NIM : K1A116085
Gambar 1
1.Nama : Siganus Canliculatus biasa lebih dikenal masyarakat dengan nama
ikan baronang,filum : chordate,kelas : pisces,sub kelas :
teleostei,ordo : perciformes,familly : siganidae,genus :
siganus,species : siganus canalicatus1
Tempat tinggal/Habitat
ikan khas mangrove seperti Famili Carangidae, Sphyraenidae,
Ambassidae, dan terumbu karang seperti Famili Acanthuriae, Labridae,
Scaridae, Serranidae, serta spesies yang ditemukan pada habitat
mangrove, lamun dan terumbu karang seperti Famili Siganidae,
Lethrinidae, Lutjanidae, dan membuktikan ikan jenis padang lamun di
perairan Tanjung Tiram sangat berpengaruh denggan adanya keberadaan
ekosistem mangrove dan terumbu karang.Peristiwa ini didukung oleh
penyataan salah satu peneliti pada tahun 2006,bahwa keragaman jenis
ikan pada eksosistem padang lamun sangat didukung oleh konektivitas
ekosistem lamun dengan ekosistem di sekitarnya seperti mangrove dan
terumbu karang.
Fungsi potensial ekosistem padang lamun perairan Tanjung Tiram
sebagai daerah pembeseran terbukti dengan terdapatnya jenis yang
mendominasi seperti S. canaliculatus yang berukuran juwana dalam jumlah
yang sangat melimpah dibandingkan dengan yang berukuran dewasa.Hasil
observasi menemukan kelimpahan dan dominasi juwana S. canaliculatus
dengan ukuran panjang rata-rata 3,70 pada perairan Tanjung Tiram selama
periode pasang purnaama dan pasang perbani
Kelimpahan ikan terjadi lebih tinggi pada malam hari dengan adanya
distribusi harian ikan antara ekosistem padang lamun dan habitat terdekat
seperti mangrove dan terumbu karang .Banyak ikan menggunakan
lingkungan terumbu karang sebagai termpat berlindung selama siang hari,
namun sangat erat kaitanya dan tergantung pada ekosistem padang lamun
dan habitat lainnya untuk mecari makan pada malam dan sore hari 2.
waiheru 22 3 43 29 17 32 146/ekor
Keterangan : 1.ST/SPRING TIDE :MUSIM SEMI
2.NT/NEAD TIDE : PASANG SURUT
Ikan S.canaliculatus dari hasil penelitian peningkatanya terjadi dalam bulan
Maret berjalan ke bulan April pada puncaknya tepat di periode Spring tide setelah
itu akan berkurang pada bulan Mei.Meningkatnya kelimpihan individu
S.canaliculatus dikarenakan periode spring tide dibandingkan periode neap tide
pada ketiga lokasi pengamatan diduga kuat terkait dengan perbedaan tinggi
pasang pada kedua periode tersebut, dimana kondisi ini memberikan perbedaan
pada ruang gerak (kedalaman) dan pendistribusian sumber makanan serta
parameter fisika-kimia perairan.Berdasarkan tanggapan dari salah satu ilmuwan
yaitu Romimohtarto dan juana pada tahun 2004 silam pengaruh periode bulan
pada mintakat pasang surut bukan sekedar terkait pencahayaan bulan, namun
lebih terkait pada gejala pasang surut yang mempengaruhi tinggi rendahnya
permukaan laut, sehingga secara biologis menstimulasi biota laut dalam hal
penyebaran, pemangsaan dan pemijahan.Dan hal ini diperkuat dengan tanggapan
oleh tim peneliti yaitu Kordi pada tahun 2009 mengenai bahwa ikan Baronang
selalu bergerombol di daerah pantai pada saat pasang baik pada saat berenang
maupun mencari makan. Sebaliknya pada saat surut terendah, ikan baronang
berenang ke wilayah terumbu karang.Sehingga hal ini dapat di manfaatkan
masyarakat sekitar pada bulan puncak banyaknya ikan baronang untuk
menghasilkan nilai jual6.
Daftar pustaka
Assa.D jerly,dkk.2015. (The Types of Fishes in Seagrass bed inTongkaina
Waters).Manado.Data media
Aeoliscus strigatus
a. StrukturTaksonomi
famili : centriscidae
spesies : Aeoliscus Strigatus
kelompok : Shimp Fishes
genus : Aeoliscus
b. Namasetempat.
Biasanya berkelompok, sembunyi
di sela-sela duri bulu babi atau lamun, range kedalaman 1-20 m.
Manfaat/Keunikan:
c. Deskripsiumum
Aeoliscus strigatus adalah spesies Indo-Pasifik yang tersebar luas. Sampai saat ini
tidak ada perkiraan populasi khusus yang dilakukan. Hal ini diambil melalui
bycatch dan dengan tangan untuk perdagangan akuarium, namun tingkat dan
kecenderungan offtake dari populasi liar tidak diketahui. Penurunan lamun dan
habitat karang belum dihitung di seluruh wilayah, dan oleh karena itu tidak jelas
apakah cukup drastis untuk menjamin penaksiran spesies dalam kategori
terancam. tingkat penurunan habitat dan bagaimana pengaruhnya terhadap
spesies ini. Pemantauan habitat dan populasi sangat penting untuk menetapkan
kategori dengan tepat .Ikan ini memiliki keunikan diantaranya dimana posisi
kepalaikan yang selalu menghadap kebwah serta ikan ini hidup bergerombolan
dalam jumlah banyak dan berenang normal menghadap ke depan , tetapi tidak
lama , ikan ini menyamar untuk menunggu mangsa. Ikan ini juga memiliki panjang
tubuh maksimal 5 cm dangan berbagai variasi warna tergantung daerahnya, ikan
ini mudah dikenali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip
dorsalnya yang memanjang ke ekor. Tipe ikan ini adalah ikan pemakan
zooplankton ikan ini berburu di antara duri landak laut dan menunggu invertebrata
kecil yang memakan bulu babi. Saat mangsa mereka mendekat, Aeoliscus
strigatus akan melesat keluar dan mencoba untuk makan malamnya.
c.Bentuk morfologi
Terdapat Duri pada punggung (total): 3
Sirip punggung lunak (total): 9-10
Duri dubur: 0
Sinar lembut anal: 12.
Panjang maksimal: 15,0 cm
pilau Karolina
d. Manfaat
Manfaat dari ikan ini yaitu karna keunikan yang dimilikinya serta warna dari
ikan yang menyerupai serpihan kaca ikan ini sering di jumpai sebagai ikan
hias yg biasa di simpan atau di pelihara pada aquarium
DAFTAR PUSTAKA
- Heru Susanto, Seri Agriawan, ikan hias air laut. Niaga Swadaya, 2000
- Myers, R.F., 1991. Micronesian reef fishes. Second Ed. Coral Graphics,
Barrigada, Guam. 298 p. (Ref. 1602) Myers, R.F., 1991. Micronesian reef
fishes. Second Ed. Coral Graphics, Barrigada, Guam. 298 p. (Ref. 1602)
Lampiran
NAMA :MAHLA AYU PRATIWI
1. Nama Jenis
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthytes
Order : Perciformes
Family : Mugilidae
Genus : Mugil
Species : Mugil Cephalus
5. Kandungan bioaktif
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hafiludin, Zainuri dan Wahyudi
(2012) pada ikan belanak berukuran 12 cm, ikan belanak memiliki beberapa
kandungan seperti:
air (75,96-76,70%)
protein (17,64-19,57%)
lemak (2,83-3,33%)
asam lemak (2,83-3,33%)
asam lemak bebas (1,43-1,47%)
abu (1,14-2,94%) dan
karbohidrat (0,29-49%)
Dea Rahma Kurnia R., (2016) Kandungan Gizi Dari Omega 3 Ikan Bandeng
(Chanos Chanos) Dan Ikan Belanak (Mugil Cephalus). Sarjana thesis,
Universitas Brawijaya.
Hafiludin, Zainuri dan Wahyudi .(2012). Analisis Kandungan Gizi Dan Logam Berat
Ikan Belanak (Mugil Sp.)Di Sekitardi Perairan Socah. Program Studi Ilmu
Kelautan Universitas Trunojoyo Madura
Okfan,Andri. 2015. Studi Ekologi Dan Aspek Biologi Ikan Belanak (Mugil Sp.) .
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Jurusan Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro : Semarang
Rahmatin,Alfiyah dkk. 2010. Studi Variasi Morfometri Ikan Belanak (Mugil
Cephalus). Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Surabaya : Surabaya
Sulistiono, Mia Rahmatul Jannah dan Yunizar Ernawati. 2001. Jurnal Iktiologi
Indonesia (Reproduksi ikan belanak). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan -
IPB
NAMA : ANDI INDIRA PRADASARI
NIM : K1A1 16 033
Ikan baronang merupakan salah satu jenis ikan yang disukai masyarakat.
Ikan ini juga mudah ditemukan di perairan di Indonesia khususnya. Salah satu
contoh spesies ikan baronang Siganus guttatus atau biasa disebut ikan baronang
totol.
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Perchomorphi
Sub ordo : Percoidea
Famili : Siganidae
Genus : Siganus
Spesies : Siganus guttatus
Ikan ini disebut juga spotted rabbit fish, rata-rata memiliki panjang
25,0 cm. Ikan ini memiliki jari-jari sirip dorsal keras sejumlah 13 buah, jari-
jari sirip dorsal lunak 10 buah, jari-jari sirip anal 7 buah, dan jari-jari sirip
dubur lunak 9 buah. Ikan ini berwarna hitam kebiruan di bagian punggung,
keperakan di bagian bawah, memiliki titik kuning cerah dekat ujung sirip
punggung, serta tubuh yang berbintik-bintik. Ikan ini memiliki duri yang
kokoh dan beracun.
Ikan tersebut hidup pada daerah berkarang, dasar perairan berpasir
yang banyak ditumbuhi rumput laut dan sering masuk dalam tambak.
Habitat ikan baronang totol berada di perairan pantai diantara mangrove
dan terumbu karang hingga 6 m. Ikan dewasa melakukan schooling 10
hingga 15 ekor. Ikan baronang totol termasuk ikan nokturnal dan memakan
alga bentik (Woodland, 1990). Habitat ikan ini di padang lamun yang
dimanfaatkan sebagai tempat perkembangbiakkan, pertumbuhan, dan
tempat mencari makan.
Kesegaran ikan merupakan keadaan dari saat ikan mati hingga
memasuki tahap penurunan mutu ikan. Tingkatan kesegaran ikan
merupakan tolak ukur untuk membedakan ikan yang bermutu baik dan
buruk. Ikan dikatakan masih segar apabila perubahan-perubahan biokimia,
mikrobiologi dan fisika yang terjadi belum menyebabkan perubahan sifat-
sifat ikan pada waktu masih hidup. Proses ini terutama dipengaruhi oleh
waktu dan suhu, serta faktor lain seperti jenis ikan, pra-panen dan
penanganan stress (Olsen et al, 2008).
Komposisi kimia tubuh ikan berbeda-beda tergantung pada spesies,
umur, jenis kelamin, musim penangkapan, serta ketersediaan pakan di air,
habitat dan kondisi lingkungan. Tabel 1 merupakan kisaran rata-rata
komposisi kimia tubuh ikan segar menurut Depkes RI (1991).
e. Manfaat ekonomi
Walaupun ikan ini kalah terkenal dibandingkan dengan ikan sarden,
namun mereka masih dalam family yang sama sehingga rasa dan
kegurihannya hampir sama. Adapun spratelloides robustus, bisa juga
dijadikan olahan ikan kaleng yang banyak digemari dan diminati masyarakat
lus, dimana apabila telah menjadi ikan kaleng maka harga dan nilai jualnya
semakin tinggi. Dimana harga jual ikan kaleng saat ini, telah mencapai
dimana perkaleng ukuran 300 ml, harga ikan kaleng telah mencapai Rp.
8000. Sebagai bahan pangan yang memilii nilai jual, spratelloides robustus,
juga bisa digunakan sebagai umpan bagi para pemancing ikan predator laut
lepas, seperti untuk umpan ikan tuna. Oleh karena peluang ekonomi
spratelloides robustus, sangatlah luas dan besar.
Tabel 1
Kandunga gizi yang terdapat dalam spratelloides robustus jumlah per: 100
g, yaitu,
kandungan jumlah
Kalori (kcal) 207,9 kcal
Lemak total 13 g
Jumlah karbohidrat 0g
protein 23 g
Tabel 2.
Kandungan zat antiaoksidatif pada ikan laut secara umum
Kandungan keterangan
Asam lemak ω-3 (Family clupeidea ) 10-20 % EPA
Taurin potensial
Leu-Gly-Leu-Asn-Gly-Asp-Val-Asn potensial
Anti-hipertensi melaui penghambatan ADA
aktivitas ACE
Prolyl endopeptidase inhibition ADA
Sumber :
1. Supriadi, Y.A. LA Nafie, & T.M Ward.2003. blue sprat spratelloides
robustus (Clupeidea: Dussumieriinea): A temperate clupenoid with
tropical life history strategy. Marine biologi.
2. Piggot, G.M. And Tucker, B.W.1987. Science opens new horizons
for marine lipids in human nutritions. Food Review International, 3,
105-108.
3. Rappe, R. A.2010. strukturkomunitas ikan pada padang lamun yang
berbeda di pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis.
NIM : K1A116073
Siganus virgatus (valanciennes di cuvir dan valanciennes, 1835)
A. Struktur taksonomi Siganus virgatus
Siganus virgatus (valanciennes di cuvir dan valanciennes, 1835), biasa
juga di sebut Doublebaret spine foot atau Baronang kea-kea (baronang cura)
termasuk spesies ikan laut atau siganus. Jenis ikan ini adalah ikan baronang
yang termasuk dalam ikan yang pada kelas aktinopterygii.
B. Morfologi Siganus virgatus
2. Habitat
3. Ciri Morfologi
Caput : Bagian Kepala :Bagian ini meliputi ujung moncong terdepan sampai
ujung tutup insang paling belakang. Bagian kepala ikan terdiri dari mulut,
rahang atas, rahang bawah, hidung, mata, insang, gigi, tutup insang, otak ,
jantung dan sebagainya.
Trucus : Bagian Badan : Bagian ini dimulai dari ujung tutup insang belakang
sampai permulaan sirip dubur. Di dalam trucus terdapat sirip dada, sirip
punggung, sirip perut dan organ-organ dalam (hati, empedu, lambung,
gonad, usus, ginjal, limpa, gonad dan sebagainya)
Cauda : Bagian Ekor : Bagian cauda dimulai dari permulaan sirip dubur
hingga ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian inin terdapat
anus dan sirip ekor.
4. Kandungan gizi
A i r Pr o t e i n L e m a k A b u
16,8% 8 0 % 0 , 7 % 2 , 5 %
Protein pada kulit dapat dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
protein yang tergolong serat protein meliputi kolagen, keratin, dan elastin
dan protein yang tergolong globular protein meliputi albumin dan
globulin.Pada ikan sendiri banyak mengandung asam amino essensial dan
lisin.Psda ikan kandungan lisin lebih dari 10% dari total protein
Kulit ikan umumnya terdiri dari dua lapisan utama yaitu dermis dan
epidermis.Lapisan dermis merupakan jaringan pengikat yang cukup tebal
dan mengandung sejumlah serat kolagen. Kolagen merupakan komponen
sturktural utama dari jaringan pengikat putih (white connective tissue) yang
meliputi hampir 30% dari total protein pada jaringan organ tubuh vertebrata
dan invertebrata (Poppe, 1997).Kolagen yang berarti “bahan pembentuk
perekat” merupakan komponen protein utama jaringan pengikat, yang
bertindak sebagai elemen penahan tekanan pada semua mamalia dan ikan
(Glicksman, 1969).Kulit ikan mengandung cukup besar protein kolagen.
Apabila ko!agen dididihkan di dalam air yang dikombinasikan dengan
perlakuan asam atau basa, akan mengalami transformasi menjadi gelatin.
Kandungan kolagen pada kulit ikan keras (teleostei) berkisar 15-17%,
sedangkan pada tulang ikan rawan (elasmobranch) berkisar 22-24%.
6. Prospek Ekonomi
Biasanya ikan Lencam ini dipasarkan dalam bentuk segar, fillet, asin-kering
dengan harga sedang. Beberapa jenis yang bisa mencapai ukuran besar
merupakan sumber makanan penting dan permintaan pasar untuk jenis ikan
ini sangat besar dan sangaat komersial pada pasar lokal dan mahal.
Sumber :
http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/09/ikan-lencam-lethrinus-sp/
http://www.iftfishing.com/blog/mancing/fishypedia/ikan-lencam/
http://www.khasiat.co.id/ikan/lencam.html
jurnal distribusi dan Aspek Pertumbuhan Ikan Lencam (Lethrinus lentjan-IPB
Repository)
NAMA : SUKRIANTO HALIK
NIM : K1A116041
Baronang siganus javus adalah sekelompok ikan laut yang masuk
dalam keluarga signidae yang hidup di dasar atau dekat dengan
dasar perairan. Ikan ini banyak ditemukan di daerah padang lamun.
Padang lamun memiliki fungsi ekologis antara lain sebagai habitat
bagi biota laut, sumber makanan yang dapat menrik ikan dan
organisme lain seperti dugong. Dan menyediakan fasilitas untuk
proteksi terhadap predator. Kompleksitas struktur vegetasi padang
lamun akan mempesulit aktitas predasi sehingga airnya bersifat
temporer, misalnya pada tahap anakan ( juvenvil ), atau penghuni
musiman, atau ikan yang berpindah dari habitat yang berdekatan
seperti terumbu karang dan hutan bakau untuk mencari makanan.
DESKRIPSI
Ikan baronang siganus javus memiliki bentuk badan lonjong, gepeng. Sisik
pada garis rusuk 200. Sisik transversal diatas garis rusuk 30-35, dan 120-
130 dibawahnya. Sirip punggung berjari-jari keras 14 ( yang satu depan
mengarah kemuka ), dan 10 lemah. Jari-jari keras sirip dubur 7,dan 9
lemah. Sisik-sisiknya kecil halus. Hidup di perairan dangkal karang-karang
dan padang lamun dapat mencapai panjang 35 cm, umumnya 20 cm.
WARNA
Bagian atas merah sawo gelap, agak keputihan bagian bawah. Totol-totol
putih keabuan pada kepala dan bagian atas badan. Ban-ban warna putih
terputus-putus, menggelombang memanjang terutama dibagian bawah
badan. Sirip punggung dan dubur gelap dengan warna kuning terpendam.
Sirip ekor gelap dengan batang sedikit keabuan.
DAERAH PENYEBRAN
NUTRISI
Berdasarkan penelitian Analisis ang telah dilakukan, Analisi proksimat
dilakukan untuk menentukan Kandungan nutrisi kasar dari sampel,
termasuk kadar air, protein, lemak, abu, dan karbohidrat. Ikan umumnya
terdiri dari kelembaban 70-84%, 15-24% protein, 0,1-22% lemak, dan
kandungan mineral 1-2% (Holma et al ., 2013). Ikan baronang dari
Kepulauan Seribu, di Teluk Jakarta, Indonesia terkandung 77,95%
kelembaban. Air adalah komponen dasar dan hadir sebagai air bebas dan
air terikat. Air gratis dapat dengan mudah dihilangkan dengan penguapan
atau pengeringan, Padahal air terikat sangat sulit dihilangkan, genap
dengan pengeringan Menurut Davies dan Davies (2009), Ikan sangat
mudah rusak karena kelembabannya yang tinggi konten. Baronang dan
kakap sama-sama terumbu karang Ikan dan hasil kami menunjukkan bahwa
Barnang kontennya mirip dengan kakap. Kelembabannya Kandungan ikan
yang hidup di bagian bawah berbeda dari ikan yang hidup di tengah atau
permukaan kolom air. Kandungan protein Baronang adalah 15,93%,
sedangkan bahwa kakap adalah 20,00%. Kandungan protein ikan Baronang
mirip dengan ikan mas (Cyprinus carpio) 15.20- 17,83% (Afkhami et al. ,
2011). Perbedaan ini Mungkin disebabkan oleh pakan yang dikonsumsi.
Menurut Fellows (2000), perbedaan kandungan proteinnya disebabkan oleh
faktor eksternal seperti lingkungan, musim, metode penangkapan,
penyimpanan, dan pengolahan. Kandungan lemak ikan Baonang adalah
0,93%, yaitu lebih rendah dari pada kakap. Kandungan lemak di terumbu
karang Ikan sangat berbeda dengan ikan air tawar, seperti ikan mas (C.
carpio). Pengukuran kandungan lemak dipengaruhi oleh kadar air yang
diukur. Semakin lembab yang lolos dari sampel, jumlah lemak yang lebih
rendah diukur di bagian terdekat analisis. Ada hubungan terbalik antara
kadar air dan lipid. Setiap ikan memiliki lebih banyak kelembaban berarti
kurang lipid.
DAFTAR PUSTAKA
NIM : K1A11021
1. Nama Jenis
Kelas : chondrichthyes
Subkelas: ellasmobranchii
ordo : Percomorphi
divisi : perciformes
family : serranidae
genus : epinephelus
spesies : Epinepheus fuscoguttatus (forskal,1775)
sinonim : Brown-marbled grouper, trigger grouper ; nama lokal
Indonesia: kerapu macan
2. Habitat dan Penyebaran
Kerapu Macan adalah kerapu yang berukuran besar. dan tersebar luas di
wilayah Indo-Pasifik. 10 tahun terakhir ini, ikan kerapu menjadi ikan faorit
untuk dibudidayakan karena pertumbuhanya yang cepat , daya tahanya yang
kuat terhadap lingkungan, dan harga pasarnya yang baik. Di Indonesia, ikan
kerapu dapat ditemukan di daerah pesisir dan perairan laut diseluruh
nusantara. kerapu termasuk jenis ikan karnivora yang memangsa ikan kecil
dan udang-udangan. ikan kerapu bersifat hermafrodit protogini yaitu lahir
sebagai betina dan kemudian berubah menjadi jantan saat mereka tumbuh
dewasa.
Kerapu macan ditemukan berasosiasi dengan terumbu karang, pada
kedalaman berkisar antara 1 sampai 60 meter. Ikaan tersebut dilaporkan
dapat mencapai TL 120 cm. Seperti ikan kerapu lainya, iakan kerapu macan
bersifat karnivora, dan didalam isi perutnya ditemukan sisa-sisa pakan berupa
ikan, kepiting, dan cepalopoda
3. Ciri-Ciri Morfologi
Ciri-Ciri morfologi Ikan kerapu macan antara lain:
bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil daripada panjang dan
tinggi tubuh
rahang atas dilengkapi dengan gigi yang lancip dan kuat
mulut lebar, serong keatas dengan bibir bawah yang sedikit menonjol
melebihi bibir atas
sirip ekor berbentuk bundar
sirip punggung tunggal dan memanjang, dimana bagian yang berjari-jari
keras kurang lebih sama dengan yang berjari-jari lunak
posisi sirip perut berada dibawah posisi sirip dada
badan ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid
kepala dan badan yang berwarna coklat kemerahan
badan dengan enam strip tegak, lebar, dan coklat tua
sirip sirip kecoklatan
sirip dada kemerahan
4. Nilai Gizi
Yang terbaik dari iakan kerapu macan adalah protein dan lemak dengan
kombinasi 500 dan 160g/kg, yang ssesuai dengan energy bruto (GE) sebesar
22,1 MJ/kg dan untuk rasio protein dan energy . karena pada ikan kerapu
spesies lain menunjukkan hasil bahwa secara konsiten memiliki kebutuhan
protein tinggi berkisar antara 80-150g/kg
5. Prospek Ekonomi dan Nilai Jual
Kerapu Macan ( E. Fuscogettatus) merupakan salah satu jenis ikan laut yanag
populer dipasaran dan memiliki nilai ekonomis penting daalam kondisi hidup.
harga ditingkat pembudidaya antara Rp 50.000 hingga Rp 80.000/kg.
Bagi petani yang memerlukan pemenuhan hidup harian, perlu alternative
bisnis yang lebih cepat menghasilkan uang. produksi yuwana kerapu macan di
keramba jaring apung membuka peluang sebagai usaha yang dapat
menghasilkan uang cukup cepat karena waktu pemeliharaanya yang pendek .
untuk mendapatkan ukuran 15-17cm dari tebal awal berukuran 6-8 cm
memerlukan waktu sekitar 120 hari dengan tingkat harga dari RP. 4000
menjadi Rp. 12.000/ ekor.(kawahara dan ismi, 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Mariska, Rana Putrid dan Nurlita Abdul Gani. 2012. Jurnal SAINS dan Seni ITS
Volume I. Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (EPINEPHELUS
SEXFASCIATUS) Diperairan Glondong Gede Tuban. Institute Teknologi Sepuluh
November
Diadema setosum
g. Struktur Taksonomi
Kingdom : animalia, filum : Echinodermata, kelas : Echinodea, ordo :
Cidariodea, family : Diadematidae, genus : Diadema, spesies : Diadema
setosum.
h. Nama setempat/lain.
Di Indonesia biasa disebut duri laut, landak laut, bulu babi.
i. Bentuk morfologi
Diadema setosum, memiliki bentuk tubuh yang bulat. Tubuhnya
dikelilingiduri-duri yang dapat digerakkan, duri-durinya panjang-panjang dan
berwarna hitam serta mengandung racun. Hewan ini memiliki kaki tabung
yang langsing dan panjang. Dimana duri dan kaki tabungnya berfungsi
sebagai alat gerak dan menangkap makanan. Ukuran bulu babi terbesar
memiliki kisaran tinggi cangkang 27,2-36,4 mm. diameter cangkang 47,4-
66,0 mm, dengan berat total 41,4-110,9 g. tidak meemiliki 5 buah ingsang di
mulutnya. Pada umumnya hewan ini berkelamin terpisah, dimana
organisme yang pertumbuhannya sangat lambat dengan perkembangan
awal masa kehidupan yang cepat. Mulutnya menghadap kebawah dasar
laut, sedangkan duburnya menghadap keatas dipuncak bulatan cangkang.
k. Kandunan gizi
Kadar air dari D.setosum yaitu 71,95%-77,56% yang berlokasi di Maluku
lebih tinggi di banding dengan bulu babi yang berada di perairan Kepulauan
Seribu yaitu 66,68% dan 64,97%.Perbedaan ini dapat terjadi karena factor
umur,spesies,jenis kelamin habitat dan lain-lain.Kadar abua dari D.Setosum
yaitu 7,34-11,74%.Kadar lemak nya yaitu 3,21%,kadar lemak ini berfungsi
untuk cadangan energy.Kadar protein gonad D.setosum yaitu 44,78-
64,98%.
l. Manfaat
1. Diadema setosum memiliki kandungan yaitu asam lemak tak jenuh yang
memiliki manfaat antara lain yaitu sebagai bioregulator endogen yang
berperan dalam pengaturan homeostasin ion,berperan sebagai
transkripsi gen,berperan sebagai sintesis lemak serta dapat
mempengaruhi pembentukan protein.
2. Diadema setosum memiliki kandungan asam lemak omega-3 yang
bermanfaat untuk mencegah penyakit asma,diabetes dan ginjal.
3. Diadema setosum memiliki kandungan asam
glutamate,arginia,lisina,dan aspartat yang tinggi.Asam glutamate yang
bermanfaat untuk menutrisi otak,glisina bermanfaat untuk merangsang
pelepasan hormone pertumbuhan,membantu dalam proses
penyembuhan luka,membantu perkembangan dan pertumbuhan
otot.Argania dan glutamine lebih efektif dalam memelihara fungsi imun
tubuh dan penurunan infeksi pasca pembedahan.
m. Nilai Ekonomis
Diadema setosum yaitu salah satu dari sekian jenis bulu babi yang
memiliki nilai ekonomis bagian tubuh yang bisa di manfaatkan adalah
bagian gonald atau bagian telurnya yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber pangan bergizi.Cangkang bulu babi yang yang dilapisi cairan
pigmen hitam yang dapat digunakan sebagai pewarnaan jala dan
kulit.Selain itu cangkang bulu babi juga dapat diolah sebagai barang
perhiasan.Limbah pengolahan bulu babi yang dapat berupa jeroan dapat
diproses menjadi pupuk.Gonad bulu babi mengandung asam amino yang
cukup lengkap dan dapat dijadikan sebagai sumber pangan alternative.
Sumber
Aprilia,H. A.Pringgenies,D .& Yudiati,E. (2012).Uji Toksisitas Ekstrak Kloroform
Cangkang dan Duri Landak Laut (Diadema Setosum) terhadap mortalitas Nauplius
Arterima sp. Journal of Marine Research, 1(1), 75-83
Vimono, I.B. (2007). Sekilas mengenai landak laut.Oseana, 32(3),37-46.
Aziz, A. (1993). Makanan dan Cara Makan Berbagai Jenis Bulu Babi .Oseana,
12(4), 91-100
Tuminah S.2009a. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh “trans”
terhadap kesehatan.Media Penelitian dan Pengembangan kesehatan 14(2):13-20.
Muhamad NA,Mohamad J. 2012. Fatty acid composition of selected Makaysian
fishes,Sains Malaysiana 41(1):81-84
Berlina R. 2004.Potensi buah kelapa muda untuk kesehatan dan
pengelolahannya.perspektif 3(2):64-60.
Fatmah .2006. Respon imunitas yang rendah pada tubuh manusia yang
lanjut.Makara Kesehatan 10(1):47-53.
Nama : Sabanaia Resmen
Nim : K1A116057
ECHINODERMATA
”Asteroidae (Bintang Laut)”
1. Struktur Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Echinodermata
Kelas : Asteroidea
Ordo : Pisces
Famili :-
Genus : Asterias
Spesies : Asterias forbesi
2. Nama setempat/lain
Asteroidea merupakan kelompok hewan avertebrata yang sering disebut
sebagai bintang laut
3. Bentuk morfologi
Bintang laut ini mempunyai banyak lengan yang jumlahnya beragam. Ada
yang hanya sembilan batang dan ada yang sampai 23 batang jumlahnya.
Tetapi kebanyakan jumlah lengannya antara 14 sampai 17 batang. Diameter
terbesar mencapai 60 cm. Permukaan aboral ditutupi oleh duri-duri,
sehingga hewan ini dinamakan mahkota duri atau duri seribu. Spesimen
berukuran diameter 30 cm mempunyai duri-duri kuat rata-rata panjangnya 2
cm. Kulit yang melapisi duri-duri tersebut mengandung bahan berbisa dan
jika hewan ini terinjak kaki telanjang dapat menyebabkan sakit sekali dan
bahkan menyebabkan muntah-muntah. Warna tubuh bintang laut ini
menarik, biasanya ujung duri berwarna kemerahmerahan atau oranye
sedangkan permukaan lengan berwarna abu-abu kebiru biruan. Jika hewan
ini berada ditengah-tengah karang hidup bersamabiota lain yang berada di
sekitarnya, orang-orang yang tidak biasa mengamatinya susah untuk
menemukannya karena warna bulu seribu tersebut berbaur dengan warna
lingkungan sekitarnya.
Bila satu lengan terpotong maka bagian yang hilang akan segera dibentuk
kembali dalam beberapa waktu. Mereka biasa hidup membentuk kelompok-
kelompok kecil yang terdiri dari beberapa individu. Hewan ini kadang tidak
terlihat dari permukaan air karena bersembunyi dengan cara membenamkan
diri dalam timbunan pasir.
Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.
Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang
rusak dapat diganti. Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin
berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh. Bintang
laut tidak memiliki rangka yang mampu membantu pergerakan. Rangka
mereka berfungsi sebagai perlindungan. Mereka bergerak dengan
menggunakan sistem vaskular air. Mereka bergantung kepada kaki tabung
yang terletak di bagian ventral lengan bintang ular, yang berfungsi untuk
pergerakan dan membantu makan
4. Distribusi
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak
jumlahnya, yaitu sekitar 16.000 spesies. Distribusi bintang laut sangat
tergantung pada substrat atau tempat hidup, jumlah dan makanan yang
tersedia di daerah perairan dimana biodata itu berada serta faktor
lingkungan-lingkungan lain yang berpengaruh. Bintang laut dapat ditemui
pada daerah perairan dangkal sampai pada kedalaman 10 meter dan pada
umumnya hidup secara berkelompok dan kepadatan setiap kelompok
tegantung pada lokasi penyebaran. Keberadaan bintang laut pada ekosistem
terumbu karang akan mempengaruhi pertumbuhan alga. Jumlah populasi
bintang laut yang berkurang akan mengakibatkan pertumbuhan alga
diperairan meningkat.
6. Kandungan bioaktif
Bintang laut memiliki komponen bioaktif yang terdiri dari alkaloid, steroid,
flavonoid, saponin, fenol hidrokuinon yang memiliki aktifitas antioksidan,
antibakteri, antifun
a. Alkaloid
Adalah senyawa organik yang mengandung nitrogen dengan
bilangan oksodasi negatif, yang penyebarannya terbatas pasa
makhluk hidup.
b. Saponin
Adalah jenis senyawa glikosida dan sterol yang telah terdeteksi
dalam 90 suku tumbuhan. Saponin merupakan senyawa aktif
permukaan yang dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan
pada kosentrais rendah sering menimbulkan hemolisis sel darah.
Saponin dapat bersifat toksik terhadap ikan dan binatang berdarah
lainnya, yang terbuat sapotoksin. menyebabkan stimulasi pada.
c. Flavonoid
Merupakan golongan metabolit sekunder yang disintesis dari asam
piruvat melalui metabolisme asam amino. Flavoid adalah senyawa
fenol,sehingga namanya berubah bila ditambah basa atau amoniak.
Falvon dalam dosisi kecil bekerja sebagai stimulan pada jantung dan
pasa flavon yang teridoksilasi dapat berfungsi sebagai antioksidan
pada lemak.
d. Steroida/Tritepenoida
Merupakan metabolik sekunder paling banyak dihasilkan oleh
tumbuhan tinggi, lumut, alga, liken, insekta, mikroba dan biokta laut.
Senyawa ini berstruktur siklik yang rumit, kebanyakna berupa
alkohol, aldehida, atau asam karboksilat.
e. Fenol Hidrokarbon
Fenol adalah sekelompok senyawa hidrokarbon aromatik yang
berikatan dengan gugus hidroksil. Fenol dalampenggunaanya dapat
dijadikan sebagai antiseptic.
7. Manfaat
Bintang laut yang tersedia di bumi nusantara ini ternyata bisa digunakan
untuk mengobati sakit asma.Demikian hasil riset ilmnuwan dilondon yang
bisa menjadi referensi bagi kita. Penyakit asma selama ini diketahui belum
ada obat yang bisa menyembuhkannya, begitu pula dengan radang sendi
atau arthritis. Tapi studi terbaru dari ilmuwan kelautan menunjukkan bahwa
bintang laut bisa menjadi obat untuk penderita asma dan radang sendi.
Sebuah tim peneliti dari Scottish Association for Marine Science telah
mempelajari substansi atau bahan berlendir yang melapisi tubuh bintang
laut berduri. Peneliti menemukan bahwa bahan licin pada bintang laut lebih
baik dari Teflon untuk menghentikan puing-puing menempel pada tubuh
bintang laut, sehingga bisa menjaga kebersihannya.
Dan peneliti percaya bahwa bahan tidak lengket ini dapat dijadikan senjata
baru yang penting untuk mengobati penyakit inflamasi atau peradangan
seperti asma dan radang sendi.Penyakit peradangan seperti asma dan
radang sendi merupakan kondisi yang terjadi ketika respon alami tubuh
terhadap infeksi dipercepat diluar kendali.
Hal ini membuat sel darah putih (leukosit) yang bertugas memerangi infeksi
mulai menumpuk di pembuluh darah dan menempel pada sisi-sisinya,
sehingga dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Lendir bintang laut dapat digunakan untuk melapisi pembuluh darah yang
akan membiarkan sel darah putih mengalir dengan mudah, sel-sel darah
putih harus tetap mengalir pada pembuluh darah. Jadi tim peneliti mulai
mempelajari bagaimana lendir bintang laut dapat mengatasi hal ini dan
mencegah terjadinya peradangan pada tubuh manusia.
Ini dapat mengurangi jumlah obat yang harus diminum pasien asma dan
radang sendi, yang sering memiliki efek samping yang tidak diinginkan,
bintang laut sangat efektif dan telah banyak membantu pengobatan
manusia.
Sumber
Jasin, Maskoeri. Zoologi Invertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Distribusion of Starfish(Asteroidea sp) on the island waters Poncan
Gadang Sibolga North Sumatra
Nama : Zulkarnain sya’ban
Bulu babi hidup pada ekosistem terumbu karang dan ekosistem lamun.
Pada ekosistem terumbu karang tersebar di zona pertumbruhan alga. Bulu babi
dapat di jumpai melai pada daerah intertidal samapai pada kedalaman 10 m. Pada
umumnya banyak di jumpai di tempat-tempat yang dangkal dan sebaliknya pada
tempat yang lebih dalam kelimpahan bulu babi mulai menurun.
Kingdom : Animalia
Phylum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Genus : Mespilia
Secera umum tubuh bulu babi dapatdibedakan menjadi tiga bagian yaitu
bagaian oral ialah permukaan tubuh bulu babi yang terletak di bawah, dimana
terdapat mulut bagian aboral adalah permukaan tubuh yang terletak di atas,
dimana terletak anus dan bagian samping tubuh adalah oral dan aboral.
Bulu babi mempunyai kerangka berongga yang mirip kotak. Pada bagian
kerangka ini terpaut duri-duri yang pada beberapa bulu babi sangat panjang.
Deretan-deretan lubang pada kerangkan ini memungkinkan kaki-kaki tabung yang
tipis panjang menjulur keluar duri-duri dan kaki tabung ini memungkinkan bulu babi
untuk bergerak secara perlahan-lahan.
Bulu babi mempunyai tubuh umumnya seperti bola dengan cangkang yang
keras dan berkapur dan dipenuhi duri-duri, duri-duri tersebut terletak agak berderat
dengan garis membujur yang dapat digerak-gerakan. Kaki tabung mencuat di atas
duri-duri panjang dan lancip serta ada pula yang pendek pada bagaian ujung
berwarana putih. Kerangka luat tubuhnya banyak mengandung zat-zat kapur dan
berduri. Duri mudah patah dan mempunyai lubang seni pada bagian dasar. Mulut
terdapat di bagian bawah dan anus terdapat di bagian atas. Mulut tersebut
dikelilingi oleh membran peristomial yang tebal. Selain itu pada daerah peristome
terdapat duru-duri kecil dan kaki-kaki kecil yang mepunyai kelenjar bisa.
Bulu babi berkelamin tarpisah antara jantan dan betina. Pembiakan terjadi
secara eksternal di dlam air laut. Telur yang telah berkembang dibuahi menjadi
larva pluteus, setelah metamorfosis berubah menjadi juvenil. Telur-tulur dan
sperma dilepaskan ke dalam aiar laut kemudian terjadi perubahan atau
metamorfosis setelah 5 atau 6 minggu. Beberapa jenis bulu babi mengerami
telurnya dalam bilik atau menempel samapai nenetes menjadi larva plutea.
Bulu babai hidudp di atas terumbu karang atau dalam lupur pada daerah
pantai. Beberapa jenis bulu babi hidudp di bawah rumput laut, adajuga yang
membenamkan diri di dalam pasir atau di bawah karang-karang yang lunak. Bulu
babi keberadaannya di suatau habitat ada yang soliter dan ada yang berkoloni.
Bulu babi hidup di perairan karang yang masih hidup atau yang sudah mati,
dan juga banyak dijumpai pada daerah yang dasarnya banyak mengandung pasir
halus, disamping itu bulu babi, ditemukan pada perairan yang dasarnya terdiri dari
pasir dan campuran karang mati dan banyak terdapat rumput laut yang berfungsi
sebagai makanan.
Beberapa jenis bulu babi vcenderung mencari kerang di daerah yang dalam
atau bahan-bahan lain digali. Penggalian lubang ini muncul secara untuk
beradaptasi menghadapi gelombang laut dan spesies ini banyak di temukan pada
daerah yang arusnya besar.
Bulu babi adalah slah satu biota penghuni padang lamun, kerap kali
ditemukan di daearah padang lamun campuran. Kondisi ini tsrutama disebabkan
karena bulu babi tergantung kepada beberapa jenis lamun seperti lamun dari
marga Thalassia, Syringodium, Thalassodendron dan Cymodocea. Selain itu juga
bulu babi menyukai substrat yang agak keras dimana substrat padang lamun
campuran terutama terdiri dari campuran pasir dan pecahan karang.
Aktivitas grazing atau memakan alga dan lamun, merupakan aktivitas yang
penting di lamun. Aktivitas ini memungkinkan karena bulu babi mempunyai organ
berfungsi sebagai “rahang atau gigi”, bulu babi dapat memotong dan melumatkan
berbagai jenis alga dan lamun. Tidak semua jenis bulu babi melakakan aktivitas
grazing, karena jenis-jenis tertentu juga bersifat predataor atau lebih tepatnya di
katakan sebagai pemakan segala.
Sumber
Aslan, L.M., A. Kurnia dan Kawaroe. 1997, Studi Penyebarab Kepadatan Bulu Babi
di Terumbu Karang Pulau Hari Agriplus Edisi VII. Fakultas Pertanian
Universitas Haluoleo, Kendari. 56 hal.
Aziz, A. 1993. Beberapa Catatan Tentang Perikanan Bulu Babi di Padang Lamun.
Balai Penelitian dan Pengembangan Biologi Laut. Pusat Penelitian dan
Pengembanagan Oseanologi. LIPI. Jakarta. Hal 64-75
Aziz, A. 1994. Tingkah Laku Bulu Babi di Padang Lamun. Balai Penelitian dan
Pengembanagan Biologi Laut. Pusat Penelitian dan Pengembanagan
Oseanologi. LIPI. Jakarta. Hal 35-37.
Namal : Muhammad Rahmatul Fahrul
ECHINODERMATA
Teripang (holothurians)
1. STRUKTUR TAKSONOMI :
Filum : Echinodermata
Sub filum : Echinozoa
Kelas : Holothuridae
Sub Kelas : Aspidochirotacea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuriidae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria scabra Jaeger
2. NAMA SETEMPAT/LAIN
Teripang (holothurians) adalah kelompok hewan invertebrata laut dari
kelas Holothuroidea (Filum Echinodermata), tersebar luas di lingkungan laut di
seluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di lautan
India dan lautan Pasifik Barat
3. BENTUK MORFOLOGI
Anatomi teripang secara umum terdiri dari tentakel berfungsi sebagai alat gerak,
merasa, memeriksa dan alat penagkap mangsa. Stomach/perut berfungsi sebagai
alat pencernaan. Gonad kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai penghasil
hormon kelamin. Saluran kelamin Berfungsi sebagai saluran menuju gonad.
Madreporit Lempeng tali lapisan pada ujung saluran air. Esofagus saluran di
belakang rongga mulut berfungsi menghubungkan rongga mulut dan lambung.
Dorsal mesentery berfungsi sebagai pembungkus usus dan menggantungnya ke
dinding tubuh pinggang. Anus mengeluarkan sisa metabolisme pada
teripang.Cloaca sebagai alat pencernaan. Intestin sebagai alat pencernaan yang
letaknya di
antara pilorus hingga usus
4. DISTRIBUSI
6. KANDUNGAN BIOAKTIF
7. MANFAAT
Teripang pasir berpotensi menjadi sumber biofarmaka baru melalui proses ekstrak
senyawa aktif.
Optimalisasi proses ektrak teripang pasir, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya, kondisi
simplisia, ukuran partikel simplisia, jenis pelarut, rasio dan bahan pelarut, suhu
proses, peralatan ekstraksi
serta metode ekstraksi, telah dilakukan pada penelitian sebelumnya. Untuk hasil
yang optimum diperlukan teknik
pemisahan yang lebih baik. Secara umum semakin tinggi radian dari suatu alat
ekstrak maka semakin banyak rendemen yang dihasilkan. Penelitian
menunjukkan bahwa pemisahan secara sentrifius dengan kecepatan 10.000 rpm
selama 15 menit sama hasilnya dengan pemisahan dengan kecepatan 3.000 rpm
yaitu 80%.
Steroid yang banyak digunakan adalah steroid sintetik yang mempunyai efek
samping bagi pengguna.
Penelitian belum sampai pada tahap bagaimana mendapatkan steroid yang tinggi
dengan waktu yang
optimum. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan
kecepatan sentrifuse dan
waktu pemisahan yang menghasilkan rendemen testosteron tertinggi pada
ekstraksi teripang.
Telah lama diketahui beberapa jenis teripang tertentu menghasilkan suatu zat
yang bersifat toksik untuk ikan dan beberapa hewan laut, dan mungkin juga
terhadap manusia (COOPER dalam RUSSEL 1955). Di beberapa daerah Indo-
Pasifik, cairan daging teripang, khususnya Holothuria atra dan Bohadschia argus,
digunakan oleh para nelayan untuk menuba ikan. Cara penubaan dilakukan
dengan meremas-remas daging teripang tersebut sehingga mengeluarkan cairan.
Pada area/tempat yang terbatas (celah karang atau kubangan) dimana dilakukan
hal itu airnya akan menjadi kehitaman keruh, tidak lama kemudian terlihat ikan
pada mengapung pingsan. Kejadian ini mirip seperti halnya akibat peracunan
dengan rotenon (RUSSEL 1965).Menurut NIGRELLI dan JAKOWSKA (1960)
paling sedikit ada 30 jenis dalam 4 atau 5 bangsa dan kelas Holothuroidea adalah
toksik (Tabel 1). Beberapa jenis yang toksik tersebut seperti Thelenota ananas,
Stichopus variegatus, Holothuria atra dan H. axiologa, adalah bahan pangan
dengan predikat kualitas baik di beberapa lokasi di Pasifik
SUMBER :
Aziz A. 1995. Beberapa catatan tentang teripang Bangsa Aspidochirotida.
Oseana 20 (4): 11-23.
Aziz A. 1997. Status Penelitian Teripang Komersial di Indonesia. Oseana
22 (1): 9-19.
Darsono P. 2007. Teripang (Holothuroidea): Kekayaan alam dalam
keragaman biota laut. Oseana 32 (2): 1-10.
Martoyo J, Aji N, Winanto T. 2006. Budidaya Teripang. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Morton B (ed.). 1992. The Marine Flora and Fauna Of Hongkong and
Southern China III, Vol. 1. Hongkong University Press, Hongkong.
Nontji A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan: Jakarta.
Odum EP. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd ed. W.B. Saundes
Company. Tokyo, Japan. 574 hal.
Purwati P, Syahailatua A (eds). 2008. Timun Laut Lombok Barat. ISOI,
Jakarta.