1. Suhu (Temperatur)
Sifat Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu.
Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai batas suhu tertentu. Batas suhu tersebut dinamakan
suhu optimum. Jika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan terhambat
Inhibitor Kompetitif
Inhibitor Nonkompetitif
Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara
melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak
dapat berfungsi lagi.
A. Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Secara umum,
metabolisme berperan dengan bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi
dari sel.
B. Anabolisme adalah proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau
molekul kompleks.
C. Katabolisme adalah proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks ke senyawa yang
lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh organisme dalam
beraktivitas.
Ini udah jelas, sih. Dari pengertiannya pun kita sudah mengetahui bahwa respirasi
aerob membutuhkan oksigen, sementara reaksi anaerob tidak
membutuhkannya.
2. Perbedaan Tempat
Jika kita lihat pada tabel tahapan respirasi aerob di atas, kebanyakan proses
resprasi aerob terjadi di mitokondria. Sementara respirari anaerob terjadi di
sitoplasma.
Selain dari jumlah energi yang dihasilkan, hasil samping/sisa dari prosesnya juga
berbeda. Respirasi aerob merombak substrat mejadi CO2 dan H2O secara
sempurna. Akhirnya, semua hidrogen yang terlepas dari substrat selama proses
akan bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan air.
Ciri-ciri
Aerob =
1 membutuhkan oksigen
2. menghasilkan 34 atp
anaerob =
1. tidak membutuhkan oksigen
2. bersifat racun dalam tubuh
3. hanya menghasilkan 2 atp
5. Katabolisme an aerob uji fermentasi alkohol
Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
7. Percobaan Ingenhause
Asam nukleat adalah makromolekul polimerik yang tersusun dari nukleotida, blok bangunan
asam nukleat. Basa purina adenina dan guanina, dan basa pirimidina sitosina bisa ditemukan di
DNA dan RNA, sedangkan basa pirimidina timina bisa ditemukan hanya di DNA dan basa
pirimidina urasil bisa ditemukan hanya di RNA.
DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang saling berpilin
membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu polimer dari ratusan hingga ribuan
nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari:
Gula pentosa deoksiribosa, gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu atom oksigen.
Gugus fosfat, yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
Basa nitrogen, yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.
RNA adalah suatu polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap ribonukleotida tersesun
dari:
Sintesis protein dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.
1. Transkripsi
Proses transkripsi, merupakan proses pencetakan atau penulisan ulang DNA ke dalam mRNA
(kodon). Proses ini terjadi di dalam nukleus. Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA
dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adalah ACT
TAC CAA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGA AUG GTU.
2. Translasi
Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode dari mRNA oleh tRNA ke dalam urutan
asam amino. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom. Ribosom
merupakan salah satu organel di sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein. Ribosom
terdiri dari dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil. Ribosom mengandung protein
dan rRNA (RNA ribosom).
Pada tahap translasi kode genetik atau kodon dari mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian
asam amino. Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA. Setiap urutan tiga
basa tersebut memiliki arti khusus yang dapat diterjemahkan dalam proses translasi.
Urutan tiga basa tersebut dikenal sebagai triplet. Misalnya, AUG, AAA, UCA, dan UUA.
1. Inisiasi
Translasi diawali ketika mRNA dan tRNA inisiator berikatan dengan ribosom subunit kecil.
Molekul tRNA inisiator merupakan molekul yang membawa asam amino pertama dan
merupakan komplemen kodon AUG (kodon start). Biasanya membawa asam amino
metionin.
2. Elongasi
Elongasi terjadi setelah tRNA kedua berikatan dengan kodon berikutnya setelah kodon start.
Misalnya, kodon lain setelah kodon start adalah CUC, maka akan berikatan dengan
antikodon tRNA GAG yang membawa asam amino asam glutamat. Kedua asam amino,
metionin dan asam glutamat, akan berikatan dengan bantuan enzim peptidil transferase.
3. Terminasi
Translasi akan terhenti ketika ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop yang
dimaksud yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon stop tidak berikatan dengan tRNA, namun berikatan
dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas).
Dari proses inisiasi-elongasi-terminasi tersusun berbagai macam asam amino - asam amino
yang disebut sebagai protein/polipeptida.
Yang pada dasarnya Oogenesis ialah proses pembentukan ovum atau sel
telur yang terjadi pada tubuh wanita. Yang tujuan utamanya dari Oogenesis
ialah membentuk ovum dalam proses pembuahan atau reproduksi.
Untuk matang sel telur melewati lima tahap pada mamalia yaitu :
Oogonium
Oosit primer
Oosit sekunder
Ootid
Dan Ovum
Meisosis I
1. Profase I
Pada tahap ini, benang-benang kromatin akan mengalami proses pemendekan dan penebalan
sehingga bisa membentuk sebuah kromosom. Pada setiap bagian dari kromosom yang terdiri dari
dua bagian kromatid yang akan bergabung dengan homolognya sendiri.
Leptoten
Kromatin yang mengalami proses kondensasi menjadi sebuah kromosom, maka pada bagian tulang
masing-masing akan melekat pada bagian selaput inti
Zigoten
Kromosom yang mempunyai sifat homolog akan melakukan proses sinapsis yang dimulai dari bagian
tepi selaput inti.
Pakiten
Banyak terjadi pembentukan bintil-bintil rekombinasi pada sepanjang bagian kromatid yang
memungkinkan untuk terbentuknya sebuah chiasma, kemudian akan disusul dengan proses
terjadinya pindah silang (ataupun sering disebut dengan crossing over) antara bagian kromosom
yang memiliki sifat homolog.
Diakinesis
Bagian kromosom akan semakin berkondensasi, sehingga pada ujung-ujungnya akan lepas dari
bagian selaput inti,
2. Metafase I
Pada fase ini, maka kromosom akan bergerak menuju bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan, dan pada kromosom yang memiliki sifat homolog akan tetap saling bergandengan, dan
juga chiasma akan tetap ada
3. Anafase I
Pada fase ini, maka kromosom yang memiliki sifat homolog akan berpisah dan juga bergerak ke
bagian kutub yang saling berseberangan, chiasma dan proses pindah silang (crossing over) akan
selesai.
4.Telofase I
Pada fase ini, akan terjadi proses sitokinesis sehingga akan terbentuk 2 buah sel yang masing-
masing pada bagian yang memiliki satu buah inti dengan bagian sebelah dari kromosom yang
memiliki sifat homolog. Pada setiap bagian kromosom yang memiliki sifat homolog terdiri dari dua
buah kromatid yang pada bagian sentromernya masih saling bergabung satu dengan yang lainnya.
Meiosis II
Pada tahap meiosis II akan melewati beberapa fase, yakni sebagai berikut :
1. Profase II
Pada fase ini, biasanya diawali dengan proses pembelahan sel pada dua buah sentriol sehingga bisa
menjadi dua buah bagian dan juga akan bergerak menuju bagian kutub yang saling berlawanan arah
2. Metafase II
Pada fase ini, bagian kromatid akan bergerak menuju ke bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan. Bagian sentromer yang terikat oleh benang-benang spindel yang berasal dari bagian
sentriol.
3. Anafase II
Pada fase ini, bagian kromatid yang berpisah akan membentuk sebuah kromosom dengan bagian
sentromernya sendiri-sendiri, selanjutnya akan bergerak menuju ke bagian kutub yang saling
berlawanan arah. Pada fase ini juga akan terbentuk sebuah kromosom rekombinasi.
4. Telofase II
Pada fase ini, bagian kromosom yang telah sampai pada bagian kutub, dan selanjutnya akan
mengalami proses dekondensasi yang akan menjadi kromatin dan juga akan terbentuk bagian
selaput inti di bagian sekeliling inti tersebut oleh mikrotubulus.
pembelahan sel secara meiosis mempunyai arti yang sangat penting dalam dunia kehidupan
khususnya dalam hal pembelahan sel. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni :
Pembelahan sel secara meiosis akan menjaga dan memelihara jumlah kromosom yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup.
Adanya proses pindah silang (crossing over) akan memungkinkan proses terjadinya
pertukaran-pertukaran gen yang nantinya akan menimbulkan berbagai macam variasi genetik di
antara spesies-spesies.
Tahap Tahap Pembelahan Mitosis
1. Tahap Profase
Pada tahap-tahap profase ini, bagian dari benang-benang kromatin akan terjadi suatu proses
memendek dan juga menebal dan akan membentuk sebuah kromosom.
2. Tahap Metafase
Pada tahap-tahap metafase ini, bagian dari benang-benang yang terdiri dari sepasang kromatid yang
akan menuju ke bagian-bagian tengah dari sel dan akan langsung menempatkan dirinya pada bagian
bidang tengah dari sel-sel tersebut.
16. Hukum Hardy Weinberg sarat2 dan penghitungan dlm mencari populasi yg heterozigot
Homologi
Homologi yaitu organ- organ tubuh yang mempunyai fungsi berbeda, tetapi
mempunyai ada dasar yang sama. Karakteristik yang ada pada organisme nenek
moyang berubah melalui seleksi alam pada keturunannya seiring waktu ketika
organisme berhadapan dengan kondisi yang berbeda-beda. Akibatnya, species yang
berkerabat bisa memiliki karakteristik dengan kesamaan yang mendasar walaupun
memiliki fungsi yang berbeda.
Sirip lumba-lumba, sayap burung, kaki kucing, dan lengan manusia dianggap struktur
homolog. Sedangkan manusia memiliki tulang seperti humerus, ulna, radius, tulang
pergelangan tangan, dan jari-jari, fitur ini muncul sebagai bentuk mirip tulang pada
hewan lainnya. Kelelawar, paus, dan hewan lainnya memiliki struktur homolog sangat
mirip, menunjukkan bahwa makhluk-makhluk ini semua memiliki nenek moyang yang
sama.
Analogi
Analogi yaitu organ-organ tubuh yang mempunyai struktur yang berbeda tetapi memiliki
fungsi- fungsi yang sama. Jenis pengembangan struktur juga disebut homoplasy.
Misalnya, sayap memiliki fungsi yang sama untuk kupu-kupu dan kelelawar, tetapi tidak
ada kesamaan evolusi di antara mereka.
Sayap kupu-kupu dan Sayap kelelawar. Keduanya terlihat sangat berbeda satu sama lain,
tetapi melakukan fungsi yang sama untuk terbang. Harus dicatat bahwa dalam kasus ini,
kelelawar adalah mamalia terbang, sedangkan kupu-kupu yang termasuk dalam kategori
serangga. Perbandingan antara kedua organisme ini diwakili dalam gambar yang
menyertainya.