PRAKTEK KMB
Tentang :
“PEMASANGAN INFUS, TERAPI OKSIGEN, PEMBERIAN OBAT
TOPIKAL, ORAL, SUPOSITORIA, NEBULIZER DAN PERAWATAN
LUKA”
Disusun Oleh :
Somia pratama
17101050111
Keperawatan VII B
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tentang Pemasangan Infus, Terapi Oksigen, Pemberian Obat Topikal,
Oral, Supositoria, Nebulizer Dan Perawatan Luka.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik KMB
(Keperawatan Medikal Bedah).Saya berterima kasih kepada Dosen Pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Saya
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya.Oleh karenanya,saya dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri,
pembaca maupun bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
2.1 Pemasangan infus................................................................................... 2
2.2 Terapi oksigen....................................................................................... 8
2.3 Pemberian Obat Topikal, Oral, Supositoria………………………… 11
2.4 Nebulizer …………………………………………………………… 22
2.5 Perawatan Luka……………………………………………………... 25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang
sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).
Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa
memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam masalah nyata
tersebut(Syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan belajar klinik yang kondusif
merupakan wadah atau tempat yang dinamis tempat dengan sumberdaya yang
dinamis bagi para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk
mencapaiobjektifdan tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan
keperawatan (Emilia, 2008).
1
BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. Pemasangan Infus
No Tindakan Rasional
1. Pemasangan Infus
a. Definisi: Agar dapat memahami apa itu
Pemasangan infus adalah salah definisi dari pemasangan infuse
satu cara atau bagian dari
pengobatan untuk memasukkan
obat atau vitamin ke dalam
tubuh pasien (Darmawan,
2008).
Pemasangan infus adalah
memasukkan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah
banyak dan waktu yang lama
dengan menggunakan infuse
set.
2
pemasangan infus terdiri dari 4 situasi dapat dilakukan pemasangan infuse
yaitu ; Kebutuhan pemberian obat
intravena, hidrasi intravena, transfusi
darah atau komponen darah dan situasi
lain di mana akses langsung ke aliran
darah diperlukan.
3
3. Cairan parenteral sesuai
program
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5. Kapas alkohol dalam kom
(secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
4
h. Hubungkan cairan infus dengan
infuse set dan gantungkan
i. Periksa label pasien dengan
instruksi dcairan yang akan di
berikan
j. Alirkan cairan infuse melalui
selang infuse sehingga tidak ada
udara didalamnya
k. Kencangkan klem sampai infuse
tidak menetes dan pertahankan
kesterilan sampai pemasangan
pada tangan di siapkan
l. Kencangkan tourniquet
m. Anjurakn pasien untuk
mengepal dan membukanya
beberapa kali,palpasi dan
dipastikan tekanan yang akan
ditusuk
n. Bersihka kulit dengan cermat
menggunakan kapss alcohol
o. Gunakan ibu jari untuk menekan
jaringan dan vena 5 cm
diats/dibawah tusukan
p. Pegang jarum pada posisi 30
derajat pada vena yang akan
ditusuk ,setelah pasti masuk,lalu
tusuk perlahan dengan pasti
q. Rendahkan posisi jarum sejajar
pada kulit dan tarikmjarum
sedkit lalu teruskan plastic IV
chateter ke dalam vena
r. Tekan dengan ujung jari plastic
IV kateter
s. Tarik jarum infuse keluar
t. Sambungkan plastic IV kateter
dengan ujung selang infuse
u. Tarik jarum infuse keluar
v. Lepaskan manset
w. Buka klem infuse sampai cairan
mengalir lancar
x. Oleskan dengan salep betadin di
atas tempat penusukan,kmudian
ditutup dengan kasa steril
y. Fiksasi posisi plastic IV kateter
dengan plester
z. Atur tetesan infuse sesuai
dengan ketentuan
4. Fase Evaluasi Memastikan respon klien setelah
5
a. Evaluasi pasien dan hasil tindakan dalam keadaan aman dan
kegiatan nyaman
b. Lakukan kontrak kegiatan
dengan pasien
c. Akhiri kegiatan dengan sapaan
atau salam
d. Buka sarung tangan dan cuci
tangan
2. Terapi Oksigen
No Tindakan Rasional
2 Terapi Oksigen
a. Definisi: Agar dapat memahami apa itu definisi
Pemberian terapi oksigenasi adalah terapi oksigen
suatu tata cara pemberian bantuan
gas oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan
kedalam paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat
khusus.
b. Tujuan Tindakan Agar dapat mengetahui tujuan dari
1. Memenuhi kekurangan oksigen tindakan terapi oksigen
2. Mencegah atau mengatasi
hipoksia
3. Mempertahankan oksigenasi
jaringan yang adekuat
4. Menurunkan kerja nafas dan
kerja miocard
c. Prinsip Pemasangan:Steril Tidakan harus steril tujuannya
untukperalatan medis yang steril
d. Indikasi Agar dapat mengetahui petunjuk bagi
a. Kadar oksigen arteri (Pa O2) pasien yang bagaimana yang dapat
b. Kerja pernafasan meningkat dilakukan pemasangan infus
c. Adanya peningkatan kerja otot
6
jantung
7
d. Cek flowmeter dengan tabung
oksigen/sentral oksigen
e. Cek fungsi flowmeter denagn
humudifer denagnmemutar
pengatur konsentrasi O2 dan
amati ada tidaknya gelembung
udara dalam glass flowmeter
f. Menghubungkan kateter
nasal/nasal kanul dengan
flowmeter
g. Alirkan O2 ke kateter nasal
dengan aliran 1-6
liter/menit,canula nasal dengan
aliran 1-6 liter/menit.
h. Cek aliran kateter nasal kanul
dengan menggunakan
punggung tangan untuk
mengetahui ada tidaknya aliran
oksigen
i. Pasangkan alat kateter nasal
/kanul pada klien
j. Tanyakan pada klien atau
oksigen apakah oksigen telah
mengalir sesuai yan diinginkan
k. Rapikan pasien
l. Rapikan alat-alat
4 Fase Evaluasi Memastikan respon klien setelah
a. Evaluasi kegiatan yang telah tindakan dalam keadaan aman dan
dilakukan (subjektif dan nyaman
objektif)
b. Akhiri kegiatan dengan baik
c. Cuci tangan
5 Fase dokumentasi Mendokumentasikan semua tindakan
8
a. Dokumentasikan tindakan yang sebagai tanggung jawab dan tanggung
dilakukan gugat perawat
b. Catat respon pasien yang
ditemukan saat tindakan
No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Agar dapat memahami apa itu
Pemberian obat suppositoria adalah definisi pemberian obat supositorial
cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau
rektum dalam bentuk suppositoria.
2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan dari
Adalah tindakan pemberian obat secara
Untuk memperoleh efek obat supositorial
lokal maupun sistemik
Untuk melunakkan feses
sehingga mudah untuk
dikeluarkan
9
pentrikum atau peradangan aktif
(inflamasi akut) pada saluran
cerna.
Bionkospasme berat atau pasien
dengan riwayat asma bronchial
atau alergi.
Gagal fungsi ginjal dan hati yang
berat.
Supositoria sebaiknya tidak di
gunakan pada penderita piotitis
atau hemoroid.
Pembedahan rektal.
10
1. Membantu klien pada posisi Sim, 1. posisi tersebut mengekspos anus
jaga agar hanya pada bagian anus dan posisi miring kiri
saja yang terbuka meminimalisasi kemungkinan
supositoria dan feses keluar
2. Keluarkan supositoria dari 2. lubrikan mengurang gesekan
bungkusnya, lumasi ujung saat supositoria memasuki rektum
supositoria dan tangan yang
dominan dengan denganjely atau
pelumas larut air
3. Minta klien tarik nafas dalam 3.mengurangi nyeri dan memuluskan
dengan perlahan melalui mulut pemasukan
agar spingter anus relaksasi
4. Retraksi bokong dengan tangan 1. Supositoria harus menempel
tidak dominan. dimukosa anus untuk diabsorbsi
Masukkasupositoria dengan dan aksi obat yang lebih efektif
perlahan melalui anus melalui
sfingter internal dan kearah
dinding rektum, 10 cm pada
dewasa 5 cm pada anak dan bayi 2. menghindari keluarnya
5. Menganjurkan klien untuk supositoria
menahan ±15 menit agar obat
tidak keluar sehingga bereaksi 3. menurunkan transmisi
optimal mikroorganisme
6. Melepas sarung tangan
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman dan
2. Membereskan alat
nyaman
3. Mencuci tangan
4. Menyampaikan rencana tindak
lanjut
5. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Mendokumentasikan semua tindakan
Catat tindakan perawat secara sebagai tanggung jawab dan
singkat dan jelas: nama klien, tanggung gugat perawat
Tanggal dan jam pemberian obat,
11
tindakan, respon klien dan nama
petugas
12
aknekistik dan prurigo
13
Lap handuk
Tempat sampah basah dan kerin
14
gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
c) Jelaskan pada klien bahwa
kulit dapat terasa berminyak
setelah pemberian
· Lotion yang mengandung
suspensi
a) Kocok wadah dengan kuat
b) Oleskan sejumlah kecil lotion
pada kassa balutan atau
bantalan kecil
c) Jelaskan pada klien bahwa
area akan terasa dingin dan
kering
· Bubuk atau powder
a) Pastikan bahwa permukaan
kulit kering secara
menyeluruh
b) Regangkan dengan baik
lipatan bagian kulit seperti
diantara ibu jari atau bagian
bawah lengan
c) Bubuhkan secara tipis pada
area yang bersangkutan
· Spray aerosol
a) Kocok wadah dengan keras
b) Baca label untuk jarak yang
dianjurkan untuk memegang
spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm) 7. Untuk pencegahan infeksi
c) Bila leher atau bagian atas
dada harus disemprot, minta
15
klien untuk memalingkan
wajah dari arah spray
d) Semprotkan obat dengan cara
merata pada bagian yang 10. agar klien mengetahui
sakit tidakan yang telah dilakukan
8. Rapikan klien, kembalikan serta keadaan terakhirnya
peralatan yang masih dapat
dipakai, buang peralatan yang
sudah tidak digunakan pada
tempat yang sesuai dan
dekontaminasi alat
9. Cuci tangan
10. Beritahukan pada klien
tentang pengobatan yang telah
dilakukan
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman
2. Menyampaikan rencana tindak
dan nyaman
lanjut
3. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas. tindakan sebagai tanggung
nama klien, Tanggal dan jam jawab dan tanggung gugat
pemberian obat, tindakan, respon perawat
klien dan nama petugas
16
1) Menyediakan obat yg memiliki secara oral
efek lokal.
2) Menghindari pemberian obat
yg akan menyebabkan
kerusakan kulit & jaringan
3) Menghindari pemberian obat
yg mampu menyebabkan nyeri
17
5) Martil & lumpang penggerus
6) Gelas & air minum
7) Sedotan
8) Spuit sesuai ukuran
9) Sendok
10) Pipet
18
o Kaji kesulitan menelan. Bila
ada, jadian tablet dalam
bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
o Kaji denyut nadi dan
tekanan darah sebelum
pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
o Catat perubahan dan reaksi
terhadap pemberian.
o Cuci tangan.
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1) Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman
2) Menyampaikan rencana tindak
dan nyaman
lanjut
3) Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas tindakan sebagai tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat
4. Nebulizer
No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Pemberian inhalasi uap Agar dapat memahami apa itu
dengan obat/tanpa obat definisi nebulizer
menggunakan nebulator
2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan
Adalah dari tindakan nebulizer
1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan
mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
Pemberian obat secara langsung
19
pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti :
bronkospasme akut, produksi
sekret yang berlebihan, dan
batuk yang disertai dengan sesak
nafas
20
4. Melakukan kontrak waktu dan akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja Agar dapat melakukan tindakan
Memberi posisi yang nyaman dengan benar
pada klien
Mengontrol flowmeter dan
humidifier
Mencuci tangan
Menyambungkan masker
nebulizer dengan tabung
oksigen dengan selang
penghubung
Mengontrol apakah selang dan
masker berfungsi dengan baik
Menghisap obat sesuai instruksi
medik dan memasukkannya ke
dalam tabung masker nebulizer
Memasang masker sesuai wajah
klien
Mengalirkan oksigen sesuai
indikasi medik
Mengevaluasi respon klien (pola
napas)
Merapihkan pasien
Cuci tangan
Dokumentasi
Jenis obat dan jumlah liter
oksigen yang diberikan
Waktu pemberian
Reaksi pasien
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
21
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman dan
2. Menyampaikan rencana tindak
nyaman
lanjut
3. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas: tindakan sebagai tanggung jawab
tanggal dan jam pemasangan dan tanggung gugat perawat
nebulizer dan tindakan yang
dilakukan serta respon klien.
5.Perawatan luka
No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Agar dapat memahami apa itu
Membersihkan luka, mengobati definisi perawatan luka
luka dan menutup kembali luka
dengan tekhnik steril
Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan
Adalah dari tindakan perawatan luka
1. Mencegah masuknya kuman
dan kotoran ke dalam luka.
2. Memberi pengobatan pada
luka.
3. Memberikan rasa aman dan
nyaman pada pasien.
4. Mengevaluasi tingkat
kesembuhan luka.
22
Kontraindikasi : Agar mengetahui bagaimana efek
o Luka bersih samping dan situsi keadaan yang
o Tidak terkontaminasi dan mempengaruhi pasien
luka steril
o Balutan kotor dan basah
akibat eksternal ada
rembesan atau eksudat
o Ingin mengkaji keadaan
luka
o Mempercepat debrademen
jaringan nekrotik
o Luka kotor
o Pasien luka dekubitus’
o Pasien luka gengrene
o Pasien luka venous
SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi
pelaksanaan tindakan
23
o Bengkok
o Perlak atau pengalas
o Verband
o Obat luka sesuai
kebutuhan
2. Fase orientasi Menjalin hubungan
1. Mengucapkan salam saling percaya antara
2. Memperkenalkan diri dan perawta dengan pasien
menjelaskan tujuan Agar klien mengetahui
3. Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa
4. Melakukan kontrak waktu dan yang akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan pasien 1.Memudahkan dalam
2. Mengatur posisi pasien sesuai tindakan
kbutuhan 2. Menciptakan posisi yang
3. Pasang perlak atau nyaman
pengalasdibawah daerah luka
4. Membuka peralatan 3. Menghindari cairan
5. Memakai sarung tangan mengotori kasur pasien
6. Basahi kasa dengan bethadin 4 dan 5. Mencegah transmisi
kemudian dengan menggunakan organisme
pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih dari 6.arah tekanan pembersihan
kotoran (gunakan teknik mencegah introduksi
memutar searah jarum jam organisme kedalam luka
7. Basahi kasa dengan cairan NaCl
0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan
area luka bagian dalam (gunakan
teknik usapan dari atas ke
bawah)
24
8. Keringkan daerah luka dan
pastikan area luka bersih dari
kotoran
9. Beri obat luka sesuai kebutuhan
jika perlu
10. Pasang kasa steril pada area 10.meningkatkan absorbsi
daerah luka bersih dari kotoran tepat pada drainase
11. Beri obat luka sesuai kebutuhan
jika perlu
12. Pasang kasa steril pada area luka 12.melindungi luka dari
sampai sampai tepi luka masuknya mikroorganisme
13. Fiksasi balutan menggunakan 13. menjamin penutupan yang
plester tepat dan absorbsi optimal
14. Mengatur posisi pasien seperti
semula
15. Alat-alat dibereskan
16. Buka sarung tangan
BAB III
PENUTUP
25
A. Kesimpulan
Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang
sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).
26