Anda di halaman 1dari 5

KAPITA SELEKTA 1

ANALISIS MATERI

OLEH:

GEDE ELEN MERTA JULIYASA

1923071030

PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN IPA

JURUSAN FISIKA DAN PEMBELAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2020
Topik: Analisis Gambaran dan Fungsi Sistem Peredaran Darah Manusia.
BAB 6. Sistem Peredaran Darah Manusia (Buku Siswa IPA SMP Kelas VIII).
Section 1. Introduction to the Immune System.

 Buku SMP Siswa Kelas IX

Pernahkah kalian terluka hingga mengeluarkan darah? Pasti pernah mengalami hal
yang satu ini. Darah adalah salah satu cairan tubuh yang terbuat dari jaringan hidup,
mengalir di seluruh bagian tubuh melalui kumpulan jaringan pembuluh darah yang
tersusun dari dua komponen seperti plasma dan elemen seluler.

Plasma darah adalah cairan ekstraseluler yang mengandung zat-zat terlarut sedangkan
elemen seluler tersusun atas sel-sel darah seperti, 1. plasma darah tersusun atas 91,5% air
dan 8,5% zat-zat terlarut antara lain albumin, fibrinogen, dan globulin, 2. keping darah
memiliki bentuk beraneka ragam yaitu bulat, oval dan memanjang. Keeping darah sangat
berhubungan dengan proses mengeringnya luka sehingga tidak heran jika ada yang
menyebut keeping darah sebagai sel darah pembeku, 3. sel darah merah berbentuk bulat
pipih dengan bagian tengahnya cekung. Warna merah pada sel darah merah disebabkan
adanya hemoglobin (Hb) dalam sel darah merah, 4. Berbeda dengan sel darah merah, sel
darah putih memiliki bentuk yang tidak tetap.

Berdasarkan ada atau tidaknya butir-butir kasar (granula) dalam sitoplasma, leukosit
dapat dibedakan menjadi granulosit dan agranulosit. Secara umum terdapat beberapa
karakteristik pada sel darah putih seperti berikut.

Jenis Sel Darah Putih Bentuk Sel Karakteristik

Granulosit Eosinofil Mengandung granula


berwarna merah. Berfungsi
pada reaksi alergi,
terutama terhadap cacing.

Basofil Mengandung granula


berwarna biru. Berfungsi
pada reaksi alergi.
Netrofil Sering disebut sel PMN
(Poly Morpho Nuclear).
Bersifat fagosit (mampu
menyerang pathogen)

Agranulosit Limfosit Terdiri dari dua jenis, yaitu


sel T, dan sel B. Keduanya
berperan dalam imunitas
dan kekebalan tubuh.

Monosit Leukosit yang berukuran


paling besar. Berfungsi
dalam mencerna sel yang
mati atau rusak, dan
membantu sistem
kekebalan tubuh.

 Buku Abas et al (2010)

Neutrofil, juga disebut leukosit polimorfonuklear, yaitu populasi putih yang paling
banyak beredar sel darah dan memediasi fase peradangan paling awal tanggapan.
Neutrofil bersirkulasi seperti bola sel-sel berdiameter sekitar 12 hingga 15 pm dengan
banyak proyeksi membran. Inti dari neutrofil adalah tersegmentasi menjadi tiga sampai
lima lobulus terhubung. Berikut merupakan proses perkembangan fagosit mononuclear

Gambar 1. Proses Perkembangan Fagosit Mononuclear.


Fagosit mononuklear berkembang di sumsum tulang, bersirkulasi dalam darah sebagai
monosit, dan menetap di semua jaringan tubuh sebagai makrofag yang dapat
berdiferensiasi menjadi bentuk khusus pada jaringan tertentu SSP dan sistem saraf pusat.
Seperti yang sudah dijelaskan pada buku siswa bahwa neutrofil berfungsi untuk
membunuh mikroba, berikut adalah bagaimana proses membunuh mikroba yang disebut
dengan fagositosis.

Beberapa substansi yang bersifat kemotaktik untuk eosinofil dan neutrofil yang berasal
dari komplemen (complement-derived chemotactic), faktor kemotaktik dari eosinofil dan
mediator yang dihasilkan oleh sel mast dan basofil. Pada proses fagositosis mikroba harus
menempel terlebih dahulu di permukaan sel fagosit. Sebelumnya mikroba sudah diserang
dan diikat oleh antibodi. Penempelan ini dapat terjadi karena terdapat reseptor fragmen Fc
dan reseptor C3b pada membran sel fagosit, makrofag dan neutrofil. Penempelan ini akan
memulai fase menelan (ingestion) yang dipengaruhi sistem kontraktilaktin-miosin. Akan
terbentuk pseudopodia di sekitar mikroba dan membran plasma akan ditarik
mengelilinginya sehingga menyerupai zipper sampai terbentuk vakuola (fagosom).
Peristiwa ini berlangsung dalam beberapa menit dan kemudian granula berpadu dengan
fagosom untuk melepaskan isinya di sekeliling mikroorganisme.

Limfosit adalah satu-satunya sel di dalam tubuh yang mampu mengenali dan
membedakan penentu antigenik yang berbeda dan bertanggung jawab untuk keduanya
mendefinisikan karakteristik imun adaptif respon, spesifisitas dan memori. Limfosit yang
mempunyai karakteristik memiliki dua jenis sel T dan sel B yang keduanya berfungsi
untuk imunitas dan kekebalan tubuh. Sel B adalah limfosit yang memainkan peran
penting pada imunitas humoral, sedangkan limfosit lain yaitu sel T memainkan peran
penting imunitas seluler. Fungsi utama sel B adalah untuk membuat antibodi melawan
antigen. Sel B adalah komponen sistem imun adaptif. Antibodi yang diproduksi berupa
imunoglobulin dengan tipe sebagai berikut.
1. IgG yang mengikat mikroba dengan sangat efisien
2. IgM yang mengikat bakteri
3. IgA yang terdapat pada interstitium, saliva, lapisan mukosa dan saluran pencernaan
untuk mencegah infeksi oleh antigen.
4. IgE yang mengikat parasit dan merupakan penyebab utama terjadinya gejala alergi
5. IgD yang selalu terikat pada sel B dan memainkan peran untuk menginisiasi respon
awal sel B
limfosit matang di sumsum tulang (sel B) dan timus (sel T), dan masuk ke organ
limfoid sekunder (perifer) sebagai limfosit "naif". Antigen ditangkap dari tempat
masuknya oleh sel dendritik dan terkonsentrasi di kelenjar getah bening, tempat mereka
diaktifkan limfosit naif itu bermigrasi ke node melalui darah pembuluh. Efektor dan
memori T sel-sel berkembang di node dan masuk sirkulasi dari mana mereka dapat
bermigrasi ke jaringan perifer. Antibodi diproduksi dalam limfoid organ dan memasuki
sirkulasi, dari mana mereka dapat menemukan antigen apa pun. Sel memori juga
memasuki sirkulasi dan mungkin tinggal di organ limfoid dan lainnya tissue Ilustrasi ini
menggambarkan peristiwa penting dalam respons imun ke antigen protein dalam getah
bening.

Tubuh manusia, antibody dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas
sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh sel-sel limfosit. Ada dua macam sel
limfosit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk
menghasilkan antibody dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai
hubungan spesifik yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke
dalam tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi karakteristik dan jenis
antigen. Kemudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut
melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk
klon. Sementara pada permukaan membrannya menghasilkan immunoglobulin
monomerik.

Daftar Pustaka

Abbas, A., K., Lichtman, A., H., & Pillai, S. 2010. Cellular and molecular immunology

6th edition. SAUNDERS ELSEVIER.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Semester

II Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai