tidak menghilangkan atau
mengubah arti dari penerjemahan. Misalnya, dalam Bahasa Spanyol Meksiko, terdapat
setidaknya 5 ketentuan yang mengindikasikan persetujuan dalam tingkatan yang berbeda: me
compremento ( ia berjanji atau berkomitmen terhadap diri saya), yo le aseguro (saya
memastikannya kepadamu), si, como no, lo hago (ya, tentu saja, saya akan melakukannya), tal
vez lo hago (mungkin saya akan melakukannya), dan tal vez lo hago (Mungkin saya akan
melakukannya). Konsep perjanjian ini rentang dari perjanjian yang kuat yang setiap orang akui
ke perjanjian yang tidak mungkin. Masalahnya, adalah memahami perbedaan antara me
compremento dengan tal vez lo hago dalam kebudayaan mereka sehingga versi yang benar dapat
diberikan terjemahan ke bahasa yang lain. Misalnya, kita memberikan terjemahan dari istilah
Spanyol Meksiko ini, kita dapat menduga segala jenis kesalahfahaman dan kebingungan yang
bermunculan jika kita hanya menerjemahkan setiap frasa tersebut seperti “OK”.

Penerjemahan bahasa kerap kali mengakibatkan kesalah fahaman atau ketidaksesuaian


penerjemahan yang disebabkan orientasi budaya yang digambarkan dalam bahasa. Misalnya,
Bahasa Quechua di Peru menggunakan orientasi lampau dan akan datang yang berbeda dengan
yang digunakan dalam Bahasa Inggris. Dalam Bahasa Quechua, masa lampau di gambarkan di
depan kita karena telah dapat dilihat. Masa depan digambarkan di belakang karena tidak dapat
dilihat. Ini merupakan kebalikan dari orang Amerika yang berbicara masa lalu dibelakang dan
masa depan di hadapan mereka. Jika aspek oreintasi budaya ini tidak diketahui atau tidak
diidahkan, maka dapat menyebabkan terjemahan yang tidak dapat difahami tentang waktu, masa
lalu dan masa depan. Bahkan dapat saja berakibat bahwa orang harus melihat kebelakang jika
mereka dapat melihat apa yang biasanya secara normal ada dihadapan mereka.

Masalah terakhir dari masalah penerjemahan muncul ketika harus bekerjasama dengan
seorang penerjemah professional. Penggunaan penerjemah yang baik dapat meningkatkan
kemampuan kita berkomunikasi dengan orang lain dengan kebudayaan yang berbeda. Tapi jika
penerjemah salah mengartikan dapat menyebabkan konsekuensi yang serius.

Penerjemah yang baik perlu mengembangkan keahlian yang special. Seorang penerjemah
harus dapat menerjemahkan sebuah pesan sehingga yang lain dapat faham seolah-olah ia tidak di
terjemahkan. Maksudnya, penerjemah harus mempunyai kemampuan bukan hanya kemampuan
memahami bahasa yang diterjemahkan tapi aspek emosional, proses berfikir dan teknik
komunikasi demikian pula dengan budayanya.

Penggunaan penerjemah yang efektif membutuhkan 3 bentuk hubungan. Hubungan harus


ada antara pembicara dan penerjemah, antara pembicara dengan audiens, dan antara penerjemah
dan audiens. Hal ini sangat sulit untuk diwujudkan karena kompleksitas penerjemahan dalam
kondisi sekarang. Mempertimbangkan apa yang harus dilakukan oleh penterjemah secara
bersamaan. Ketika pembicara mengatakan suatu kalimat, penterjemah harus mendengarkan
kalimat tersebut. Sementara pembicara mengucapkan kalimat selanjutnya, penterjemah tidak
hanya harus menterjemahkan kalimat yang pertama tapi harus mendengarkan kalimat yang
kedua. Kemudian ketika kalimat ketiga sedang diucapkan, penterjemah harus mengingat klaimat
pertama, menterjemahkan kalimat kedua, dan mendengarkan kalimat ketiga. Prosedur ini
berlangsung terus menerus selama proses pengiriman pesan. Dan, itu mengharuskan penterjemah
untuk dapat mengingat tidak hanya apa yang baru saja dikatakan, tetapi apa yang mungkin telah
dikatakan beberapa menit yang lalu karena penterjemahan kata-kata terakhir yang diucapkan
dapat mencerminkan referensi ke kalimat apa yang dikatakan beberapa menit sebelumnya.
Belajar membantu seorang penterjemah bisa menjadikan pengalaman berbicara lewat
penterjemah jauh lebih mudah. Bertemu seorang penterjemah sebelumnya dan membahas daftar
kata-kata atau kalimat yang susah yang akan digunakan, kedepannya bisa sangat membantu
dalam rangka mendapatkan terjemahan yang sesuai. Menggunakan penterjemah dapat menjadi
masalah komunikasi antarbudaya, tetapi dengan pengalaman dan penggunaan penterjemah yang
tepat, masalah tersebut dapat diminimalkan dan hasilnya sangat memuaskan.

Dalam situasi komunikasi antar budaya dimana orang berbicara bahasa yang berbeda atau
berasal dari bahasa utama yang berbeda menggunakan komunitas. Ada banyak masalah
komunikasi yang dapat muncul jika tidak diambil langkah-langkah khusus untuk mencegahnya.
mereka. Namun, masalah ini ada pada tingkat yang lebih rendah, ketika kita menemukan kode
bahasa asing seperti yang digunakan oleh subkultur dan subelompok dalam konteks budaya yang
lebih besar. Ini adalah bagian terakhir yang menjadi perhatian dalam studi bahasa dan budaya
kami.

Kode bahasa Subkultur : Argot

Bahasa Subkebudayaan mengikuti 1 satu asumsi dasar tentang bahasa sebagai bahasa
budaya. Penggunaan bahasa kita dan artinya kita peruntukkan untuk bermacam-macam kata dan
frase yang kita pelajari. Budaya kita telah mengajarkan arti takometer. Dalam Bahasa Vietnam,
tidak ada kata seperti itu dan karenaya tidak ada kesepakatan berdasarkan budaya atas artinya.
Kata burung bagi kebanyakan kita berarti terbang, hewan berbulu. Kata yang sederhana ini
mempunyai banyak arti ketika di implementasikan pada pengalaman orang yang berbeda-beda.
Bagi seorang pemain bulutangkis ia adalah kok, bagi pemain basket adalah pelari yang cepat dan
bagi musisi Rok adalah seorang wanita yang menarik. Apa yang contoh sederhana coba jelaskan
adalah dikarenakan perbedaan pengalaman budaya maka arti yang akan diberikan kepada kata itu
juga berbeda.

Salah satu cara untuk meneliti subbudaya atau subkelompok mana pun adalah dengan
meneliti penggunaan bahasanya. hal-hal dari dunia yang hanya sedikit kita ketahui, akan mudah
kita fahami diberi nama tertentu. Proses penamaan ini, yang merupakan karekteristik pada
umumnya, adalah bagian dari warisan budaya kita. orang-orang disekitar kita dengan cara nyata
dan halus menamai sesuatu bukan hanya akan membantu kita memahami sesuatu, tapi juga
membantu kita menamai pengalaman dan perasaan. Kadang-kadang pengalaman ini
menggambarkan pandangan dan kebisaan hidup yang ditemukan dalam budaya yang dominan.
Orang yang merupakan anggota dari subbudaya atau subkelompok tidak hanya berbagi pada
komunitasnya, tapi juga berbagi cara dan gaya komunikasi verbalnya. Faktanya, kelompok yang
tidak menunjukkan bahasa khusus yang jarang dianggap sebagai subbudaya dan subkelompok,
kemudian dapat diteliti bahasanya, nilainya dan tingkah lakunya. Penggunaan metode analisis ini
menghasilkan bahwa pengalaman dan bahasa saling terkait.

Jika Subbudaya jauh dari budaya utama, kita temui Bahasa sering kali memiliki arti
tambahan. Misalnya, pada subbudaya yang diindikasikan, terutama terdiri dari perilaku
menyimpang, pola bahasa dari subbudaya akan berkembang menjadi argot. Perilaku
menyimpang ini bisa dalam berbagai bentuk. Tahanan, misalnya, yang menyimpang karena
melanggar hukum, mempunyai argot. Gelandangan, bukanlah criminal, juga terpinggirkan dari
budaya utama karenanya, mereka juga mempunyai argot. Point terpinting yang harus kita ketahui
argot adalah penggunaan bahasa terbatas pada subbudaya atau subkelompok tertentu yang
anggotanya diluar budaya yang dominan. Pemahaman terhadap argot sangat penting dalam
rangka memahami suatu subkelompok atau Subbudaya, kerana :

Argot adalah bentuk bahasa khusus, yang menggambarkan cara hidup….. merupakan kunci
sikap, untuk meniliai orang dan kelompok, untuk cara berfikir dari organsasi sosial dan teknologi

Argot adalah jalan dimana bahasa dan sikap terhubung. Dan karena kosakata adalah
bagian dari bahasa yang selalu diberada dalam pengaruh alam bawah sadar dan control dari
penggunanya. Argot memungkinkan kita untuk mengkases suatu tempat untuk memulai
eksplorasi pengalaman bersama dan berbeda.
Fungsi Argot ( Kode Rahasia)

Sejumlah kebutuhan signifikan dan nyata dipenuhi oleh penggunaan kode bahasa.
Pertama argot membantu budaya tandingan dalam menyediakan sarana pertahanan diri. Karena
banyak subbudaya berfungsi dalam lingkungan yang tidak bersahabat, anggota dari subbudaya
menggunakan argot sebagai alat untuk berkomunikasi satu sama lain dengan cara yang orang
luar sulit untuk mengerti mengetahui kode. Orang Yahudi Eropa menggunakan Yiddish salama
dalam periode diskriminasi yang sulit, ini merupakan contoh yang jelas dalam artian
mempertahankan hidup. Ada beberapa contoh kontemporer yanga dapat kita jumpai. Pelacur
karena mereka melakukan profesi yang illegal, harus menggunakan bahasa untuk
menyembunyikan diri. Sebagai akibatnya bukan hanya aktivitas seksual yang harus disamarkan,
tapi demikian pula dengan pembicaraannya harus disamarkan juga untuk menghindari
penangkapan. Argot digunakan untuk maksud penyamaran ini.

Fungsi yang kedua dari argot yaitu sebagi penegasan solidaritas kelompok dan perekat
dengan kode bahasa yang dipelajari secara seragam. Biasanya ada 3 tingkatan berkaitan dengan
penggunaan argot. Perasaan kesamaan identitas dan Kebanggan dihubungkan dengan realisasi
bahwa anda adalah bagian dari kelompok yang telah mengembangkan bahasanya sendiri ; sebuah
ikatan terbentuk diantara anggota tersebut yang mengerti kode. Kaum Homosexual yang
mengetahui AC-DC (biseksual), bill (homoseksual Maskulin), black widow (seorang yang suka
merebut pasangan dari gay yang lain) dan chicken (Pria Gay Muda), merupakan argot rahasia
yang unik pada kelompok tertentu. Gelandangan dan orang miskin terpinggirkan dari inti
budaya, namun mereka juga dapat membuat tipe kelompok tertentu, karena menyatakan bahwa
yap adalah pendatang baru, a tool adalah tukang copet, a paper adalah tiket kereta api, to be oiled
adalah mabuk dan to lace adalah memukul.

Fungsi ketiga dari argot adalah memapankan kelompok sebagai entitas sosial yang nyata
dan layak. Misalnya sepanjang tahun 1960an, ketika orang mulai mengkonsumsi obat terlarang
sebagai jalan hidup mereka, mereka berkumpul pada suatu lokasi tertentu dan membentuk
kelompok yang dikenal dengan “San Fransisco Drugs Langnguage”. Seiring dengan
perkembangan kelompok ini bukan hanya orang yang mengkonsumsi obat terlarang, mereka
mengembangkan daftar istilah yang agak rumit-istilah yang mengubah mereka dari sekelompok
orang menjadi subgroup. Sebagian dari istilah mereka Bernice untuk kokain, hay untuk Ganja,
heat untuk Polisi, pipe untuk Pembuluh darah besar, roach untuk puntung ganja. Octagon untuk
orang persegi, lightning untuk mencapai kenikmatan dan head untuk pencandu berat.

Pengalaman sub kelompok dan sub budaya Argot

Pengunaan bahasa Cabang kebudayaan atau cabang kelompok, mereka memilih kata-kata
dan arti dari kata-kata tersebut, membawa kita kedalam pengalaman dari cabang kebudayaan dan
atau kelompok tersebut. Kita tidak dapat menjadi anggota dari semua cabang kebudayaan yang
terhubung dengan kita. Dengan meneliti bahasa dari sub kebudayaan atau sub kelompok kita
dapat menghargai kelompok tersebut.

Hubungan antara bahasa, kebudayaan dan pengalaman diuraikan pada salah satu tempat,
yang kita teliti sebagai bagian dari hipotesis sapir-whorf. Dengan penamaan (label) ide-de,
konsep dan perasaan yang di jumpai di lingkungan. Karena budaya membantu kita menentukan
dan membentuk lingkungan. Budaya memainkan peranan yang penting dalam penentuan
pengalaman dan apa yang kita akan namai. Dalam banyak cabang budaya, nama diberikan
menunjukkan secara jelas bagaimana cabang budaya dan cabang kelompok melihat dan
berinteraksi dengan budaya yang dominan. Beberapa contoh akan membantu kita memahami
point ini.

Tingkah laku para pelaku prostitusi terhadap budaya utama merupakan bukti kuat dalam
hal penggunaan argot dan bahasa yang menipu. Dalam argot dari cabang budaya ini seorang
klien disebut sebagai trik atau atau tingkah laku seksual untuk membayar sebagai trik. makna
tersembunyi dari kata itu, dan bagi pelacur lelucon yang dilakukan pada masyarakat, adalah
bahwa para wanita dibayar jauh apa yang seharusnya dia lakukan secara gratis. Atau dapat
dikatakan sebaliknya, klien secara jelas di bodohi-dia telah ditipu.

Kebanyakan dari cabang budaya juga mempunyai argot yang berguna untuk menjelaskan
persepsi dan tindakan mereka terhadap budaya yang dominan-kata-kata yang biasanya tidak
lengkap. Sebagai contoh dalam subbudaya carnivals, kata slum digunakan untuk
menggambarkan harga yang lebih murah dan barang yang orang ingin beli ketika mereka ke
karnaval. Subbudaya music rok menunjukkan sikap merendahkan dan menggurui dengan
menggunakan kata permen karet untuk menggambarkan set bopper mungil-bagi mereka rangking
terendah dalam musik rock. Dan bahasa dalam penjara ketika menggunakan kata hit yang berarti
penolakan terhadap pembebasan bersyarat.

Tingkah laku dari orang tertentu dalam sebuah lingkungan pada subkelompok atau
budaya juga di refleksikan dalam argot mereka. Argot dari kaum miskin kota yang keras
menghasilkan beberapa contoh terbaik dan bahkan beberapa contoh menunjukkan kepada kita
bagaimana bahasa dan pengalaman beriringan. Kata lump maker (untuk polisi) dan job man
(untuk pekerja sosial) menunjukkan ada suatu kontak dan hubungan antara ke dua bagian dari
komunitas kita. Satu kata untuk bayi pada subkelompok ini adalah pea pusher. Ini bukan
Merupakan istilah yang penuh cinta, tapi hal ini membantu kita mengerti sebagaian persepsi dari
kaum miskin kota. Jika seseorang betul-betul miskin sangat susah untuk bergembira jika ada
anggota keluarga baru, pada keluarga yang sudah kekurangan.

Pengacara adalah salah satu kelompok yang dilabeli oleh banyak subbudaya dan
kelompok. Label ini hampir seperti Argot, menjelaskan kepada kita tentang kontak/hubungan
antara pengacara dan subkelompok. Pekerja carnival menyebutnya patches dan pelacur
menyebutnya oilers.

Pengalaman nama dalam argot juga membantu kita memahami tentang kehidupan sehari-
hari pada suatu subkelompok dan subkebudayaan. Komunitas pecandu obat dan penjara
memberikan kita banyak contoh. Karena obat terlarang itu illegal, polisi adalah masalah utama
dalam kehidupan komunitas mereka. Walaupun demikian banyak nama untuk polisi-the man,
fuzz, heat, nabs, Feds dan narcs. Utuk orang yang hidup dalam penjara, aktifitas homoseksual
sering terjadi, maka dari itu, argot mengambarkan aspek khusus kehiupan dalam penjara. Jockers
adalah homoseksual yang agresif dan a jail house punk adalah seseorang yang menjadi
homoseksual dalam penjara.

Melihat persepsi pada umumnya di suatu subkomunitas juga dapat diperoleh dari argot.
Misalnya, kaum miskin perkotaan biasaya bekerja sebagai buruh kasar, mereka menyebut
pekerjaan ini sweet job. Ketika mereka cukup beruntung membeli kendaraan, yang pada
akhirnya membawanya kepekerjaan yang lebih baik, mereka menyebut kendaraan mereka bread
and butter.
Dalam subkultur kenakalan, argot digunakan untuk membantu membicarakan tentang
aktivitas yang dihadapi oleh Anggota kelompok khusus. Misalnya, burn adalah ditembak oleh
senjata, a hustle adalah menghasilkan uang dengan cara illegal dan Mr. Pierce adalah pisau
switchblade.

Ada beberapa point penting yang akan kita buat pada saat kita mengakhiri sesi ini tentang
kode bahasa subkebudayaan. Pertama kata-kata pembentuk sebuah argot selalu berubah-ubah.
Perubahan ini terjadi sangat cepat, yang mebuat frasa argot biasanya sudah tidak digunakan lagi
pada jangka waktu tertentu. Mempertahankan kerahasiaan adalah sesuatu yang sangat penting
bagi bertahannya istilah yang menyusun argot subkebudayaan. Jika kebudayaan utama
(dominan) mengetahui kode tersebut, atau jika kode tersebut juga digunakan oleh kosakata kelas
menengah, seperti pada kasus black argot, maka sebuah kata baru harus di ciptakan. Berkali-kali
kata-kata yang baru sengaja di maksudkan utuk menyesatkan budaya utama. Misalnya ketika
orang kulit hitam menggunankan kata bad untuk yang terbaik, blade untuk Cadilac dan stallion
untuk mengikuti wanita yang menarik. Karena anggota budaya dominan cenderung melekat dan
memasukkan argot subkomunitas ke dalam bahasa utama, argot mengalami pembaharuan yang
secara terus menerus dan cepat. Kebanyakan contoh yang digunakan dalam buku ini mungkin
sudah tidak digunakan lagi ketika buku ini dibaca.

Kedua, karakteristik dari argot, bahwa kebanyakan kata-katanya dan ekspersinya berlaku
hanya pada daerah tertentu. Homoseksual pada suatu daerah di suatu negara, mungkin tidak
mengetahui seluruh kata yang digunakan oleh anggota komunitas yang sama yang tinggal
dibelahan Amerika Serikat yang lain. Dan orang kulit hitam yang tinggal di Los Angels
menggunakan banyak ungkapan yang tidak lazim bukan hanya untuk orang kulit hitam yang
tinggal di Detroit tapi buat orang kulit hitam yang tinggal di San Diego (hanya sekitar 100 Mil
jaraknya).

KESIMPULAN

Bahasa dan hubungannya terhadap kebudayaan adalah varibel utama dalam komunikasi antar
budaya. Kita telah melihat melalui penelitian kita terhadap bahasa, akuisisinya hubungan
kebudayaannya. Bagiamana ia membentuk persepsi, pemikiran dan perasaan. Kita juga telah
mencatat masalah yang melekat pada situasi ini ketika pembicara menggunakan bahasa yang lain
atau mempunyai bahasa utama yang lain. Masalah penerjemahan bahasa menunjukkan
bagaimana kebingungan dapat muncul karena ketidak kompetenan dan tepatnya hasil
terjemahan, dan kita melihat kesulitan yang dialami oleh penterjemah. Akhirnya kita melihat
bahwa konsep argot yang digunakan pada sub kelompok bertentangan dengan budaya utama.
Dalam semua pembahasan tentang bahasa yang terperinci ini, masalah komunikasi nonverbal
sengaja dihindari. Pada bab selanjutnya kita akan melihat bentuk komunikasi dan melihat
kedekatannya terhadap komunikasi verbal.

Anda mungkin juga menyukai