Anda di halaman 1dari 16

REORIENTASI PERAN POLRI DALAM PENANGANAN

KONFLIK SOSIAL DARI PERSPEKTIF PENEGAKAN HUKUM


Suparmin
Fakultas Hukum Universitas Wahid Hasyim Semarang
email :dr_suparmin@yahoo.com

Abstract

Reorientation of Police who played the role in conflict resolution must be done. Another aim is to
understand the strategies and social conflict handling mechanisms to achieve peace is in line with
the demands of law, democracy , justice and truth, as well as human rights. The research found that
the handling of social conflicts, Police as law enforcement responsible for maintaining security in the
country are required to have expertise and skills professionally and proportionately in line with the
demands of law, democracy, justice and truth, as well as human rights.

Keywords: Conflict Handling, Public Safety, Law Enforcement, And Human Rights

Abstrak

Reorientasi peran POLRI harus segera dilakukan dalam penyelesaian konflik. Tujuan lainnya adalah
memahami strategi dan mekanisme penanganan konflik sosial untuk mewujudkan perdamaian
sudah sejalan dengan tuntutan hukum, demokratisasi, keadilan dan kebenaran, serta hak asasi
manusia. Hasil penelitian ditemukan bahwa penanganan konflik sosial, POLRI sebagai penegak
hukum bertugas memelihara keamanan dalam negeri dituntut untuk dapat memiliki keahlian dan
keterampilan secara profesional dan proporsional yang sejalan dengan tuntutan hukum,
demokratisasi, keadilan dan kebenaran, serta hak asasi manusia.

Kata Kunci: Penangan Konflik, Keamanan, Penegakan Hukum, Dan Hak Asasi Manusia.

A. Pendahuluan bisa dari ketidak adilan, dan korban ketidakadilan


1. Latar Belakang itu konkrit, yaitu orang-orang miskin dan kaum
Sejak manusia ada, sejarah konflik sudah ada 1
marjinal . Untuk itu, negara mempunyai kewajiban
dari masa anak Nabi Adam hingga konflik Timur menjamin dan melindungi kehidupan seluruh
Tengah dan merambah ke Indonesia. Konflik warga negaranya.
sosial, konflik komunal, konflik horizontal, Negara Indonesia berdasarkan Undang-
kekerasan, tawur antar warga, antar suku, Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945
penganiayaan, pembunuhan, pembakaran, menjelaskan dengan tegas, bahwa Negara
kerusuhan, perampokan, penjarahan, Indonesia berdasarkan atas hukum (rechtsstaat),
ketidakadilan, politik uang dan korupsi sudah tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka
merasuk pada kehidupan sebagian masyarakat di (machtsstaat). Hal itu berarti bahwa Republik
Indonesia. Indonesia ialah Negara hukum yang demokratis
Konflik sosial membuat korban menjadi berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
trauma, adanya pengungsian dan penderitaan Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang berkepanjangan. Peristiwa-peristiwa tragis menjunjung tinggi hak asasi manusia dan
tersebut tidak bisa dilepaskan dari masalah- menjamin segala warga Negara bersamaan
masalah yang sudah melilit kelompok-kelompok kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan,
masyarakat yang dirasa bagaikan api dalam serta wajib
sekam; sumber masalah

1
1 Haryatmoko, 2003, Etika Politik dan Kekuasaan, Jakarta, Penerbit Buku Kompas, hlm.1-2

2
MMH, Jilid 43 No. 2, April 2014

menjunjung hukum dan pemerintahan dengan 2) Apakah strategi dan mekanisme penanganan
2
tidak ada kecualinya . Hal tersebut Piagam konflik sosial untuk mewujudkan perdamaian
Madinah, yang mendahului konstitusi Amerika sudah sejalan dengan tuntutan hukum,
Serikat (1787), yang dianggap sebagai konstitusi demokratisasi, keadilan dan kebenaran, serta
pertama didunia yang dipelopori Declaration of hak asasi manusia ?
Human Right (5 Juli 1775) dan Konstitusi Perancis
(1795) yang dipelopori oleh Droits de l'homme et 2. Metode Penelitian
du citoyen (Agustus 1789). Bahkan mendahului Penelitian ini tergolong dalam ranah sosio
konstitusi tidak tertulis (konvensi) Inggris yang legal researche, yang melihat hukum sebagai
disebut Magna Charta (15 Juni 1215); Terkait sebuah tatanan normatif yang
dengan itu, perumusan Deklarasi Universal Hak dioperasionalisasikan dalam kehidupan tatanan
Asasi Manusia pada tahun 1948 oleh Perserikatan sosial tertentu. Metode analisa data yang
Bangsa-Bangsa memungkinkan perkembangan digunakan adalah metode analisa SWOT.
lebih lanjut bagi gagasan hak asasi manusia. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan
Untuk mencegah konflik antar suku, antar (approach) kritis dan hermeneutic dalam hukum
agama, antar warga masyarakat, sejak pidana untuk melengkapi pendekatan juridis
Muhammad Rasulullah SAW memimpin negara di doktriner atau juridis normatif. Pendekatan
Madinah pada tahun 622 M s/d 10 H/632 M telah hermeneutic dalam studi hukum sangat penting
membuat Konstitusi Madinah atau disebut Piagam karena digambarkan sebagai perkembangan studi
Madinah untuk pencegahan konflik dan untuk teori tentang interpretasi dan system pemahaman
mewujudkan perdamaian. Piagam Madinah tentang teks perundang-undangan ' beyond
sebagai dasar untuk mewujudkan perdamaian written documents' atas dasar pengalaman
merupakan dokumen terlengkap dan tertua di ('hermeneutic' berasal dari kata 'hermes' yaitu
3
dunia. Jauh mendahului konstitusi Amerika Serikat Dewa Yunani yang menjalankan tugas sebagai
(1787) yang biasa dianggap sebagai konstitusi utusan Tuhan untuk menyampaikan dan
pertama di dunia, yang digunakan sebagai dasar menginterpretasikan kabar kepada umat manusia
4
untuk mempelopori Declaration of Human Rights. sebagai penerima, baik berita baik mupun buruk) .
Bahwa strategi penanganan konflik sosial dan
penegakan hukum secara spesifik konflik sosial 3. Kerangka Teori
dapat dicegah. Oleh karena itu, selain penangan Konflik sosial merupakan bukti sejarah yang
konflik sosial perlunya konsep pencegahan konflik hakikatnya adalah keserakahan manusia untuk
guna mencegah sejumlah besar konflik yang meraih kekuasaan. Dilain pihak konflik juga
sering terjadi di tanah air, seperti (Jawa Tengah, merupakan manifestasi harga diri sebuah bangsa,
Ambon, Poso, Lampung Selatan, Sumatra Utara, sulit disalahkan, pun sama sulitnya untuk
Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur, Bekasi Jawa dibenarkan. Untuk itu sumber hukum negara,
Barat dll) dapat diminimalis. Pancasila disamping merupakan ide dan sumber
Bertolak dari pemikiran sebagaimana hukum yang harus diwujudkan dalam kenyataan,
diuraikan pada latar belakang tersebut di atas, juga berperan sebagai “rally”, yaitu norma dasar
maka dapatlah dirumuskan beberapa yang harus menjadi alat pengukur atau penyaring
permasalahan pokok sebagai berikut : mengenai apa yang telah diterima oleh tata hukum
1) Apakah reorientasi peran POLRI yang Indonesia”. Pasal 40 Undang-Undang Nomor 7
dimainkan dalam penyelesaian konflik, sudah Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial
sejalan dengan mekanisme hukum yang Kelembagaan penyelesaian konflik terdiri atas
sudah ditetapkan ? Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pranata Adat
dan / atau Pranata Sosial, serta Satuan Tugas

2 Abdul Hakim G. Nusantara, Luhut M.P. Pangaribuan, Mas Achmad Santosa, 1986, KUHAP; Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Peraturan-
Peraturan Pelaksanaan, Jakarta, Penerbit Djambatan, hlm. 95.
3 Muchsin, 2004, Sebuah Ichtisar Piagam Madinah, Filsafat Timur, Filosof Islam Dan Pemikirannya, Bp Iblam, dalam Rachmat Taufiq Hidayat, 2003, Jakarta,
Republikan, hlm.2-5; Ringkasan isi Piagam Madinah seperti yang ditulis oleh Nourouzzaman Siddiqi, angka 9,
4 Suparmin, 2012, Model Polisi Pendamai Dari Perspektif Alternative Dispute Resolution (ADR), Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, hlm.3-4
5 Pasal 41 ayat (5) Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Penyelesaian Konflik melalui mekanisme Pranata Adat dan / atau
Pranata Sosial fasilitasi oleh Pemerintah Daerah, kabupaten/kota dengan melibatkan aparatur kecamatan dan kelurahan setempat.
5
Penyelesaian Konflik .Sejarah konflik sama tuanya kekerasan antara dua kelompok masyarakat atau
6
dengan sejarah manusia itu sendiri. Sedangkan lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan
teori konflik fungsional yang dikembangkan oleh berdampak luas yang mengakibatkan ketidak-
George Simmel, dalam Soeryono Soekanto amanan dan disintegrasi sosial sehingga
terjadinya konflik di dalam masyarakat adalah mengganggu stabilitas nasional menghambat
sesuatu yang tidak terelakkan, masyarakat pembangunan nasional (cf. Pasal 1 angka 1 UU
dipandangnya sebagai struktur sosial yang No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik
mencakup proses-proses asosiatif dan disosiatif 10
Sosial) . Untuk itu, Kepolisian dalam mengemban
tugas dan
7
yang hanya dibedakan secara analitis. Bahwa wewenang dengan mengembangkan strategi
penanganan konflik sosial, penguasa tidak boleh Kepolisian, sebagaimana dimaksud Pasal 19 ayat
diskrimansi dalam pelayanan, dan hanya berperan (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 2 Tahun
sebagai oknum elitisasi intelektual yang tidak 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
membumi dengan masyarakat, apalagi hanya Indonesia Dalam melaksanakan tugas dan
sekadar sebagai oknum yang sibuk mencari wewenangnya, pejabat Kepolisian Negara
peluang, kesempatan dalam kesempitan demi Republik Indonesia senantiasa bertindak
berdasarkan norma hukum
8
mencari keuntungan pribadi. Oleh karena itu, dan mengindahkan norma agama, kesopanan,
penguasa harus peka menjadi mitra masyarakat kesusilaan, serta menjunjung tinggi hak asasi
dalam menyelesaikan masalah-masalah yang ada manusia; dan Dalam melaksanakan tugas dan
disekitarnya. wewenang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
11
POLRI mengutamakan tindakan pencegahan” .
B. Hasil Dan Pembahasan Ketentuan tersebut telah sejalan dengan Firman
1. Peran Polri Dalam Pencegahan dan Allah dalam Al-Quran, Juz 4, Surat ke-3, ayat 110 :
Penanganan Konflik Sosial Mengindahkan "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan
Norma Hukum Dan Norma Agama untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
Dalamkehidupanbernegara, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman
keanekaragaman suku, agama, ras, dan budaya kepada Allah".
Indonesia yang berpenduduk lebih 240 juta jiwa, Untuk itu, dalam rangka pencegahan konflik
pada satu sisi merupakan suatu kekayaan bangsa sosial dan untuk mewujudkan perdamaian guna
yang secara langsung atau tidak langsung dapat terciptanya ketenteraman dan keamanan serta
memberikan kontribusi positif bagi terciptanya terselenggaranya ketertiban masyarakat, maka
kesejahteraan masyarakat. Tetapi pada sisi lain, POLRI mengutamakan pencegahan dengan
12
kondisi tersebut dapat berdampak buruk bagi mencakup etika kelembagaan dan etika
kehidupan nasional apabila terdapat ketimpangan kepribadian.
pembangunan, ketidakadilan dan kesenjangan
sosial dan ekonomi, serta ketidakterkendalian 2. Upaya Polri Dalam Penanganan Konflik
9
dinamika politik. Sosial.
Pokok bahasan dari konsep pencegahan Dengan mengacu pada strategi penanganan
konflik sosial ini, yang disebabkan dari benturan Konflik sosial oleh Pemerintah, kerangka regulasi
kepentingan selanjutnya disebut Konflik, adalah yang ada mencakup 3 (tiga) strategi:
perseteruan dan / atau benturan fisik dengan Pertama, kerangka regulasi dalam upaya

6 Langit Kresna Hariadi, 2007, Gajah Mada – Perang Bubat, Penerbit Tiga Serangkai, Cetakan Kedua, Solo, hlm. xi. Pertikaian telah terjadi sejak anak Adam
hingga konflik Timur Tengah.
7 Soeryono Soekanto, 1988, Disiplin Hukum dan Disiplin Sosial, Jakarta, hlm. 69
8 Liem Siok Lam, 2008, Mengutamakan Rakyat Wawancara Mayor Jendral TNI Saurip Kadi, Penerbit Aneka Ilmu, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, hlm.
141, 271 POLRI fungsinya dibidang penegakan hukum, keamanan, dan ketertiban masyarakat (National Order).
9 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial serangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan terencana dalam
situasi peristiwa baik sebelum, pada saat, maupun sesudah terjadi Konflik yang mencakup pencegahan konflik, penghentian konflik, dan pemulihan pasca
konflik.
10 Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial dinyatakan Satuan Tugas Penyelesaian Konflik Sosial adalah
lembaga bersifat ad hoc yang dibentuk untuk menyelesaikan Konflik di luar Pengadilan melalui musyawarah mufakat.
11 Peran Polri ditegaskan Pasal 5 Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002,
12 Pasal 10 huruf f jo Pasal 11 huruf e Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia
Pencegahan Konflik seperti regulasi mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang aman
kebijakan dan strategi pembangunan yang sensitif dan tertib dan dapat bersama-sama mewujudkan
terhadap Konflik dan upaya Pencegahan Konflik. kehidupan masyarakat tata tenterem kerta
Kedua, kerangka regulasi bagi kegiatan raharja”.
13

Penanganan Konflik pada saat terjadi Konflik yang Dikaitkan dengan hak asasi manusia, bahwa,
meliputi penghentian kekerasan dan pencegahan Pasal 71 dan pasal 72 Undang-Undang Nomor 39
jatuhnya korban manusia ataupun harta benda. Tahun 1999 tentang HAM dinyatakan setiap aparat
Ketiga, Kerangka regulasi bagi penanganan hukum (polisi, jaksa, hakim, pengacara, advokat,
pasca konflik, yaitu ketentuan yang berkaitan lapas dan rutan) sepatutnya memiliki persepsi dan
dengan tugas penyelesaian sengketa/proses pemahaman yang sama tentang hukum dan HAM
hukum serta kegiatan pemulihan, reintegrasi, dan dalam pelaksanaan tugasnya, dan sudah barang
rehabilitasi. tentu pemerintah wajib dan bertanggung jawab
Untuk memberdayakan tugas menjaga dalam perlindungan, pemajuan, penegakan,
keamanan dalam negeri dan memelihara pemenuhan, dan penghormatan hak asasi
ketertiban masyarakat dari gangguan yang akan manusia sesuai dengan peraturan perundang-
ditimbulkan oleh konflik kekerasan, maka undangan.
14

diperlukan strategi “pencegahan konflik sosial”. Dalam menjalankan perannya POLRI wajib
Oleh karena penanganan konflik sosial sangat memiliki keahlian dan ketrampilan secara
kuat dengan dimensi kolektivitas, maka peran profesional, sejalan dengan perintah Pasal 30 ayat
penegakan hukum dan ham yang dijalankan oleh (4) UUDNRI Tahun 1945 dan Pasal 5 ayat (1)
POLRI dibantu oleh TNI, dan Pemerintah sedapat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
mungkin dipadukan dengan peran-peran POLRI Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan
dengan strategi Perpolisian Masyarakat alat negara yang berperan dalam memelihara
(Community Policing) dengan mengedepankan keamanan dan ketertiban masyarakat,
penyelesaian masalah (problem solving), yakni menegakkan hukum, serta memberikan
peran pengamanan dan penertiban masyarakat, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
serta peran perlindungan, pengayoman, dan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya
pelayanan masyarakat. Polisi selain menangani keamanan dalam negeri. Sedangkan Pasal 30
terhadap kejahatan (repressive policing), polisi ayat (3) UUDNRI Tahun 1945 Tentara Nasional
harus lebih besar perhatiannya terhadap Indonesia yang selanjutnya disingkat TNI, terdiri
penanganan masalah konflik sosial dan sumber- dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
sumber konflik, dengan menganalisa problem- Udara, adalah alat negara yang bertugas
problem sosial sebagai masalah (problem oriented mempertahankan, melindungi, dan memelihara
policing). Dengan menganalisis dan pemecahan keutuhan dan kedaulatan Negara. Oleh karena
masalah secara dini timbulnya penyimpangan rakyat Indonesia sebagian terbesar juga tunduk
sosial dan konflik sosial agar dapat dicegah secara pada hukum adat, sebagaimana negara modern
dini. yang mengindahkan instrumen internasional,
POLRI sebagai garda terdepan dalam maka kehidupan hukum j uga mengindahkan
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, budaya Indonesia, sebagaimana dimaklumi
tugasnya di tengah-tengah masyarakat obyeknya pada kearifan lokal, gotong royong,
antara lain masyarakat dalam wilayah tertentu kebersamaan, musyawarah mufakat dengan
yang didiami oleh masyarakat tersebut, maka norma-norma yang terkandung nilai-nilai luhur,
potensi yang ada di masyarakat harus menjunjung tinggi martabat hak asasi manusia.
diupayakan pemanfaatannya agar dapat
didayagunakan dalam rangka untuk mencapai 3. Konsensus Nilai-Nilai Hukum Dalam
tugas pokok POLRI. Untuk itu, potensi tersebut Masyarakat
harus diupayakan dapat berpartisipasi dalam Bahwa menurut Ronny, Roscoe Pound
usaha menciptakan kondisi

13 Djunaidi Maskat H, 1993, Manajemen Kepolisian Teori dan Praktik Jilid I (Perencanaan), dilengkapi dengan berbagai contoh Format Bentuk Berbagai
Rencana, Bandung, Penerbit Sanyata Sumanasa Wira, Lembang, hlm.22
14 Chairuddin Idrus, 2011, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Tengah, Rencana Aksi Nasional HAM 2010 – 2014.
mengusulkan agar dalam masyarakat demokrasi, Allah Ta'ala nanti pada hari kiamat adalah
nilai-nilai hukum hendaknya mampu memberikan orang yang paling bermanfaat bagi sesama
jawaban mengenai pertanyaan untuk apa nilai-nilai manusia sewaktu di dunia, dan orang-orang
tersebut diterapkan. Pendirian Roscoe Pound yang nanti pada hari kiamat dekat dengan
ditangkap dan dirumuskan Tallcot Parsons dalam Allah adalah orang-orang yan
model bahwa masyarakat didasarkan pada g mendamaikan di antara sesama manusia
konsensus nilai-nilai. (yang bertengkar),”
16

Isinyaempatpernyataandasar
menggambarkan secara utuh model tersebut selanjutnya Firman Allah:
sebagai berikut : Juz 26, QS ke-49, Al Hujurat (Kamar-Kamar) ayat
a. Setiap masyarakat merupakan perwujudan 9: “Jika ada dua golongan orang-orang
dari unsur-unsur yang berlaku secara relatif. mu'min berperang maka damaikanlah
b. Setiap masyarakat merupakan perwujudan antara keduanya”
dari unsur-unsur yang terintegrasi secara
baik. selanjutnya; Juz 25 QS Surat ke 42 ayat 38 :
c. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat “Dan (bagi) orang-orang yang menerima
memberikan kontribusi kepada fungsinya di (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
dalam masyarakat itu. 17
shalat. Sedang urusan mereka (diputuskan)
d. Setiap masyarakat mendasarkan diri pada dengan musyawarah antara mereka”.
15
konsensus dari anggota-anggotanya.
Terkait dengan perdamaian, dalam
4. Mengindahkan Nilai-Nilai Agama Dan Moral Kekristenan Paus Yohanes Paulus II, masa
Dalam berkehidupan masyarakat bernegara yang kecilnya bernama “Karol Wojtyla” selama 26
berbudi pekerti luhur mengutamakan toleransi tahun berkeliling dunia untuk mengajak
antar bangsa-bangsa, antar suku-suku, antar umat umatnya melakukan perdamaian, juga berkunjung
beragama, antar warga untuk menciptakan ke Masjid Ummayad di Damascus, menggandeng
kerukunan masyarakat yang aman, saling pemimpin Palestina (waktu itu Yaser Arafat); tanpa
mengasihi. Untuk itu, supaya hidup berdampingan henti memperjuangkan perdamaian, baik di Timur
bahu membahu secara damai antara suku-suku Tengah maupun di berbagai belahan dunia yang
dan bangsa-bangsa, sebagaimana dimaksud pada masih dilanda peperangan, mengusahakan
Firman Allah, yaitu: dengan para pemimpin agama non Kristen, dan
Juz 26, QS ke-49, Al Hujurat (Kamar-Kamar) ayat mengingatkan pentingnya keluarga, yang sejuk,
13: yang penuh damai. Dalam buku “Rise, Let Us Be
“ Hai manusia, sesungguhnya kami On Our Way”, Paus Yohanes Paulus II menulis
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan “Gembala, bahwa sesama umat manusia harus
seorang perempuan dan menjadikan kamu hidup secara
18
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya berdampingan berdasarkan perdamaian. Dan
kamu saling kenal mengenal”. prajurit-prajurit bertanya juga kepadanya: “Dan
kami, apakah yang harus kami perbuat ?” Jawab
Selanjutnya diriwayatkan dari Nabi SAW., beliau Yohanes kepada mereka: “jangan merampas dan
bersabda: jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan
“Orang yang paling besar pahalanya di sisi gajimu” (Lukas 3: 14). Itulah sebabnya hukum
15 Ronny Hanitio Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghlmia Indonesia, hlm. 101
16 Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi, 1999, Tanbihul Ghafilin Nasehat Bagi Yang Lalai, Jakarta, Pustaka Amani: 366-367 Ma'mar meriwayatkan dari Az-
Zuhri, dari Humaid, dari ibunya, Ummu Kaltsum bin Uqbah, dari Nabi SAW., beliau bersabda: “tidaklah termasuk berbohong orang yang mendamaikan
orang (yang bertengkar), dimana ia mengatakan yang baik-baik atau menambahi yang baik-baik.” Mendamaikan orang (yang bertengkar) itu adalah salah
satu cabang dari cabang-cabang ilmu kenabian, sedangkan menceraikan sesama manusia adalah salah satu dari cabang-cabang ilmu sihir.
17 Alqur'an dan Terjemahannya (Revisi terbaru), 2000, Departemen Agama RI Dengan Transliterasi Arab- Latin (Rumy) , Semarang, Penerbit CV. Asy-Syifa',
hlm. 151, 1087 maksud : pada terjemahan dalam Surat Ali Imran, Qs ke 3, ayat 159 yang dimaksud “urusan” yaitu urusan peperangan/konflik dan hlm-hlm
duniawian lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lain. Dan sesungguhnya manusia diciptakan untuk saling kenal mengenal,
antar suku, antar bangsa, atau sesama golongan baik laki-laki maupun perempuan.
18 Trias Kuncahyono, 2005, Paus Yohanes Paulus II, Musyafir Dari Polandia, Jakarta,Penerbit Buku Kompas, Agustus, hlm. 126-128. Setelah wafatnya Paus
Yohanes Paulus II; Dikatakan “Syafii Maarif”, bahwa beliau merupakan salah satu pelopor perdamaian dunia “Paus merupakan tokoh dunia yang
mempunyai pengaruh luas bagi ketertiban dunia.”
kehilangan kekuatannya dan tidak pernah muncul sebelum berkumpul menjadi besar. Konflik
keadilan, sebab orang-orang fasik mengepung sosial merupakan bukti sejarah yang
orang benar; itulah sebabnya keadilan muncul hakikatnya bukti ketamakan/keserakahan
terbalik (Habakuk 1: 4). manusia untuk memperoleh kekuasaan.
Dilain pihak merupakan manifestasi harga diri
5. Pembaharuan Hukum Pidana sulit disalahkan tetapi juga sulit untuk
Resume Barda Nawawi Arief: “masalah dibenarkan. Terhadap kekuatan massa aparat
mediasi dalam perkara pidana, sudah masuk seharusnya bersifat persuasive dan edukatif,
dalam agenda pembahasan ditingkat internasional, mereka harus mengupayakan untuk
yaitu dalam Konggres PBB ke-9/1995 dan ke- mendinginkan suasana. Aparat tidak boleh
10/2000 mengenai 'Prevention of Crime and the berpihak atau diskriminasi. Tunjuk perwakilan
Treatment of Offenders' dan dalam Konferensi untuk yang berkeinginan menyampaikan
Internasional Pembaharuan Hukum Pidana sesuatu permasalahan. Gembosi massa
(International Penal Reform Conference) tahun yang akan berkumpul banyak, karena makin
19
1999” ; Terkait dan sesuai dengan prinsip banyak massa berkumpul makin besar
menghargai dan menghormati HAM, setiap kemungkinan konflik kekerasan mudah terjadi
anggota POLRI dalam melaksanakan tugas dan untuk itu massa makin sulit dikendalikan,
mempunyai kewajiban untuk oleh karena itu pecah kekuatan
21
menerapkan perlindungan dan penghargaan massa. Tindakan tegas, harus melalui
kepada instrumen internasional dan HAM tahapan, sesuai dengan Prosedur tetap.
sekurang- kurangnya: Sebelum konflik sosial terjadi, Pemerintah
1) Menghormati martabat dan HAM setiap orang; Daerah mengedepankan pencegahan dengan
2) Bertindak secara adil dan tidak diskriminatif; pembentukan Pranata Adat/Pranata Sosial
3) Berperilaku sopan; yang lahir dari nilai-nilai yang ditaati oleh
4) Menghormati norma agama, etika, dan susila; masyarakat dan diakui keberadaannya,
dan sehingga kekuatan pengaruhnya akan sangat
5) Menghargai budaya lokal sepanjang tidak besar dalam pencegahan konflik sosial
20
bertentangan dengan hukum dan HAM tersebut. Sebagian besar pemain mempunyai
pemikiran, bahwa ini merupakan suatu
6. Analisa SWOT interaksi atau hubungan sosial yang tidak
Bahwa, guna menyelesaikan masalah dipisahkan.
(problem solving) dan untuk intensitas keamanan b. Weakness/kelemahan dalam pembuatan
dalam neger untuk memantapkan keamanan tanggul pencegah banjir akan timbul
dalam negeri guna mendukung pembangunan ancaman bahaya bencana banjir kedalam
nasional, perlu pembahasan strategi penangan kota atau pemukiman, yang mengakibatkan
konflik, didasarkan pada analisa SWOT mengenai “air bah” dahsyat sehingga menimbulkan
: Strength /kekuatan, Weakness /kelemahan, korban jiwa, harta benda, dan ketakutan
opportunity/ peluang, dan Threat/ancaman konflik warga masyarakat. Begitu pula kelemahan
sosial, yaitu sebagai berikut: deteksi dini (early warning) pada strategi
a. Strength/kekuatan; Bahwa kekuatan massa konflik sosial, dapat dengan mudah
yang semakin besar akan semakin sulit timbulnya gangguan keamanan dan
dikendalikan. Makin besar massa berkumpul ketertiban masyarakat berupa pengrusakan,
semakin besar kemungkinan konflik sosial pembakaran, penjarahan, dan
akan terjadi. Untuk mengurangi kekuatan penganiayaan oleh massa. Lemahnya
massa, pecah kekuatan massa menjadi penegakan hukum dan ham, maka dapat
bagian-bagian kecil atau gembosi massa dengan mudah menimbulkan ketidak
percayaan masyarakat kepada aparat,
19 Barda Nawawi Arief, 2007, Mediasi Penal (Penal Mediation) Dalam Penyelesaian Sengketa/Masalah Perbankan Beraspek Pidana di Luar Pengadilan)
dalam Kapita Selekta Hukum, Menyambut Dies Natalis Ke-50 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Penerbit Fakultas Hukum Undip, Semarang,
hlm.13-17 Karena mediasi penal terutama mempertemukan antara pelaku dengan korban.
20 Bambang Hendarso Danuri, 2009, Pasal 8 Perkap Nomor 8 Tahun 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia Dalam
Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia, Jakarta, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 150.
21 Susilo Bambang Yudhoyono, 2013, Presiden Republik Indonesia, Semarang, Suara Merdeka, Selasa, 8 Januari 2013, hlm. 2 Istana Bogor (7/1/2013),
sehingga warga masyarakat suka main hakim ditingkatkan peran masing-masing di
sendiri, premanisme, penjarahan harta benda. lapangan agar selalu bersama-sama tokoh
Konflik sosial dengan kekerasan antara lain: masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda
tawur warga, tawuran pelajar, menimbulkan untuk menciptakan ketenteraman dan
ke ka ca u a n , ke ta ku ta n , ke ba ka r a n , 24
kedamaian . Dalam pencegahan konflik
penganiayaan, pengungsian dan situasi sosial (aparat) di lapangan yang terdiri dari
mencekam. Untuk mengantisipasi kelemahan Bhabinkamtibmas, Babinsa, aparat
tersebut, maka kedekatan Bhabinkamtibmas, desa/kelurahan (Kepala Kelurahan/Desa,
RW, atau RT) dengan
22
Babinsa, Perangkat Kelurahan (RT, RW, pemuka agama, tokoh masyarakat, kaum
Kepala Desa/Kelurahan) dengan warga intelektual, wira usaha, tokoh pemuda untuk
masyarakat supaya terjalin intensif sehingga membentuk pranata adat dan / atau pranata
terjadi komunikasi dua arah yang baik dalam sosial untuk menciptakan ketenteraman dan
rangka meningkatkan situasi Kamtibmas yang kedamaian.
kondusif.
23
d. Threat/ancaman konflik sosial, tidak hanya
c. Opportunity/peluang, bahwa kesempatan/ dapat menimbulkan kekerasan, suasana
peluang pertama “aksi nyata kerukunan” mencekam, perasaan takut secara meluas
pejabat Kepala Satuan Wilayah (Kasatwil), y atau menimbulkan korban harta benda,
aitu: Kapolrestabes/Kapolres hilangnya nyawa, tetapi konflik juga
, Dandimtabes/Dandim, dan Pemkab / memecah belah persatuan dan kesatuan,
Pemkot dan unsur-unsur militer, tokoh antar kawan, antar kelompok, (baik rakyat
masyarakat, pemuka agama mengadakan maupun elit politik) memerosotkan moral
kegiatan olah raga bersama, atau bangsa, menurunkan prestasi generasi
kegiatan sosial kemasyarakatan (duduk muda dan lain sebagainya. Konflik,
satu meja) lainnya, secara terus merupakan ancaman yang mengakibatkan
menerus/berlanjut untuk menciptakan kerusakan atau kehancuran rumah-rumah
situasi ketenteraman yang diikuti o l e h a p a warga, fasilitas umum, kebakaran,
r a t l e v e l p a l i n g b a w a h penganiayaan, dan apabila konflik sosial
(Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Kepala tidak dicegah maka akan terjadi bentrokan
Desa) pada kesempatan pertama juga harus massa yang lebih besar sehingga sulit
memberikan kesempatan kepada pemuka dikendalikan yang dapat mengakibatkan
agama, tokoh pemuda dan masyarakat untuk trauma psikis, ketakutan dan terganggunya
duduk bersama-sama (duduk satu meja) ketenteraman umum sehingga
membicarakan pentingnya pencegahan menghambat cita-cita Pembangunan
konflik dan kejahatan, supaya keamanan dan Nasional yaitu menuju masyarakat adil
ketertiban masyarakat selalu kondusif dan makmur, tata tenteram kerta raharja.
kehidupan terasa tenteram dan damai;
Lemahnya kehadiran aparat ke desa- C. Simpulan dan Saran
desa/kampung-kampung maka secara tidak Berdararkan uraian di atas, maka dapat
langsung telah memberikan peluang kepada disimpulkan bahwa strategi dan mekanisme
pemain, untuk terjadinya kejahatan dan penyelesaian dan pencegahan konflik dengan cara
konflik sosial. Oleh karena itu, untuk musyawarah untuk mewujudkan perdamaian
menghilangkan kesempatan dan niat pemain sudah sejalan dengan ketentuan hukum, yaitu
(provokator) yang dapat menimbulkan sebagai berikut: Tidak bertentangan dengan suatu
terjadinya konflik berdarah, maka aturan hukum, Selaras dengan kewajiban hukum
mekanisme dan prosedur operasional dalam yang mengharuskan tindakan tersebut dilakukan,
upaya pencegahan konflik sosial oleh aparat Harus patut, masuk akal dan termasuk dalam
(TNI, POLRI, Pemerintah Desa) terhadap lingkungan jabatan, Pertimbangan yang layak
kehidupan masyarakat, perlu berdasarkan

231
22 Elan Subilan, Drs. SH., MM KOMBES POL, Kapolrestabes Semarang, awal 2013, Januari 14, Warta Jateng, hlm.: 2;
23 Langgeng Purnomo, SIK, MH., AKBP, Kapolres Grobogan, Suara Merdeka, Sabtu, 5 Januari 2013, Kedung Sapur, 31,
24 Asep Jenal Ahmadi, Kapolres Kendal, 2013,; Aksi nyata kerukunan bersama dengan Damdin Kendal Letkol Inf Tyas Koesharjadi, Suara Merdeka, Sabtu, 5
Januari 2013, Kedung Sapur 31,

230
keadaan memaksa; dan Menghormati hak asasi Undip, Semarang.
manusia. Danuri, Bambang Hendarso, 2009, Pasal 8 Perkap
Konsep strategi pencegahan dan penangan nomor 8 tahun 2009 tentang Implementasi
konflik sosial perlu regulasi yang mencakup 3 (tiga) Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia
strategi : Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian
1. kerangka strategi dalam upaya pencegahan Negara Republik Indonesia, Jakarta: Berita
konflik. Negara Republik Indonesia Tahun 2009
2. kerangka regulasi bagi penanganan pada saat Nomor 150.
konflik terjadi meliputi penghentian konflik Haryatmoko, 2003, Etika Politik dan Kekuasan,
kekerasan, dan pencegahan jatuhnya korban Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
jiwa dan harta benda. Idrus, Chairuddin, 2011, Kepala Kantor Wilayah
3. kerangka regulasi bagi penanganan pasca Kementerian Hukum dan HAM Jawa
konflik, yang berkaitan dengan tugas Tengah, Rencana Aksi Nasional HAM
penyelesaian sengketa, proses hukum, serta 2010
kegiatan pemulihan, reintegrasi, rehabilitasi – 2014). Sebagai Strategi Nasional untuk
pemulihan keamanan. Mewujudkan Implementasi HAM dalam
Penegakan Hukum, Disampaikan pada
Berdasarkan simpulan tersebut, maka Lokakarya HAM Mapolda Jawa Tengah,
disampaikan saran sebagai berikut : Semarang.
1. Perlunya mengaktifkan kehadiran Polri / Kuncahyono,Trias, Paus Yohanes Paulus II,
Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan perangkat Musyafir Dari Polandia, Jakarta: Penerbit
desa ke desa-desa/kelurahan-kelurahan Buku Kompas, Agustus, 2005: 126-128.
secara terus menerus, berwawasan kemitraan Madjid, Nurcholish, 1992, Islam Doktrin dan
dan kesetaraan dengan masyarakat dan Peradaban, Sebuah Telaah Kritis Tentang
tokoh agama, tokoh masyarakat untuk diajak Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan
duduk satu meja secara bersama-sama K e m o d e r e n a n , Ya y a s a n Wa k
dalam mencegah dan menangani terjadinya a f Paramadina, Jakarta: PT. Tempirit
konflik atau gangguan keamanan. Maskat H, Djunaidi, 1993, Manajemen Kepolisian
2. Perlunya deteksi dini (early warning) untuk Teori dan Praktik Jilid I (Perencanaan),
mengenali sumber-sumber penyebab konflik dilengkapi dengan berbagai contoh Format
sosial yang dapat menimbulkan terjadinya Bentuk Berbagai Rencana, Lembang,
konflik kekerasan. Bandung: Penerbit Sanyata Sumanasa
3. Perlunya menyampaikan informasi dua arah Wira,
dengan pendekatan keamanan dan ketertiban Muchsin, 2004, Sebuah Ichtisar Piagam Madinah,
masyarakat berwawasan perdamaian untuk Filsafat Timur, Filosof Islam Dan
menenteramkan situasi keamanan. Pemikirannya, Bp Iblam, dalam Rachmat
Taufiq Hidayat, 2003, Jakarta: Republikan.
DAFTAR PUSTAKA Nickel, James W., 1996, Hak Asasi Manusia
Refleksi Filosofis atas Deklarasi Universal
Alqur'an dan Terjemahannya (Revisi terbaru), Hak Asasi Manusia, Jakarta: Penerbit PT
2000, D e p a r t e m e n A g a m a R I D Gramedia Pustaka Utama.
e n g a n Transliterasi Arab- Latin ( Soekanto, Soeryono, 1988, Disiplin Hukum dan
Rumy), Semarang: Penerbit CV. Asy- Disiplin Sosial, Jakarta: Raja Wali Press.
Syifa', Soemitro, Ronny Hanitio, 1988, Metodologi
Arif, Barda Nawawi, 2007, Mediasi Penal (Penal Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Mediation) Dalam Penyelesaian Indonesia
Sengketa/Masalah Perbankan Beraspek Suparmin, 2012, Model Polisi Pendamai Dari
Pidana di Luar Pengadilan) dalam Kapita Perspektif Alternative Dispute Resolution
Selekta Hukum, Menyambut Dies Natalis (ADR), Badan Penerbit Universitas
Ke-50 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, Semarang, hal 3-4.
Diponegoro, Penerbit Fakultas Hukum
Suparmin, Prof. Dr. I.S. Susanto, SH. dan Prof. Dr.
Barda Nawawi Arif, S.H. Pembimbing
Tesis, Lembaga Kepolisian Dalam
Penyelesaian Konflik Pendukung Antar
Partai di Kabupaten Jepara, Studi Kasus
di Desa Dongos, Kecamatan Kedung,
Jepara, Program Magister Ilmu Hukum
Universitas Diponegoro, Semarang 2001:
78.
Undang-Undang nomor 2 tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Undang-Undang nomor 7 tahun 2011 tentang
Penanganan Konflik Sosial Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 116.
Peraturan KAPOLRI (PERKAP) nomor 8 Tahun
2009 tentang Implementasi Prinsip dan
Standar Hak Asasi Manusia Dalam
Penyelenggaraan Tugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai