LUMBAL
PO715241202007
TAHUN 2020
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan Judul :
MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA HERNIA NUCLEUS PULPOSUS (HNP)
LUMBAL
Bali, ……………………….
Clinical Educator,
______________________
2
KATA PENGANTAR
Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-Nya Laporan
sebesar-besarnya kepada Bapak I Gede Sujana, S.Ft, Ftr selaku Clinical Educator di
RSUD Sanjiwani Gianyar, yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Profesi Fisioterapi,
Penulis tentu menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan kasus ini, supaya nantinya
dapat menjadi laporan kasus yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada laporan kasus ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga laporan kasus ini bermanfaat dan semoga Ida Sang Hyang Widhi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-NYA kepada semua pihak
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Aktivitas manusia yang beragam tanpa disadari dapat menimbulkan berbagai macam
keluhan dan gangguan, ini terjadi karena kurangnya perhatian terhadap masalah keamanan
anggota tubuh terhadap pola gerak yang dilakukan. Misalnya mengangkat beban dengan
tehnik yang salah dapat menimbulkan keluhan pada punggung bawah yang akhirnya dapat
terjadi keluhan nyeri menjalar pada daerah pinggang sampai tungkai yang disebut dengan
ischialgia. Pertambahan usia juga dapat menimbulkan keluhan yang sama salah satunya
penyakit degeneratif yang apabila mengenai tulang belakang akan mengakibatkan perubahan-
perubahan pada tulang tersebut, dan penyakit ini juga dapat mempengaruhi suatu penyakit
Nyeri punggung bawah merupakan permasalahan yang sering dijumpai dan mengenai
60-80 % populasi dalam suatu masa selama hidupnya. Dari semua kasus hanya 20-30 %
kasus yang dapat ditemukan kelainan anatomisnya salah satunya akibat hernia nucleus
demikian etiologi dari kelompok yang semula idiopatik dapat ditunjukkan dengan jelas
penyebab dari nyeri punggung bawah tersebut seiring dengan adanya pengetahuan mengenai
biomekanika tulang belakang (vertebra) dan struktur yang erat hubungannya dengan vertebra
Nyeri punggung bawah dialami oleh 70% orang di negara - negara maju (McIntonsh
dan Hall, 2011). NPB termasuk dalam sepuluh penyakit prevalensi tinggi di dunia. Global
Burden of Disease Study (GBD) 2010 menyatakan bahwa prevalensi nyeri punggung bawah
di dunia 9,17% dengan jumlah populasi 632.045 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi
4
pada laki –laki lebih tinggi sebesar 9,64% daripada perempuan sebesar 8,70% (Vos et al.,
2010).
Di Indonesia tidak terdapat data yang menunjukkan prevalensi nyeri punggung bawah
secara jelas, tetapi prevalensi penyakit sendi di Indonesia berdasarkan diagnosis atau gejala
menurut Riskesdas tahun 2013 adalah 24,7 persen. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan
wawancara meningkat seiring dengan bertambahnya umur yaitu prevalensi tertinggi pada
umur ≥75 tahun (33% dan 54,8%). Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi pada perempuan
Ischialgia merupakan suatu kondisi nyeri punggung bawah yang menjalar hingga ke
tungkai dimana pada saraf ischiadicus terdapat gangguan dalam distribusi persarafan
sehingga menyebabkan rasa yang tidak enak atau nyeri. Nyeri tersebut dirasakan bertolak
dari pantat kemudian menjalar sampai pertengahan bagian belakang paha (Sidharta, 1999).
Hernia Nucleus Pulposus diketahui sebagai penyebab yang sering dari nyeri
punggung bawah. Sekitar 95 % HNP pada region lumbal terjadi pada segmen VL 4-L5 atau
berbagai tingkat, yaitu dari Impairment seperti nyeri, spasme, keterbatasan LGS, dan
penurunan kekuatan otot, kemudian dari Functional Limitation yaitu kesulitan saat posisi dari
tidur terlentang ke tidur miring, tidur miring ke duduk, duduk ke berdiri, dan berdiri ke
berjalan, dari Participation Restriction yaitu ketidak mampuan melaksanakan interaksi sosial.
Fisioterapi berperan sesuai dengan kondisi problematik pada kasus ischialgia akibat
HNP berdasarkan hasil-hasil kajian fisioterapi yang meliputi assesment, diagnosis, planning,
intervention dan evaluation. Intervensi fisioterapi berupa aspek promotif, preventif, currative,
5
Manifestasi klinik HNP tergantung dari radiks saraf yang mengalami lesi. Gejala
klinik yang paling sering adalah ischialgia berupa nyeri radikuler sepanjang perjalanan saraf
ischiadicus (Rempe Y, 2010). Karena nyeri merupakan keluhan subjektif, maka informasi
langsung dari pasien merupakan gold standard untuk melakukan penilaian. Informasi yang
diperoleh dari pasien harus mencakup kondisi saat ini (onset, pola, dan perjalanan penyakit),
lokasi (lokasi primer dan pola penyebaran nyeri), kualitas, faktor-faktor yang memperberat
atau meringankan nyeri, dan beratnya (biasanya diukur dengan verbal rating scale, misal,
6
BAB II
TINJAUAN KASUS
Tulang belakang adalah struktur lentur sejumlah tulang yang disebut vertebra.
Diantara tiap dua ruas vertebra terdapat bantalan tulang rawan. Panjang rangkaian vertebra
pada orang dewasa dapat mencapai 57 sampai 67 cm. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang,
24 buah diantaranya adalah tulang tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung
membentuk 2 tulang. Vertebra dikelompokkan dan dinilai sesuai dengan daerah yang
ditempatinya, tujuh vertebra cervical, dua belas vertebra thoracal, lima vertebra lumbalis,
lima vertebra sacralis, dan empat vertebra koksigeus (Pearce, 2009). Susunan tulang
vertebra terdiri dari corpus, arcus, foramen vertebrale, foramen intervertebrale, processus
articularis superior dan inferior, processus transfersus, spina, dan discus intervertebralis.
7
Discus intervertebralis terdiri dari dua bagian pokok yaitu nucleus pulposus di
tengah dan anulus fibrosus di sekelilingnya. Discus dipisahkan dari tulang yang di atas
dan di bawahnya oleh dua lempengan tulang rawan yang tipis (Sylvia A, 1995).
Nucleus pulposus adalah bagian tengah discus yang bersifat semi gelatin.
Nukleus ini mengandung berkas-berkas serat kolagen, sel-sel jaringan penyambung dan
sel-sel tulang rawan. Zat ini berfungsi sebagai peredam benturan antara korpus vertebra
yang berdekatan. Selain itu, juga memainkan peranan penting dalam pertukaran cairan
korpus vertebra (disebabkan oleh struktur spiral dari serabut-serabut), untuk menopang
nukleus pulposus, dan meredam benturan. Jadi anulus berfungsi mirip dengan simpail di
sekeliling tong air atau seperti gulungan pegas, yang menarik korpus vertebra bersatu
vertebralis. Discus paling tipis terdapat pada daerah thoracal sedangkan yang paling
tebal terdapat di daerah lumbal. Bersamaan dengan bertambahnya usia, kandungan air
8
Gambar 2.2 Nucleus Pulposus (Reijo, 2006)
Menurut Moore dan Agur (2013) otot penggerak batang tubuh secara langsung atau
pun tidak langsung mempengaruhi vertebra. Otot-otot tersebut adalah m. erector spinae,
Origo: berasal melalui tendo yang lebar dari bagian dorsal crista iliaca, permukaan
dorsal sacrum dan processus spinosus vertebrae lumbalis kaudal, dan ligament
cervicalis.
M. longissimus : thoracis, cervicis dan capitis; serabut melintas kranial ke costae antara
tuberculum costae dan angulus costae, ke proc. Spinosus di daerah thorakal dan
9
M. spinalis : thoracis, cervicis dan capitis: serabut melintas kranial ke proc. Spinosus di
Fungsi utama : bekerja bilateral: ekstensi columna vertebralis dan kepala sewaktu
Origo : Proc. Tansversus vertebrae lumbalis, sisi corpus vertebrae T12-L5 dan discus
intervertebralis.
mengatur keseimbangan batang tubuh seaktu duduk; kontraksi bagian kaudal bersama
Tiga puluh satu pasang saraf spinal (nervus spinalis) dilepaskan dari medulla
spinalis. Beberapa anak akar keluar dari permukaan dorsal dan permukaan ventral medulla
spinalis, dan bertaut untuk membentuk akar ventral (radix anterior) dan akar dorsal (radix
posterior). Dalam radix posterior terdapat serabut aferen atau sensoris dari kulit, jaringan
subkutan dan profunda, dan sringkali dari visera.radix anterior terdiri dari serabut eferen
10
atau motoris untuk otot kerangka. Pembagian nervus spinal adalah sebagai berikut: 8
pasang nervus cervicalis, 12 pasang nervus thoracius, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang
Pada lumbal spine melibatkan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi dan lateral fleksi.
Sedangkan gerak arthrokinemetik merupakan gerakan yang terjadi didalam kapsul sendi
pada persendian. Pada lumbal spine gerakannya berupa gerak slide atau glide terjadi
1. Osteokinematik
Gerakan osteokinematik pada fleksi dan ekstensi terjadi pada sagital plane, lateral fleksi
pada frontal plane, dan rotasi kanan-kiri terjadi pada transverse plane. Sudut normal
gerakan fleksi yaitu 65° - 85°, gerakan ekstensi sudut normal gerakan sekitar 25°-40°, dan
untuk gerakan lateral fleksi 25°, sedangkan gerakan rotasi dengan sudut normal yang
2. Arthrokinematik
Pada lumbal, ketika lumbal spine bergerak fleksi discus intervertebralis tertekan
pada bagian anterior dan menggelembung pada bagian posterior dan terjadi berlawanan
pada gerakan ekstensi. Pada saat lateral flexion, discus intervertebralis tertekan pada sisi
terjadi lateral fleksi. Misalnya, lateral fleksi ke kiri menyebabkan discus intervertebralis
tertekan pada sisi sebelah kiri. Secara bersamaan discus intervertebralis sisi kanan menjadi
menegang. Pada level lumbal spine, jaringan collagen pada setengah dari lamina mengarah
11
pada arah yang berlawanan (kira-kira 120°) dari jaringan setengah lainnya. Setengah
1. Definisi
Ischialgia adalah nyeri yang menjalar menurut perjalanan saraf ischiadicus dari daerah
Hernia nucleus pulposus lumbal adalah keluarnya material nuclear dari pembungkus
anulus fibrosus kapsul (Calliet, 1981), adanya trauma langsung atau tidak langsung pada
pulposus sehingga anulus menjadi pecah bahkan dapat robek. Hernia nukleus pulposus
adalah suatu kondisi dimana menonjolnya sebagian atau seluruh bagian dari sentral
nukleus pulposus kedalam kanalis vertebralis akibat degenerasi dari anulus fibrosus korpus
intervertebralis, yang menyebabkan sakit punggung dan kaki akibat iritasi akar saraf
2. Anatomi Fungsional
Lumbal tersusun atas lima vertebra lumbal yang masing-masing ruas di pisahkan oleh
adanya diskus intervertebralis. Vertebra pada regio ini ditandai dengan korpusnya yang
besar, laminanya besar dan kuat.Korpusnya jika dilihat dari atas tampak seperti ginjal dan
foramen vertebranya bervariasi mulai dari oval (VL1) sampai triangular (VL5). Prosesus
spinosus vertebra lumbal lebih pendek, tumpul dan mengarah ke posterior dan processus
ricularis vertebra lumbalis, facet superiornya mengarah ke postero medial dan facet
inferiornya mengarah ke antero lateral seperti halnya vertebra lain antar segmen vertebra
12
lumbal juga dipisahkan oleh discus yang dibentuk oleh nucleus polposus pada bagian
Vertebra lumbalis IV, dilihat dari crania dan ventrall ( Putz R dan Pabst R, 2002)
b. Saraf Ischiadikus
Saraf ischiadikus merupakan saraf perifer terbesar dalam tubuh yang keluar
dari vertebra lumbal 4-5 dan sacral 1-3.Saraf ischiadicus meninggalkan pelvis lewat
permukaan posterior paha ke ruang poplitea di mana serabut saraf ini berakhir dengan
bercabang menjadi nervus tibialis dan nervus peroneus communis (Chusid, 1993).
magnusotot-otot tersebut diatas berasal dari rami truncus tibialis ramus dari trunkus
peroneus communis mensuplai otot bicep femoris caput brevis karena nervus tibialis
dan peroneus merupakan lanjutan nervus ischiadicus maka juga dikatakan bahwa
semua otot tungkai bawah merupakan kawasan motorik nervus ischiadicus. Kawasan
sensorik nervus ischiadicus terletak diseluruh tungkai bawah yaitu kulit bagian
lateralnya sedangkan sensibilitas tungkai atas bagian ventro lateral diisarafi oleh
13
nervus cutaneus lateral femoris yang merupakan cabang pleksus lumbalis (Chusid,
1993).
Kelompok otot yang ada pada daerah lumbal secara garis besar yang sesuai
dan rotators.
14
3). Kelompok rotators,
1
7
2
6
3. Etiologi
Dilihat dari lokasi awal timbulnya nyeri yang menjalar sepanjang tungkai maka
sindroma ischialgia dapat dideferensiasi dalam tiga golongan yaitu (Sidharta, 1999).
15
a. Ischialgia sebagai perwujudan dari entrapment neuritis
Ischialgia ini terjadi karena n. Ischiadicus terperangkap oleh proses patologis yang
terjadi di berbagai jaringan yang dilewatinya. Jaringan tersebut antara lain: (1) Pleksus
lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan
ovarii, (2) Garis persendian sakroiliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis
sekitar trochantor mayor femoris, (4) Bursitis pada bursa m. piriformis (5) Adanya
Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya
nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada
sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak
dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan tes kontra Patrick. Cara
pelaksanaan dari tes Patrick adalah pasien tidur terlentan, dengan knee fleksi dan tumit
diletakkan diatas lutut tungkai yang satunya. Kemudian lutut yang fleksi tadi ditekan
kebawah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk merangsang nyeri pada sendi panggul.
Sedangkan tes kontra Patrick kebalikan dari tes Patrick, caranya knee fleksi dengan arah
gerakan endorotasi dan adduksi, kemudian knee didorong ke medial. Tes ini untuk
Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis
vertebralis, yang sering disebut hernia nucleus pulposus (HNP), ostefit (Spondylosis),
herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.
Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral
dan n. tibialis. Makin ke distal nyeri akan berkurang, ini disebabkan karena radiks saraf
16
yang terangsang sehingga nyeri yang dirasakan pada radiks saraf yang bersangkutan.
antara lain : (1) Nyeri punggung bawah (low back pain), (2) Adanya peningkatan tekanan
didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk, bersin dan mengejan, (3) Faktor trauma, (4)
Lordosis lumbosakral yang berkurang, (5) Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)
lumbosakral, (6) Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1, (7) Tes Laseque selalu positif,
Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer adalah adanya peradangan pada saraf
ischiadikus. Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk
angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Ischialgia ini dapat
utama neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah
antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura
peroneus communis dan n. tibialis.Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan
diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n. ischiadikus, m. tibialis anterior dan m.
peroneus longus.
a. Proses Degeneratif
sebagai shock absorber, menyebarkan gaya pada columna vertebralis dan juga
17
bertambahnya usia (dari 90% pada bayi sampai menjadi 70% pada orang usia lanjut).
Selain itu serabut-serabut menjadi kasar dan mengalami hialinisasi yang ikut membantu
terjadinya perubahan ke arah herniasi nukleus pulposus melalui anulus dan menekan
radiks saraf spinal. Pada umumnya hernia paling mungkin terjadi pada bagian kolumna
vertebralis dimana terjadi peralihan dari segmen yang lebih mobil ke yang kurang mobil
b. Proses Traumatik
dapat menyebabkan degenerasi lebih jauh. Selain degenerasi, gerakan repetitive, seperti
fleksi, ekstensi, lateral fleksi, rotasi, dan mengangkat beban dapat memberi tekanan
abnormal pada nucleus. Jika tekanan ini cukup besar sampai bisa melukai annulus, nucleus
pulposus ini berujung pada herniasi. Trauma akut dapat pula menyebabkan herniasi,
dimana ekstrusi dan sequestrasi merupakan hernia yang sesungguhnya, yaitu: (Grade I)
Protrusi discus intervertebralis : nucleus terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan
annulus fibrosus., (Grade II) Prolaps discus intervertebral : nukleus berpindah, tetapi
masih dalam lingkaran anulus fibrosus., (Grade III) Extrusi dickus intervertebral : nucleus
keluar dan anulus fibrosus dan berada di bawah ligamentum longitudinalis posterior,
longitudinalis posterior.
18
5. Tanda dan Gejala Klinis
Penyakit degenerasi pada vertebra lumbal dapat terjadi tanpa memberikan gejala-
a. Nyeri
Nyeri yang dirasakan pada punggung bawah yang bertambah apabila penderita
melakukan aktifitas juga terdapat rasa kaku dari daerah punggung bawah, misalnya
kesulitan membungkuk karena nyeri, aktifitas jongkok berdiri, nyeri saat berjalan. Apabila
terjadi penjepitan pada saraf akibat penyempitan akan menimbulkan gejala nyeri radikuler.
Lokasi paling sering ditemukan melintang pada sacrum diantara sendi sakro iliaka.
Terkadang juga menjalar ke bawah pada salah satu atau kedua pantat dan ke lateral pada
satu atau dua sendi panggul. Pusat nyeri dapat terjadi pada tingkat lumbal 4-5 dan sacral
pertama.
b. Spasme otot
Pada pemeriksaan ditemukan kelainan yang ringan berupa spasme ringan pada otot-
otot punggung bawah serta gangguan pergerakan tulang belakang.Spasme otot dapat
terjadi pada otot errector spine dan pada salah satu atau kedua karena pada daerah tersebut
terdapat nyeri.
c. Keterbatasan gerak
Pergerakan tulang belakang menjadi terbatas saat fleksi, ekstensi dan side fleksi
karena kencangnya jaringan lunak serta nyeri. Pada foto rontgen didapatkan adanya
19
C. Tinjauan Tentang Intervensi Fisioterapi
1. Ultrasound
Ultrasound (US) adalah gelombang suara berfrekuensi tinggi yang tidak dapa
terdeteksi oleh telinga manusia. Energi ultrasound dapat dihantarkan secara kontinyu atau
denyut titik. Gelombang ultrasound dihasilkan oleh kristal keramik piezoelektrik (biasanya
disebut timbal zirkonattanata) yang dipasang pada aplikator atau tranduser yang
menghantarkan gelombang tersebut ke klien. Ketika arus bolak – balik dipasangkan pada
kristal tersebut terjadi pemecahan struktur molekul, lalu molekul bergetar menghasilkan
gelombang mekanis yang serupa gelombang suara. Perpindahan energi ultrasound ada dua
cara yaitu secara kontak langsung dan tidak langsung (Hayes, 2014).
Efek micromasage yang dihasilkan oleh ultrasound akan menimbulkan efek panas
dalam jaringan, panas yang dihasilkan dalam setiap jaringan tidak sama, hal ini tergantung
pada pemilihan gelombang dan durasi yang digunakan. Panas yang dihasilkan akan
berpengaruh pada jaringan otot, kartilago, tendon, dan kulit dan mengakibatkan teradinya
kemampuan regenerasi jaringan, pengaruh terhadap saraf perifer dan mengurangi nyeri
(Hayes, 2014)
yang dihasilkan oleh perangkat untuk merangsang saraf untuk mengurangi rasa sakit. Unit
ini biasanya dilengkapi dengan elektroda untuk menyalurkan arus listrik yang akan
merangsang saraf pada daerah yang mengalami nyeri. Sinyal dari TENS ini berfungsi
untuk mengganggu sinyal nyeri yang mempengaruhi saraf-saraf dan memutus sinyal nyeri
tersebut sehingga klien merasakan nyerinya berkurang. Namun teori lain mengatakan
bahwa stimulasi listrik saraf dapat membantu tubuh untuk memproduksi obat penghilang
20
rasa sakit alami yang disebut endorfin, yang dapat menghalangi persepsi nyeri (Hayes,
2014).
3. Mc Kenzie Exercise
fungsional dalam penanganan penderita pada kasus HNP dengan program Back Training
(Albenhaim et al., 2002). Mc. Kenzie Exercise adalah metode perbaikan tulang belakang
dengan gerak ekstensi. Pada gerakan ekstensi nucleus pulposus akan terdorong ke anterior
akibat dari meningkatnya tekanan di posterior. Sehingga jika latihan ini dilakukan dengan
rutin dan ritmis akan mereposisi posisi nucleus pulposus dalam annlulus fibrosus yang
mengalami herniasi.
21
BAB III
A. Data Medis
B. Identitas Pasien
Nama : Ny. H
Umur : 30 tahun
Agama : Kristen
Alamat : Gianyar
C. History Taking
1. Keluhan utama
Keluhan pada pasien ini adalah nyeri pada pinggang dan kesemutan, nyeri menjalar dari
Dari pemeriksaan ini didapatkan data yaitu: pada tanggal 28 Desember 2020 pasien
mengeluhkan sakit pada pinggangnya, kemudian pasien dikeroki dan dipijat tetapi
selang beberapa hari kemudian sakitnya tak kunjung sembuh, malah pasien merasakan
kesemutan pada tungkai atas bagian belakang. Pada tanggal 5 Januari 2021 pasien
berobat ke dokter spesialis saraf dekat rumahnya, dan disarankan untuk dilakukan MRI,
dengan hasil adanya Herniasi disc (HNP) VL5-S5, kemudian pasien diminta untuk
22
4. Riwayat pribadi
Riwayat pribadi dari anamnesis ini ditanyakan mengenai hobi pasien dan juga
kebiasaan pasien. Dari pemeriksaan ini diperoleh data bahwa pasien adalah seorang
perias yang sehari hari nya merias pengantin maupun customer yang datang ke
salonnya, posisi yang sering dilakukan saat merias kebanyakan berdiri, membungkuk
dan duduk.
1. Inspeksi statis
Dari pemeriksaan ini didapatkan hasil kondisi umum pasien terlihat pucat dan nampak
menahan rasa sakit, tidak terlihat adanya oedema maupun erithema, pasien terlihat
2. Inspeksi dinamis
membungkuk, naik ketempat tidur, berpindah posisi dan bangun dari tempat tidur.
3. Palpasi
Diketahui hasil adanya nyeri tekan pada otot paravertebra, ada spasme pada otot para
vertebra dan hamstring, Nyeri tekan pada otot m. Quadratus Lumborum, nyeri tekan
pada otot m. Gluteus Maximus, terasa tebal pada daerah betis hingga ankle.
- Regio Hip : nyeri pada otot gluteus dan tidak ada keterbatasan gerak pada regio
hip.
- Regio Knee : tidak ada nyeri dan keterbatasan gerak pada regio knee.
23
F. Pemeriksaan Gerak
24
Eksterna Rotasi Tidak nyeri, endfeel : soft
G. Pemeriksaan Spesifik
25
H. Pengukuran Fisioterapi
26
I. Algoritma Assessment
History Taking :
Nyeri pada pinggang bawah, hingga ke bokong
kanan dan kiri, dan kesemutan pada betis hingga
kaki kanan.
Inspeksi :
Kurva vertebra normal, membungkuk saat
berjalan, menggunakan lumbal korset
Pemeriksaan fisik
Tes gerak aktif/pasif : Palpasi : Test kekuatan otot Spesifik Test : Slump,
Nyeri saat fleksi lumbal dan Nyeri tekan MMT Valsava, Laseque,
fleksi hip. pinggang bawah Patrick, Kontra Patrick
Firm endfeel saat fleksi dan area gluteal.
lumbal dan fleksi hip.
27
J. Diagnosa Fisioterapi
1. Diagnosa ICF
2. Diagnosa ICD
K. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
2. Activity Limitation
3 Participation Restriction
28
BAB IV
INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI
1. Impairment
2. Activity Limitation
29
c. Mengangkat dan Mengembalikan Ultrasound
membawa barang kemampuan fungsional TENS
Terapi Latihan
3. Participation Restriction
1. Ultrasound
- Pasien dalam posisi tengkurap atau miring sesuai dengan sisi yang
akan diterapi.
- Selama terapi, tanyakan pada pasien apakah ada rasa hangat, sakit, atau
rasa tidak nyaman.
- Nyalakan ultrasound, atur intensitas, waktu, dan frekuensi yang
akan digunakan.
30
- Bersihkan area tubuh pasien yang telah selesai di terapi.
- Latihan 1
Posisi tidur tengkurap, kedua lengan sejajar badan, kepala menoleh kesamping atur
pernapasan dan ikuti dengan relaksasi otot punggung, tekan perut kearah matras, posisi ini
dipertahankan 8-10 kali hitungan (5 menit) sehingga tercapai relaksasi sempurna dan untuk
Gambar 9
31
- Latihan 2
Posisi tidur tengkurap bertumpu pada kedua siku, pandangan lurus kedepan.
Pertahankan posisi ini kira – kira 5 menit sehingga dirasakan dari bagian pinggang kebawah
Gambar 10
- Latihan 3
Posisi tetap tidur tengkurap, kedua tangan diletakkan pada posisi seperti push up,
kemudian tangan menekan lantai sehingga elbow ekstensi badan terangkat ke atas sampai
pinggang terasa batas rasa sakit, pertahankan selama 1 – 2 detik dan usahakan pinggul bawah
serta kedua tungkai tetap menempel di lantai. Setiap kali latihan diulangi sampai 10 kali
gerakan dilakukan 4 – 6 kali sehari. Tujuan gerakan ini yang utama untuk mempertahankan
Gambar 11
32
- Latihan 4
Posisi tidur tengkurap, kemudian kedua tangan dan kaki di angkat ke atas Ditahan 5
detik dan diulangi 8 kali. Tujuan dari gerakan ini adalah untuk penguatan otot-otot punggung
Gambar 12
- Latihan 5
Berdiri tegak dengan kedua tangan diletakkan pada bagian pinggang, kemudian
tubuh dilengkungkan ke belakang, kedua lutut dalam posisi lurus, selanjutnya posisi kembali
Gambar 13
33
D. Edukasi dan Home Program
1. Edukasi
2. Home Program
E. Evaluasi
Setelah dilakukan terapi pada pasien diperoleh hasil penurunan nyeri dan adanya
34
- Nyeri gerak lumbal : 2 - Gerak lumbal : 1
35
BAB V
PEMBAHASAN
Pembahasan kasus ini tentang seorang pasien yaitu Ibu H berumur 30 tahun yang
mengeluh nyeri pada pinggang bawah, hingga ke bokong kanan dan kiri, dan kesemutan
pada betis hingga kaki kanan. Pasien mengalami nyeri pada pinggang bawah sejak 1 bulan
yang lalu karena aktivitasnya sehari-hari sebagai perias di salon. Nyeri awalnya dirasakan
hanya di sekitar pinggang bawah dan bokong kanan kiri, namun dua minggu kemudian
pasien mulai merasakan kesemutan dan tebal pada betis hingga kaki kanan. Pasien
kemudian datang ke dokter spesialis saraf dan mendapat pengantar melakukan MRI dan
meningkatkan extensibilitas colagen dari otot dan scar tissue, serta meningkatkan
konduksi syaraf motor maupun sensor dengan meningkatkan ambang rangsang rasa
nyeri, mengurangi spasme otot yang secara sekunder menyebabkan nyeri dan
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang di terapi untuk membantu proses wound
healing. Pengaplikasian TENS bertujuan untuk memodulasi nyeri pada area yang
fungsional dalam penanganan penderita pada kasus HNP dengan program Back Training
(Albenhaim et al., 2002). Mc. Kenzie Exercise adalah metode perbaikan tulang belakang
dengan gerak ekstensi. Pada gerakan ekstensi nucleus pulposus akan terdorong ke
anterior akibat dari meningkatnya tekanan di posterior. Sehingga jika latihan ini
36
dilakukan dengan rutin dan ritmis akan mereposisi posisi nucleus pulposus dalam
ligament tightness, menurunkan nyeri dan spasme otot melalui efek rileksasi, dapat
memanjangkan otot, perbaikan atau koreksi tehadap postur yang buruk dengan
memberikan kebiasaan postur baru dengan aligment yang senormal mungkin. Dalam
ekstensi spine secara intermiten akan mereposisi nucleus ke posisi anterior sebagai
akibat dai penekanan pada discus bagian dorsal dan peregangan discus bagian anterior
37
DAFTAR PUSTAKA
Awad, J., & Moskovich, R. (2006). Lumbar Disc Herniation. Clinical Ortopedic and
Karppinen, J., & Sciatica. (2001). Studies of Symptoms, Genetic Factots and Treatment
Mc Kenzie, R, 1997; Threat Your Own Back; Spinal Publications, New Zeland, hal 48-
55.
Parjoto, S., 2006; Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri; IFI Cabang Semarang,
Semarang..
Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., & dan Surahman, E. (2015). Prevalensi dan Faktor
Umum Pusat Dr. Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif, IV(1),
47-56.
Ouluensis D Medica.
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Sylvia, A., Price, Lorraine, & Wilson, M. (1999). Patofisiologi Konsep-konsep proses
38
Vos, T., Flaxman, A. D., Naghavi, M., & al, e. (2010). Years Lived with Disability
(YLDs) for 1160 Sequelae of 289 Diseases and Injuries 1990-2010: A Systematic
Analysis for The Global Burden of Disease Study 2010. Lancet, 2168.
Yanuar Andre, (2002); Anatomi Fisiologi Dan Biomekanik Tulang Belakang, Dalam
Surakarta.
39