Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2 Oktober 2014
ABSTRACT
This study aimed to describe the process of the motor vehicle tax services in Gowa. This research uses
quantitative and qualitative descriptive approach and collection techniques by observation, interviews
and questionnaires. The results showed indicators of motor vehicle tax transparency of services such as:
Disclosure of the service process is not done transparently; information service procedures have not done
well; Ease of obtaining information through cooperation with mass media have not done well. As a result
the quality of service of the Motor Vehicle Tax (PKB) is evidenced by: reliability SAMSAT employees in
serving the community is enough to satisfy the public; SAMSAT employee responsiveness in serving the
public still lacks respond; Warranty SAMSAT employees in serving the community is pretty good; and
Empathy SAMSAT employees to serve the public good enough.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pelayanan pajak kendaraan bermotor di
Kabupaten Gowa. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dan kualitatif dan
teknik pengumpulan dengan cara observasi, wawancara dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
indikator transparansi pelayanan pajak kendaraaan bermotor antara lain: keterbukaan proses
pelayanan yaitu belum dilakukan dengan transparan; prosedur pelayanan informasi belum dilakukan
dengan baik; kemudahan memperoleh informasi melalui kerjasama dengan media massa belum
dilakukan dengan baik. Alhasil kualitas pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) yaitu tercermin
dari: kehandalan pegawai Samsat dalam melayani masyarakat sudah cukup memuaskan masyarakat;
daya tanggap pegawai Samsat dalam melayani masyarakat masih kurang merespon; Jaminan pegawai
Samsat dalam melayani masyarakat sudah cukup bagus; dan empati pegawai Samsat dalam melayani
masyarakat sudah cukup baik.
Kata kunci: transparansi, pajak kendaraan bermotor
181
Vol. IV No. 2 Oktober 2014
(8) Kebijakan strategi untuk pencerahan yang diambil dan penerapannya dibuat dan
kehidupan masyarakat. dilaksanakan sesuai koridor hukum dan
Konsep transparansi adalah peraturan yang berlaku. Hal ini juga
merupakan nilai utama dari sistem mencakup pengertian bahwa informasi
pemerintahan. Konteks utama aktifitas tersedia secara cuma-cuma dan dapat
pemerintah harus diyakini berdasarkan diakses secara mudah dan langsung.
pada transparansi. Terdapat kekuatan Transparansi sebagai suatu proses
publik yang menuntut transparansi yang keterbukaan dari para pengelola
lebih besar. Pada hakekatnya ada kaitannya manajemen, utamanya manajemen publik,
dengan percepatan dan pengaruh terhadap untuk membangun akses dalam proses
organisasi swasta, sebagaimana terus pengelolaanya sehingga arus informasi
meningkatnya populasi masyarakat. Ini keluar dan masuk secara berimbang. Dalam
berarti tuntutan publik terhadap Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
transparansi sudah semakin kuat. pemerintahan berarti Lembaga atau orang
yang bertugas mengatur dan memajukan
Agus Dwiyanto (2008 : 236) Negara dengan rakyatnya. Jadi, dalam
mengemukakan ada tiga indikator yang proses transparansi informasi tidak hanya
dapat digunakan untuk mengukur diberikan oleh pengelola manajemen
transparansi pelayanan publik yaitu: publik tetapi masyarakat memiliki hak
a. Keterbukaan proses pelayanan. untuk memperoleh informasi yang
Keterbukaan disini meliputi seluruh menyangkut kepentingan publik.
pelayanan publik, termasuk Transparansi pemerintahan adalah
didalamnya adalah tersedianya terjaminnya akses masyarakat dalam
informasi yang memadai dan berpartisipasi, utamanya dalam proses
kerjasama dengan media massa. pengambilan keputusan. Adanya
b. Dipahami prosedur pelayanan keterbukaan tidak terlepas dari
informasi. perkembangan teknologi informasi dan
Maksud dari dipahami disini adalah komunikasi. Dengan perkembangan
mengenai prosedur-prosedur dan teknologi dan komunikasi sulit bahkan
biaya-biaya yang jelas yang diperlukan tidak mungkin menepis dan mengendalikan
oleh para pengguna. setiap informasi yang masuk. Dengan
c. Kemudahan memperoleh informasi. demikian, era keterbukaan secara tidak
Kemudahan yang dimaksud disini langsung akan mengakibatkan mengecilnya
adalah kemudahan di dalam ruang dan waktu. Negara dituntut untuk
memperoleh informasi secara langsung lebih aktif dalam rangka menyaring dan
maupun tidak langsung mengenai mengendalikan setiap informasi yang
biaya dan waktu yang digunakan oleh masuk.
para pengguna. Keterbukaan adalah keadaan yang
Hidayat (2007 : 23), mengemukakan memungkinkan ketersediaan informasi
bahwa transparansi berarti masyarakat yang dapat diberikan dan didapat oleh
harus dapat memperoleh informasi secara masyarakat luas. Keterbukaan merupakan
bebas dan mudah tentang proses dan kondisi yang memungkinkan partisipasi
pelaksanaan keputusan diambil. Secara masyarakat dalam kehidupan bernegara. Di
umum akuntabilitas publik tidak akan samping itu, keterbukaan juga akan
terjadi tanpa ditunjang transparansi dan mengakibatkan batas-batas teritorial suatu
kejelasan aturan hukum di dalam Good negara menjadi kabur. Kecanggihan
Governance (Nugroho, Randi R.W 2004 : teknologi dan informasi membuat batas-
128), transparansi adalah merupakan salah batas teritorial suatu negara menjadi tidak
satu prinsip Good Governance. Artinya berarti. Seseorang akan dengan mudah
transparansi disini adalah segala keputusan memberikan dan menerima informasi
Transparansi Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor
di Kabupaten Gowa – Rusmiati1, St. Nurmaeta1, 184
Muchlas M. Tahir1
Vol. IV No. 2 Oktober 2014
sesuai dengan keinginannya. Pada akhirnya kepemerintahan yang korup, otoriter, atau
keterbukaan akan mengakibatkan diktator.
hilangnya diferensiasi (perbedaan) sosial. Kata pelayanan berasal dari kata
Akan tetapi, keterbukaan akan “service” (Supriyanto Budi, 2009:259)
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mengatakan bahwa ada dua pengertian
di suatu negara. Dilihat dari aspek sosial yang terkandung didalamnya yakni “the
budaya, keterbukaan akan memberikan attendance of an inferior upon a superiof” or
ruang gerak bagi masuknya budaya-budaya “to be useful”. Pengertian pertama
barat yang sama sekali berbeda dengan mengandung unsur ikut serta dan
budaya masyarakat Indonesia. Dilihat dari pengertian kedua mengandung suatu
aspek ideologi, keterbukaan akan kegunaan. Pelayanan yang biasa diterima
memberikan ruang bagi tumbuh dan masyarakat harus mengikutsertakan
berkembangnya ideologi-ideologi dari luar masyarakat, termasuk barang dan jasa yang
yang tidak sesuai dengan keperibadian dipergunakan harus dimengerti oleh
suatu bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat. Mesti demikian, menurut
munculnya era keterbukaan akan penulis pelayanan mengandung arti suatu
membawa dampak yang sangat buruk upaya sebaik mungkin untuk memberikan
apabila kita tidak dapat mempersiapakan kepuasan kepada semua pelanggan, baik
diri. Keterbukaan dalam pengertian sikap individu maupun kelompok dalam arti
dan perilaku yang dilakukan pemerintah masyarakat atau publik yang lebih efektif
dewasa ini merupakan tuntutan yang tidak dan efisien.
dapat dihindari. Sebagai contoh adalah Berkaitan dengan pelayanan
keterbukaan arus informasi di bidang masyarakat, dalam era globalisasi,
hukum. pemerintah harus mempersiapkan seluruh
Keterbukaan arus informasi di bidang aparatnya untuk meningkatkan kualitas
hukum penting agar setiap warga negara pelayanan dan sopan santun ini merupakan
mendapatkan suatu jaminan keadilan. syarat mutlak untuk menjaga citra
Sikap keterbukaan juga menuntut instansinya. Oleh karena itu perlu dijaga
komitmen masyarakat dan mentalitas agar jangan sampai terjadi hal-hal yang bisa
aparat dalam melaksanakan peraturan menyinggung perasaan masyarakat yang
tersebut. Kesiapan infrastruktur fisik dan dilayaninya.
mental aparat sangat menentukan jalannya Setiap orang menginginkan jasa
“jaminan keadilan”. pelayanan yang diterima dan yang
Dalam mewujudkan suatu dirasakan sesuai dengan harapannya.
pemerintahan atau kepemerintahan yang Secara umum masyarakat menginginkan
demokratis maka hal yang paling utama pelayanan yang sama dari aparatur
yang harus diwujudkan oleh pemerintah pemerintah, sebab warga negara yang
adalah transparansi (keterbukaan). Adapun mempunyai kedudukan yang sama di
indikasi dari suatu pemerintahan atau dalam hukum berhak mendapatkan
kepemerintahan yang transparan (terbuka) pelayanan yang sama. Pelayanan yang
adalah apabila di dalam penyelenggara bersahabat dan profesional sudah menjadi
pemerintahannya terdapat kebebasan suatu syarat yang harus dipenuhi oleh para
aliran informasi dalam berbagai proses pelanggan pekerjaan administrasi negara.
kelembagaan. Berbagai informasi harus Menurut Moenir (1998 : 26),
disediakan secara memadai dan mudah pelayanan umum adalah kegiatan yang
dimengerti sehingga dapat digunakan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
sebagai alat monitoring dan evaluasi. orang dengan landasan faktor material
Kepemerintahan yang tidak transparan, melalui sistem, prosedur dan metode
cepat atau lambat cenderung akan menuju tertentu dalam rangka usaha memenuhi
kepentingan orang lain sesuai haknya.
Transparansi Pelayanan Pajak Kendaraan Bermotor
di Kabupaten Gowa – Rusmiati1, St. Nurmaeta1, 185
Muchlas M. Tahir1
Vol. IV No. 2 Oktober 2014
Hasan Iqbal, 2002, Pokok-pokok Materi Nugroho, Randi, 2004. Kebijakan Publik:
Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Formulasi dan Praktek Pemerintahan
Jakarta: Ghalia Indonesia. dan Otonomi Daerah. Jakarta: PT Alex
Media Komputindo.
Hendarso, Emy Susanti dalam Bagong
Suyanto dan Sutinah (ed), 2005, Sarwono, Jonathan, 2006. Metode Penelitian
Metode Penelitian Sosial : Berbagai Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:
Alternatif Pendekatan. Jakarta. Graha Ilmu.
Kencana.
Dokumen
Mardiasmo, 2003, Otonomi dan Manajemen
Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. Undang-undang No. 17 Tahun 2000 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-
Moenir, H.A.S, 1998. Pendekatan Manusiawi undang No. 7 Tahun1983 tentang
dan Organisasi Terhadap Pembinaan Pajak Penghasilan.
Kepegawaian. Jakarta: Gunung Agung.