Anda di halaman 1dari 9

pISSN-1978-3000

eISSN-2528-7109
Pemanfaatan Recording untuk Meningkatkan Manajemen Ternak Kerbau di
Kecamatan Matawai La Pawu Kabupaten Sumba Timur

Utilization of Recording to Increase the Population of Buffalo in Matawai La Pawu District,


East Sumba Regency
Aris Umbu Hina Pari

Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Kristen Wira Wacana Sumba
Jl. R. Suprapto No.35 Waingapu-Sumba Timur-NTT
Email: umbuaris_ukwina@yahoo.com

ABSTRACT

This research aims to know the utilization of Recording to improve Livestock Management of buffalo in the
village of Paribokul subdistrict of Matawai La Pawu East Sumba Regency. The research was carried out from
January to March by 2017 with the research method used was survey with interviews directly to 115
respondents. Data were analyzed with descriptive statistics approach and illustrated on the frequency chart of
any indicators or dimensions. The variables measured were recording against the population, lineage,
reproduction and health history. The results showed that 85% of farmers have not utilized recording properly so
that the increase in buffalo population has not been significant.

Key words: recording, population, buffalo cattle

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan recording untuk meningkatkan manajemen ternak kerbau
di desa Paribokul Kecamatan Matawai La Pawu Kabupaten Sumba Timur. Penelitian dilaksanakan dari bulan
Januari sampai dengan Maret 2017 dengan metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan wawancara
langsung terhadap 115 responden. Data dianalisis dengan pendekatan statistik deskriptif yang digambarkan pada
tabel frekuensi dari setiap indikator atau dimensi. Adapun variabel-variabel yang diukur adalah recording
terhadap populasi, silsilah/keturunan, reproduksi dan riwayat kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
85% peternak belum memanfaatkan recording dengan baik sehingga peningkatan populasi ternak kerbau belum
signifikan.

Kata kunci : recording, populasi, ternak kerbau

PENDAHULUAN globalisasi, upaya ini sejalan dengan


komposisi dan pola makan sebagian besar
Ternak kerbau berperan penting penduduk indonesia yang menempatkan
dalam pembangunan peternakan yang produk peternakan diurutan kedua setelah
mampu memberikan peningkatan pertanian (Maulidin, 2009).
pendapatan peternak rakyat yang relatif Kerbau seperti halnya ternak sapi
lebih tinggi dan menciptakan daya saing mempunyai fungsi serupa yaitu sebagai
global produk peternakan. Konsep ini perlu penghasil daging (beef), ternak kerja,
dilakukan mengingat peternakan tabungan, penghasil susu, sarana ritual
mempunyai potensi yang besar untuk maupun status sosial masyarakat (Talib,
dikembangkan. Selain adanya tantangan 2008). Kerbau dapat berkembang dalam
dan peluang perdagangan bebas dan rentang agrosistem yang luas, oleh sebab itu

20 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
kerbau ditemukan hampir diseluruh replacement baik pejantan maupun induk
provinsi di Indonesia. Sebagian besar didahulukan.
ternak kerbau diusahakan oleh peternak Manajemen pemuliabiakan kerbau
rakyat dengan manajemen pemeliharaan di Indonesia ini belum dikerjakan secara
tradisional dan kualitas genetik masih sistematis. Seleksi belum dikerjakan dengan
rendah. Saat ini kerbau masih belum baik, dan belum ada suatu pusat pembibitan
termanfaatkan secara maksimal walaupun ternak kerbau, di sumba timur. Hal ini
sudah ada upaya di beberapa daerah untuk menyebabkan sulitnya pencatatan/
lebih meningkatkan pemanfaatannya. recording (perkawinan, kelahiran,
Pemanfaatan utama ternak kerbau sampai kebuntingan, kematian, dan berat badan)
saat ini selain sumber daging juga terhadap ternak kerbau yang ada di Desa
merupakan ternak pekerja. Praibokul, karena pada umumnya ternak
Sektor peternakan kerbau di yang di pelihara masih secara ekstensif di
kabupaten sumba timur mempunyai potensi lepas di padang penggembalaan sehingga
yang cukup besar untuk dikembangkan menyangkut perkawinan, kelahiran,
dikarenakan preferensi masyarakat sumba kebuntingan, kematian, dan berat badan
terhadap daging kerbau (Mauren dan sangat tergantung pada ternak itu sendiri.
Kardiyanto 2011). Namun demikian Perlu dilakukan pencatatan/ recording agar
terdapat beberapa kendala peningkatan perkembangan ternak dapat diikuti dengan
populasi kerbau seperti tingginya pasti dan terukur (Wulang dan Talib, 2012).
pemotongan, dan belum adanya pola Jika pencatatan (perkawinan,
pemuliaan yang tarencana dan terarah. Oleh kelahiran, kematian) dilakukan dengan baik
sebab itu perlu adanya upaya peningkatan dan benar maka recording tersebut dapat
produktivitas kerbau melalui program digunakan untuk menganalisis
pemuliaan berkelanjutan. Sumberdaya permasalahan yang dihadapi serta dicari
ternak merupakan salah satu faktor yang jalan keluar yang paling tepat agar solusi
mempengaruhi kegiatan pemuliaan ternak, yang diambil akan secara langsung
oleh karena itu perlu upaya penyediaan berdampak dalam peningkatan
bibit yang memadai. Sejalan dengan itu, produktivitas ternak maupun peningkatan
Gunawan (2011) mengungkapkan sistem populasi melalui perbaikan manajemen atau
penyediaan sumber bibit dilaksanakan lingkungan. Sementara itu, pencatatan
dengan cara mempertahankan ternak ukuran tubuh termasuk penimbangan, jika
terbaik, dimana ternak jantan terbaik (5- dilakukan dengan baik dan benar maka
10%) tidak boleh keluar, sedangkan ternak akan dapat digunakan untuk peningkatan
betina sejumlah 68 persen (yaitu satu produktivitas setiap individu ternak pada
standar deviasi di bawah rataan generasi berikutnya melalui perbaikan
dipertahankan). Pengeluaran ternak genetik yang berlaku secara permanen
disesuaikan dengan natural increase, yaitu karena perbaikan yang dilakukan pada sifat

Pemanfaatan Recording untuk Meningkatkan Manajemen Ternak Kerbau (Aris Umbu Hina Pari, 2018) | 21
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
produksi tersebut akan dapat diwariskan terutama di beberapa wilayah yang
kepada keturunannya. memiliki sumberdaya pakan melimpah.
Peningkatan mutu genetik ternak Sistem peternakan disumba dalam
dapat dilakukan melalui seleksi dan atau jumlah besar sangat sulit dilakukan
persilangan. Program seleksi akan efektif pendataan apalagi ternak tersebut tidak
bila diketahui nilai parameter genetik dimiliki oleh seorang peternak saja, apalagi
seperti heritabilitas, dan atau nilai informasi yang tersedia mengenai tentang
pemuliaan ternak pada sifat-sifat yang kelahiran kerbau dan derajat
mempunyai nilai ekonomi penting (Martojo pertumbuhannya sampai usia beranak
1990). Salah satu kelemahan dalam sangat jarang ditemukan di Sumba Timur.
kegiatan pemuliaan kerbau di Indonesia Apakah pola metode recording ternak
adalah tidak ada catatan performa dan tersebut hanya dengan menduga-duga saja
silsilah (recording). bisa dilakukan atau ada penandaan khusus
Oleh karena itu, yang diharapkan dalam yang dilakukan oleh peternak kerbau di
program perbibitan adalah dapat kabupaten Sumba Timur.
dilaksanakannya recording secara Recording merupakan segala jenis
keseluruhan sehingga perbaikan manajemen kegiatan pencatatan seperti kegiatan
dan genetik dapat dilakukan secara paralel identifikasi, pencatatan silsilah, pencatatan
dan saling menguatkan satu sama lainnya. produksi dan reproduksi, pencatatan
Salah satu hasil akhir yang akan diperoleh manajemen pemeliharaan maupun
dari recording ini adalah menghasilkan pencatatan kesehatan ternak dalam populasi
ternak kerbau pejantan unggul. Kerbau tertentu. Hasil dari kegiatan recording
betina unggul yang juga akan dihasilkan tersebut misalnya bisa berupa kartu ternak.
dapat digunakan secara maksimal untuk Di beberapa wilayah di Indonesia, kegiatan
perbaikan genetik kerbau. recording sudah berjalan dengan baik,
Masalah peternakan kerbau cukup namun karena kurangnya sosialisasi
bervariasi antara lain pola pemeliharaan menyebabkan masih kurangnya
tradisional, berkurangnya lahan pengetahuan peternak akan fungsi
penggembalaan, tingginya pemotongan danmanfaat dari pencatatan ternak. Manfaat
pejantan yang berdampak pada kekurangan recording antara lain: memudahkan
pejantan, pemotongan ternak betina pengenalan terhadap ternak dimana dengan
produktif, kekurangan pakan dimusim mengetahui identitas dan ciri-ciri khusus
tertentu, kematian pedet yang cukup tinggi ternak, serta mengetahui populasi ternak,
(sekitar 10%), rendahnya produktivitas, memudahkan peternak mengingat kejadian-
pengembangan sistem pemeliharaan semi kejadian penting pada ternaknya,
intensif yang masih terbatas, serta kesan memudahkan peternak mengambil
negatif terhadap kerbau. Namun demikian, keputusan ataupun tindakan nyata dalam
usaha ternak kerbau memiliki memiliki penanganan, perawatan dan pengobatan
prospek cukup baik untuk dikembangkan pada ternak yang sakit berdasarkan catatan

22 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
riwayat kesehatannya, memudahkan 1. Observasi lokasi penelitian yakni tahap
peternak melakukan seleksi ternak serta awal yang dilakukan untuk menentukan
dapat mencegah terjadinya kawin sedarah lokasi penelitian.
atau inbreeding. 2. Wawancara, digunakan untuk
Pencatatan ternak merupakan dasar memperoleh data dan informasi yang
dalam manajemen pemeliharaan ternak. akurat. Metode wawancara terstruktur
Dengan mengetahui catatan ternak, maka dengan menggunakan kuisioner dan
kita dapat menentukan manajemen wawancara tidak terstruktur.
pemeliharaan yang tepat. Berkaitan dengan 3. Observasi lapangan, dilakukan melalui
hal tersebut maka perlu dilakukan pencatatan dan pengamatan terhadap
penelitian dengan judul Pemanfaatan studi yang diperkirakan mempengaruhi
Recording untuk Meningkatkan Manajemen hasil dari penelitian. Observasi
Ternak Kerbau di Kecamatan Matawai La dilakukan guna memperoleh data tentang
Pawu Kabupaten Sumba Timur. Pemanfaatan Recording Untuk
Meningkatkan Manajemen Ternak
MATERI DAN METODE Kerbau di Desa Praibokul Kecamatan
Materi yang digunakan dalam Matawai La Pawu Kabupaten Sumba
penelitian ini adalah ternak kerbau yang Timur.
dipelihara oleh peternak sebanyak 230 ekor.
Data penampilan reproduksi diambil dari Jenis Data yang Dikumpulkan
hasil wawancara dengan pemilik peternakan Jenis data yang dikumpulkan dalam
dengan mengajukan kuisioner. penelitian terdiri atas 2 jenis yaitu Data
primer, diperoleh melalui survei dan
Materi Penelitian wawancara di lapangan dengan
Materi penelitian terdiri dari menggunakan kuisioner. Wawancara
populasi dan sampel. Populasi dalam dilakukan terhadap responden yang
penelitian ini yaitu peternak kerbau yang merupakan masyarakat peternak di Desa
ada di Desa Praibokul, Kec. Matawai La Praibokul.
Pawu. Jumlah populasi sebanyak 115 Data Sekunder diperoleh dari
peternak yang ada di Desa tersebut. literatur yang berkaitan dengan penelitian
Sampel menggunakan teknik random dan data dari Desa, kecamatan serta instansi
sampling dimana setiap anggota populasi yang terkait dalam penelitian ini meliputi
mempunyai kesempatan yang sama untuk keadaan fisik (letak, luas, topografi, tanah
dimasukkan sebagai sampel. dan iklim) dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat (penduduk, pekerjaan,
Teknik Pengumpulan Data pendidikan dan prasarana sosial ekonomi
Pengumpulan data dalam penelitian serta struktur populasi.
ini dilakukan dengan cara :

Pemanfaatan Recording untuk Meningkatkan Manajemen Ternak Kerbau (Aris Umbu Hina Pari, 2018) | 23
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
Jenis Data yang Digunakan Metode Analisis Data
1. Data kuantitatif yaitu data yang Data yang telah dikumpulkan,
berbentuk angka yang meliputi dikelompokkan dan ditabulasi menurut
recording populasi, perkawinan, umur ternak dan jenis kelamin kemudian
kelahiran, kematian ternak, recording digunakan alat analisis kuantitatif dengan
bobot badan, program dan jumlah pendekatan statistik deskriptif. Analisis
pemberian pakan, riwayat kesehatan, deskriptif ini berbentuk data yang diperoleh
stok barang yang dimiliki saat dari responden.
penelitian di Desa Praibokul.
2. Data kualitatif yaitu data yang Variabel Penelitian
berbentuk kalimat, kata atau tanggapan Adapun variabel yang diteliti dalam
yang diperoleh dari kajian dokumen penelitian ini adalah sebagai berikut :
dari instansi meliputi keadaan umum a. Recording populasi, perkawinan,
lokasi dan sebagainya. kelahiran,kematianternak adalah
percatatan wilayah generalisasi yang
Metode Pengambilan Sampel terdiri dari obyek atau subyek yang
Sampel diambil berdasarkan metode menjadi kuantitas dan karakteristik
simple random sampling. Berjumlah 115 tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
orang kemudian ditarik sampel melalui untuk di pelajari dan kemudian ditarik
rumus slovin sehingga diperoleh jumlah kesimpulannya.
sampel sebanyak 230 ekor. Adapun b. Recording bobot badan adalah
langkah- langkah pengambilan sampel percatatan bobot badan ternak yang
adalah: didapatkan selama kerbau dipelihara
a. Melihat data populasi, reproduksi, dan dalam keadaan hidup.
kesehatan dan silsilah/keturunan yang c. Program dan jumlah pemberian pakan
di memiliki peternak kerbau di adalah pencatatan terhadap kebutuhan
kecamatan Matawai La Pawu. pakan ternak selama pemeliharaan.
b. Menentukan jumlah seluruh sampel d. Riwayat kesehatan adalah pencatatan
penelitian dengan rumus: riwayat kesehatan ternak pada masa
pemeliharaan.
e. Stok barang adalah jumlah barang yang
dibutuhkan ternak dalam periode
Ket : tertentu.
n : Ukuran sampel
N : Jumlah Populasi (230)
e2 : prosentase pengambilan sampel
yang masih diinginkan (1 %).

24 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat pendidikan sangat
berpengaruh terhadap pengelolaan ternak
Karakteristik Responden
yang dimiliki karena orang yang cenderung
Data responden disajikan pada
pendidikannya lebih baik akan lebih mudah
Tabel 1. Sebagian besar responden peternak
dalam menerima teknologi baru (Lestari,
kerbau di desa Praibokul adalah laki-laki
2000). Pekerjaan utama responden yang
(100%) dan perempuan (0%) dengan umur
memelihara ternak kerbau sebagian besar
berkisar anatara <30 tahun sebesar 68%,
adalah petani peternak dengan persentase
sedangkan umur 40 - 50 tahun sebesar
60%.
32%. Umur 51-60 tahun sebesar (20%).
Tingkat pendidikan juga
Dengan pekerjaan pokok petani/peternak
mempengaruhi produktifitas kerja, bahwa
60%, PNS 8% dan wiraswasta 32%.
persentase tingkat pendidikan peternak
Tingkat pendidikan peternak hasil survei
yang tertinggi adalah peternak yang tamat
responden bervariasi dan yang tertinggi
SLTA sebesar 36 %, sedangkan persentase
rata-rata merupakan lulusan SMA dengan
terendah adalalah tingkat pendidikan
angka 32%. Tingkat pendidikan formal
Diploma/Perguruan Tinggi sebesar 8%.
yang ditempuh peternak akan berpengaruh
Meskipun data penelitian menunjukkan
pada pengelolaan ternaknya.
bahwa tingkat pendidikan yang tamat
SLTA memiliki persentase yang sangat
Tabel 1. Karakteristik responden
tinggi, namun pengetahuan akan recording
Responden Persentase (%)
ternak belum semuanya memahami dengan
Laki-laki 100 baik. Oleh karena itu, informasi tentang
Perempuan 0 pentingnya recording ternak perlu untuk
Umur : dibekali kepada seluruh peternak.
>30 68
30 - 40 tahun 32 Pemilikan Ternak Kerbau
Pendidikan: Jumlah populasi ternak kerbau di
SD 20 desa Praibokul sebesar 486 ekor (Disnak,
SMP 24 2015). Hasil penielitian menunjukkan
bahwa kepemilikan ternak kerbau sebanyak
SMA 36
230 ekor dengan rincian masing-masing
Perguruan Tinggi 8
adalah untuk jantan dewasa sebanyak 32
Tidak Tamat 12
ekor, jantan muda sebanyak 29 ekor, dan
Mata pencaharian:
jantan pedet/anak sebanyak 26 ekor.
Petani/peternak 60 Sedangkan untuk betina dewasa sebanyak
PNS 8 63 ekor, betina muda sebanyk 37 ekor dan
Wiraswasta 32 betina pedet/anak sebanyak 43 ekor.

Pemanfaatan Recording untuk Meningkatkan Manajemen Ternak Kerbau (Aris Umbu Hina Pari, 2018) | 25
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
Tabel 2. Pemilikan ternak kerbau
Ternak Kerbau Populasi (ekor)
Jantan Betina
Jantan Dewasa 2-3 tahun 32 63
Jantan Muda 29 37
Pedet/anak 26 43
Jumlah 87 143

Recording terhadap Populasi Ternak Recording terhadap Silsilah atau


Kerbau Keturunan
Hasil penelitian menunjukkan Dari hasil wawancana pada
bahwa 45% responden melakukan umumnya peternak kerbau menyadari
recording terhadap populasi ternak kerbau pentingnya recording. Namun demikian,
karena merupakan hal penting dilakukan 100 % tidak melakukan recording terhadap
dalam menajemen peternakan. Sedangkan silsilah/keturunan. Recording sebagai tolak
55% responden tidak melakukan recording ukur keberhasilan program perbaikan mutu
terhadap populasi ternak kerbau. Meskipun genetik ternak, sangat bermanfaat dalam
demikian, hanya sebagian kecil saja program seleksi berdasarkan performans
peternak yang sudah dan masih melakukan produksi individu, dan dapat membantu
recording sebagian besar responden manajemen beternak yang baik. Dengan
beralasan tidak sempat. Hal ini dikarenakan adanya recording juga dapat diketahui
peternak hanya memiliki 1- 15 ekor ternak silsilah ternak, yang sangat bermanfaat
kerbau sehingga recording terhadap untuk melakukan analisis komponen ragam
populasi sering diabaikan dan tidak perlu dan menduga nilai pemuliaan (breeding
dilakukan. value) seekor ternak (Henderson, 1984;
Searle, Casella, dan McCulloch, 1992).

Tabel 3. Indikator recording terhadap kesehatan ternak kerbau


Jawaban responden
Indikator recording Recording (%) Non recording (%)
Populasi 45 55
Silsilah/ Keturunan 0 100
Reproduksi 25 75
Riwayat Kesehatan 20 80

Recording terhadap Reproduksi Ternak recording terhadap reproduksi ternak


Kerbau kerbau sedangkan 75% responden tidak
Tabel 3 menunjukkan bahwa
melakukan recording. Ada beberapa aspek
sebanyak 25% responden melakukan
dalam melakukan recording ternak kerbau

26 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018


pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
yakni cara mengawinkan reproduksi ternak ternak kerbau. Sedangkan 20% responden
kerbau, rata-rata jumlah IB per menyatakan telah melakukan recording dan
kebuntingan, jarak antar berahi dan jarak sering melakukan vaksinasi setiap ada
berahi sesudah melahirkan. Fakta penyuluh lapangan. Namun keterbatasan
menunjukkan bahwa aspek reproduksi akses sering pasrah dengan keadaan
mayoritas responden tidak melakukan meskipun kerugian yang ditimbulkan cukup
recording, yang berdampak pada rendahnya besar.
performans reproduksi ternak kerbau.
Dari hasil kuisioner responden pada KESIMPULAN
umumnya peternak sudah mengetahui jarak
Adapun kesimpulan yang diperoleh
waktu antar berahi dengan baik. Jarak antar
dari penelitian ini adalah secara umum
berahi peternak kerbau bervariasi, sebanyak
peternak di desa Praibokul belum
4 % mengatakan antara 15-18 hari,
memanfaatkan recording/ pencatatan secara
sebanyak 75% mengatakan jarak antara
maksimal. Adapun hasil penelitian terhadap
berahi ternak berlangsung 20-21 hari dan
indikator recording ternak kerbau adalah
21% lainnya mengatakan jarak antar berahi
sebagai berikut: Recording terhadap
ternaknya berlangsung lebih dari 21 hari.
populasi ternak kerbau, adalah 45%,
Jarak waktu berahi setelah melahirkan
recording terhadap silsilah ternak kerbau,
peternak kerbau sebanyak 87% mengaku
recording terhadap reproduksi ternak
jarak berahi setelah melahirkan pada
kerbau 25%, recording terhadap kesehatan
ternaknya yaitu 40 hari, sebanyak 13%
ternak kerbau 20%
responden menjawab 70 hari (Lita, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Recording terhadap Kesehatan Ternak
Kerbau Dinas Peternakan. 2015. Dinas Peternakan
Kesadaran peternak akan Sumba Timur dalam angka 2015.
pengetahuan kesehatan/penyakit juga Jumlah populasi ternak kerbau di
disebabkan karena rendahnya pendidikan desa Praibokul. Waingapu-NTT.
peternak. Sesuai pendapat Suryana (2007)
untuk pengendalian penyakit dapat Henderson, C.R. 1984. Estimation of
dilakukan secara periodik. Dalam variance and covariance under
pemeliharaan ternak, salah satu penghambat multiple traits models. Journal Dairy
yang sering dihadapi adalah penyakit. Sci. 67:1581-1589.
Bahkan tidak jarang peternak mengalami
Lestari, S. K. 2000. Analisis investasi usaha
kerugian dan tidak lagi beternak akibat
tani ternak sapi potong yang
adanya kematian pada ternaknya. Hal yang
tergabung dalam kandang
menarik dalam penelitian ini adalah 80%
kelompok. Skripsi Sarjana
responden tidak melakukan recording
Peternakan, Universitas Gadjah
terhadap penyakit yang sering menyerang
Mada, Yogyakarta.

Pemanfaatan Recording untuk Meningkatkan Manajemen Ternak Kerbau (Aris Umbu Hina Pari, 2018) | 27
pISSN-1978-3000
eISSN-2528-7109
Maulidin, A.M. 2009. Motivasi Peternak Swasembada Daging Kerbau dan
dalam Kegiatan Berusaha Ternak Sapi serta Peningkatan
Domba di Desa Rancamanyar Kesejahteraan Peternak. Prosiding
Kecamatan Baleendah Kabupaten Seminar dan Lokakarya Nasional
Bandung. Fakultas Peternakan. Kerbau; Lebak, 2-4 Nov 2010.
Universitas Padjadjaran. Bandung. Bogor: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. hlm
Talib, C. 2008. Kerbau Ternak Potensial
121-125.
yang dianaktirikan. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. Gunawan, E. Romjali, C. Thalib. 2011.
Bogor. Kebijakan Pengembangan
Pembibitan Kerbau Mendukung
Wulang, Y.D dan C. Talib. 2012. Evaluasi
Swasembada Daging Sapi/Kerbau.
Pengembangan Pembibitan Kerbau
Di dalam: Percepatan Perbibitan dan
di Kabupaten Sumba Timur.
Pengembangan Kerbau melalui
Lokakarya Nasional Perbibitan
Kearifan Lokal dan Inovasi
Kerbau 2012 di Samarinda.
Teknologi untuk Mensukseskan
Suryana. 2007. Usaha Pengembangan Swasembada Daging Kerbau dan
Kerbau Rawa di Kalimantan Sapi serta Peningkatan
Selatan. J. Litbang Pertanian 26 (4). Kesejahteraan Peternak. Prosiding
Seminar dan Lokakarya Nasional
Lita. 2009. Karekteristik Reproduksi Kerbau; Lebak, 2-4 Nov 2010.
Ternak Kerbau di Muara Muntai, Bogor: Pusat Penelitian dan
Kabupaten Kutai Kartanegara, Pengembangan Peternakan. hlm
Kalimantan Timur 241-245.
Maureen, C. E., E. Kardiyanto. 2011. Martojo, H. 1990. Peningkatan Mutu
Potensi Pengembangan Kerbau di Genetik Ternak. Departemen
Provinsi Banten mendukung Pendidikan dan Kebudayaan
Swasembada Daging. Di dalam: Direktorat Jenderal Pendidikan
Percepatan Perbibitan dan Tinggi. Pusat Antar Universitas
Pengembangan Kerbau melalui Bioteknologi. Bogor: Institut
Kearifan Lokal dan Inovasi Pertanian Bogor.
Teknologi untuk Mensukseskan

28 | Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol 13. No. 1 Januari-Maret 2018

Anda mungkin juga menyukai