Anda di halaman 1dari 3

Konsep Cagar Biosfer

Alam dan manusia seringkali berada pada kutub yang berseberangan. Seringkali jika melihat
dari sudut pandang pemenuhan kebutuhan, kebanyakan manusia melihat alam sebagai suatu objek
yang dapat menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Oleh karena itu manusia kerapkali
menjadikan alam sebagai objek yang dapat terus digali dan dikeruk lebih banyak lagi demi
memenuhi hasrat dan keinginan manusia yang tanpa batas.

Akan tetapi sayangnya dengan sifat manusia yang demikian dapat membuat alam menjadi
rusak dan kehilangan beberapa fungsinya seperti dahulu. Pengerusakan dan eksploitasi alam yang
berlebihan ini tidak hanya dapat merugikan alam dan lingkungan. Pada akhirnya alam pun seakan
memberikan sebuah pelajaran pada manusia, akibatnya akhir-akhir ini sering kali terjadi bencana
alam. Sama halnya dengan prinsip sebab-akibat alam juga memberi balasan bencana kepada
manusia seperti, tanah longsor, banjir, kekeringan, wabah penyakit, dan masih banyak yang lainnya.

Berkaca dari masalah tersebut melahirkan kesadaran bahwa hubungan interaksi manusia dan
alam haruslah ditingkatkan. Hal inilah yang ya g mendorong UNESCO (United Nations
Educational Scientific and Cultural Organization), yakni salah satu badan dari PBB (Perserikatan
Bangs-Bangsa) yang mengurusi bidang pendidikan, sains dan budaya untuk membentuk sebuah
program yang dinamakan “Man and Biosphere”. Program inni diharapkan dapat membenciptakan
dan menjaga hubungan interaksi yang ideal antara manusia dengan alam. Atas kelanjutan dari
program tersebut, dibentuklah jaringan cagar biosfer diberbagai Negara yang ada di seluruh dunia,
termasuk juga di Indonesia. Program “man and Biosphere” sendiri pertama kali diluncurkan pada
tahun 1970. Program “Man and Biosphere” sendiri menempatkan perhatian utamanya pada
penelitian perubahan iklim, kepunahan habitat dan bideversitas, dan jug apembangunan yang
berkelanjutan.

Pengertian biosfer secara umum sendiri adalah suatu sitem interaksi atau timbal-balik yang
mencakup kehidupan seluruh makhluk hidup yang ada di bumi termasuk juga seluruh unsur- unsur
lam yang ada di dalamnya, seperti air, tanah, dan udara. Sedangkan istilah cagar biosfer sendiri
adalah konsep pengawasan pengelolaan kawasan atau wilayah alam untuk tujuan
mengharmonisasikan ekosisten perairan, daratan maupun pantai untuk menemukan kompromi
antara pemanfaatannya dengan, kelstarian alam dan penggunaanya bagi kehidupan manusia. Cagar
biosfer merupakan situs yang terpilih dan diakui oleh seluruh dunia ,yang bertujuan untuk
memperbaiki, mendemonstrasikan, menguji, dan melaksanakan program dari UNESCO yang “Man
and Biosphere”.

Secara fisik cagar biosfer terdiri dari 3 zona, yakni zona inti, zona penyangga, dan zona
transisi. Pada zona inti hanya diperbolehkan untuk kegiatan penelitian dan observasi yang tidak
merusak lingkuan dan juga kegiatan yang berdampak rendah seperti pendidikan. Kemudian untuk
zona penyangga sendiri adalah zona yang mengelilingi zona inti. Pada zona ini diperuntukkan untuk
kegiatan-kegiatan yang tidak mengeksploitasi alam sperti contohnya kegiatan pendidikan,
penelitian, rekreasi, ekowisata, dan yang lainnya. Sedangkan zona transisi sendiri merupakan
wilayah yang mengelilingi zona penyangga. Di zona ini diperbolehkan kegiatan pertanian,
pemukiman, dan pemanfaatan yang lain selama masih bukan termasuk kegiatan pengerusakan alam.
Untuk mengelola zona ini penrlu adanya kerjasama dari berbagai lapisan masyarakat seperti tokoh
masyarakat, peneliti, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait lainnya.

Untuk penetapan cagar biosfer sendiri adalah hasil usulan dari pemerintah nasional masing-
masing negara dunia. Yang kemudian usulan tersebut diserahkan kepada sekertariat program “ Man
and Biosphere” UNESCO. Dan untuk penetapan sebagai cagar biosfer terpilih akan dilaksanakan
dan dipertimbangkan oleh Dewan Koordinasi Internasional, yang merupakan wadah internasional
yang anggotanya terdiri dari perwakilan negara negara dunia. Untuk menetapkan sutau daerah atau
wilayah kedalam cagar biosfer tidak memerlukan aturan dan kebijakan perundang-undangan yang
baru. Namun meski begitu banyak di berbagai negara yang telah memperbarui bahkan membuat
aturan dan juga kebijakan terbaru untuk kebrlanjutan pembangunan cagr biosfer mereka.

Setiap kandidat cagar biosfer haruslah memiliki kriteria minimal sebelum dimasukkan
kedalam jaringan cagar biosfer internasional. Karakteristik utama agar suatu wilayah dapat
dimasukkan ke dalam cagar biosfer menurut penjelasan UNESCO tahun 2003 diantaranya adalah:
merupakan lokasi untuk pelatihan dan pendidikan, mempunyai pola zonasi untuk pembagunan dan
konservasi, memdemonstrasikan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan penelitian dan dengan
diikutsertakan kegiatan pemantauan, mengintegerasikan keanekaragaman budaya dengan
keanekaragaman hayati terutama mengenai peran pengetahuan internasianal dan pengenalan
ekosistem, membentuk suatu metode penyelesaian konflik pemanfaatan sumber daya alam
menggunakan dialog, memfokuskan pada arah pendekatan berbagai pemangku kepentingan yang
secara khusus menekankan partisipasi masyarakat lokal dalam pengelolaan kawasan, berpartisipasi
dalam jaringan dunia.

Saat ini terdapat 714 cagar biosfer yang tersebar di 129 negara di seluruh dunia. Para cagar
biosfer tersebut terdistribusi dalam lima kawasan, yaitu kawasan Afrika, kawasan Arab,
kawasan Eropa dan Amerika Utara, kawasan Asia Pasifik, serta kawasan Kepulauan Karibia dan
Amerika Latin. Di Indonesia telah terdapat 14 cagar biosfer yang berada diseluruh penjuru
nusantara, diantaranya: Gunung Leuser, Pulau Siberut, Lore Lindu, Pulau Komodo-Labuan Bajo,
Gunung Gede Pangrango, Tanjung Putting, Giam Siak, Taman Laut Wakatobi, Bromo-Semeru-
Tengger-Arjuno, Taka Bonerate, Blambangan, Berbak Sembilang, Betung Kerihun Danau
Sentarum Kapuas Hulu, Rinjani-Lombok. Indonesia termasuk kedalam negara yang memiliki cagar
biosfer yang terluas di dunia. Dari luasnya, peran Indonesia sangat penting untuk tetap terjaganya
keberlanjutan keanakeragaman hayati dan pembangunan berkelanjutan dunia. Setiap 10 tahun
UNESCO mengadakan evaluasi terhadap penerapan konsep cagar biosfer di setiap negara. Oleh
karena itu apabila cagar – cagar biosfer yang ada di Indonesia tidak menerapkan konsep dan
program cagar biosfer, maka predikat pengakuan sebagai kawasan cagar biosfer dapat dicabut
(Purwanto  2008). Jika dalam pengelolaannya, sebuah cagar biosfer tidak menunjukkan perbaikan,
atau sesuai standar yang ditetapkan, maka statusnya bisa dicabut.

Rencana aksi untuk pengelolaan cagar biosfer tersebut berisi pernyataan bahwa cagar
biosfer menjadi role model terkait dengan penerapan Sustainable Development Goals (SDGs), dan
pengaturan kelola lingkungan secara multilateral; Seleksi yang terbuka dan partisipatif dalam
perencanaan dan penerapan cagar biosfer; Mengintegrasikan cagar biosfer ke dalam kebijakan,
regulasi, dan program yang relevan; Penelitian dan pembelajaran praktis serta kesempatan pelatihan
mendukung manajemen cagar biosfer; dan Pembangunan yang berkelanjutan dalam wilayah cagar
biosfer.

Sejauh ini telah terjadi inovasi penting didalam pengelolaan kawasan konservasi. Metodologi baru
yang melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dan penyelesaian
konflik telah berkembang dan perhatian terhadap sistem pendekatan regional semakin besar. Suatu
kawasan menyandang predikat sebagai cagar biosfer diharuskan memiliki fungsi sebagai agen
untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan upaya semua pemangku kepentingan tanpa
melupakan hak secara historis kepemilikan suatu lahan atau sumberdaya dalam rangka
mensinergikan pengelolaannya.

Referensi:

Kanal Informasi (2016). Pengertian Biosfer dan Cagar Biosfer - Kanal Informasi. [online] Kanal
Informasi. Available at: https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-biosfer-dan-cagar-biosfer
[Accessed 21 Dec. 2020].

‌ ipi.go.id. (2014). Penting Penerapan Konsep Cagar Biosfer. [online] Available


L at:
http://lipi.go.id/berita/penting-penerapan-konsep-cagar-biosfer/1411 [Accessed 21 Dec. 2020].

‌ ecep Risnandar (2018). Cagar Biosfer - Ensiklopedi Jurnal Bumi. [online] Jurnal Bumi. Available
C
at: https://jurnalbumi.com/knol/cagar-biosfer/ [Accessed 21 Dec. 2020].

‌ emdikbud.go.id. (2019). Pengembangan Cagar Biosfer Dalam Program The Man and The
K
Biosphere UNESCO – Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. [online] Available at:
https://kniu.kemdikbud.go.id/?p=4099 [Accessed 21 Dec. 2020].

Anda mungkin juga menyukai