TIM PENGUSUL
Ketua:
dr. I.A. Kusuma Wardani, Sp.KJ(K), MARS (NIDK 8816340017)
Anggota:
Materi pengayaan psikiatri yang diberikan ada 6 topik, antara lain: 1. Status dan Wawancara
psikiatri, 2. Psikofarmaka psikiatri, 3. Sign dan symptom, MMSE (Mini Mental State Examination)
4. Gangguan Psikotik dan Gangguan Mood, 5. Kedaruratan Psikiatri, 6. Gangguan cemas dan
Somatoform. Setelah pengayaan ke-enam materi tersebut, diharapkan dokter muda mampu
memahami dan mengerti lebih cepat meskipun pemberian melalui pembelajaran jarak jauh yang
kadang-kadang terkendala oleh jaringan internet. Materi tersebut diberikan selama satu minggu.
Pembelajaran jarak jauh merupakan pelatihan yang diberikan kepada dokter muda yang
tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima materi psikiatri secara
langsung sesuai dengan jadwal yang telah diberikan.
Berdasarkan surat edaran tentang proses belajar mengajar dalam upaya kewaspadaan
terhadap Corona Virus Disease (COVID-19), maka KSM Psikiatri melakukan post test terhadap
dokter muda diakhir periode minggu pertama setelah pemberian pengayaan. Hal ini akan
memberikan gambaran kemampuan dan pemahaman dokter muda dalam memahami dan mengerti
tentang materi psikiatri yang telah diberikan melalui pembelajaran jarak jauh sebagai upaya KSM
Psikiatri dalam mempertahankan kualitas dokter muda.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah literatur mengenai gambaran kemampuan dan pemahaman dokter muda FK Unud
setelah pemberian pengayaan melalui pembelajaran jarak jauh selama satu minggu di KSM Psikiatri
2.1 COVID-19
Wabah Coronavirus COVID-19 menjadi pandemi ke-5 yang tercatat dalam sejarah setelah
wabah flu tahun 1918. COVID-19 pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina, pada akhir Desember
2019 dan secara cepat menyebar ke seluruh dunia. Sampai dengan 26 November 2020 terdapat
60,782,655 kasus di seluruh dunia yang meliputi 220 negara [CITATION 1126 \l 1033 ]. Jumlah
total kasus di Indonesia adalah 511.836 dan di Bali sebesar 13.389 [ CITATION Sat20 \l 1033 ].
Pencegahan penularan yang dapat dilakukan adalah dengan pengujian virus, karantina, dan menjaga
jarak fisik, selama belum ditemukan antivirus yang spesifik dan masih dilakukan pengembangan
vaksin [ CITATION Liu20 \l 1033 ]. Oleh sebab itu pemerintah telah memberi instruksi untuk
belajar, bekerja, dan beribadah dari rumah sejak tanggal 2 Maret 2020 yang bertujuan untuk
mengurangi penyebaran COVID-19.
2.2 Pembelajaran Daring
Bentuk perkuliahan yang dapat dijadikan solusi dalam masa pandemik adalah pembelajaran
daring. Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan
aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan memunculkan berbagai jenis interaksi
pembelajaran (Ali Sadikin, 2020). Penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu merobak
cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran yang mampu
mempertemukan mahasiswa dan dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan
internet (Kuntarto, E. (2017). Pembelajaran daring menggunakan perangkat yang mobile seperti
laptop, smartphone, dan laptop yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja. Pembelajaran
daring pada masa pembatasan sosial merupakan tuntutan pada perguruan tinggi agar terus
berinovasi (Darmalaksana, 2020).
2.2.1 Kelebihan Pembelajaran Daring
Pembelajaran daring memiliki beberapa kelebihan, terlebih apabila dilakukan di era
pandemi seperti ini. Pembelajaran daring memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di perguruan
tinggi. Keberadaan dosen dan mahasiswa di tempat berbeda menghilangkan kontak fisik dan
memicu munculnya social distancing. Social distancing yang terjadi akan mencegah penyebaran
COVID-19 (Ali Sadikin, 2020).
Pembelajaran daring juga memiliki kelebihan mampu menumbuhkan kemandirian belajar. Kuo
et al., (2014) menyatakan bahwa pembelajaran daring lebih bersifat berpusat pada siswa yang
menyebabkan mereka mampu memunculkan tanggung jawab dan otonomi dalam belajar. Belajar secara
daring menuntut mahasiswa mempersiapkan sendiri pembelajarannya, mengevaluasi, mengatur dan
secara simultan mempertahankan motiviasi dalam belajar (Sun, 2014; Aina, M.,2016). Hal ini akain
meningkatkan minat peserta didik selama proses pembelajaran daring.
Dengan pembelajaran daring, mahasiswa tidak terkendala waktu dan tempat. Mereka dapat
mengikuti perkuliahan dari rumah masing-masing maupun dari tempat manapun. Dengan
pembelajaran daring, dosen memberikan perkuliahan melalui kelas-kelas virtual yang dapat diakses
kapan pun tanpa terikat ruang dan waktu. Kondisi ini membuat mahasiswa dapat secara bebas
memilih mata kuliah yang dikuti dan tugas mana yang harus dikerjakan lebih dahulu. Mahasiswa
juga merasa nyaman karena dosen dan mahasiswa tidak bertemu langsung sehingga mahasiswa
tidak merasa canggung dalam mengutarakan gagasan.
Pembelajaran daring juga mempu menumbuhkan kemadirian dalam belajar, karena
pembelajaran daring lebih terpusat pada siswa yang memunculkan tanggung jawab dan otonomi
dalam belajar. Mahasiswa menjadi harus memeprsiapkan pembelajarannya dan megatur serta
mempertahan kan motivasi dalam belajar. (Ali Sadikin, 2020)
2.2.2 Kekurangan Pembelajaran Daring
Meskipun pembelajaran daring memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan
pembelajaran tatap muka, metode ini juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satu tantangan
dalam pembelajaran daring adalah ketersediaan layanan internet. Terdapat mahasiswa yang
mengalami kesulitan sinyal saat pembelajaran berlangsung. Kendala yang dialami ketika layanan
internet lemah adalah terputusnya konsentrasi dan instruksi dosen yang kurang dipahami oleh
mahasiswa. (Astuti P., & Febrian, F., 2019).
Penggunaan dawai tidak hanya untuk belajar, tetapi juga menggunakan media sosial dan
berselancar di internet. Penggunaan dawai yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Peserta
didik yang kecanduan gawai memiliki masalah akademik dan sosial (Kwon et al., 2013). Peserta
didik yang memiliki kecanduan gadget memiliki masalah emosional dan perilaku (Asif, A. R., &
Rahmadi, F. A., 2017).
Tantang lain yang dihadapi adalah kendala dalam pembiayaan pembelajaran daring.
Mahasiswa harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit utuk membeli kuota internet. Pembelajaran
dalam bentuk video menghabiskan banyak kuota data, sementara diskusi online melalui aplikasi
tidak membutuhkan banyak kuota. Kendala kuota ini semakin terasa pada mahasiswa yang bukan
berasal dari kalangan mampu. (Naserly, M. K., 2020).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini adalah deskriptif observasional, cross sectional. Penelitian deskriptif
digunakan untuk mengumpulkan, merangkum serta menginterpretasikan data-data yang
diperoleh, yang selanjutnya diolah kembali sehingga dengan demikian diharapkan dapat
menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah yang menjadi
objek penelitian.
3.2 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan di Departemen Psikiatri RSUP Sanglah Denpasar selama bulan
Februari dan Maret 2021.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi target adalah Dokter Muda FK UNUD yang menjalani pendidikan di RSUP
Sanglah. Populasi terjangkau adalah Dokter Muda FK UNUD yang menjalani stase Psikiatri
minggu pertama dan minggu ketiga di RSUP Sanglah.
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil dari populasi dengan kriteria inklusi dan
eksklusi sebagai berikut.
Kriteria Inklusi:
1. Dokter Muda stase Psikiatri minggu pertama (angkatan 2016)
2. Dokter Muda stase Psikiatri minggu ketiga (angkatan 2015)
3. Mengikuti keenam topik pengayaan online dan mengikuti evaluasi dengan Google
Form
Kriteria Eksklusi:
1. Dokter Muda stase Psikiatri minggu pertama dan minggu ketiga yang tidak
mengikuti keenam topik pengayaan online, tidak mengikuti evaluasi.
Daftar Pustaka
Suyasa I Ketut, 2020 Tentang Proses Belajar Mengajar dalam Upaya Kewaspadaan terhadap
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Surat Edaran Nomor: B/23/UN14.2.2/PK/01.03/2020