5 Macam LP Jiwa
5 Macam LP Jiwa
Berduka disfungsional
1
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
b. Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan berduka
disfungsional.
2
3.2. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang
ke rumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari
sesuai kemampuan
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan
kemampuan
Tindakan :
5.1. Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP Bandung. 2000
3
LAPORAN PENDAHULUAN
4
III. Pohon Masalah
Risiko perubahan persepsi sensori : halusinasi….
5
Data yang perlu dikaji:
1) Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
2) Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko perubahan persepsi sensori : halusinasi… berhubungan dengan
menarik diri
2. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
6
3.1. Diskusikan keuntungan bergaul dengan orang lain
3.2. Bantu mengidentifikasikan kemampuan yang dimiliki untuk bergaul
4. Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap : klien-perawat,
klien-perawat-klien lain, perawat-klien-kelompok, klien-keluarga
Tindakan :
4.1. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan klien jika mungkin
perawat sama
4.2. Motivasi/temani klien untuk berkenalan dengan orang lain
4.3. Tingkatkan interaksi secara bertahap
4.4. Libatkan dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi
4.5. Bantu melaksanakan aktivitas setiap hari dengan interaksi
4.6. Fasilitasi hubungan klien dengan keluarga secara terapeutik
5. Klien dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan dengan orang
lain
Tindakan :
5.1. Diskusi dengan klien setiap selesai interaksi/kegiatan
5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien
6. Klien mendapat dukungan keluarga
Tindakan :
6.1. Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui
pertemuan keluarga
6.2. Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi
3. Jakarta : EGC. 1998
2. Keliat BA. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1.
Jakarta : EGC. 1999
3. Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang
: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
4. Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP Bandung. 2000
7
5. Boyd MA, Nihart MA. Psychiatric Nursing : Contemporary
Practice. Philadelphia : Lippincott-Raven Publisher. 1998
8
LAPORAN PENDAHULUAN
9
IV. Pohon Masalah
10
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2) Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
11
4. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Tindakan :
Anjurkan klien mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa
dilakukan
Tanyakan apakah dengan tindakan seperti itu dapat menyelesaikan masalah
5. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
Tindakan :
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan
Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan
Tanyakan apakah klien ingin mempelajari cara baru yang sehat
6. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon
terhadap kemarahan
Tindakan :
Beri pujian jika mengetahui cara lain yang sehat
Diskusikan cara lain yang sehat. Secara fisik : tarik napas dalam jika sedang
kesal, berolahraga, memukul bantal/kasur
Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung
Secara spiritual : berdoa, ibadah, memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran
7. Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan
Tindakan :
Bantu memilih cara yang paling tepat
Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih
Bantu mensimulasikan cara yang telah dipilih
Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi
Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel/marah
8. Klien mendapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuan
keluarga
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
9. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)
Tindakan :
12
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping)
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu)
Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart GW, Sundeen SJ. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
2. Aziz R, dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
3. Tim Direktorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1.
Bandung : RSJP Bandung. 2000
4. Roesdiharjo. Profil kesehatan Indonesia. Disampaikan pada symposium nasional
pencegahan terjadinya korban kejahatan. Jakarta
13
LAPORAN PENDAHULUAN
14
lain dan lingkungan yang ditandai dengan tindakan amuk atau kekerasan yang
dilakukan klien.
15
d) Disorientasi
3. Isolasi sosial : menarik diri
Data yang perlu dikaji:
1) Data obyektif
Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul, menyendiri, berdiam diri di kamar,
banyak diam
2) Data subyektif
Sukar didapat jika klien menolak komunikasi, kadang hanya dijawab
dengan singkat ya atau tidak.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi
2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan
menarik diri.
16
perawat percaya klien mendengar suara itu, tetapi perawat tidak
mendengarnya. Katakan bahwa perawat akan membantu
Diskusi tentang situasi yang menimbulkan halusinasi, waktu, frekuensi
terjadinya halusinasi serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi
Dorong untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi
3. Klien dapat mengontrol halusinasinya
Tindakan :
Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi
Diskusikan manfaat cara yang digunakan klien dan cara baru untuk
mengontrol halusinasinya
Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan
orang lain bila muncul halusinasi, melakukan kegiatan, mengatakan
pada suara tersebut “saya tidak mau dengar”
Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih/dilakukan
Beri kesempatan melakukan cara yang telah dipilih dan beri pujian jika
berhasil
Libatkan klien dalam TAK : stimulasi persepsi
4. Klien dapat dukungan dari keluarga
Tindakan :
Beri pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala,
cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau
kapan perlu mendapat bantuan
Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
5. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, efek dan efek samping
minum obat
Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama pasien, obat,
dosis, cara, waktu)
Anjurkan membicarakan efek dan efek samping obat yang dirasakan
Beri reinforcement positif klien minum obat yang benar.
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
2. Keliat Budi Ana, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC,
1999
3. Aziz R, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo, 2003
4. Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung,
RSJP Bandung, 2000
18
LAPORAN PENDAHULUAN
19
III. Pohon Masalah
Kerusakan komunikasi verbal
20
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.
V. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan Perubahan isi pikir: waham
2. Perubahan isi pikir: waham berhubungan dengan harga diri: harga diri rendah
21
3.5 Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan
wahamnya.
4. Klien dapat berhubungan realitas
Tindakan :
4.1. berbicara dengan klien dalam konteks realitas
4.2. sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok: orientasi realitas
4.3. berikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien
5. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan :
5.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien
5.2 Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
5.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah
5.4 Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga
6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)
Tindakan :
6.1 Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan
efek samping)
6.2 Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat,
dosis, cara dan waktu)
6.3 Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
DAFTAR PUSTAKA
Azis R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gondoutomo. 2003
Boyd MA, Hihart MA. Psychiatric nursing : contemporary practice. Philadelphia :
Lipincott-Raven Publisher. 1998
Keliat BA. Proses kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC. 1999
Stuart GW, Sundeen SJ. Buku saku keperawatan jiwa. Edisi 3. Jakarta : EGC. 1998
Tim Direktorat Keswa. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP Bandung. 2000
22
23