STUDI KELAYAKAN
Dosen:
Disusun Oleh:
1. Akmal Nugraha 196080067
2. Andri Kusmintayu 196080098
3. Aprilia Lewanna 196080060
4. Ardhial Dewantoro Sutomo 196080008
5. Eka Oktavia 196080112
6. Icih Irawati 196080080
7. Jehezkiel Panjaitan 196080054
A. Latar Belakang
Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa 70% kematian di dunia disebabkan
oleh Penyakit Tidak Menular (39,5 juta dari 56,4 kematian). Dari seluruh kematian
akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% nya disebabkan oleh Penyakit
jantung dan pembuluh darah, yaitu 17.7 juta dari 39,5 juta kematian. Riskesdas
2018 menunjukkan prevalensi Penyakit Jantung berdasarkan diagnosis dokter di
Indonesia sebesar 1,5%, dengan peringkat prevalensi tertinggi
B. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan feasibility study adalah untuk menentukan kelayakan
suatu proyek, dalam hal ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan
Rumah Sakit Jantung di daerah Provinsi Banten. Didalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada
studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis
layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Selain itu, tujuan
penyusunan dari feasibility study adalah untuk menetapkan misi dan tujuan rumah
sakit. Studi kelayakan yang disusun akan dievaluasi dan dianalisa untuk diputuskan
apakah proyek tersebut layak atau tidak dengan memperhatikan berbagai aspek
sebagai bahan pertimbangan seperti aspek sosial ekonomi, aspek kesehatan,
aspek teknis, aspek pemasaran, aspek pengorganisasian dan aspek keuangan.
Bila dilihat dari segi proyek, studi kelayakan merupakan suatu cara dari
owner/investor terkait dalam rangka untuk menyusun analisa keuangan bagi PT
(pemilik) dan mengetahui tingkat keuntungan dari investasi yang berkaitan dengan
rencana pembangunan Rumah Sakit Jantung Terpadu
Sedangkan dari sisi stakeholder, hasil studi diharapkan bermanfaat untuk
menetapkan kebijaksanaan, perencanaan, pengambilan keputusan dalam
pelaksanaan proyek pembangunan Rumah Sakit Jantung Terpadu dikemudian hari,
sehingga diharapkan target pelaksanaan proyek dapat berjalan sesuai dengan
rencana.
Rumusan masalah:
1. Apa tujuan dari mendirikannya rumah sakit khusus jantung di Provinsi Banten;
2. Bagaimana prosedur dalam mendirikan dan menyelenggarakan rumah sakit;
3. Sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan dalam mendirikan rumah sakit;
4. Standar pelayanan apa saja yang diperlukan dalam mendirikan rumah sakt.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam studi kelayakan rumah sakit ini adalah:
1. Identifikasi aspek pasar dan pemasaran dari Rumah Sakit Jantung Terpadu yang
mencakup poin-poin seperti proyeksi permintaan dan penawaran, produk yang
ditawarkan, harga, promosi, distribusi dan analisa SWOT
2. Identifikasi aspek teknis dan teknologis seperti deskripsi dan desain produk,
mesin dan teknologi yang digunakan, lokasi dan layout produk.
3. Identifikasi aspek manajemen dan organisasi, seperti analisis stakeholder,
struktur organisasi perusahaan, job analysis dan job description, proses
rekrutmen dan seleksi, sistem kompensasi dan pengembangan dan sistem
informasi manajemen
4. Identifikasi aspek hukum dan legalitas seperti bentuk perusahaan, rencana
anggaan dasar perusahaan dan prosedur perizinan
5. Identifikasi aspek ekonomi dan keuangan, seperti perkiraan modal kerja,
perkiraan biaya investasi, proyeksi laporan keuangan dan penilaian investasi
Rekomendasi hasil analisa kelayakan
Sejalan dengan visi Kementerian Kesehatan yaitu masyarakat sehat yang mendiri dan
berkeadilan maka RS X sebagai rumah sakit khusus Pusat jantung Terpadu (center
cardiologis) memiliki visi, misi dan tujuan
3. 1. VISI
Pelayanan spesialistik terpadu yang prima dan profesional untuk mewujudkan pelayanan
unggulan center cardiologis terbaik di daerah Banten tahun 2020.
3. 2. MISI
a. Memberikan pelayanan center cardiologis berkualitas;
b. Meningkatkan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan center
cardiologis;
c. Meningkatkan profesionalisme SDM;
d. Memberikan kepuasan pada pasien terhadap pelayanan center cardiologis.
3.3. TUJUAN
1. Memberikan pelayanan kesehatan center cardiologis mulai dari masalah kedaruratan
sampai masalah yang membutuhkan koordinasi terpadu antar spesialis;
2. Memiliki fasilitas pelayanan terpadu untuk menjangkau masyarakat miskin dan
kurang mampu di Daerah Banten;
3. Memiliki database lengkap dan berbasis IT untuk keseluruhan pelayanan;
4. Meningkatkan pengembangan SDM yang berkesinambungan;
5. Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan Rumah Sakit;
6. Membangun system akuntabilitas keuangan dan inovatif dan akuntabel;
7. Mengembangkan kelembagaan dan peningkatan fasilitas sarana dan prasarana
rumah sakit.
3.4. Analisa SWOT
Analisa SWOT (Strength – Weakness – Opportunity – Threat) diperlukan untuk mengetahui
potensi kita, serta kesiapan kita menghadapi perubahan. Perubahan sendiri bisa berasal
dari lingkungan internal dan eksternal. Idealnya perubahan lingkungan luar dapat
diantisipasi oleh potensi internal. Kalaupun ada kelemahan internal, dapat diperbaiki
sehingga mampu membaca/menghadapi perubahan eksternal.
KEKUATAN
Merupakan rumah sakit khusus center cardiologis satu-satunya di wilayah Banten.
Jajaran staf dokter ahli maternal dan perinatal yang berpengalaman, perawat
bersertifikasi
Komitmen staf medis
Sistem data base lengkap dan berbasis IT yang dirancang terintegrasi
KELEMAHAN
1. Kapasitas pelayanan terbatas
2. Pelayanan yang masih kurang nyaman dan gedung yang kurang luas
3. Belum ada marketing
4. Dokter praktek di banyak tempat
PELUANG
Belum adanya RS khusus center cardiologis di wilayah Banten
Banyaknya kasus-kasus perinatal yang perlu ditangani secara terintegrasi
Meningkatnya kasus center cardiologis di Banten
Meningkatnya kebutuhan ruang ICU dan ICCU di Banten.
KOMPETISI
Akses tranportasi yang memudahkan pasien memilih RS yang berada di luar wilayah
Banten
Diberlakukannya sistem perdagangan bebas (AFTA)
Pajak terhadap alat kedokteran dan obat di Indonesia sehingga menyebabkan
mahalnya alat kesehatan dan obat
BAB 4
3. Penunjang Medis
Penunjang medis yang diberikan oleh Rumah Sakit X diantaranya :
Laboratorium
Radiologi
Farmasi 24 jam
Patologi Anatomi
Rehabilitasi Medik (fisioterapi)
3. Ruang tindakan : untuk menangani bedah minor, infeksi dan luka bakar.
4. Ruang observasi : susunan ruang diatur sehingga arus penderita lancar dan
tidak ada cross infection, dapat menampung korban bencana sesuai kelas
rumah sakit serta kegiatan mudah dikontrol oleh perawat
Fasilitas yang disediakan di instalasi / unit gawat darurat harus menjamin
efektivitas dan efisiensi bagi pelayanan gawat darurat dalam waktu 24 jam, 7
hari seminggu secara terus menerus. Kriteria :
a) Di instalasi gawat darurat harus ada petunjuk dan informasi yang jelas
bagi masyarakat sehingga menjamin adanya kemudahan, kelancaran dan
ketertiban dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. 2. Letak
unit / instalasi harus diberi petunjuk jelas sehingga dapat dilihat dari jalan
di dalam maupun di luar rumah sakit.
b) Ada kemudahan bagi kendaraan roda empat dari luar untuk mencapai
lokasi instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit, dan kemudahan
transportasi pasien dari dan ke instalasi gawat darurat (IGD) dari arah
dalam rumah sakit.
c) Ada pemisahan tempat pemeriksaan dan tindakan sesuai dengan kondisi
penyakitnya.
d) Daerah yang tenang agar disediakan untuk keluarga yang berduka atau
gelisah.
a. Laboratorium
1) Melayani gawat darurat (lab cito), rawat jalan dan rawat inap serta bank darah
dimana letaknya tidak jauh dari unit gawat darurat
2) Ruangan yang dipakai untuk pemeriksaan specimen perlu mempunyai
ventilasi yang baik dan mendapat sinar matahari yang cukup. Ruang
penerimaan dan pengambilan spesimen terpisah dengan ruang pemeriksaan
untuk mecegah kontaminasi
3) Udara dalam ruangan dibuat mengalir searah dari ruang yang bersih ke ruang
yang kotor
4) Tersedia bak cuci tangan dengan air mengalir dalam setiap ruangan yang
dekat dengan pintu keluar
b. Radiologi
1) Kamar pemeriksaan radiologi dilengkapi Apron dan aksesoris lain sehingga
paparan radiasi tidak lebih dari 0,25mSv/jam bila pesawat radiologi sedang
dioperasikan
2) Tebal dinding 15 cm dari beton atau bata setebal 25 cm dengan plesteran atau
yang setara dengan 2 mm Pb, pintu dan jendela kayu harus diberi penahan
radiasi Pb 2 mm
3) Peralatan proteksi radiasi tersedia yaitu apron setara dengan 0,25 mm timbal,
shielding berlapis 2,5 mm timbal, sarung tangan berlapis dan kacamata timbal
c. Gizi
1) Tersedia fasilitas ruangan dan alur kerja yang efisien
2) Tersedia fasilitas ruangan dan peralatan untuk pelayanan konsultasi /
penyuluhan diet untuk individu / kelompok
3) Gudang bahan makanan berada dibagian yang lebih tinggi (20-25 cm dari
lantai) untuk mencegah genangan air dan menjaga kelembaban
4) Lokasi dapur tidak terletak dekat pembuangan sampah dan kamar jenazah
5) Dapur mempunyai jalan dan pintu masuk sendiri
6) Mudah dicapai seluruh unit rawat inap
d. Sterilisasi Sentral
1) Bangunan unit sterilisasi sentral diatur agar tidak terjadi kontaminasi. Ruang
penerimaan linen kotor terpisah dengan linen bersih.
2) Ruang penerimaan instrumen berbeda dengan penerimaan linen
3) Ruang sterilisasi memiliki pintu masuk yang berbeda dengan pintu keluar
4) Dinding dan langit-langit dari bahan yang tidak berpori
5) Terdapat gudang penerimaan dan penyimpanan barang baru/bahan
6) Terdapat saluran pembuangan limbah sistem tertutup
e. Pemeliharaan sarana
1) Memiliki ruang khusus untuk perbaikan alat medik (bengkel)
2) Peralatan dilakukan pre-test sebelum pertama kali digunakan paling sedikit
setahun sekali, dilakukan kalibrasi dan dibuat dokumentasinya
3) Adanya SOP jadwal pemeliharaan alat dan perbaikan sarana
f. Laundry
1) Lokasi mudah dijangkau oleh unit lain dan tidak berada di jalan lintas
2) Terdapat saluran pembuangan limbah sistem tertutup
3) Ruang penerimaan linen kotor terpisah dengan linen bersih
4) Tersedia ruang cuci yang terpisah untuk linen infeksius dan non infeksius
5) Tersedia tempat cuci tangan petugas untuk mencegah rekontaminasi linen
bersih
6) Ventilasi dan pencahayaan baik minimal 200 lux
g. Pemulasaran Jenazah
1) Kapasitas ruang jenazah disesuaikan kebutuhan dan jumlah lemari pendingin
1% dari jumlah tempat tidur
2) Ada akses yang mudah dengan bagian patologi anatomi
3) Mudah dicapai dari ruang perawatan, gawat darurat dan ruang operasi
4) Terdapat ruang untuk memandikan jenazah, ruang tunggu dan ruang
menyembahyangkan jenazah
5) Terdapat sarana pembauangan air limbah
h. IPAL
1) Penanganan limbah dilakukan melalui instalasi pengolahan limbah kemudian
disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air, mengalir lancar serta terpisah
dengan saluran air hujan
2) Limbah diolah dalam unit pengelolaan limbah
3) Pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan
penahan bau (water seal)
4) Limbah infeksius dan benda tajam diolah dengan insinerator (suhu > 1.000 c)
5) Lokasi incinerator berada pada bagian yang terpisah dengan pelayanan
BAB 5
Analisa kebutuhan SDM dihitung dengan menggunakan WISN (Work Loaf Indicator Staf
Need) yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan nomor 81/Menkes/SK/I/2004
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi,
Kab/Kota serta Rumah Sakit.
Rumus : Kebutuhan SDM = Kuantitas Kegiatan Pokok + Standar Kelonggaran
Standar beban kerja
1. DOKTER
No Keterangan Jumlah
2 Spesialis Bedah 2
3 Spesialis Anak 2
5 Spesialis THT 2
6 Spesialis Mata 2
7 Spesialis Saraf 2
8 Spesialis Urologi 2
9 Spesialis Jantung 4
10 Spesialis Paru 2
16 Spesialis Radiologi 2
17 Dokter Umum 10
2. Perawat
No Keterangan Jumlah
1 Rawat Inap 70
2 Rawat Jalan 30
4 Gawat Darurat 36
5 Kamar Bedah 5
No Keterangan Jumlah
1 Apoteker 10
2 Asisten Apoteker 30
3 Sanitarian 10
4 Ahli Gizi 22
5 Radiografer 12
6 Analis Laboratorium 12
7 Fisioterapis 4
8 Ketehnisian Medis 10
9 Non Medis 55
BAB 6
a. Sarana :
Unit gawat darurat sebagai unit tersendiri
Kamar tindakan untuk pelayanan darurat medik, bedah dan
darurat obstetrik ginekologi
Ruang untuk resusitasi
Sarana komunikasi internal dan eksternal
Ambulans untuk rujukan
b. Alat
Medis
Brankard
Emergency strecher
EKG
Emergency kit (doctor’s blue)
Nebulizer
Defibrilator
Operating lamp
Sterilizer
Suction pump
Anesthesi apparatus
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
Klinik set
ETT dewasa dan anak
Laringskopi dewasa dan anak
Magil forcep
Pipe orofaring
Tabung oksigen
Manometer
Infuse set
Minor surgery
Partus set
NGT
Urine cath
c. Alat non medis
Kursi ruang tunggu
Meja kerja
Kursi kerja
Mesin kasir
Komputer
Printer
Lampu
Bel pasien
Locker
Telepon dan fax
Radio komunikasi HT
Ambulans
Mobil jenazah
a. Sarana :
Klinik Penyakit Dalam
Klinik Bedah
Klinik Anak
Klinik Kebidanan dan Kandungan
Klinik THT
Klinik Mata
Klinik Saraf
Klinik Jantung
Klinik Paru
Klinik Kulit dan Kelamin
Klinik Gigi Umum
Klinik Bedah Ortopedi
Klinik Rehab Medik
Klinik Urologi
b. Alat Medis
Meja periksa
Timbangan badan
Tensimeter
Stetoskop
Doppler
Pap smear kit
USG
Lampu periksa
Senter
Palu refleks
Termometer
Sendok penekan lidah
Pengukur panjang bayi
Diagnostik set
Film viewer
IUD set
Dental unit
Instrumen gigi dan mulut : besar dan kecil
Dental material
Set orthodontik
Otoskopi
Rhinoskopi
ENT unit
ENT diagnostic instrument
Audiometer
Headlight
Nebulizer
c. Alat non medis
Kursi ruang tunggu
Meja kerja
Kursi kerja
Mesin kasir
Komputer
Printer
Lampu
Mesin nomor antrian
Telepon
4. Ruang Operasi
a. Sarana :
Ruang operasi yang berhubungan langsung dengan kamar induksi
Ruang pulih sadar (recovery room)
Ruang scrub
Ruang pra-anestesi
Ruang sterilisasi
Ruang menyimpan peralatan
Ruang penyimpanan lines bekas pakai
Ruang ganti petugas
Ruang staf jaga
b. Alat Medis
Anestesi APP
Operating lamp
Operating table
Electro surgery
Suction pump
Respirator
Defibrilator
Autoclave
Laser coagulator
Refrigerator
Infusion pump
UV sterilizer
Ultrasound cleaner
USG
Mobile operating lamp
c. Alat non medis
Kursi ruang tunggu
Meja kerja
Kursi kerja
/Tempat tidur petugas
Komputer
Printer
Lampu
Locker
5. Ruang Rawat Inap Khusus (ICU, HCU)
a.Sarana :
Ventilator
Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan napas
Suction
Bed side monitor invasif dan non-invasif
Defibrilator
Stetoskop
Drain thorax
Infus pump
Syringe pump
Tempat tidur khusus
Lampu tindakan
Continous renal replacement
Forsep magil
Tounique untuk pemasangan akses vena
Alat pemantauan untuk tekanan darah non invasif, EKG,
pulse oxymetry, kapnografi
c. Alat non medis
6. Ruang Radiologi
a. Sarana :
Ruang khusus pasien
Ruang peyimpanan peralatan dan barang bersih
Ruang tempat pembuangan barang kotor
b. Alat Medis
CT-Scan
MRI
USG
X-Ray
ECHO
CATHETERISASI JANTUNG
c. Alat non medis
Kursi ruang tunggu
Meja kerja
Kursi kerja
Komputer
Printer
Lampu
Locker
BAB 7
I. Dasar Peraturan
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Jasa Konsultasi tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara nomor 22/PRT/M/2018;
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Analisis Harga Satuan
Pekerjaan Bidang Pekerjaan umum nomor 28/PRT/M/2016;
c. Peraturan daerah setempat tentang standar harga dan jasa.
Pengelolaan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip bisnis yang sehat, akurat,
akuntabel dan manageable agar rumah sakit mampu mengembangkan sirinya sesuai
tuntutan masyarakat dan steakholder sebagaimana tujuan rumah sakit yaitu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktif, dan penerapan praktik bisnis yang
sehat.
Program manajemen keuangan dan akuntansi antara lain;
1. Penting untuk menjalin kerjasama dengan BPJS;
2. Perlu adanya bagian khusus yang menangani pasien BPJS;
3. Pelayanan proses penagihan;
4. Penggunaan SIMRS;
5. Perhitungan Unit Cost
6. Dukungan SDM dibidang keuangan;
7. Pemanfaatan bank sebagai mitra.
Pendapatan
Pendapatan
Penunjang 2,000,000,000 4,000,000,000 6,800,000,000.0 10,880,000,000.0 18,496,000,000.0 29,593,600,000.0
Biaya-biaya
Biaya Jasa
Pelayanan 500,000,000 600,000,000 720,000,000.0 864,000,000.0 1,036,800,000.0 1,244,160,000.0
Biaya Bahan 500,000,000 600,000,000 720,000,000.0 864,000,000.0 1,036,800,000.0 1,244,160,000.0
Biaya
Kntr/Pemasaran 500,000,000 600,000,000 720,000,000.0 864,000,000.0 1,036,800,000.0 1,244,160,000.0
Biaya Penyusutan
Gdg 200,000,000 240,000,000 288,000,000.0 345,600,000.0 414,720,000.0 497,664,000.0
aiaya Penyusutan
Alkes 200,000,000 240,000,000 288,000,000.0 345,600,000.0 414,720,000.0 497,664,000.0
Biaya Penyusutan
Izin 200,000,000 240,000,000 288,000,000.0 345,600,000.0 414,720,000.0 497,664,000.0
waktu : 6 tahun
Dana tersebut akan digunakan untuk biaya pembangunan sarana dan prasarana
sebesar Rp. 91.875.000.000,- , dan modal kerja operasional sebesar Rp.
10.000.000.000,-
Analisis yang akan dilakukan terhadap prediksi kegiatan operasional yang berhubungan
dengan pengelolaan keuangan berupa data proyeksi pemasukan dan pengeluaran
uang (cash flow) dan rencana kegiatan. Analisis keuangan dilakukan pada dua aspek
yaitu Penilaian Feasibilitas investasi dan penilaian kinerja keuangan organisasi ketika
kegiatan sudah berjalan.
Rumah sakit ini memproyeksikan laba kotor yang akan dicapai mulai tahun
pertama beroperasi, yaitu sebesar Rp. 599.000.000,- kemudian mengalami peningkatan
pada tahun kedua sebesar Rp. 5.120.000.000,-Sedangkan pada tahun ketiga
beroperasi, laba perusahaan meningkat hingga Rp. 21.544.000.000,- dan pada tahun
ke-6 laba perusahaan menjadi Rp. 157.192.832.000,-
Proyeksi atas penerimaan (sales) rumah sakit pada tahun pertama operasional
adalah sebesar Rp. 13.000.000.000,- dan pada tahun ke-6 penerimaan menjadi Rp.
188.006.400.000,-
Yang termasuk kategori biaya variable adalah biaya upah paramedis dan non
medis, biaya bahan baku, obat-obatan, biaya pemeliharaan, serta biaya administrasi
umum. Sedangkan yang termasuk biaya tetap adalah biaya gaji direksi dan staff, biaya
gaji dokter umum dan spesialis, biaya penyusutan dan amortisasi.
Analisis Investasi
Tujuan dari analisis ini adalah untuk melihat feasibilitas ekonomi dari sebuah investasi.
Analisis ini untuk melihat nilai waktu dari uang. Uang yang alkan diterima pada
masa yang akan datang berupa cash flow bersih, dikonversikan ke nilai uang sekarang
dengan menggunakan software aplikasi excel diperoleh Net Present Value yang positif
sebesar Rp.162.079.837.000,- . Karena hasil yang diperoleh bernilai positif, maka
berarti investasi mampu menghasilkan nilai lebih atas nilai modalnya serta investasi
mampu memberi nilai positif terhadap pemilik modal.
IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek/investasi
dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya lebih besar daripada laju pengembalian
apabila melakukan investasi di tempat lain Bunga deposito, reksadana, dan lain-lain).
IRR bertujuan untuk menghitung tingkat pengembalian internal (tingkat bunga) dari
sebuah arus kas (Cash Flow) secara periodik. Dengan menggunakan data cash flow
dan program excel, nilai IRR didapat sebesar 110,9 %, ini sangat baik sekali.
Untuk mengetahui kapasitas atau omset penjualan berapa perusahaan tidak menderita
kerugian maupun tidak mendapatkan laba. Dari hasil analisis BEP Rumah Sakit berada
pada tingkat penjualan Rp. 26.000.0000.000,- yang dicapai pada tahun kedua dengan
tingkat penjualan sebesar 53 %.
ASPEK PEMASARAN
Pada aspek pasar dan pemasaran calon pebisnis perlu meninjau beberapa hal
penting. Tinjauan mengenai latar belakang bisa menjelaskan mengenai kronologis
produk dan alasan mengapa objek tersebut dipilih, serta kondisi pasar atas produk
secara umum.
Sementara pada bagian penawaran menjelaskan tentang jumlah produk sejenis
yang ditawarkan oleh perusahaan lain, atau jumlah produk sejenis yang ada di pasaran,
volume produksi perusahaan – perusahaan sejenis, sumber data lainnya yang dapat
dimanfaatkan adalah data dari pengguna produk sejenis. Berdasarkan hasil analisis
sebelumnya yaitu permintaan dan penawaran, maka dapat dilakukan analisis peluang
yaitu selisih antara permintaan danpenawaran.
Perlu juga mendefinisikan produk yang menjelaskan tentang kualitas, spesifikasi,
kemasan, bentuk fisik, material yang digunakan, dan nama produk (brand), disamping
harga yang menjelaskan tentang metode penetapan harga yangdigunakan, dan berapa
harga yang ditetapkan untuk produk yang akan dilaunching. Tak kalah penting di
bagian pasar dan pemasaran ini yang dilihat adalah jalur distribusi ke konsumen. Dalam
hal promosi, ditentukan media apa yang akan digunakan untuk mempromosikan
produk, berapa biayanya dan dalam waktu berapa lama.
Selain juga strategi pemasaran yang digunakan untuk menentukan kebijakan yang
akan diambil oleh calon pebisnis berdasarkan data-data sebelumnya. Calon pebisnis
juga perlu menentukan posisi yang tepat, apa saja kekuatan dan kelemahan
perusahaan saat ini, dan peluang serta ancaman apa yang akan dihadapi oleh
perusahaan dengan menggunakan analisis SWOT.
Menentukan langkah dan strategi yang tepat atau keputusan strategi, sehingga
produk dan perusahaan akan berhasil dalam persaingan. Dari penulusuran-
penulusuran tersebut barulah calon pebisnis bisa melakukan penilaian kelayakan,
apakah objek studi berdasarkan aspek pasar dan pemasaran ini dapat dinilai layak atau
tidak.
Rumah Sakit x merupakan penyedia jasa untuk pelayanan umum dengan
unggulan kanker terpadu. Selain itu Rumah Sakit X juga menyediakan beberapa
terobosan program kesehatan yang didukung dengan peralatan yang modern
Namun, selain itu Rumah Sakit X juga menyediakan fasilitas lain seperti Check-
Up dan pelayanan poliklinik yang terbuka untuk seluruh masyarakat. Untuk pelayanan-
pelayanan lain tersebut pihak Rumah Sakit X akan menjalin kerjasama dengan
berbagai instansi seperti asuransi dan perusahaan-perusahaan lain.
BAB 8 KESIMPULAN
Feasibility study adalah untuk menentukan kelayakan suatu proyek, dalam hal
ini untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan Rumah Sakit Umum dengan
keunggulan Jantung Terpadu di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dalam
prosesnya terdapat beberapa aspek yang dinilai diantaranya aspek pasar dan
pemasaran dan aspek organisasi.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan bersama dalam pengelolaan rumah sakit,
adalah adanya standar pelayanan yang berbasis kesetaraan (equality) pada setiap
penduduk, untuk itu “RS X” perlu mengembangkan beberapa hal pokok sebagai
berikut
Menetapkan standar pelayanan minimal yang mengacu pada pelayanan
kesehatan dari Dinas Kesehatan
Menyusun formularium obat yang berbasis pada SPM diatas
Menetapkan tariff berbasis biaya layanan
Sebagai tindak lanjut dari studi kelayakan ini perlu disusun UKL/ UPL
sebagai persyaratan perijinan rumah sakit, perencanaan DED (detail engeneering
design) yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan bangunan. Disamping itu perlu
dikembangkan rencana strategis dan business plan. Dengan berdirinya rumah sakit
khusus ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan penduduk akan pelayanan
kesehatan untuk dewasa dan anak yang membutuhkan pelayanan khusus kesehatan
menyeluruh dan diharapkan kedepannya mampu menurunkan angka kematian. Yang
pada akhirnya, feasilbility study merupakan bagian tidak terpisahkan dari sebuah
rencana investasi. Karena perencanaan yang baik adalah kunci kesuksesan sebuah
investasi.