Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

LAPORAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


PENGEMBANGAN PROGRAM PENGGEMUKAN TERNAK SAPI BALI
DI KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA

Dosen Pengampu :
1. Dr. Ir. Sunarto, MP
2. Dr. Sad Likah, S.Pt., MP

Oleh :

1. Handhika Bayu Eka F (04.03.18.170)


2. Misbahuddin Perdana Putra (04.03.18.178)
3. Muh. Wahyu Kusuma (04.03.18.180)
4. Radhiah Amin (04.03.18.216)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN


JURUSAN PENYULUHAN PETERNAKAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG
KEMENTRIAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat-Nya yang selama ini
kita dapatkan, yang memberi hikmah dan yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia, oleh
karenanya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Ada pula
maksud atau tujuan dari penyusunan laporan ini ialah untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh dosen pada mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.

Dalam proses penyusunan tugas ini kami menjumpai berbagai hambatan, namun berkat
dukungan materil maupun nonmateriil dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan cukup baik, maka pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.

Tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan segala saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas
selanjutnya. Harapan kami semoga tugas ini memberikan ilmu dan manfaat, khususnya bagi kami
dan para pembaca sekalian.

Kolaka, Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................. 2
BAB I..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan..................................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat................................................................................................................................... 5
BAB II.................................................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................... 6
2.1. Sapi Bali.................................................................................................................................. 6
2.2. Penggemukan Sapi Bali.......................................................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................................... 7
METODE PELAKSANAAN.................................................................................................................... 7
3.1. Waktu dan Tempat..................................................................................................................7
3.2. Rancangan Pemberdayaan....................................................................................................7
3.2.1. Identifikasi Masalah dan topik pemberdayaan.................................................................7
3.2.2. Sasaran........................................................................................................................... 8
3.2.3. Materi dan Metode......................................................................................................... 10
3.2.4. Media............................................................................................................................. 10
3.2.5. Evaluasi......................................................................................................................... 10
3.3. Rencana Penganggaran.......................................................................................................10
BAB IV................................................................................................................................................ 12
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................ 12
4.1. Analisa usaha kelompok.......................................................................................................12
BAB V................................................................................................................................................. 14
KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ 15
DOKUMENTASI.................................................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar
Belakang

Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi menjadi agenda prioritas


pembangunan peternakan nasional dan ditujukan untuk mewujudkan ketahanan pangan
hewani asal ternak. Untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan hewani secara
berkelanjutan dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan peternak dan daya saing
produk peternakan diperlukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi
agroekologi dan sosial budaya masyarakat. Propinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah
satu wilayah sentra produksi sapi potong nasional. Program aksi akselerasi peningkatan
populasi sapi potong di antaranya dilakukan melalui pengembangan Usaha Kecil
Menengah (UKM) peternakan sapi potong di pedesaan berupa kawasan-kawasan
pembibitan dan penggemukan sapi potong sesuai dengan karakteristik sistem produksi dan
kondisi agroekosistem masing-masing wilayah melalui dukungan lembaga pembiayaan
termasuk perbankan.

1.2 Rumusan Masalah

Masih banyak para masyarakat yang masih kurang dalam mendapat penghasilan dan
minimnya penghasilan harian yang di dapat sehingga membuat para penggangguran
semakin banyak engan di adakannya program pemberdayaan penggemukan sapi potong
maka diyakini dapat mengubah pendapatan para masyarakat petani.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan Program Pemberdayaan Penggemukan sapi kelompok usaha tani
ternak adalah sebagai berikut:
1. Sebagai motivasi kelompok agar mampu secara memadai memanfaatkan kesempatan
berusaha dengan modal usahanya dan pengolahan sumber daya seefisien mungkin
dengan berbasis masyarakat lokal.
2. Pengembangan usaha penggemukan ternak sapi secara sinergi sehingga mampu
meningkatkan ketersediaan daging sapi potong baik dipasar local maupun antar
Kabupaten atau antar propinsi.
3. Mengupayakan usaha tani ternak menjadi unit usaha yang maju melalui
kerjasama/kemitraan usaha baik di Instansi Pemerintah maupun Swasta.
1.4 Manfaat

1. Meningkatkan pendapatan masyarakat Desa khususnya anggota kelompok


2. Memberikan kesempatan berusaha kepada masyarakat
3. Terpenuhinya ketersediaan Sapi Potong ras Bali di wilayah Kabupaten Kolaka dan
sekitarnya.
4. Membantu mensukseskan program pemerintah dalam Penanggulangan
Permasalahan Kesejahteraan Social (PMKS)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sapi Bali


Indonesia kaya akan plasma nutfah, baik flora maupun fauna. Diantaranya
adalah sapi bali. Sapi bali (Bos Sondaicus) adalah sapi asli Indonesia yang merupakan
hasil domestikasi langsung dari banteng liar (Bibos banteng). Sapi bali memiliki ciri-ciri
khusus jika dilihat dari warna bulunya. Sapi bali betina memiliki warna bulu merah bata.
Sedangkan sapi bali jantan, sebelum dewasa kelamin memiliki warna bulu yang sama
dengan sapi bali betina, dan setelah dewasa kelamin terjadi perubahan warna bulu dari
merah bata menjadi hitam. Hal ini sejalan dengan Guntoro (2002) yang menyatakan bahwa
perubahan warna bulu dari merah bata menjadi hitam terjadi pada saat sapi jantan sudah
mencapai dewasa kelamin yang disebabkan oleh hormon testosteron. Perubahan warna
bulu dimulai dari bagian kepala sampai ke bagian ekor, sedangkan sapi jantan yang sudah
dikastrasi mengalami perubahan warna bulu dimulai dari bagian ekor ke bagian kepala.
Handiwirawan dan Subandriyo (2004) menyatakan bahwa terdapat warna putih pada sapi
bali di bagian pantat dan paha bagian dalam (white mirror), pinggiran bibir atas, dan pada
kaki bawah mulai dari tarsus dan carpus sampai batas pinggir atas kuku (white stocking).
Selain ciri-ciri diatas, sapi bali juga memiliki sifat genetik berupa kemampuan adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungan setempat yakni dapat beradaptasi terhadap kondisi daerah
tropik yang panas (Wijono dan Ma’sum, 1981).
Menurut Moran (1978), keunggulan lain dari sapi bali yaitu memiliki kemampuan
kerja yang baik, fertilitas yang tinggi (45-84%), dan selang beranak kurang dari satu tahun.
Presentase karkas sapi bali dapat mencapai 57% apabila diberikan pakan konsentrat.
Disamping itu, kadar lemak sapi bali rendah, yaitu
2,0%-6,9% (Arka, 1990). Menurut Gunawan et al. (1998), berat sapi bali dewasa berkisar
350 hingga 450 kg, dan tinggi badannya 130 sampai 140 cm. Sedangkan sapi bali betina
relatif lebih kecil dengan berat badan sekitar 250 hingga 350 kg (Gunawan et al., 1998).

2.2. Penggemukan Sapi Bali


Penggemukan sapi merupakan pemeliharaan sapi yang bertujuan untuk
mendapatkan produksi karkas dengan berat optimal, untuk mendapatkan mutu daging yang
baik serta dapat dijual dengan harga yang relatif tinggi (Djagra dan Arka, 1994). Beberapa
hal penting yang harus diperhatikan dalam penggemukan sapi bali adalah pemilihan
bakalan, perkandangan, pemberian pakan, pencegahan dan penanganan penyakit, serta
pemasaran sapi potong.
BAB III

METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat

Program ini dilakukan pada bulan Oktober sampai November 2020 di Desa Ranojaya
Kecamatan Toari Kabupaten Kolaka
3.2. Rancangan Pemberdayaan

3.2.1. Identifikasi Masalah dan topik pemberdayaan

Kecamatan Toari merupakan wilayah yang memiliki potensi sumber daya alam
yang sangat potensial dalam mendukung perekonomian masyarakat, terutama dari sector
pertanian, peternakan serta usaha ekonomi mikro seperti perdagangan dan jasa.
Kecamatan Toari memiliki ragam suku budaya yang heterogen serta berbagai ragam
sumber daya manusia yang bergerak dibidang usaha sesuai potensi masing masing,
sehingga perputaran roda ekonomi berputar secara dinamis seiring berubahnya tingkatan
social masyarakat. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat dibidang peternakan
merupakan salah satu potensi yang dimiliki wilayah Kecamatan Toari, mengingat sumber
daya alam terutama ketersediaan hijauan pakan ternak yang sangat potensial sebagai
modal dasar pengembangan usaha peternakan. Hal ini merupakan salah satu acuan dalam
melakukan penetuan bidang usaha yang kami angkat pada tema kali ini.

Pengembangan Program Pemberdayaan Penggemukan Ternak Sapi Bali


merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh wilayah Kecamatan Toari, mengingat Sapi
Bali merupakan jenis ternak Sapi type pedaging, dimana tingkat pemenuhan kebutuhan
masyarakat atas protein hewani sangat dipengaruhi oleh pola hidup dan tingkat social
masyarakat. Selain itu penggemukan ternak Sapi Bali sangat potensial dikembangkan
diwilayah Toari yang memiliki ketersediaan hijauan pakan ternak yang melimpah, sehingga
harga ternak sapi hidup mampu bersaing baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini
merupakan peluang usaha yang sangat potensial dimana tingkat pola hidup masyarakat
saat ini berbanding lurus dengan ketersediaan potensi sumber daya alam yang ada di
wilayah Toari. Potensi Pengembangan ternak Sapi di Kecamatan Toari ini merupakan
peluang usaha yang patut diperhitungkan pada dunia usaha bidang peternakan, hal
tersebut diatas perlu adanya program kemitraan berbasis usaha ekonomi produktif.
3.2.2. Sasaran

KELOMPOK TARUNA TANI “ MULYA JAYA TOARI “


DESA RANOJAYA
KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA

SUSUNAN ANGGOTA
KELOMPOK TARUNA TANI “ MULYA JAYA TOARI “
DESA RANOJAYA
KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA

3.2.2.1. BUDI RAHARJO KETUA

3.2.2.2. AKBAR. SEKRETARIS

3.2.2.3. ELLY KUSUMA BENDAHARA

3.2.2.4. PRAYID ANGGOTA

3.2.2.5. HERIL ANGGOTA

kelompok Tani

“ MULYA JAYA TOARI “

Ketua

BUDI RAHARJO
KELOMPOK TANI “ JAYA ABADI “
KELURAHAN RANOMENTAA
KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA

SUSUNAN ANGGOTA
KELOMPOK TANI “JAYA ABADI “
KELURAHAN RANOMENTAA
KECAMATAN TOARI KABUPATEN KOLAKA

1 ARIS RUDIYANTO KETUA

2 TANGGUNG SEKRETARIS

3 SITI MASYTHA BENDAHARA

4 DIDIK GUNAWAN ANGGOTA

5 KASIADI ANGGOTA

Kelompok Tani

“JAYA ABADI “

Ketua

ARIS RUDIYANTO
3.2.3. Materi dan Metode

Kegiatan lapang dilakukan melalui survei dengan pemilihan lokasi menggunakan


metode purposive sampling. Seluruh peternak sapi potong Kelompok Tani di Kecamatan
Toari Kabupaten Kolaka Propinsi Sulawesi tenggra dijadikan responden.Variabel yang
diamati pada Kegiatan ini meliputi (i) pola pengembangan sapi potong mencakup bangsa
sapi, kondisi sapi, lama pemeliharaan, dan pola pengelolaan dan (ii) kinerja produktivitas
sapi potong. Metode studi catatan, wawancara, diskusi kelompok terfokus, dan
pengamatan ke peternakan sapi potong diterapkan pada Kegiatan ini. Data dianalisis
menggunakan analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif.
3.2.4. Media

Media yang digunakan yaitu diskusi tanya jawab dengan para peternak berdasarkan
tingkat pengalamannya masing masing dengan begitu maka dapat diketahui sejauh mana
pengetahuan para peternak dalam memelihara sapi bali.
3.2.5. Evaluasi

Permintaan Sapi Bali dapat diklasifikasikan berdasarkan perutukan permintaan,


yakni permintaan Sapi Bali untuk konsumsi sebagai daging. Konsumsi daging merupakan
pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi masyarakat di era melineal saat ini dengan
tingkat social yang semakin kompetitif. Budaya masyarakat pinggiran kota yang saat ini
menganggap daging sebagai makanan mewah perlahan akan berubah juga dan perlahan
diprediksi akan mulai mengkonsumsi daging seiring dengan peningkatan kesejahteraan
dan tingkat kesadaran akan pentingnya konsumsi protein hewani baik pada hari normal
maupun saat qurban, Karena itu prospek usaha penggemukan Sapi Bali ke depan akan
semakin baik. Usaha ini juga sejalan dengan program pemerintah untuk mencerdaskan
generasi anak bangsa. Berdasarkan hal tersebut diatas sangat jelas bahwa potensi pasar
usaha penggemukan ternak Sapi sangat bagus, hal ini tentunya diiringi oleh sistim
management pemeliharaan yang berorientasi bisnis serta ketersediaan sumber daya
manusia yang produktif.
3.3. Rencana Penganggaran
Usaha penggemukan ternak Sapi Bali merupakan usaha anggota kelompok yang
sedang berjalan , namun karena sumber permodalan yang di miliki masih jauh dari cukup
oleh sebab itu kelompok mengajukan proposal dan berharap mendapat perhatian
pemerintah maupun swasta, adapun perkiraan dana yang di butuhkan untuk
mengembangkan usaha kelompok sebesar Rp . 361.270.000,- ( Tiga Ratus Enam Puluh
Satu Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Ribu Rupiah )

Harga Total Biaya


No Uraian Volume Satuan
Satuan (Rp) ( Rp )

1 Pengadaan sapi jantan 10 Ekor 7,500,000 75,000,000


2 Pembuatan Kandang 1 Unit 50,000,000 50,000,000
Pengadaan perlengkapan
3 kandang 1 Set 10,000,000 10,000,000
4 Pengadaan Cultipator 1 unit 20,000,000 20,000,000
5 Pengadaan PH Meter 1 unit 5,000,000 5,000,000
6 Pengadaan Mesin Cooper 1 unit 50,000,000 50,000,000
7 Pengadaan kendaraan roda tiga 1 unit 48,900,000 48,900,000
Pembuatan ruang pengolah
8 pakan 1 unit 15,000,000 15,000,000
9 Pengadaan Bibit rumput gajah 10,000 Stek 1,000 10,000,000
10 Pengolahan lahan HMT 2 Ha 5,000,000 10,000,000
11 Pengadaan pakan Konsentrat 6 Bulan 2,895,000 17,370,000
12 Obat - obatan 1 Paket 10,000,000 10,000,000
13 Perlengkapan Keswan 1 Paket 5,000,000 5,000,000
14 Lain-lain 1 paket 5,000,000 5,000,000
Insentif pembinaan,
15 pengawasan dan pelaporan 1 6 Bulan 3.500.000 21.000.000
orang @.Rp.3,500,000/Bulan
Operasional transportasi
pembinaan, pengawasan dan
16 6 Bulan 1.500.000 9.000.000
pelaporan 1 orang
@.Rp.1,500,000/Bulan
JUMLAH 361,270,000
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Analisa usaha kelompok
Usaha Penggemukan ternak Sapi Bali apabila dikelola secara professional
dan berorientasi bisnis akan menghasilkan profide yang sangat menjanjikan.
Dengan tetap memperhatikan ketersediaan sumber daya pakan sebagai factor
utama dalam usaha penggemukan ternak sapi. Adapun analisa usaha
Penggemukan Sapi Bali per Kelompok adalah sebagai berikut :

Uraian Jumlah Satuan Harga Jumlah


BEBAN USAHA

a. Pembuatan kandang Rp
1 unit 50,000,000
penggemukan 2 x 15 M 50,000,000
b. Pembelian peralatan kandang Rp
1 paket 5,000,000
5,000,000
TOTAL INVESTASI Rp 55,000,000
BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP
• Penyusutan kandang (selama 4 Rp 625,000
0.125 5,000,000
Tahun)
• Penyusutan peralatan dan Rp
0.5 2,000,000
pelengkapan 1,000,000
TOTAL BIAYA TETAP Rp 1,625,000
B. BIAYA TIDAK TETAP
a. Pembelian Sapi jantan Rp
10 ekor 7,500,000
bakalan 75,000,000
b. Biaya pakan selama 6 bulan Rp -
- Rumput gajah 18 Kg x 180 hari Rp
10 ekor 810,000
x Rp.250 8,100,000
- Dedak halus 5 Kg x 180 hari x Rp
10 ekor 720,000
Rp.800 7,200,000
- Garam dapur 1 ons x 180 hari x
10 ekor 18,000 Rp 180,000
Rp.100
- Kapur 0,5 ons x 180 hari x
10 ekor 9,000 Rp 90,000
Rp.100
- Tepung ikan 1 ons x 180 hari x Rp
10 ekor 180,000
Rp.1000 1,800,000
- Tenaga kerja 1 orang x 180 hari Rp
180 hari 50,000
x Rp.50.000 9,000,000
Rp
TOTAL BIAYA TIDAK TETAP
101,370,000
BIAYA OPERASIONAL = TOTAL BIAYA TETAP + TOTAL BIAYA
Rp
TIDAK TETAP
102,995,000
Rp.1.625.000 + 101.370.000
PENERIMAAN
• Penjualan Sapi Rp
10 ekor 12,000,000
120,000,000
• Penjualan Kotoran Sapi Rp
60 Rit 350,000
21,000,000
TOTAL PENERIMAAN Rp
141,000,000
KEUNTUNGAN = TOTAL PENERIMAAN - TOTAL BIAYA Rp
OPERASIONAL 38,005,000
TOTAL PENERIMAAN PER BULAN
Rp 6,334,167
Rp. 38.005.000 / 6 Bulan
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan hewani secara berkelanjutan
dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan peternak dan daya saing produk peternakan
diperlukan pengembangan model yang sesuai dengan kondisi agroekologi dan sosial
budaya masyarakat. Pemberdayaan Penggemukan sapi kelompok usaha tani ternak adalah
sebagai berikut: Sebagai motivasi kelompok agar mampu secara memadai memanfaatkan
kesempatan berusaha dengan modal usahanya dan pengolahan sumber daya seefisien
mungkin dengan berbasis masyarakat lokal.Pengembangan usaha penggemukan ternak
sapi secara sinergi sehingga mampu meningkatkan ketersediaan daging sapi potong baik
dipasar local maupun antar Kabupaten atau antar propinsi.

5.2 Saran
Dalam Pengembangan usaha ekonomi sebaiknya masyarakat dibidang peternakan
mengingat sumber daya alam terutama ketersediaan hijauan pakan ternak ialah yang sangat
potensial sebagai modal dasar pengembangan usaha peternakan.
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, E. H., Sitanggang, A. B., Agustin, D. S., Hariyadi, P., & Hartono, S. (2012).
Formulation and Process Optimization of Muffin Produced From
Composite Flour of Corn, Wheat and Sweet Potato. Journal of Agriculture and
Science Technology:XXIII(2),165–172.doi:10.6066/jtip.2012.23.2.165

Suhartini dkk.(2005). Model-Model Pemberdayaan Masyarakat. Lkis Pelangi


Aksara.Yogyakarta.

Sari, Ayu Kumala. 2015. Pemberdayaan Pengelolaan Industri Tenun ATBM Menembus
Pasar Global. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai