Kelas : x ips 1
Kita semua tidak dapat mengabaikan bahaya dan banyaknya dampak negatif dari
wabah yang sedang dengan maraknya tersebar luas di seluruh dunia. Tidak menutup
kemungkinan Indonesia juga sebagai negara maritim ikut terinfeksi menjadi salah satu negara
yang terjangkit wabah ini. Jika dikatakan berapa presentase bahayanya virus ini menular.
Virus yang dapat disebut sebagai Covid-19 ini memiliki presentase yang cukup tinggi dalam
infeksinya. Cara penularannya pun mudah. Mulai dari melakukan kontak fisik sampai hal
lainnya tentu membuat warga negara Indonesia merasa resah baik secara psikis maupun fisik.
Pemerintah dengan tegas memerintah warganya untuk tetap diam dirumah dan
menghindari melakukan kontak fisik dengan orang lain selain keluarga atau dapat juga
disebut dengan social distancing. Dengan diliburkannya sekolah di selurugh Indonesia
sampai tanggal yang ditentukan tentu membantu memutus tali penularan wabah ini karna
anak-anak yang seharusnya bersekolah menjadi berdiam diri dirumah. Semua itu dilakukan
guna kebaikan seluruh warga negara Indonesia.
Terakhir di update menteri pendidikan meliburkan para siswa sampai awal Juni
dengan harapan kondisi wabah kembali normal dan penularan virus ini menurun. Tidak
hanya sekolah saja. Para perusahaan dan perkantoran juga mall-mall yang ada di Indonesia
juga ditutup seperti detinasi pariwisata ikut ditutup guna menurunkan tingkat penularan di
Indonesia. Namun terdengar isu bahwa pemerintah akan memperpanjang masa libur ini
sampai akhir tahun jika wabah virus ini tidak kunjung membaik. Tentu hal ini membawa
berbagai macam respon dari para warga. Jika dapat dilihat, Indonesia juga belum diakatakan
cukup siap dengan persedian dalam menghadapi wabah ini sehingga menyebabkan adanya
program relaksasi. Hal ini juga menuai banyak komentar dari warga negara Indonesia itu
sendiri.
Maka apa yang akan terjadi pada perekonomian Indonesia jika program libur ini
diperpanjag hingga akhir tahun. Berdasarkan data dari situs worldometer per 5 Mei 2020,
penderita positif virus Corona di dunia sudah mencapai 3,669 juta dengan jumlah yang
meninggal 253,183 dan yang sembuh 1,210 juta. Jumlah penderita terbanyak ada di Amerika
Serikat, Spanyol, Italia, Inggris dan Perancis. Sementara jumlah yang meninggal terbanyak
berturut-turut adalah Amerika Serikat, Italia, Inggris, Spanyol dan Perancis. Walalupun
jumlah yang sembuh sudah semakin banyak daripada yang meninggal, namun tren jumlah
penderita dan yang meninggal belum menunjukkan penurunan. Begitu juga di Indonesia.
Berdasarkan data per 5 Mei 2020 dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, total
jumlah penderita positif corona di Indonesia mencapai 12.071 orang. Jumlah ini bertambah
sebanyak 484 orang dari hari sebelumnya. Jumlah kasus baru ini juga yang tertinggi sejak
Maret 2020.
Dampak wabah Covid-19 kepada perekonomian dunia juga sangat dahsyat. Pada
triwulan pertama 2020 ini pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara mitra dagang Indonesia
tumbuh negatif: Singapura -2.2, Hongkong -8,9, Uni Eropa -2,7 dan China mengalami
penurunan sampai minus 6,8. Beberapa negara masih tumbuh positif namun menurun bila
dibanding dengan kuartal sebelumnya. Amerika Serikat turun dari 2,3 menjadi 0,3, Koreea
Selatan dari 2,3 menjadi 1,3 dan Vietnam dari 6,8 menjadi 3,8. Indonesia mengalami
kontraksi yang cukup dalam dari 4,97 di kuartal 4 tahun 2019 menjadi tumbuh hanya 2,97
pada kuartal pertama 2020 ini. Kontraksi yang cukup dalam pada kuartal 1 di Indonesia ini di
luar perkiraan mengingat pengaturan physical distancing dan PSBB mulai diberlakukan pada
awal bulan April 2020.
Namun semua itu hanya sebuah spekulasi jika Juni nanti program ini diberhentikan.
Kita tidak tahu apa yang terjadi jika program PSBB terus berlangsung hingga akhir tahun
akan berdampak negatif pada perekonoimian Indonesia itu sendiri. Oleh karna itu sekarang
tenaga medis juga pemerintah sedang melakukan secara maksimal untuk tetap
mengembalikan kondisi menjadi normal kembali.