Kelas : I/A
NIM : 200510026
Mata Kuliah : Manusia dan Kebudayaan
Semester : Satu
Dosen : Dr. Yustinus Slamet Antono
PERMAINAN TRADISIONAL
I. Pendahuluan
Sejak kecil manusia sudah diperkenalkan oleh kedua orang tuanya untuk mengenal
lingkungan sekitar tempat di mana manusia itu berada. Kendati demikian lingkungan sekitar
juga memperkenalkan apa saja yang terdapat di dalamnya, banyak hal yang bisa dirasakan,
dimainkan, dan dinikmati. Misalnya saja jenis-jenis permainan yang ada di lingkungan,
permainan tersebut memiliki nama, fungsi, cara memainkannya dan masih banyak hal unik
lainnya yang beranekaragam. Dalam satu permainan saja seorang manusia bisa mengenal
lingkungan hidup di sekitarnya yang juga ikut serta memainkan permainan tersebut. Dalam
kehidupan masyarakat di Indonesia sendiri banyak terdapat segala jenis permainan yang telah
dimainkan oleh masyarakat di daerah setempat. Permainan-permainan ini muncul dari hasil
kreativitas penduduk setempat yang memiliki kemampuan imajinatif untuk menciptakan
sesuatu yang menghibur diri dan juga orang lain di sekitar. Tentu saja inovasi ini ditemukan
oleh anak-anak yang menginginkan penghiburan terhadap diri dan teman-temannya. Hal ini
makin berkembang dan menjadi suatu kegemaran anak-anak dalam mewujudkan ekspresi
gembira yang dituangkan dalam sebuah permainan yang mereka mainkan.
Permainan tradisional umumnya berasal dari suatu budaya masyarakat yang secara
tradisi menjadikan aktivitas itu sebagai media berkomunikasi antara individu yang satu
dengan individu lainnya. Permainan tradisional menjadi simbolisasi dari pengetahuan yang
turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana
pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk
atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai
media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan aspek-aspek psikologis
anak dapat dijadikan sarana belajarsebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. Permainan
digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan dan perilaku yang luas
serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak.
Pada umumnya permainan tradisional ini dilakukan oleh anak-anak, karena dunia
mereka adalah bermain. Mereka memiliki daya imajinasi yang cukup baik ketika masih
dalam usia anak-anak. Daya imajinasi inilah yang dikembangkan lebih lanjut untuk
meningkat membuat permainan. Biasanya permainan ini secara tidak disengaja dilakukan
namun menarik perhatian, namun lambat laun menjadi tradisi masyarakat khususny di
kalangan anak-anak yang akhirnya dipopulerkan sebagai permainan tradisional. Permainan
tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat di mana merupakan sebuah kegiatan kreatif
yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk memelihara
hubungan dan kenyamanan sosial. Dalam hal ini, permainan merupakan alat bagi anak untuk
menjelajahi dunianya, dari yang tidak diketahui sampai pada yang diketahui dan dari yang
tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya. Dengan begitu bermain menjadi
suatu kebutuhan bagi anak. akhirnya bermain bagi anak mempunyai nilai fungsi dan ciri yang
penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan anak sehari-hari, termasuk dalam
permainan tradisional.
III. ISI
a. Permainan Tradisional
Santrock (1995), menjelaskan bahwa permainan (play) ialah suatu kegiatan yang
menyenangkan bila dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Permainan
merupakan suatu aktivitas bermain yang di dalamnya telah memiliki aturan yang jelas dan
disepakati bersama. Permainan tradisional, secara umum memberikan kegembiraan kepada
anak-anak yang melakukannya. Pada umumnya, permainan ini memiliki sifat-sifat yang
universal sehingga permainan yang muncul di suatu daerah mungkin juga muncul di daerah
lainnya, hal ini menunjukkan bahwa setiap permainan tradisional yang berasal dari suatu
daerah tertentu dapat juga dilakukan oleh anak-anak di daerah lainnya. Pada umumnya, setiap
daerah memiliki cara yang khas dalam melakukan permainan tradisional, hal ini menjadi ciri
permainan tersebut dalam suatu daerah yang selalu menjadi bagian dalam kehidupan bermain
anak-anak di suatu daerah tersebut.
b. Manfaat Permainan Tradisional
Berikut di bawah ini jenis-jenis permainan tradisional yang mungkin masih ada di
daerah-daerah Nusantara dan banyak dilakukan oleh anak-anak, yaitu:
Permainan ini dilakukan oleh anak-anak hingga remaja dan jumlahnya lebih dari dua
orang, fungsi permainan ini ialah untuk melatih ketangkasan dalam mencari sesuatu atau
orang yang hilang atau bersembunyi, membantu untuk bersosialisai, membantu anak untuk
anak aktif, belajar menghafal hitungan, melatih sportivitas, dan kreativitas. Cara bermainnya
mudah, yakni ada satu orang yang menjadi penjaga dan mencari temannya yang menghilang,
sedangkan orang yang lain mengumpet di suatu tempat. Lalu dimulai dengan hompimpa
untuk menentukan siapa yang menjadi penjaga, orang yang kalah tersebut dinamakan kucing.
Orang~orang yang lainnya harus mengumpet di mana saja asal tidak ketahuan. Begitulah
permainan tersebut dilakukan hingga permainan berakhir. Waktu permainan bisa dilakukan
pada pagi hingga siang hari.
Permainan ini permainan yang sangat digemari oleh anak-anak hingga remaja dan
paling ramai di tahun 2003. Jumlah pemainnya dua sampai lima orang. Fungsi permainan ini
untuk melatih ketangkasan tangan dan kesabaran dalam menunggu giliran bermain. Cara
memainkannya butuh keahlian dan harus dicoba beberapa kali agar bisa, karena permainan
ini tidak semudah yang dibayangkan.
3. Permainan Gundu atau Kelereng
Biasanya yang memainkan ini adalah anak laki~laki dan tidak menutup kemungkinan
dimainkan oleh anak perempuan. Jumlah pemainnya bisa dilakukan oleh dua orang sampai
tujuh orang dan bisa lebih. Fungsi permainan ini untuk melatih konsentrasi, mengembangkan
solidaritas, dan melatih ketangkasan pada jari-jari tangan. Untuk memainkan permainan ini
cukup mudah karena hanya menyentil kelereng yang kita punya dan harus mengenai kelereng
lawan.
Lompat tali ini bisa menggunakan karet atau tali tambang.permainan ini biasa
dilakukan oleh anak perempuan dan tidak menutup kemungkinan anak laki-laki juga bisa
memainkannya. Permainan ini bisa dilakukan dua orang hingga lebih dari sepuluh. Ada dua
orang yang memegang tali agar tidak putus. Fungsi permainan ini untuk mengembangkan
rasa solidaritas, kelenturan badan, ketangkasan, kerjas sama, kreativitas, dan melatih lompat
yang baik dan benar. Jika tidak ingin memegang tali maka kita bisa mengikatkan tali dengan
pohon atau apapun yang bisa untuk memegang tali ataupun karet. Cara bermainnya dimulai
dari tali diletakkan paling bawah lalu kita melompat. Jika tidak bisa melompat maka kita
harus menunggu giliran terakhir dan mengulang lompatan dari awal. Setelah itu tali
diarahkan sampai atas kepala dan kita harus melompat diatas tali.
5. Permainan Egrang
Permainan ini disebut benteng sodor atau gobak sodor karena membutuhkan
kepandaian mengatur strategi dan bekerja sama. Pemain dalam permainan ini dilakukan biasa
oleh anak laki-laki atau anak perempuan yang remaja. Permainan ini dilakukan oleh dua
kelompok. Satu kelompok terdiri dari minimal dua orang dan maksimal lima orang. Fungsi
dari permainan ini ialah melatih kerjasama, mental, kreativitas, ketangkasan menghindar,
berlari, menagkap lawan, dan pengembangan solidaritas dengan sesama. Permainan ini
dimulai dari hompimpa dan dilihat mana yang menjadi pemenang. Setelah hompimpa selesai,
maka yang menjadi pemenang boleh memulai duluan, lari dan mengejar ke arah benteng
lawan. Tapi permainan ini harus cepat larinya, jika tidak cepat akan kena lawan.
7. Permainan Lempar Tumpukan atau Boi-Boian
Permainan yang ketujuh bernama lempar tumpukan atau boi-boian, para pemainnya
dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan. Permainan ini dilakukan oleh lima hingga
sepuluh orang, fungsi dari permainan ini ialah melatih konsentrasi, ketangkasan tangan dalam
melempar, dan mengembangkan solidaritas. Cara memainkan permainan ini yaitu dengan
menyusun satu lempengan batu. Lalu siapkan bola kecil yang dibuat dari kertas untuk
melepar tumpukan batu. Setelah itu salah satu pemain melempar bola, jika tumpukan batu
rubuh maka penjaga wajib mengambil bola dan dilempar ke pemain yang lainnya.
Permainan ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan. Dilakukan oleh dua
kelompok dan satu kelompok terdiri dari minimal dua orang maksimal lima orang. Alat~alat
yang dibutuhkan untuk memainkan permainan ini ada dua potongan bambu, yang pertama
bambu dengan ukuran kecil dan satunya lagi berukuran 30 cm. Setelah itu bambu yang besar
diletakkan diantara dua batu lalu dipukul dengan bambu yang kecil. Jika ada pemain yang
tidak bisa memukul bambu dengan benar maka dapat hukuman. Biasanya hukumannya
menggendong yang kalah. Fungsi dari permainan ini ialah untuk melatih ketangkasan,
kreativitas, dan mengembangkan solidaritas sosial dengan sesama.
Pada zaman dahulu permainan ini sangat digemari oleh anak-anak umur lima sampai
dua belas tahun. Permainan ini umumnya dilakukan di lapangan terbuka, karena semakin
banyak pemain semakin seru. Biasanya permainan ini dilakukan lebih dari tujuh orang. Cara
bermainnya dengan menentukan siapa yang menjadi penjaga dua orang dan sisanya berjalan
melewati penjaga. Untuk memilih penjaga, harus melakukan hompimpa agar lebih adil.
Setelah ditentukan yang menjadi penjaga, maka sisa orangnya berbaris dengan tangan ditaruh
dipundak teman depannya, lalu berjalan melingkar melewati penjaga. Sambil berjalan
menyanyikan lagu ular naga panjangnya, hingga selesai. Jika nyanyian sudah selesai maka
penjaga menangkap satu orang dan orang yang tertangkap harus keluar dari barisan. Fungsi
dari permainan ini ialah untuk memupuk solidaritas dan kerja sama.
Permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki dan juga perempuan. Bisa dilakukan oleh
dua orang saja dan maksimal lima orang, untuk memainkannya harus menunggu giliran dan
jika banyak yang bermain maka akan lama menunggunya. Cara bermainnya dengan
menggambar kotak-kota. Permainan ini dimainkan dilapangan yang terang agar mudah
menggambar kotak-kotaknya. Ada sembilan kotak yang terdiri dari tiga buah kotak
horizontal, lalu disambung tiga kotak vertikal, setelah itu tambah satu kotak diatasnya dan
terakhir dua kotak dihorizontal. Satu persatu pemain melompati kotak tersebut dari awal
hingga terakhir. Melompatnya harus menggunakan satu kaki, jika kaki terjatuh maka harus
menaruh batu disalah satu kotak terakhir sebagai tanda untuk mengawali giliran. Fungsi dari
permainan ini ialah melatih ketangkasan, keuletan, kemahiran melompat, dan tentu untuk
memupuk rasa solidaritas dengan sesama.
11. Permainan Congklak
Permainan ini menggunakan biji congklak yang terbuat dari cangkang karang tapi ada
juga yang menggunakan batu, lalu menggunakan papan congklak yang berisi 16 lubang.
Pemain dalam permainan ini biasa dilakukan oleh anak perempuan dan tidak menutup
kemungkinan dimainkan juga oleh anak laki-laki. Permainan ini hanya bisa dilakukan oleh
dua orang saja. Biji congklak berisi 98 buah dan papan congklak ada yang terbuat dari plastik
namun juga ada yang dari kayu. Awal memainkan permainan ini dengan suit menentukan
siapa yang jalan dulan, lalu jika ada yang menang maka pemain harus mengambil semua biji
dari salah satu lubang dan biji tersebut diisi satu persatu ke lubang yang sudah ditentukan,
dari kiri atau kanan sampai biji habis dan setelah itu ambil lagi semua biji dari tempat terakhir
biji diletakkan. Begitu seterusnya hingga siapa yang mendapat biji paling banyak itulah
pemenangnya. Fungsi dari permainan ini ialah melatih kemampuan menghitung,
ketangkasan, dan strategi bermain anak.
Pemainnya ialah anak laki-laki dengan jumlah pemain lebih dari dua orang. Fungsi
dari permainan ini ialah untuk melatih konsentrasi dan ketangkasan tangan dalam menembak.
Permainan ini terbuat dari bambu yang kuat agar tidak gampang pecah. Setelah itu bambu
dibagi menjadi dua kemudian buat peluru menggunakan kertas yang dilitikan dan dibuat
seperti bola. Kemudian tambahkan daun pandan agar suaranya menjadi nyaring. Seteah
semua bahan tersedia, lakukan penembakan ke arah lahan kosong.fungsi dari permainan ini
ialah melatih ketangkasan, konsentrasi, dan untuk pengembangan solidaritas dengan sesama.
Permainan ini adalah permainan zaman kuno yang masih ada hingga saat ini.
Pemainnya biasa dilakukan oleh anak laki-laki dan jumlah pemainnya lebih dari dua orang,
sebenarnya lebih seru bila dilakukan oleh banyak orang. Fungsi dari permainan ini ialah
untuk melatih ketangkasan kekuatan tangan dalam melempar gasing, kreativitas, dan
menumbuhkan rasa solidaritas. Bentuknya seperti bola yang ditengahnya terdapat tali yang
dililitkan dan diikat pusatnya. Jika tali dilempar dengan benar maka gasing berputar dengan
seimbang. Permainan ini tidak sulit namun butuh kekuatan untuk melemparnya, karena jika
ragu untuk melempar maka gasing bisa cepat jatuh.
Berikutnya permainan layangan yang merupakan salah satu dari permainan tradisional
dan masih ada sampai saat ini. Pemainnya ialah anak laki-laki dan bisa perempuan, bisa juga
remaja dan orang tua. Jumlah pemainnya ialah lebih dari dua orang atau ramai-ramai dan
permainan ini dimainkan di lapangan yang luas. Layangan dibuat dari kertas yang dibentuk
sesuaikesukaan masing-masing dan tengah ujungnya diikatkan tali lalu diterbangkan keudara
melalu bantuan dari seorang teman yang memegang. Fungsi dari permainan ini ialah untuk
melatih kreativitas anak dalam pembuatan laying-layang, melatih strategi bermain, dan
memupuk rasa solidaritas dengan sesama teman bermain.
15. Permainan Sepak Bola
Permainan ini pada zaman dahulu biasa dimainkan oleh anak laki-laki dengan
menggunakan bahan karet atrau kertas yang dibentuk menterupai bola. Permainan ini
dilakukan oleh sebelas orang. Tetapi jumlah pemain tidak ditentukan harus berapa,
tergantung ada berapa orang yang ikut main. Dibagi dua kelompok dan satu orang sebagai
penjaga gawang. Fungsi dari permainan ini ialah mengembangkan solidaritas,
kecepatan,ketangkasan, strategi, dan keuletan dalam menggiring dan mencetak gol pada
gawang lawan. Cara memainkannya dengan menendang bola menggunakan kaki dan bola
harus masuk ke gawang lawan.
Dahulu anak laki-laki sangat senang bermain mobil-mobilan. Ada banyak jenis mobil-
mobilan, mereka biasanya membuatnya dari berbagai macam bahan seperti, kayu atau bekas
kulit buah jeruk Bali. Karena, pada zaman dahulu belum ada teknologi canggih untuk mobil-
mobilan. Perminan ini bisa dimainkan oleh sekelompok anak laki-laki dengan
mobilnyamasing-masing yang dibuat sedemikian rupa dan fungsi dari permainan ini ialah
untuk mengembangkan kreativitas dan solidaritas anak-anak.
Permainan ini adalah permainan perempuan, dan bisa dilakukan oleh dua orang lebih.
Fungsi dari permainan ini ialah untuk mengembangkan dan melatih keuletan dan potensi
anak perempuan dalam memasak. Cara bermainnya cukup mudah, ada yang menjadi ibu,
anak, dan tamu yang hadir untuk mencicip masakan dari sang ibu. Permaiana ini persis
dengan kehidupan sehari-hari, bahan-bahan yang digunakan berupa tumbuhan yang tumbuh
di alam sekitar. Dibandingkan dengan permainan masak-masakan zaman sekarang tentunya
jauh lebih modern, peralatan main masak-masakan anak modern sudah banyak tersedia,
seperti kompor, wajan, dan sebagainya.
Permainan ini biasanya hanya dilakukan oleh anak-anak di bulan menjelang puasa.
Permainan ini juga biasa disebut meriam karena didengar dari suaranya yang cukup keras.
Permainan ini biasanya dimainkan dengan berkelompok, banyaknya kelompok tergantung
dengan jumlah meriam yang ada. Jumlah pemain dalam sebuah meriam dalam permainan ini
tiga orang, cara memainkannya cukup menyediakan bensin atau minyak tanah yang dioleskan
pada sepotong kayu kemudian dibakar dan diletakan pada lubang kecil bagian belakang
meriam agar menghasilkan bunyi. Fungsi dari permainan ini ialah untuk mengembangkan
kreativitas, keuletan, dan meningkatkan solidaritas dengn teman bermain. Permainan ini kini
sudah jarang dimainkan oleh anak-anak apalagi di zaman yang sudah modern seperti
sekarang ini.1
1
https://www.kla.id/jenis-permainan-tradisional-yang-mampu-mengalahkan-gadget, 23 September
2020.
19. Permainan Balap Karung
Permainan ini adalah salah satu permainan yang sering dilombakan hampir di setiap
daerah ketika memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia setiap tahunnya. Balap karung
sering dimainkan oleh anak-anak pada acara-acara keramaian atau perayaan di sekolah dan di
kampong-kampung. Seiring perkembangan zaman, balap karung kini juga dimainkan oleh
orang dewasa. Jumlah pemainnya antara empat samapi enam orang, baik dalam bentuk
kelompok dengan anggtoa maksimal dua orang maupun perseorangan. Permainan ini tidak
membutuhkan tempat yang luas dan dapat dimainkan di mana saja, asalkan di atas tanah, bisa
di pekarangan rumah atau di tanah lapang. Fungsi dari permainan ini ialah melatih kerjakeras,
kerjasama, dan sportivitas.
Permainan ini juga salah satu permainan popular pada perayaan Hari Kemerdekaan
Indonesia dan hampir setiap daerah menyelenggarakannya. Permainan ini menggunakan
pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oli, di bagian atas pohon digantungkan
berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkannya dengan memanjat
batang pohon yang licin. Fungsi dari permainan ini ialah melatih akal, kerja sama, kreativitas,
ketangkasan dan kerja keras setiap individu. Pemain dalam permainan ini berjumlah tiga
sampai enam orang perkelompok.
Permainan ini mirip dengan permainan suit tetapi bedanya hanya kedua anak yang suit
menjulurkan jari tangannya, yakni ibu jari, telunjuk, dan kelingking. Sedangkan jari tengah
dan jari manis ditekuk. Setelah itu, setiap pemain bergantian menunjuk mana yang harus
ditekuk hingga tinggal dua jari terakhir. Dengan begitu hasilnya menunjukkan siapa yang
menang. Fungsi dari permainan ini ialah untuk mengasah stratergi dan menciptakan
keakraban yang lebih erat dengan teman bermain. Jumlah pemainnya hanya dua orang secara
berpasang-pasangan, bisa dimainkan di berbagai tempat dan permainan ini bisa dimainkan
setiap waktu senggang.
Permainan ini sangat mudah dilakukan, pemainnya hanya mengunakan nafas yang
dihembuskan ke arah karet menuju ke sebuah lingkaran yang telah dibuat. Namun
sebelumnya karet tersebut harus dilemparkan ke lingkaran dengan menggunakan kaki.
Permainan ini bisa dimainkan dua orang dan bisa lebih, permainan ini biasa dilakukan di
siang hari setelah lelah dari kegiatan harian. Fungsi dari permainan ini ialah untuk melatih
ketangkasan, strategi, kreativitas, dan menumbuhkan solidaritas.
23. Permainan Sogok Ontong
Permainan ini dilakukan oleh dua orang menggunakan karet gelang. Cara bermainnya
pertama dilakukan suit untuk menentukan urutan bermain lebih dulu, setelah mendapat
pemenang suit maka yang menang mendapat giliran pertama. Selanjutnya, para pemain
bersama-sama menentukan jumlah karet dilanjutkan dengan pemenang suit yang bermain
pertama meletakkan jumlah karet yang sudah ditentukan pada telapak tangan yang
mengadah ke atas. Setelah itu, pemain mengayunkan telapak tangannya ke atas seraya
membalikkannya hingga semua karet tertumpuk di punggung tangan dan pemain lawan
menentukan jari yang dimainkan kemudian pemain tersebut menangkap karet dengan jari
yang ditentukan oleh pemain lawan tadi. Karet yang tersanggkut di jari yang ditentukan
menjadi milik pemain. Funsi dari permainanini ialah untuk mengasah ketangkasan,
kepemimpinan, kreativitas, strategi, wawasan, dan keharmonisan dalam berteman.
IV. PENUTUP
Setiap anak harus mencicipi masa di mana ia harus bermain dengan teman-teman
sebayanya untuk mengawali proses pertumbuhannya di tengah-tengah lingkungan sekitar
menuju proses pertumbuhan selanjutnya. Seorang anak perlu dan harus memiliki pengalaman
bermain dengan sesamanya agar dapat mengalami bagaimana rasanya masa kanak-kanak
yang pada umumnya dirasakan oleh setiap anak, yakni kenikmatan kegembiraan bermain
sambil bersenang-senang ria dengan sesamanya. Oleh karena itu perlu setidaknya
meluangkan waktu untuk anak-anak bermain permaianan yang disukainya bersama teman-
teman sebayanya dan tidak mengekang dirinya dengan berbagai aturan melainkan
membiarkannya berekspresi lewat permainan-permainan yang disukainya.
Dalam setiap daerah tentunya memiliki berbagai macam jenis permainan, khususnya
permainan-permainan tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam daerah tersebut.
Anak-anak pada zaman dahulu tentu sangat mengenal jenis-jenis permainan tradisional yang
memiliki kekhasan tersendiri dalam memainkannya berbeda dengan anak-anak pada zaman
modern ini yang notabene sudah dipengaruhi oleh perkembangan zaman, di mana ketika
hendak bermaian permainan tinggal mencarinya di gadget sebagai sumber permaianan-
permainan yang disukai dan sayangnya permainan tersebut bukanlah permaianan tradisional
seperti yang dimainkan oleh anak-anak pada zaman dulu. Karena perkembangan zaman inilah
permainan tradisional mulai mengalami kepunahan, pada zaman yang sudah modern ini
permainan-permainan tradisional tersebut telah jarang dimainkan dan hanya tinggal sedikit
saja permainan yang masih diingat dan dimainkan itu pun kalau masih dimainkan.
Punahnya permainan-permainan tradisional pada zaman modern ini menjadi tugas dan
tanggung jawab kita semua untuk kembali melestarikan dan memperkenalkan kepada anak-
anak zaman modern ini agar mereka dapat mengenal kembali berbagai macam jenis
permainan tradisional dan anak-anak di generasi selanjutnya juga dapat mengetahui apa saja
permainan-permainan tradisional yang dahulu pernah ada dan menjadi permaianan yang
menyenangkan sekaligus menggembirakan bagi anak-anak zaman dulu.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Aisyah Faid. Perkumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia. Jakarta Timur: Cerdas
Huri Yani (ed.). Permainan Tradisional Anak Negeri. Jakarta: Balai Pustaka, 2019.
https://www.kla.id/jenis-permainan-tradisional-yang-mampu-mengalahkan-gadget.
Mulyana, Yusep dan Lengkana, Anggi setia. Permainan Tradisional. Bandung: Salam Insan
Turangan Liliy et al. Seni Budaya dan Warisan Indonesia Olahraga dan Permainan. Jakarta:
Huri Yani (ed.). Permainan Tradisional Anak Negeri. Jakarta: Balai Pustaka, 2019.