Anda di halaman 1dari 9

Manajemen

Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno management, yang memilki arti seni


melaksanakan dan mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni
tentang upaya untuk memanfaatkan semua daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
secaraefektif dan efisien.

Prinsip manajemen
1. Pembagian kerja
Disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga kerja berjalan efektif.
2. Wewenang dan tanggung jawab
Untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang diikuti pertanggungjawaban.
3. Disiplin
Merupakan perasaan taat dan patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab.
4. Kesatuan pengarahan
Dalam melaksanakan tugas – tugas dan tanggung jawabnya, diarahkan menuju
sasarannya.
5. Mengutamakan kepentingan organisasi diatas kepentingan sendiri
6. Pengajian pegawai
Gaji atau upah pegawai merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya
kelancaran dalam bekerja.
7. Pemusatan
Pemusatan wewenang akan menimbulkan pemusatan tanggung jawab dalam suatu
kegiatan.
8. Hirarki ( tingkatan )
Pembagian kerja tugas sesuai dengan jabatan yang dimiliki.
9. Keadilan dan kejujuran
Merupakan syarat utama terkait dengan moral

Fungsi manajemen
1. Perencanaan ( planning )
Kegiatan ini adalah menyusun rencana, yang akan dikerjakan dsesuai dengan sumber
yang dimiliki.
2. Pengorganisasian ( Organizing )
Berarti menciptakan suatu struktur dengan bagian yang terintegrasi. Tujuan membagi
suatu kegiatan besar menjadi kegiatan yang lebih kecil serta mempermudah manager
dalam melakukan pengawasan untuk pelaksanaan tugas.
3. Menggerakkan ( Actuating )
Tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai
sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha organisasi.
4. Pengawasan ( Controling )
Merupakan tindakan untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu kegiatan yang
mengarah demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

A. Manajemen Sumber Daya Manusia


1. Pengertian
Manajemen sumber daya manusia terdiri dari empat suku kata, yaitu manajemen,
sumber, daya, dan manusia. Dimaksudkan dengan manajemen sumber daya manusia
adalah proses pengendalian berdasarkan fungsi manajemen terhadap daya yang
bersumber dari manusia.
Kegiatan manajemen sumber daya manusia, atau disebut juga manajemen ketenagaan
di rumah sakit dapat meliputi berbagai proses seperti penerimaan pegawai, penempatan
pegawai, kompensasi kerja, pengembangan mutu dan karier pegawai serta akhirnya
penghentian kerja di rumah sakit. Hubungan manajemen dengan sumber daya manusia,
merupakan proses usaha pencapaian tujuan melalui kerja sama dengan orang lain. Ini
berarti menunjukan pemanfaatan daya yang bersumber dari orang lain untuk mencapai
tujuan.

2. Ruang lingkup
Koonz H dan Weirich H dalam buku Essential of management (1990) menyebutkan
bahwa ruang lingkup manajemen ketenagaan meliputi :
a. Analisis kini dan masa datang tentang kebutuhan tenaga
b. Recruitment
c. Seleksi
d. Penempatan yang sesuai (placement)
e. Promosi Separation, atau pensiunan/pemutusan hubungan kerja Untuk menjalankan
proses ini dengan baik diperlukan kegiatan appraisal, stategi pengembangan karier
serta pendidikan dan latihan
Sloane AA dalam buku Personnel Managing Human Resource (1983) menulis ruang
lingkup manajemen ketenagaan ini mulai dari perencanaan, seleksi, pelatihan,
pengembangan evaluasi, gaji dan kompensasi lain, disiplin serta masa pensiun.
Rowland & Rowland dalam buku Hospital administrasion Handbook (1984)
membagi ruang lingkup ini lebih luas lagi, mulai dari komunikasi, recruitment,
penanganan karyawan bermasalah, motivasi, absensi dan pindah kerja, disiplin, gaji,
penilaian kinerja, pensiun dan masalahnya, produktivitas serta pembahasan tentang
serikat pekerja.  
3. Cakupan manajemen SDM
a. Proses penerimaan
Pada waktu sebuah perusahaan menempatkan suatu jabatan baru atau jabatan
yang telah ada tidak ada yang menduduki, perusahaan mencari orang yang
berkualifikasi memadai untuk mengisi kekosongan jabatan tersebut. Untuk mengatasi
hal tersebut, maka dapat mengisi kekosongan dengan mempromosikan personel yang
ada dengan persyaratan yang telah ditentukan, misalnya masa kerja, loyalitas, dan
kecakapan. Selain itu dapat pula ditempuh cara dengan membuka lowongan
pekerjaan untuk pihak luar dengan persyaratan kualifikasi tertentu yang ditetapkan.
b. Penilaian kerja
Penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah suatu proses sistematik
untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan setiap karyawan serta menemukan
jalan untuk memperbaiki prestasi mereka. (Hellriegel & Slocum : 1992). Penilaian
prestasi kerja harus dilakukan agar proses manajemen dapat berjalan secara efektif.
Sebaiknya, penilaian dilaukan terhadap kinerja yang dilakukan dan sampai sejauh
mana kinerja itu sesuai dengan standar atau tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal
ini yang di ukur adalah efektivitas kerja karyawan mendiskusikan dan menyepakati
bersama tentang tugas dan hasil apa yang harus dicapai oleh karyawan tersebut.
c. Pengembangan staf
Pada dasarnya tugas manajer adalah menyediakan menyediakan pelatihan,
teknologi yang memadai dan dukungan bagi karyawan. Pimpinan bertanggungjawab
menyediakan teknologi memadai dan pelatihan bagi karyawan. Disamping itu
pimpinan harus senantiasa memberikan dukungan selama karyawan melaksanakan
tugasnya. Secara umum kegiatan pengembangan staf dapat dilakukan dengan dua
cara utama, yaitu pengalaman pekerjaan serta pendidikan tambahan. Penghentian
kerja Seseorang dapat berhenti bekerja di rumah sakit karena pensiun sesuai
umurnya, karena kesehatan, pindah kerja di tempat lain atau karena memang
dikeluarkan.
Willian (1990) menyatakan bahwa seseorang dapat dikeluarkan dari rumah
sakit apabila melakukan tindakan yang membahayakan pasien,secara sengaja
merusak gedung, atau melakukan perbuatan amoral. Mereka yang tidak dapat bekerja
sesuai standar yang ditetapkan seyogyanya tidak dikeluarkan, melainkan dipindahkan
ke tempat lain yang lebih cocok dengan dirinya. Sebaiknya dilakukan wawancara
bagi setiap karyawan yang akan keluar dari rumah sakit apapun alasannya, yang
disebut exit interview. Wawancara ini tidak dimaksudkan untuk mendebat alasan
pegawai keluar dari rumah sakit, tetapi untuk mencari tahu penyebab sebenarnya dan
mungkin dapat memberi masukan pada manajemen sumber daya manusia di rumah
sakit selanjutnya.

B.   Manajemen Perlengkapan
1. Pengertian
Sarana dan perlengkapan pelayanan merupakan pendukung yag sangat penting bagi
terlaksananya pelayanan kebidanan kepada klien atau pelanggan. Pada dasarnya
persediaan akan mempermudah jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan
secara berturu-turut untuk memproduksi barang-barang dan menyampaikannya kepada
konsumen. Jenis-jenis peralatan dan perlengkapan pelayanan untuk melaksanakan praktek
bidan terdapat sejumlah persyaratan minimal peralatan dan perlengkapan pelayanan
kebidanan yang diatur melalui peraturan pemerintah, yang mencakup:
a. Peralatan (steril dan tidak steril, misalnya: tensimeter, stetoskop, gunting tali pusat,
dsb.)
b. Bahan habis pakai (misalnya: kapas, kain kasa, dsb.)
c. Obat-obatan (misalnya: vaksin, sedative, antibiotic, dsb)
d. Formulir-formulir dan kelengkapan administrasi (misanya: form ANC, form rujukan,
dsb)
2. Management Perlengkapan
a. Pengadaan Material
Sarana peralatan dan perlengkapan pelayanan tersebut tentu saja harus
disediakan dan diadakan agar pelayanan dapat berjalan lancar dan efektif. Untuk
pengadaan material beberapa hal yang perlu diperhatikan Perencanaan material, yang
mencakup:
1) Biaya material
Biaya material dibagi menjadi 3 kategori: Biaya pembelian material (harga
material), Biaya pemesanan, dan Biaya penyimpanan
2) Waktu pemesanan
Kapan sebaiknya waktu yang tepat dalam pemesanan sangat bergantung pada
“waktu tenggang”, yaitu jangka waktu dari sat memesan sampai dengan barang
yang dipesan diserahkan kepada anda. Bila waktu tenggangnya minimal maka
waktu pemesanan ini bisa diabaikan, tetapi untuk material yang pemesanannya
perlu waktu yang agak panjang, waktu pemesanan ini harus dioerhitungkan
dengan baik agar kita tidak kehabisan stock.
3) Jadwal material
Jadwal material diperlukan untuk memastikan barang atau material yang
diperlukan ada pada saat dibutuhkan. Jadwal material sebaiknya dibuat untuk
material-material yang vital dan penting.
b. Proses Pengadaan
Proses perencanaan material selanjutnya diikuti dengan proses pengadaan yang
meliputi
1) Mencari keterangan mengenai calon-calon supplier/pemasok (sebaiknya hindari
kondisi sumber tunggal dimana hanya ada satu supplier/pemasok saja supaya
anda tidak tergantung)
2) Meminta penawaran harga
3) Memilih supplier
4) Melakukan pemesanan
5) Melacak pengiriman
6) Menerima kedaangan material
7) Memeriksa material
8) Menyimpan material

c. Penerimaan Barang
Proses penerimaan barang merupakan salah satu titik penting dalam
pengelolaan sarana dan perlengkapan pelayanan. Sasaran penerimaan barang yang
efektif adalah untuk memastikan barang yang diterima sesuai dengan barang yang
dipesan dan dibeli dalam 4 hal:
1) Kuantitas Barang yang diterima harus sama dengan yang dipesan (tertera pada
daftar slip penyerahan), fraktur, invoice, serta sama dengan yang tercantum
dalam order pembelian.
2) Kualitas Barang yang diterima haruslah sesuai dengan yang tertera dalam
spesifikasi pembelian yang telah ditetapkan.
3) Harga Harga yang tertera dalam slip penyerahan harus sama dengan yang
tercantum dalam order pembelian yang telah dibuat sebelumnya.
4) Pemasok Barang yang diterima harus berasal dari pemasok yang sesuai dengan
yang tercantum dalam order pembelian.

Untuk menjamin ke empat hal di atas, maka langkah yang biasanya dilakukan
dalam proses penerimaan barang adalah:
1) Menghitung ulang, menimbang ulang jumlah barang yang diterima, dan
dicocokkan dengan dokumen pemesanan sebelumnya (order pembelian/fraktur)
2) Memeriksa langsung setiap barang yang diterima untuk melihat kondisi barang
tersebut di bandingkan dengan mutu barang yang seharusnya sesuai dengan
spesifikasi standar.
3) Bila ada keragu-raguan pihak penerima atas mut barang yang disampaikan, dapat
menghubungi pihak yang mengetahui persis spesifikasi barang.
4) Bila di antara barang-barang yang diterima terdapat barang rusakatau mutunya
tidak sesuai dengan yang dipesan, maka pihak penerima harus
mengembalikannya ke pihak pemasok (penjual) dengan membuat catatan
pengembalian.
5) Barang-barang yang sudah bisa diterima dibuatkan slip penerimaan barang
(biasa disebut delivery slip) sebagai tanda bukti bahwa barang tersebut telah
diterima dengan baik. Dengan adanya delivery slip pemasok (penjual) telah
berhak untuk menagih pembayaran sesuai dengan term of payment yang
disepakati bersama. Penyimpanan Barang Barang yang telah diterima harus
disimpan dengan baik, dengan tujuan:
a) Menjaga keamanan barang,
b) Menghindari pencurian atau pengambilan yang tidak terkontrol.
c) Menjaga kualitas barang, terutama untuk barang-barang yang sensitive
terhadap cuaca, cahaya, kelembaban, serta barang-barang yang memiliki
waktu kedaluarsa tertentu.
d) Beberapa barang bahkan memerlukan tempat penyimpanan khusus.
Memudahkan pengendalian, penghitungan dan pengeluarannya.
d. Mengeluarkan Peralatan
Sebuah pusat kesehatan mungkin memiliki beberapa bagian, misalnya
memiliki bangsal bersalin, ruangan pengobatan, laboratorium. Pekerja kesehatan
yang bertugas bertanggung jawab atas peralatan tersebut. Setelah dipesan, diterima,
dan dicatat dalam buku stok atau buku besar, peralatan dapat dikeluarkan untuk
digunakan bila diperlukan. Terdapat 3 prosedur administrasi yang berkaitan dengan
pengeluaran peralatan:
1) Catatan di buku besar
Bila sebuah barang dimasukkan ke buku besar persediaan, neraca barang-
barang yang ada dalam persediaan diperhitungkan dengan mengurangi jumlah
yang dikeluarkan dari jumlah total persediaan. Bila neraca menunjukkan titik
rendah tertentu, inilah waktunya untuk memesan peralatan baru. Hal ini sangat
penting: bila barang tidak dicatat dalam buku besar persediaan dan neraca
barang-barang yang ada dalam persediaan tidak diperhitungkan, akan sangat sulit
mengetahui kapan saatnya melakuka pemesanan ulang.
2) Surat atau kupon pengeluaran barang
Surat pengeluaran barang harus dimasukkan ke dalam arsip dan disimpan.
Salinannya diberikan kepada bagian yang menerima peralatan itu. Surat
pengeluaran barang adalah formulir resmi berisikan :
a) Tanggal pengeluaran
b) Apa yang dikeluarkan, berapa jumlahnya, dan nomor halamannya
dalam buku besar.  
c) Dimana akan digunakan
d) Siapa yang akan bertanggung jawab
e) Tanda tangan orang yang bertanggung jawab atas penggunaannya
f) Orang yang menandatangani surat pengeluaran barang bertanggung jawab
atas perawatan peralatan atau perlengkapan.
3) Catatan inventaris
Inventaris adalah daftar barang-barang yang disimpan di suatu tempat.
Masing-masing bagian pusat kesehatan menyimpan inventaris atas peralatan
yang tidak habis pakai. Peralatan baru yang dikeluarkan harus ditambahkan
dalam inventaris yang digunakan setiap jangka waktu tertentu untuk memeriksa
persediaan peralatan yang digunakan.

e. Mengontrol dan memelihara peralatan


Untuk mengontrol dan menjaga peralatan diperlukan beberapa ketrampilan
sebagai berikut:  
1) Yakinkan staf akan pentingnya pemeliharaan peralatan
2) Yakinkan staf bahwa peralatan harus dibersihkan, diperiksa dan diatur dengan
baik, segala kerusakan harus dilaporkan segera, dan peralatan itu harus
dikembalikan ke tempat semula setelah dipakai.  
3) Gunakan daftar periksa dan jadwal periksa.  Periksa adanya ketidakcocokan dan
carilah penyebabnya.

Sumber :

Juran, J.M.. 1995. Merancang Mutu,  PT. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.


Rothery, Brian. 1995. Analisis ISO 9000, PT. Pustaka Binaman Pressindo: Jakarta.
Syafrudin, 2010. Organisasi manajemen Pelayamam Kesehatan. Trans info Media: Jakarta.
Manajemen Sumber Daya Manusia. 2004. Departemen Kesehatan: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai