Anda di halaman 1dari 12

KISI_KISI BIOLOGI KELAS 12

1. Siswa dapat menentukan fariabel2 pada percobaan yg diberikan

2. Sifat , cara kerja dan faktor yg mempengaruhi enzim

1. Suhu (Temperatur)
Sifat Sifat Enzim seperti Enzim bersifat termolabil, artinya aktivitas enzim dipengaruhi oleh suhu.
Aktivitas enzim akan terus meningkat sampai batas suhu tertentu. Batas suhu tersebut dinamakan
suhu optimum. Jika enzim berada di bawah suhu optimum maka kerja enzim akan terhambat

2. Derajat Keasaman (pH)


Karena molekul enzim pada umumnya adalah protein globular, bentuk dan fungsinya dapat
dipengaruhi oleh perubahan pH cairan di sekitarnya. 

3. Konsentrasi Enzim dan Substrat


Semakin besar konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi. Peningkatan kecepatan
reaksi akan terus bertambah hingga tercapai kecepatan konstan yakni jika semua substrat sudah
terikat oleh enzim. Konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi.

4. Zat – zat Penggiat (Aktivator)


Aktivator merupakan zat atau molekul yang berfungsi untuk memacu atau mempercepat reaksi
enzim. Contoh dari aktivator antara lain garam – garam dari logam alkali dalam kondisi encer (2% –
5%), dan ion logam seperti Ca, Mg, Ni, Mn, dan Cl. Dan ini juga merupakan Faktor yang
Mempengaruhi Kerja Enzim.

5. Zat – zat Penghambat (Inhibitor)


Inhibitor merupakan sutau molekul yang dapat menghambat aktivitas enzim. Terdapat dua macam
inhibitor enzim, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.

 Inhibitor Kompetitif

Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) merupakan molekul penghambat kerja enzim yang bekerja


dengan cara bersaing dengan sisi aktif enzim. Inhibitor kompetitif (inhibitor irreversible) berikatan
secara kuat pada sisi aktif enzim.

 Inhibitor Nonkompetitif

Inhibitor yang terikat pada sisi alosetrik enzim (selain sisi aktif enzim) disebut inhibitor nonkompetitif.
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat kerja enzim yang bekerja dengan cara
melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim, yang dapat menyebabkan sisi aktif enzim berubah dan tidak
dapat berfungsi lagi. 

3. katabolisme dan anabolisme pengertian dan ciri2

A. Metabolisme adalah keseluruhan reaksi kimia yang berlangsung dalam organisme. Secara umum,
metabolisme berperan dengan bertanggung jawab terhadap pengaturan materi dan sumber energi
dari sel.

B. Anabolisme adalah proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau
molekul kompleks. 
C. Katabolisme adalah proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks ke senyawa yang
lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh organisme dalam
beraktivitas.

Ciri dari katabolisme antara lain:

1.       Merupakan reaksi pemecahan atau penguraian atau perombakan

2.       Substrat berupa senyawa kompleks

3.       Hasil nya berupa senyawa yang lebih sederhana

4.       Menghasilkan energy

5.       Bersifat eksoterm

6.       Dapat dicontohkan dengan reaksi respirasi aerob maupun anaerob  

Ciri dari anabolisme antara lain:

1.       Merupakan reaksi penyusunan

2.       Substrat berupa senyawa sederhana

3.       Hasil reaksi berupa senyawa kompleks

4.       Memerlukan energy

5.       Bersifat endoterm

6.       Dapat dicontohkan dengan reaksi fotosintesis maupun kemosintesis

4. Katabolisme aerob ciri, proses, tempat terjadi, dan hasil

Respirasi aerob adalah reaksi pemecahan senyawa glukosa dengan memerlukan


oksigen. Ada 4 tahapan dalam melakukan respirasi aerob.
Pada proses glikolisis, pemecahan molekul gula menjadi senyawa asam piruvat terjadi di
sitoplasma. Selanjutnya, terjadi proses dekarboksilasi oksidatif di mitokondria yang
mengubah asam piruvat menjadi asetil Co-A. Setelah itu, terjadi tahapan ketiga, yaitu siklus
krebs di mitokondria yang menghasilkan oksaloasetat dan asam sitrat. Di tahapan terakhir,
terjadi trannspor elektron di membran dalam mitokondria y`ang menghasilkan H2O dan
energi.

Bekebalikan dengan respirasi aerob, respirasi anaerob adalah proses pemecahan glukosa


yang tidak membutuhkan oksigen. Adapun beberapa organisme yang dapat melakukan
respirasi anaerob: khamir, bakteri asam laktat, otot tubuh pada manusia. Jika dibandingkan
respirasi aerob, respirasi anaerob hanya menghasilkan sedikit ATP (energi). Proses
respirasi anaerob dibedakan menjadi 2, yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam
laktat.
1. Perbedaan Kebutuhan Oksigen

Ini udah jelas, sih. Dari pengertiannya pun kita sudah mengetahui bahwa respirasi
aerob membutuhkan oksigen, sementara reaksi anaerob tidak
membutuhkannya.

2. Perbedaan Tempat

Jika kita lihat pada tabel tahapan respirasi aerob di atas, kebanyakan proses
resprasi aerob terjadi di mitokondria. Sementara respirari anaerob terjadi di
sitoplasma.

3. Perbedaan Proses dan Tahapan

Pada respirasi aerob, prosesnya cenderung lebih panjang. Terdiri dari 4


tahapan (glikolisis, dekarboslisasi oksidatif, siklus krebs, dan transpor elektron)
sementara pada anaerob reaksinya hanya glikolisis atau fermentasi saja.

4. Produk Yang DIhasilkan

Energi yang dihasilkan respiraasi aerob jauh lebih tinggi dibandingkan


anaerob. Respirasi aerob menghasilkan energi bersih 36 ATP (karena saat
pindah dari proses glikolisis di sitoplasma ke Transfer Elektron di mitokondria
membutuhkan 2 ATP, jadi dari total 38 ATP - 2 ATP), sedangkan anaerob hanya 2
ATP.

5. Perbedaan Hasil Samping

Selain dari jumlah energi yang dihasilkan, hasil samping/sisa dari prosesnya juga
berbeda. Respirasi aerob merombak substrat mejadi CO2 dan H2O secara
sempurna. Akhirnya, semua hidrogen yang terlepas dari substrat selama proses
akan bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan air.

Sementara respirasi anaerob merombak substrat menjadi air dengan tidak


sempurna. Alhasil, sebagian hidrogen yang terlepas dari substrat akan bereaksi
dengan senyawa lain dan membentuk berbagai jenis asam.

Ciri-ciri

Aerob =
1 membutuhkan oksigen
2. menghasilkan 34 atp

anaerob =
1. tidak membutuhkan oksigen
2. bersifat racun dalam tubuh
3. hanya menghasilkan 2 atp
5. Katabolisme an aerob uji fermentasi alkohol

6. Anabolisme ciri2 hasil dan proses

Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat
berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk
mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks.
Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam
bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam


amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut
menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor
tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan


anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial.[2] Hasil-hasil tersebut


misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk
pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun
struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular.[3] Bila sintesis bahan-
bahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh. [4]

7. Percobaan Ingenhause

8. Struktur RNA dan DNA, Nukleotida terdiri dari...

Asam nukleat adalah makromolekul polimerik yang tersusun dari nukleotida, blok bangunan
asam nukleat. Basa purina adenina dan guanina, dan basa pirimidina sitosina bisa ditemukan di
DNA dan RNA, sedangkan basa pirimidina timina bisa ditemukan hanya di DNA dan basa
pirimidina urasil bisa ditemukan hanya di RNA.

DNA adalah suatu molekul besar kompleks yang terdiri dari dua pita panjang yang saling berpilin
membentuk heliks ganda, dengan setiap pitanya merupakan suatu polimer dari ratusan hingga ribuan
nukleotida. Setiap nukleotida ini terdiri dari:

 Gula pentosa deoksiribosa,  gula pentosa (beratom 5C) yang kehilangan satu atom oksigen.
 Gugus fosfat,  yang terikat pada atom C nomor 5 dari gula pentosa.
 Basa nitrogen, yang terikat pada atom C nomor 1 dari gula pentosa.

RNA adalah suatu polinukleotida yang tersusun dari banyak ribonukleotida. Tiap ribonukleotida tersesun
dari:

 Gula pentosa ribosa.


 Gugus fosfat, yang membentuk tulang punggung RNA bersama ribosa.
 Basa nitrogen, yang terdiri atas basa purin dan basa pirimidin.

9. Sintesis protein langkah2nya

Sintesis protein (disebut juga biosintesis protein) adalah proses pembentukan


partikel protein dalam bahasan biologi molekuler yang didalamnya melibatkan sistesis RNA yang
dipengaruhi oleh DNA.[1] Dalam proses sintesis protein, molekul DNA adalah sumber
pengkodean asam nukleat untuk menjadi asam amino yang menyusun protein tetapi tidak
terlibat secara langsung dalam prosesnya

Sintesis protein dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap transkripsi dan tahap translasi.

1. Transkripsi

Proses transkripsi, merupakan proses pencetakan atau penulisan ulang DNA ke dalam mRNA
(kodon). Proses ini terjadi di dalam nukleus. Pada tahap ini, setiap basa nitrogen DNA
dikodekan ke dalam basa nitrogen RNA. Misalnya, jika urutan basa nitrogen DNA adalah ACT
TAC CAA, maka urutan mRNA hasil transkripsi adalah UGA AUG GTU.

2. Translasi
Tahap translasi adalah tahap penerjemahan kode dari mRNA oleh tRNA ke dalam urutan
asam amino. Tahap ini terjadi di dalam sitoplasma dengan bantuan ribosom. Ribosom
merupakan salah satu organel di sitoplasma yang berperan dalam sintesis protein. Ribosom
terdiri dari dua bagian, yaitu subunit besar dan subunit kecil. Ribosom mengandung protein
dan rRNA (RNA ribosom).

Pada tahap translasi kode genetik atau kodon dari mRNA diterjemahkan menjadi rangkaian
asam amino. Kodon merupakan urutan tiga basa nitrogen pada mRNA. Setiap urutan tiga
basa tersebut memiliki arti khusus yang dapat diterjemahkan dalam proses translasi.
Urutan tiga basa tersebut dikenal sebagai triplet. Misalnya, AUG, AAA, UCA, dan UUA.

Translasi dibagi menjadi 3 tahap yaitu:

1. Inisiasi

Translasi diawali ketika mRNA dan tRNA inisiator berikatan dengan ribosom subunit kecil.
Molekul tRNA inisiator merupakan molekul yang membawa asam amino pertama dan
merupakan komplemen kodon AUG (kodon start). Biasanya membawa asam amino
metionin.

2. Elongasi

Elongasi terjadi setelah tRNA kedua berikatan dengan kodon berikutnya setelah kodon start.
Misalnya, kodon lain setelah kodon start adalah CUC, maka akan berikatan dengan
antikodon tRNA GAG yang membawa asam amino asam glutamat. Kedua asam amino,
metionin dan asam glutamat, akan berikatan dengan bantuan enzim peptidil transferase.

3. Terminasi

Translasi akan terhenti ketika ribosom mencapai kodon stop pada mRNA. Kodon stop yang
dimaksud yaitu UAA, UAG, UGA. Kodon stop tidak berikatan dengan tRNA, namun berikatan
dengan protein khusus yang disebut release factors (faktor pelepas).

Dari proses inisiasi-elongasi-terminasi tersusun berbagai macam asam amino - asam amino
yang disebut sebagai protein/polipeptida.

10. Pembelahan sel mitosis dan spermatogenesis atau oogenesis


Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan pemasakan
spermatozoa. Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus. 

Spermatogenesis terjadi di testis

Yang pada dasarnya Oogenesis ialah proses pembentukan ovum atau sel
telur yang terjadi pada tubuh wanita. Yang tujuan utamanya dari Oogenesis
ialah membentuk ovum dalam proses pembuahan atau reproduksi.

 Untuk matang sel telur melewati lima tahap pada mamalia yaitu :

 Oogonium
 Oosit primer
 Oosit sekunder
 Ootid
 Dan Ovum

Perbedaan Spermatogenesis Dan Oogenesis


 Spermatogenesis ialah produksi sel sperma laki-laki, sedangkan
Oogenesis ialah produksi ovum wanita.
 Pada vertebrata, Spermatogenesis terjadi di testis pria, sedangkan
Oogenesis terjadi pada ovarium perempuan.
 Spermatogenesis dimulai di spermatosit primer, sedangkan
Oogenesis dimulai daro Oosit Primer.
 Spermatogenesis menghasilkan empat spermatozoa fungsional dari
spermatosit primer, sedangkan Oogenesis menghasilkan ovum
tunggal dari 3 badan polar Oosit Primer.
 Pada Spermatogensis hasil sitokinesis dalam dua sel berukuran
sama sedangkan pada Oogenesis menghasilkan dua sel yang
sangat tidak setara.
 Sel sperma tidak mengandung makanan, misalnya ovum ( sel telur ).
 Sel-sel sperma jauh lebih kecil dari sel telur.
 Sel-sel sperma yang motil, sedangkan pada ovum ialah immotile.
 Spermatogenesis selesai sementara di testis, sedangkan devisi
pematangan sekunder Oogenesis terjadi di luar Ovarium atau
saluran telur.
 Spermatogenesis dimuali di masa pubertas, sedangkan pada
Oogenesis dimulai dari sebelum kelahiran pada tahap
perkembangan embrio.
 Spermatogenesis menghasilkan sel sperma pada satu waktu,
sedangkan pada hasil Oogenesis hanya satu ovum per bulan.
 Spermatogenesis melibatkan fase pertumbuhan pendek, sedangkan
Oogenesis melibatkan fase yang panjang.
 Spermatogenesis terjadi secara terus menerus setelah pubertas,
sedangkan pada Oogenesis terjadi dalam pola siklik.

Meisosis I

 Pada tahap ini terjadi dalam beberapa fase :

1. Profase I
Pada tahap ini, benang-benang kromatin akan mengalami proses pemendekan dan penebalan
sehingga bisa membentuk sebuah kromosom. Pada setiap bagian dari kromosom yang terdiri dari
dua bagian kromatid yang akan bergabung dengan homolognya sendiri.

 Leptoten

Kromatin yang mengalami proses kondensasi menjadi sebuah kromosom, maka pada bagian tulang
masing-masing akan melekat pada bagian selaput inti

 Zigoten

Kromosom yang mempunyai sifat homolog akan melakukan proses sinapsis yang dimulai dari bagian
tepi selaput inti.

 Pakiten 

Banyak terjadi pembentukan bintil-bintil rekombinasi pada sepanjang bagian kromatid yang
memungkinkan untuk terbentuknya sebuah chiasma, kemudian akan disusul dengan proses
terjadinya pindah silang (ataupun sering disebut dengan crossing over) antara bagian kromosom
yang memiliki sifat homolog.

 Diakinesis 

Bagian kromosom akan semakin berkondensasi, sehingga pada ujung-ujungnya akan lepas dari
bagian selaput inti,

2. Metafase I
Pada fase ini, maka kromosom akan bergerak menuju bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan, dan pada kromosom yang memiliki sifat homolog akan tetap saling bergandengan, dan
juga chiasma akan tetap ada

3. Anafase I 
Pada fase ini, maka kromosom yang memiliki sifat homolog akan berpisah dan juga bergerak ke
bagian kutub yang saling berseberangan, chiasma dan proses pindah silang (crossing over) akan
selesai. 

 4.Telofase I 
Pada fase ini, akan terjadi proses sitokinesis sehingga akan terbentuk 2 buah sel yang masing-
masing pada bagian yang memiliki satu buah inti dengan bagian sebelah dari kromosom yang
memiliki sifat homolog. Pada setiap bagian kromosom yang memiliki sifat homolog terdiri dari dua
buah kromatid yang pada bagian sentromernya masih saling bergabung satu dengan yang lainnya.

Meiosis II 
Pada tahap meiosis II akan melewati beberapa fase, yakni sebagai berikut :

1. Profase II 
Pada fase ini, biasanya diawali dengan proses pembelahan sel pada dua buah sentriol  sehingga bisa
menjadi dua buah bagian dan juga akan bergerak menuju bagian kutub yang saling berlawanan arah

2. Metafase II 
Pada fase ini, bagian kromatid akan bergerak menuju ke bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan. Bagian sentromer yang terikat oleh benang-benang spindel yang berasal dari bagian
sentriol.

3. Anafase II 
Pada fase ini, bagian kromatid yang berpisah akan membentuk sebuah kromosom dengan bagian
sentromernya sendiri-sendiri, selanjutnya akan bergerak menuju ke bagian kutub yang saling
berlawanan arah. Pada fase ini juga akan terbentuk sebuah kromosom rekombinasi. 

4. Telofase II 
Pada fase ini, bagian kromosom yang telah sampai pada bagian kutub, dan selanjutnya akan
mengalami proses dekondensasi yang akan menjadi kromatin dan juga akan terbentuk bagian
selaput inti di bagian sekeliling inti tersebut oleh mikrotubulus. 

pembelahan sel secara meiosis mempunyai arti yang sangat penting dalam dunia kehidupan
khususnya dalam hal pembelahan sel. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni :

 Pembelahan sel secara meiosis akan menjaga dan memelihara jumlah kromosom yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup.
 Adanya proses pindah silang (crossing over) akan memungkinkan proses terjadinya
pertukaran-pertukaran gen yang nantinya akan menimbulkan berbagai macam variasi genetik di
antara spesies-spesies.
Tahap Tahap Pembelahan Mitosis
1. Tahap Profase
Pada tahap-tahap profase ini, bagian dari benang-benang kromatin akan terjadi suatu proses
memendek dan juga menebal dan akan membentuk sebuah kromosom.

2. Tahap Metafase
Pada tahap-tahap metafase ini, bagian dari benang-benang yang terdiri dari sepasang kromatid yang
akan menuju ke bagian-bagian tengah dari sel dan akan langsung menempatkan dirinya pada bagian
bidang tengah dari sel-sel tersebut.

Ciri-ciri yang dimiliki oleh tahap metafase adalah sebagai berikut :

 Terjadi suatu proses peleburan karioteka (membran inti) secara sempurna.


 Benang-benang spindel akan menempati daerah-daerah bekas inti.
 Kromatid akan melakukan pergerakan menuju ke arah bidang ekuator atau disebut dengan
bidang pembelahan dan kemudian sentromernya akan terikat dengan benang-benang spindel.
 Kromatid akan berjajar di sepanjang bidang ekuator atau bidang pembelahan.
 3. Tahap Anafase
 Pada tahap-tahap anafase ini , pada kedua bagian kromatid akan memisahkan dirinya dari
pasangannya dan akan melakukan pergerakan menuju ke bagian ujung atau bagian kutub
sel-sel yang mempunyai arah saling berlawanan.
 4. Tahap Telofase
 Pada tahap-tahap telofase ini, pada setiap bagian dari kutub akan terbentuk kromosom-
kromom yang memiliki sifat identik. Maka bagian dari dinding inti sel-sel akan mengalami
proses pembentukan kembali.

11. Persilangan dihibrid dg mencari persentasi keturunan pada f2

12. Penyimpangan hukum mendel 2


13. Kelainan yg tewrpaut pada kromosom X

14. Mutasi serta ciri2 sindrom

15. Teori evolusi dan asal usul kehidupan

16. Hukum Hardy Weinberg sarat2 dan penghitungan dlm mencari populasi yg heterozigot

17. Analogi dan homologi

Homologi

Homologi yaitu organ- organ tubuh yang mempunyai fungsi berbeda, tetapi
mempunyai ada dasar yang sama. Karakteristik yang ada pada organisme nenek
moyang berubah melalui seleksi alam pada keturunannya seiring waktu ketika
organisme berhadapan dengan kondisi yang berbeda-beda. Akibatnya, species yang
berkerabat bisa memiliki karakteristik dengan kesamaan yang mendasar walaupun
memiliki fungsi yang berbeda.

Sirip lumba-lumba, sayap burung, kaki kucing, dan lengan manusia dianggap struktur
homolog. Sedangkan manusia memiliki tulang seperti humerus, ulna, radius, tulang
pergelangan tangan, dan jari-jari, fitur ini muncul sebagai bentuk mirip tulang pada
hewan lainnya. Kelelawar, paus, dan hewan lainnya memiliki struktur homolog sangat
mirip, menunjukkan bahwa makhluk-makhluk ini semua memiliki nenek moyang yang
sama.

Analogi

 Analogi yaitu organ-organ tubuh yang mempunyai struktur yang berbeda tetapi memiliki
fungsi- fungsi yang sama. Jenis pengembangan struktur juga disebut homoplasy.
Misalnya, sayap memiliki fungsi yang sama untuk kupu-kupu dan kelelawar, tetapi tidak
ada kesamaan evolusi di antara mereka.

Sayap kupu-kupu dan Sayap kelelawar. Keduanya terlihat sangat berbeda satu sama lain,
tetapi melakukan fungsi yang sama untuk terbang. Harus dicatat bahwa dalam kasus ini,
kelelawar adalah mamalia terbang, sedangkan kupu-kupu yang termasuk dalam kategori
serangga. Perbandingan antara kedua organisme ini diwakili dalam gambar yang
menyertainya.

Anda mungkin juga menyukai