Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PRAKTEK KMB
Tentang :
“PEMASANGAN INFUS, TERAPI OKSIGEN, PEMBERIAN OBAT
TOPIKAL, ORAL, SUPOSITORIA, NEBULIZER DAN PERAWATAN
LUKA”

Dosen Mata Kuliah : Ns. Melti Suriya,M.Kep

Disusun Oleh :
Somia pratama
17101050111

Keperawatan VII B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini tentang Pemasangan Infus, Terapi Oksigen, Pemberian Obat Topikal,
Oral, Supositoria, Nebulizer Dan Perawatan Luka.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik KMB
(Keperawatan Medikal Bedah).Saya berterima kasih kepada Dosen Pembimbing dan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.Saya
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya.Oleh karenanya,saya dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri,
pembaca maupun bagi semua pihak.

Padang, September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
2.1 Pemasangan infus................................................................................... 2
2.2 Terapi oksigen....................................................................................... 8
2.3 Pemberian Obat Topikal, Oral, Supositoria………………………… 11
2.4 Nebulizer …………………………………………………………… 22
2.5 Perawatan Luka……………………………………………………... 25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang
sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).
Praktik klinik harus dimanfaatkan dengan baik sehingga mahasiswa
memiliki kemampuan untuk berhubungan langsung ke dalam masalah nyata
tersebut(Syahreni & waluyanti, 2007). Lingkungan belajar klinik yang kondusif
merupakan wadah atau tempat yang dinamis tempat dengan sumberdaya yang
dinamis bagi para mahasiswa, lingkungan klinik yang dipilih penting untuk
mencapaiobjektifdan tujuan praktek klinik dalam sebuah program pendidikan
keperawatan (Emilia, 2008).

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Praktik Klinik di Keperawatan
Medikal Bedah
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami tindakan pemasangan infuse
b. Mahasiswa mampu memahami tindakan terapi oksigen
c. Mahasiswa mampu memahami Tindakan Pemberian Obat Topikal, Oral,
Supositoria
d. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tindakan nebulizer
e. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tindakan perawatan luka

1
BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
1. Pemasangan Infus
No Tindakan Rasional
1. Pemasangan Infus
a. Definisi: Agar dapat memahami apa itu
 Pemasangan infus adalah salah definisi dari pemasangan infuse
satu cara atau bagian dari
pengobatan untuk memasukkan
obat atau vitamin ke dalam
tubuh pasien (Darmawan,
2008).
 Pemasangan infus adalah
memasukkan cairan atau obat
langsung ke dalam pembuluh
darah vena dalam jumlah
banyak dan waktu yang lama
dengan menggunakan infuse
set.

b. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan dari


 Mempertahankan,mengganti tindakan pemasangan infus
cairan serta mempertahankan
keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh yang
mengandung air
elektrolit,vitamin protein
lemak dan kalori yang tidak
dapat dipertahankan secara oral
 Memperbaiki asam basah
 Pemeliharaan nutrisi
 Pemberian obat-obatan
intravena kedalam tubuh lewat
intra vena
 Akses dalam keadaan darurat
 Memonitor tekanan vena
sentral (CVP)
c. Prinsip pemasangan Tindakan harus steril tujuannya agar
 Steril tidak terjadi infeksi saat melakukan
pemasangan infus.
d. Indikasi Agar dapat mengetahui petunjuk
Secara garis besar, indikasi bagi pasien yang bagaimana yang

2
pemasangan infus terdiri dari 4 situasi dapat dilakukan pemasangan infuse
yaitu ; Kebutuhan pemberian obat
intravena, hidrasi intravena, transfusi
darah atau komponen darah dan situasi
lain di mana akses langsung ke aliran
darah diperlukan.

e. Kontraindikasi Agar dapat mengetahui bagaimana


Kontraindikasi relatif pada pemasangan efek samping dan situsi keadaan
infus, karena ada berbagai situasi dan yang mempengaruhi pasien
keadaan yang mempengaruhinya.
Namun secara umum, pemasangan
infus tidak boleh dilakukan jika ;

 Terdapat inflamasi (bengkak,


nyeri, demam), flebitis,
sklerosis vena, luka bakar dan
infeksi di area yang hendak di
pasang infus.

 Pemasangan infus di daaerah


lengan bawah pada pasien gagal
ginjal, terutama pada pasien-
pasien yang mempunyai
penyakit ginjal karena lokasi ini
dapat digunakan untuk
pemasangan fistula arteri-vena
(A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis (cuci darah).

 Obat-obatan yg berpotensi iritan


pada pembuluh vena kecil yg
aliran darahnya lambat
(contohnya pembuluh vena di
tungkai & kaki).

Standar operasional Pemasangan Infus


1. Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam
a. Persiapan alat: penggunaan alat-alat
1. Sarung tangan (handscoon)
Steril 1 pasang
2. Selang infus sesuai kebutuhan
(makro drip atau mikro drip)

3
3. Cairan parenteral sesuai
program
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5. Kapas alkohol dalam kom
(secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril

b. Melakukan verifikasi data


sebelumnya bila ada
c. Mencuci tangan
d. Menempatkan alat di dekat
pasien dengan benar

2. Fase Orientasi  Menjalin hubungan saling


a. Memberi salam dan senyum percaya antara perawta
kepada klien dengan pasien
b. Menjelaskan kegiatan dan tujuan  Agar klien mengetahui
yang akan dilakukan tindakan seperti apa yang
c. Menjelaskan waktu yang akan akan dia dapatkan
dibutuhkan
d. Menjelaskan kerahasiaan bila
perlu pasang sampiran
e. Atur posisi pasien sesuai
indikasi
3. Fase Kerja Agar dapat melakukan tindakan
a. Beri kesempatan klien bertanya dengan benar
sebelum kegiatan dilakukan
b. Menanyakan keluhan utama atau
keluhan yang dirasakan
sekarang
c. Menjaga privasi pasien
d. Letakkan pasien pada posisi
semi fowler atau supine jika
tidak memungkinkan
e. Bebaskan lengan pasien dari
baju/kemeja
f. Letakkan manset 5-15 cm diatas
ditempat tusukan
g. Letakkan als plastic di bawah
lengan pasien

4
h. Hubungkan cairan infus dengan
infuse set dan gantungkan
i. Periksa label pasien dengan
instruksi dcairan yang akan di
berikan
j. Alirkan cairan infuse melalui
selang infuse sehingga tidak ada
udara didalamnya
k. Kencangkan klem sampai infuse
tidak menetes dan pertahankan
kesterilan sampai pemasangan
pada tangan di siapkan
l. Kencangkan tourniquet
m. Anjurakn pasien untuk
mengepal dan membukanya
beberapa kali,palpasi dan
dipastikan tekanan yang akan
ditusuk
n. Bersihka kulit dengan cermat
menggunakan kapss alcohol
o. Gunakan ibu jari untuk menekan
jaringan dan vena 5 cm
diats/dibawah tusukan
p. Pegang jarum pada posisi 30
derajat pada vena yang akan
ditusuk ,setelah pasti masuk,lalu
tusuk perlahan dengan pasti
q. Rendahkan posisi jarum sejajar
pada kulit dan tarikmjarum
sedkit lalu teruskan plastic IV
chateter ke dalam vena
r. Tekan dengan ujung jari plastic
IV kateter
s. Tarik jarum infuse keluar
t. Sambungkan plastic IV kateter
dengan ujung selang infuse
u. Tarik jarum infuse keluar
v. Lepaskan manset
w. Buka klem infuse sampai cairan
mengalir lancar
x. Oleskan dengan salep betadin di
atas tempat penusukan,kmudian
ditutup dengan kasa steril
y. Fiksasi posisi plastic IV kateter
dengan plester
z. Atur tetesan infuse sesuai
dengan ketentuan
4. Fase Evaluasi Memastikan respon klien setelah

5
a. Evaluasi pasien dan hasil tindakan dalam keadaan aman dan
kegiatan nyaman
b. Lakukan kontrak kegiatan
dengan pasien
c. Akhiri kegiatan dengan sapaan
atau salam
d. Buka sarung tangan dan cuci
tangan

5. Fase Dokumentasi Mendokumentasikan semua tindakan


Dokumentasikan tindakan yang telah sebagai tanggung jawab dan
dilakukan tanggung gugat perawat

2. Terapi Oksigen

No Tindakan Rasional
2 Terapi Oksigen
a. Definisi: Agar dapat memahami apa itu definisi
Pemberian terapi oksigenasi adalah terapi oksigen
suatu tata cara pemberian bantuan
gas oksigen pada penderita yang
mengalami gangguan pernafasan
kedalam paru melalui saluran
pernafasan dengan menggunakan alat
khusus.
b. Tujuan Tindakan Agar dapat mengetahui tujuan dari
1. Memenuhi kekurangan oksigen tindakan terapi oksigen
2. Mencegah atau mengatasi
hipoksia
3. Mempertahankan oksigenasi
jaringan yang adekuat
4. Menurunkan kerja nafas dan
kerja miocard
c. Prinsip Pemasangan:Steril Tidakan harus steril tujuannya
untukperalatan medis yang steril
d. Indikasi Agar dapat mengetahui petunjuk bagi
a. Kadar oksigen arteri (Pa O2) pasien yang bagaimana yang dapat
b. Kerja pernafasan meningkat dilakukan pemasangan infus
c. Adanya peningkatan kerja otot

6
jantung

e. Kontraindikasi Agar dapat mengetahui bagaimana


a. Gagal nafas efek samping dan situsi keadaan yang
b. Gagal jantung mempengaruhi pasien
c. Syok
d. Meningkatnya kebutuhan O2

SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 


pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi Agar memudahkan kita dalam


. penggunaan alat-alat
1.siapkan alat-alat
a. Tabung oksigen
b. kateter nasal /kanul nasal
c. jeli pelumas
d.Sarung tangan
e.Tissue

2 Fase Orientasi  Menjalin hubungan saling


. percaya antara perawta dengan
a. Memberikan salam kepada pasien
pasien
b. Panggil pasien/keluarganya  Agar klien mengetahui
c. Jelaskan pada pasien dan keluarga tindakan seperti apa yang akan
dia dapatkan
prosedur,tujuan dan tindakan apa
yang dilakukan
d. Melakukan kontrak waktu dan
menanyakan persetujuan klien
e. Menjaga privasi klien

3 Fase kerja Agar dapat melakukan tindakan


a. Cuci tangan dengan benar
b. Bawa alat-alat kedekat pasien
c. Isi glass humudifer dengan
water irrigation setinggi batas
yang tertera

7
d. Cek flowmeter dengan tabung
oksigen/sentral oksigen
e. Cek fungsi flowmeter denagn
humudifer denagnmemutar
pengatur konsentrasi O2 dan
amati ada tidaknya gelembung
udara dalam glass flowmeter
f. Menghubungkan kateter
nasal/nasal kanul dengan
flowmeter
g. Alirkan O2 ke kateter nasal
dengan aliran 1-6
liter/menit,canula nasal dengan
aliran 1-6 liter/menit.
h. Cek aliran kateter nasal kanul
dengan menggunakan
punggung tangan untuk
mengetahui ada tidaknya aliran
oksigen
i. Pasangkan alat kateter nasal
/kanul pada klien
j. Tanyakan pada klien atau
oksigen apakah oksigen telah
mengalir sesuai yan diinginkan
k. Rapikan pasien
l. Rapikan alat-alat
4 Fase Evaluasi Memastikan respon klien setelah
a. Evaluasi kegiatan yang telah tindakan dalam keadaan aman dan
dilakukan (subjektif dan nyaman
objektif)
b. Akhiri kegiatan dengan baik
c. Cuci tangan
5 Fase dokumentasi Mendokumentasikan semua tindakan

8
a. Dokumentasikan tindakan yang sebagai tanggung jawab dan tanggung
dilakukan gugat perawat
b. Catat respon pasien yang
ditemukan saat tindakan

3. Pemberian Obat Topikal, Oral, Supositoria


 Pemberian obat supositorial

No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Agar dapat memahami apa itu
Pemberian obat suppositoria adalah definisi pemberian obat supositorial
cara memberikan obat dengan
memasukkan obat melalui anus atau
rektum dalam bentuk suppositoria.
2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan dari
Adalah tindakan pemberian obat secara
 Untuk memperoleh efek obat supositorial
lokal maupun sistemik
 Untuk melunakkan feses
sehingga mudah untuk
dikeluarkan

3. Prinsip pemasangan : Tindakan harus steril untuk


Steril melindungi diri saat kontak langsung
4. Indikasi: Agar dapat mengetahui petunjuk bagi
Mengobati gejala-gejala rematoid, pasien yang bagimana yang dapat
spondistisankiloksa, gout akut dan dilakukan pemberian obat
osteoritis.
5. Kontraindikasi : Agar mengetahui bagaimana efek
 Hipersensitif terhadap samping dan situsi keadaan yang
ketoprofen, esetosal dan ains mempengaruhi pasien
lain.
 Pasien yang menderita ulkus

9
pentrikum atau peradangan aktif
(inflamasi akut) pada saluran
cerna.
 Bionkospasme berat atau pasien
dengan riwayat asma bronchial
atau alergi.
 Gagal fungsi ginjal dan hati yang
berat.
 Supositoria sebaiknya tidak di
gunakan pada penderita piotitis
atau hemoroid.
 Pembedahan rektal.

SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 


pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam


Persiapan alat: penggunaan alat-alat
a) Kartu obat
b) Supositoriarectal
c) Jeli pelumas
d) Sarung tangan
e) Tissue
2. Fase orientasi  Menjalin hubungan saling
1. Mengucapkan salam percaya antara perawta
2. Memperkenalkan diri dan dengan pasien
menjelaskan tujuan  Agar klien mengetahui
3. Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa yang
4. Melakukan kontrak waktu dan akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja

10
1. Membantu klien pada posisi Sim, 1. posisi tersebut mengekspos anus
jaga agar hanya pada bagian anus dan posisi miring kiri
saja yang terbuka meminimalisasi kemungkinan
supositoria dan feses keluar
2. Keluarkan supositoria dari 2. lubrikan mengurang gesekan
bungkusnya, lumasi ujung saat supositoria memasuki rektum
supositoria dan tangan yang
dominan dengan denganjely atau
pelumas larut air
3. Minta klien tarik nafas dalam 3.mengurangi nyeri dan memuluskan
dengan perlahan melalui mulut pemasukan
agar spingter anus relaksasi
4. Retraksi bokong dengan tangan 1. Supositoria harus menempel
tidak dominan. dimukosa anus untuk diabsorbsi
Masukkasupositoria dengan dan aksi obat yang lebih efektif
perlahan melalui anus melalui
sfingter internal dan kearah
dinding rektum, 10 cm pada
dewasa 5 cm pada anak dan bayi 2. menghindari keluarnya
5. Menganjurkan klien untuk supositoria
menahan ±15 menit agar obat
tidak keluar sehingga bereaksi 3. menurunkan transmisi
optimal mikroorganisme
6. Melepas sarung tangan
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman dan
2. Membereskan alat
nyaman
3. Mencuci tangan
4. Menyampaikan rencana tindak
lanjut
5. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Mendokumentasikan semua tindakan
Catat tindakan perawat secara sebagai tanggung jawab dan
singkat dan jelas: nama klien, tanggung gugat perawat
Tanggal dan jam pemberian obat,

11
tindakan, respon klien dan nama
petugas

 Pemberian obat topikal


No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Agar dapat memahami apa itu
Pemberian obat secara topikal definisi pemberian obat topikal
adalah pemberian obat secara
lokal dengan cara mengoleskan
atau menetskan obat
pada permukaan kulit tergantung
dimana letak penyakit itu terjadi.

2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan dari


Adalah tindakan pemberian obat topikal
1. Memperoleh reaksi lokal dari
obat tersebut
2. Mempertahankan hidrasi
lapisan kulit
3. Melindungi permukaan kulit
4. Mengurangi iritasi kulit local
5. Menciptakan anastesilocal
6. Atau mengatasi infeksi atau
iritasi
(Jean Smith dan Joyce
Young, 2010 : 291)

3. Prinsip pemasangan : Tidakan harus steril tujuannya


Steril untuk melindungi diri saat kontak
langsung
4. Indikasi:infeksi lokal, dermatitis, Agar dapat mengetahui petunjuk
psoriasis ringan, keloid, parut bagi pasien yang bagaimana yang
hipertrofik, alopesia areata, dapat dilakukan pemberian obat

12
aknekistik dan prurigo

5. Kontraindikasi :ulkus Agar mengetahui bagaimana efek


samping dan situsi keadaan yang
mempengaruhi pasien
SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 
pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam


Persiapan alat: penggunaan alat-alat
 Troli
 Baki dan alas
 Perlak dan alas
 Bengkok (nierbekken)
 Air DTT dalam kom
 Kapas
 Sarung tangan
 Kassa kecil steril (sesuai
kebutuhan)
 Kassa balutan, penutup plastik
dan plester (sesuai kebutuhan)
 Lidi kapas atau tonguespatel
 Obat topikal sesuai yang
dipesankan (krim, salep, lotion,
lotion yang mengandung
suspensi, bubuk atau powder,
spray aerosol)
 Buku obat (ISO)
 Baskom
 Larutan klorin 0.5% dalam
tempatnya
 Sabun cuci tangan

13
 Lap handuk
 Tempat sampah basah dan kerin

2. Fase orientasi  Menjalin hubungan


1. Mengucapkan salam saling percaya antara
2. Memperkenalkan diri dan perawta dengan pasien
menjelaskan tujuan  Agar klien mengetahui
3. Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa yang
4. Melakukan kontrak waktu dan akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja
1. Cuci tangan 1. Untuk pencegahan infeksi
2. Persiapkan posisi klien dengan 2. Agar dapat mempermudah
tepat dan nyaman pemberian obat dan tetap
3. Pakai sarung tangan perhatikan kenyamanan dan
4. Inspeksi kondisi kulit. Cuci area privasi klien
yang sakit, lepaskan semua 3. Untuk pencegahan infeksi
debris dan kerak pada kulit 4. Untuk membersihkan area
5. Keringkan atau biarkan area yang akan diobati agar
kering oleh udara penyerapan obat dapat
6. Bila kulit terlalu kering dan maksimal
mengeras, gunakan agen topikal 5. Untuk pencegahan infeksi
7. Oleskan agen topical : 6. Untuk mempermudah
· Krim, salep dan lotion yang penggunaan obat
mengandung minyak
a) Letakkan satu sampai dengan
dua sendok teh obat di
telapak tangan kemudian
lunakkan dengan menggosok
lembut diantara kedua tangan
b) Usapkan merata diatas
permukaan kulit, lakukan

14
gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu
c) Jelaskan pada klien bahwa
kulit dapat terasa berminyak
setelah pemberian
· Lotion yang mengandung
suspensi
a) Kocok wadah dengan kuat
b) Oleskan sejumlah kecil lotion
pada kassa balutan atau
bantalan kecil
c) Jelaskan pada klien bahwa
area akan terasa dingin dan
kering
· Bubuk atau powder
a) Pastikan bahwa permukaan
kulit kering secara
menyeluruh
b) Regangkan dengan baik
lipatan bagian kulit seperti
diantara ibu jari atau bagian
bawah lengan
c) Bubuhkan secara tipis pada
area yang bersangkutan
· Spray aerosol
a) Kocok wadah dengan keras
b) Baca label untuk jarak yang
dianjurkan untuk memegang
spray menjauhi area
(biasanya 15-30 cm) 7. Untuk pencegahan infeksi
c) Bila leher atau bagian atas
dada harus disemprot, minta

15
klien untuk memalingkan
wajah dari arah spray
d) Semprotkan obat dengan cara
merata pada bagian yang 10. agar klien mengetahui
sakit tidakan yang telah dilakukan
8. Rapikan klien, kembalikan serta keadaan terakhirnya
peralatan yang masih dapat
dipakai, buang peralatan yang
sudah tidak digunakan pada
tempat yang sesuai dan
dekontaminasi alat
9. Cuci tangan
10. Beritahukan pada klien
tentang pengobatan yang telah
dilakukan
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman
2. Menyampaikan rencana tindak
dan nyaman
lanjut
3. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas. tindakan sebagai tanggung
nama klien, Tanggal dan jam jawab dan tanggung gugat
pemberian obat, tindakan, respon perawat
klien dan nama petugas

 Pemberian obat oral


No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Pemberian obat dengan Agar dapat memahami apa itu
cara oral ialah memberikan obat definisi pemberian obat oral
melalui mulut.

2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan


Adalah dari tindakan pemberian obat

16
1) Menyediakan obat yg memiliki secara oral
efek lokal.
2) Menghindari pemberian obat
yg akan menyebabkan
kerusakan kulit & jaringan
3) Menghindari pemberian obat
yg mampu menyebabkan nyeri

3. Prinsip pemasangan : Tindakan harus steril tujuannya


Steril/tidak steril untuk melindungi diri saat kontak
langsung
4. Indikasi: Agar dapat mengetahui petunjuk
 Pada pasien yang tidak bagi pasien yang bagaimana yang
membutuhkan absorbsi obat dapat dilakukan pemberian obat
secara cepat.
 Pada pasien yang tidak
mengalami gangguan
pencernaan
5. Kontraindikasi :Pasien dengan Agar mengetahui bagaimana efek
gangguan pada system pecernaan, samping dan situsi keadaan yang
seperti kanker orall, gangguan mempengaruhi pasien
menelan, dsb.

SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 


pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam


Persiapan alat: penggunaan alat-alat
1) Baki berisi obat-obatan
2) Buku rencana pengobatan
3) Mangkuk disposabel buat
tempat obat
4) Pemotong obat (apabila
diperlukan)

17
5) Martil & lumpang penggerus
6) Gelas & air minum
7) Sedotan
8) Spuit sesuai ukuran
9) Sendok
10) Pipet

2. Fase orientasi  Menjalin hubungan


1) Mengucapkan salam saling percaya antara
2) Memperkenalkan diri dan perawta dengan pasien
menjelaskan tujuan  Agar klien mengetahui
3) Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa yang
4) Melakukan kontrak waktu dan akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5) Menjaga privasi klien
3. Fase kerja
 Cuci tangan.  Mencegah infeksi silang
 Baca obat, dengan berprinsip  Agar tidak terjadi kesalahan
tepat obat, tepat pasien, tepat dalam pemberian obat
dosis, tepat waktu, dan tepat  Memudahkan klien dalam
tempat. minum obat
 Bantu untuk meminumkannya
dengan cara:
o Apabila memberikan obat
berbentuk tablet atau kapsul
dari botol, maka tuangkan
jumlah yang dibutuhkan ke
dalam tutup botol dan
pindahkan ke tempat obat.
Jangan sentuh obat dengan
tangan. Untuk obat berupa
kapsul jangan dilepaskan
pembungkusnya.

18
o Kaji kesulitan menelan. Bila
ada, jadian tablet dalam
bentuk bubuk dan campur
dengan minuman.
o Kaji denyut nadi dan
tekanan darah sebelum
pemberian obat yang
membutuhkan pengkajian.
o Catat perubahan dan reaksi
terhadap pemberian.
o Cuci tangan.
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah
1) Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman
2) Menyampaikan rencana tindak
dan nyaman
lanjut
3) Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas tindakan sebagai tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat

4. Nebulizer
No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Pemberian inhalasi uap Agar dapat memahami apa itu
dengan obat/tanpa obat definisi nebulizer
menggunakan nebulator
2. Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan
Adalah dari tindakan nebulizer
1. Merelaksasi jalan nafas.
2. Mengencerkan dan
mempermudah mobilisasi sekret.
3. Menurunkan edema mukosa.
Pemberian obat secara langsung

19
pada saluran pernafasan untuk
pengobatan penyakit, seperti :
bronkospasme akut, produksi
sekret yang berlebihan, dan
batuk yang disertai dengan sesak
nafas

3. Prinsip pemasangan : Tindakan harus steril tujuannya


Steril untuk melindungi diri saat kontak
langsung
4. Indikasi:Untuk penderita asma, Agar dapat mengetahui petunjuk
sesak napas kronik, batuk, pilek, bagi pasien yang bagimana yang
dan gangguan saluran pernapasan dapat dilakukan pemasangan
nebulizer
5. Kontraindikasi :Pada penderita Agar mengetahui bagaimana efek
trakeotomi, pada fraktur didaerah samping dan situsi keadaan yang
hidung mempengaruhi pasien

SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 


pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam


Persiapan alat: penggunaan alat-alat
a. Set nebulizer
b. Obat bronkodilator
c. Bengkok
d. Spuit 5 cc
e. Aquades

2. Fase orientasi  Menjalin hubungan saling


1. Mengucapkan salam percaya antara perawta
2. Memperkenalkan diri dan dengan pasien
menjelaskan tujuan  Agar klien mengetahui
3. Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa yang

20
4. Melakukan kontrak waktu dan akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja Agar dapat melakukan tindakan
 Memberi posisi yang nyaman dengan benar
pada klien
 Mengontrol flowmeter dan
humidifier
 Mencuci tangan
 Menyambungkan masker
nebulizer dengan tabung
oksigen dengan selang
penghubung
 Mengontrol apakah selang dan
masker berfungsi dengan baik
 Menghisap obat sesuai instruksi
medik dan memasukkannya ke
dalam tabung masker nebulizer
 Memasang masker sesuai wajah
klien
 Mengalirkan oksigen sesuai
indikasi medik
 Mengevaluasi respon klien (pola
napas)
 Merapihkan pasien
 Cuci tangan
 Dokumentasi 
 Jenis obat dan jumlah liter
oksigen yang diberikan
 Waktu pemberian
 Reaksi pasien
4. Fase evaluasi Memastikan respon klien setelah

21
1. Evaluasi respon klien tindakan dalam keadaan aman dan
2. Menyampaikan rencana tindak
nyaman
lanjut
3. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas: tindakan sebagai tanggung jawab
tanggal dan jam pemasangan dan tanggung gugat perawat
nebulizer dan tindakan yang
dilakukan serta respon klien.

5.Perawatan luka
No Tindakan Rasional
1. Defenisi : Agar dapat memahami apa itu
Membersihkan luka, mengobati definisi perawatan luka
luka dan menutup kembali luka
dengan tekhnik steril
Tujuan tindakan : Agar dapat mengetahui tujuan
Adalah dari tindakan perawatan luka
1. Mencegah masuknya kuman
dan kotoran ke dalam luka.
2. Memberi pengobatan pada
luka.
3. Memberikan rasa aman dan
nyaman pada pasien.
4. Mengevaluasi tingkat
kesembuhan luka.

Prinsip pemasangan : Tidakan harus steril tujuannya


Steril untuk melindungi diri saat kontak
langsung dengan pasien dan
peralatan yang steril
Indikasi: pasien yang luka baru Agar dapat mengetahui petunjuk
maupun luka lama, luka post bagi pasien yang bagaimana yang
operasi, luka bersih dan luka kotor dapat dilakukan perawatan luka

22
Kontraindikasi : Agar mengetahui bagaimana efek
o Luka bersih samping dan situsi keadaan yang
o Tidak terkontaminasi dan mempengaruhi pasien
luka steril
o Balutan kotor dan basah
akibat eksternal ada
rembesan atau eksudat
o Ingin mengkaji keadaan
luka
o Mempercepat debrademen
jaringan nekrotik
o Luka kotor
o Pasien luka dekubitus’
o Pasien luka gengrene
o Pasien luka venous
SOP/daftar tilik serta buat Penjelasan prosedur dan rasionalisasi 
pelaksanaan tindakan 

1 Fase Prainteraksi: Agar memudahkan kita dalam


Persiapan alat: penggunaan alat-alat
 Pinset anatomis
 Pinset c
 Gunting debridemand/gunting
jaringan
 Kassa steril
 Kom kecil 2buah
 Peralatan lain:
o Sarung tangan
o Gunting plester
o Plester
o Desinfektan (bethadin)
o Cairan NaCl 0,9%

23
o Bengkok
o Perlak atau pengalas
o Verband
o Obat luka sesuai
kebutuhan
2. Fase orientasi  Menjalin hubungan
1. Mengucapkan salam saling percaya antara
2. Memperkenalkan diri dan perawta dengan pasien
menjelaskan tujuan  Agar klien mengetahui
3. Menjelaskan langkah prosedur tindakan seperti apa
4. Melakukan kontrak waktu dan yang akan dia dapatkan
menanyakan persetujuan klien
5. Menjaga privasi klien
3. Fase kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan pasien 1.Memudahkan dalam
2. Mengatur posisi pasien sesuai tindakan
kbutuhan 2. Menciptakan posisi yang
3. Pasang perlak atau nyaman
pengalasdibawah daerah luka
4. Membuka peralatan 3. Menghindari cairan
5. Memakai sarung tangan mengotori kasur pasien
6. Basahi kasa dengan bethadin 4 dan 5. Mencegah transmisi
kemudian dengan menggunakan organisme
pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih dari 6.arah tekanan pembersihan
kotoran (gunakan teknik mencegah introduksi
memutar searah jarum jam organisme kedalam luka
7. Basahi kasa dengan cairan NaCl
0,9% kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan
area luka bagian dalam (gunakan
teknik usapan dari atas ke
bawah)

24
8. Keringkan daerah luka dan
pastikan area luka bersih dari
kotoran
9. Beri obat luka sesuai kebutuhan
jika perlu
10. Pasang kasa steril pada area 10.meningkatkan absorbsi
daerah luka bersih dari kotoran tepat pada drainase
11. Beri obat luka sesuai kebutuhan
jika perlu
12. Pasang kasa steril pada area luka 12.melindungi luka dari
sampai sampai tepi luka masuknya mikroorganisme
13. Fiksasi balutan menggunakan 13. menjamin penutupan yang
plester tepat dan absorbsi optimal
14. Mengatur posisi pasien seperti
semula
15. Alat-alat dibereskan
16. Buka sarung tangan

4. Fase evaluasi Memastikan respon klien


1. Evaluasi respon klien setelah tindakan dalam
2. Menyampaikan rencana tindak
keadaan aman dan nyaman
lanjut
3. Mengucapkan salam
5. Fase dokumentasi: Catat tindakan Mendokumentasikan semua
perawat secara singkat dan jelas: tindakan sebagai tanggung
Tanggal dan jam perawatan luka, jawab dan tanggung gugat
tindakan yang dilakukan, serta respon perawat
klien setelah perawatan luka

BAB III
PENUTUP

25
A. Kesimpulan
Praktik klinik dalam keperawatan adalah kesempatan kepada semua
mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan yang
sesungguhnya(Emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya menerapkan teori-
teori yang telah diperoleh dari kampus(Munthe, 2009).

26

Anda mungkin juga menyukai