H YANG MENGALAMI
HARGA DIRI RENDAH DENGAN PEMBERIAN STRATEGI
PELAKSANAAN 1 DAN 2 DI RUANG ABIMANYU
RUMAH SAKIT JIWA Dr. ARIF ZAINUDIN
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
ARROFI LAILA MAGHFIROH
P.14064
DISUSUN OLEH :
ARROFI LAILA MAGHFIROH
P.14064
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
MOTTO
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
ARROFI LAILA MAGHFIROH
P.14 064
Menyetujui,
Pembimbing
iv
LEMBAR PENETAPAN DEWAN PENGUJI
DewanPenguji
Ketua :
v
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada
Hari/ Tanggal : Senin, 07 Agustus 2017
DEWAN PENGUJI
Ketua : S. Dwi Sulisetyawati, S.Kep., Ns., M.Kep. (………………)
NIK. 200984041
Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Dengan Harga Diri
Rendah Di Rumah Sakit Jiwa Dr. Arif Zainudin Surakarta” Dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Wahyu Rima Agustin,S.Kep., Ns.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Erlina Windyastuti,S.Kep., Ns.,M.Kep, selaku Sekretaris Program Studi D3
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan arahan untuk dapat
menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta.
4. Joko Kismanto, S.Kep., Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan –
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
5. ……………………………… selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat memberikan masukan - masukan inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
vii
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin
Penulis
viii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Menurut data WHO pada tahun 2012 angka penderita gangguan jiwa
selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya tekanan fisik dan
seseorang yang terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki sikap positif
Muhith, 2010).
masalah kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia
tinggi, setiap saat 450 juta orang diseluruh dunia terkena dampak
1
2
kasus gangguan jiwa parah tidak dapat pengobatan apapun pada tahun
yang sangat tinggi dibandingkan dengan masalah kesehatan lain yang ada di
masyarakat.
Gangguan jiwa adalah gangguan pada satu atau lebih fungsi jiwa.
Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita dan
atau skizofrenia di Indonesia pada tahun 2015 adalah 1.728 orang. Adapun
proposi rumah tangga yang pernah memasang ART gangguan jiwa berat
Indonesia secara nasional adalah 6,0% (37.728 orang dari subjek yang
orang hingga 9.300 orang. Angka kejadian ini merupakan penderita yang
sudah terdiagnosa.
3
Surakarta didapatkan data dari bulan Januari - April 2013 tercatat jumlah
rendah, deficit perawatan diri, waham dan risiko bunuh diri. Data pada
angsal Amarta DiRumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama bulan April
berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi
negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri harga diri rendah yaitu
akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Menurut
kekerasan dan konflik batin dan gangguan emosional menjadi ladang subur
dari kemampuannya.
kekerasan yang beresiko mencederai diri, orang lain dan lingungan (Keliat,
tahunnya angka kejadian Harga Diri Rendah meningkat. Oleh karena itu,
Daerah Surakarta”.
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Klien
Surakarta. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri. Gejala yang muncul yaitu mengejek dan
bersalah dan khawatir, merusak diri. Dampak pada harga diri rendah dapat
membuat Klienmenjadi tidak mau bergaul dengan orang lain dan terjadinya
isolasi sosial, menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel
hubungan sosial.
5
Surakarta ?”.
Surakarta.
Daerah Surakarta.
Surakarta.
6
Surakarta.
Diri Rendah.
Surakarta.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Stuart,2008).
tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara
gambaran diri yang tepat dan positif, ideal diri yang realitis, harga
yang jelas.
1. Citra tubuh
(Suliswati, 2010).
2. Ideal diri
3. Harga diri
dirinya dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan
4. Peran
(Suliswati, 2010).
5. Identitas diri
harmonis.
2012).
2.1.4 Etiologi
keberhasilannya.
pergaulan
2009).
antara lain yaitu perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit
menarik diri, tidak ingin bertemu dengan orang lain, lebih suka
diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
lain :
1. Data subyektif
pembicaraan.
orang lain.
13
oranglain.
2. Data obyektif
b. Apatis.
e. Bicara dengan suara pelan dan tidak ada kontak mata saat
bicara.
dari diri rendah situasional yang tidak diselesaikan. Atau dapat juga
tuntas sehingga timbul pikiran bahwa diri tidak mampu atau merasa
2.1.8 Penatalaksanaan
Ariprprazole.
bergaul lagi engan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter.
latihan bersama.
kelompok sosialisasi.
diri rendah.
16
2.2.1 Pengkajian
1. Faktor predisposisi
2. Faktor presipitasi
dapat disebabkan:
fungsi tubuh.
3. Perilaku
18
2) Produktifitas menurun
4) Gangguan berhubungan
7) Rasa bersalah
3) Perasaan kosong
sangat terisolasi.
penilaian terganggu.
bersemangat.
(2012) :
1. Masalah utama
Data obyektif :
c. Ekspresi malu.
2. Masalah keperawatan
orang lain.
melakukan sesuatu.
lagi.
Data obyektif :
1) Tampak murung.
4. Masalah keperawatan
orang lain.
Data obyektif :
bicara.
5. Pohon Masalah
Pasien Keluarga
No
SP1P SP1K
1 Bina hubungan saling percaya Mendiskusikan masalah yang
2 Mengidentifikasi kemampuan dirasakan keluarga dalam
dan aspek positif yang merawat pasien
dimilikipasien Menjelaskan pengertian harga
3 Membantu pasien menilai diri rendah, tanda dan gejala,
kemampuan pasien yang serta proses terjadinya harga
masihdapat digunakan diri rendah
4 Membantu pasien memilih Menjelaskan cara merawat
kegiatan yang akan dilatih pasien denga harga diri rendah
sesuai dengan kemampuan
pasien
5 Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
6 Memberikan pujian yang
wajartehadap keberhasilan
pasien
7 Menganjurkan pasien
memasukan dalam jadwal
Kegiatan Harian
SP2K
SP2P
1 Mengevaluasi jadwal kegiatan Melatih keluarga
harian pasien mempraktekan cara merawat
2 Melatih pasien melakukan pasien dengan harga diri
23
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus 1 :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
nonverbal
disukai pasien
adanya
Tujuan Khusus 2 :
yangdimiliki
Kriteria Evaluasi :
intervensi :
25
Tujuan Khusus 3 :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
selama sakit.
dilakukan.
Tujuan Khusus 4 :
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
26
Tujuan Khusus 5 :
kemampuannya.
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
direncanakan
kemampuan.
Tujuan Khusus 6:
Kriteria Evaluasi :
Intervensi :
di rumah sakit.
2. Isolasi sosial
Tujuan khusus 1 :
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
ruang perawat.
ruang perawatan.
tersebut.
perasaannya.
Tujuan khusus 2 :
Kriteria evaluasi :
Intervensi :
perasaannya.
29
Tujuan khusus 3 :
Kriteria evaluasi :
bertahap dengan :
1) Perawat
2) Perawat lain
3) Pasien lain
4) Kelompok
Intervensi :
berkomunikasi dengan :
1) Perawat lain
2) Pasien lain
3) Kelompok
Sosialisasi
social.
Tujuan khusus 4 :
sosial.
Kriteria hasil :
dengan :
a. Orang lain
b. Kemlompok
Intervensi :
1) orang lain
2) kelompok
perasaannya.
sosial
Tujuan khusus 5 :
31
hubungan sosial.
Kriteria evaluasi :
diri.
Intervensi :
dilatihkan.
bersosialisasi.
Tujuan khusus 6 :
Kriteria hasil :
Intervensi :
penggunaan obat.
danagn dokter.
kesembuhan pasien.
2.2.5 Implementasi
Tujuan :
dimiliki klien.
dimiliki pasien.
pasien.
Tindakan Keperawatan :
klien.
pada pasien.
merawat.
35
kepada pasien.
2.2.6 Evaluasi
Diri rendah
Nama Pasien :
Ruangan :
Nama Perawat :
Petunjuk Pengisian :
dibawah ini.
5 melaksanakan kemampuan
yang telah dipilih
4 melakukan follow up
sesuai rujukan
BAB III
keperawatan pada Tn. M dan Tn. H yang mengalami Harga Diri Rendah di
Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta dengan wawancara
dan observasi.
mengalami Harga Diri Rendah di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
37
38
3.3 Partisipan
Pada sub bab ini partisipan dalam studi kasus ini adalah Tn. M dan
Tn. H yang mengalami gangguan harga diri rendah di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Dr. Arif Zainudin. Subyek yang digunakan adalah 2 Tn. M dan Tn.
H dengan masalah keperawatan dan diagnosis medis yang sama yaitu pada
Lokasi atau tempat studi kasusdi Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
1. Wawancara
pada, sehingga metode ini memberikan hasil secara langsung. Hal ini di
kasus ini wawancara dilakukan pada Tn. M dan Tn. H dan keluarga.
2. Observasi
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode observasi ini
3. Dokumentasi
mengambil data yang berasal dari dokumen asli, dokumen asli tersebut
diperoleh dari rekam medic di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. Arif
Zainudin Surakarta.
4. Studi Kepustakaan
triagulasi dari tiga sumber data yaitu Tn. M dan Tn. H, perawat, dan
keluarga Tn. M dan Tn. H yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu
pada Tn. M dan Tn. H yang mengalami Harga Diri Rendah di Rumah Sakit
dengan teori yang ada dan selanjutnya di tuangkan dalam opini pembahasan.
observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk
analisi adalah :
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi Data
3. Penyajian data
4. Kesimpulan
I. IDENTITAS KLIEN
IDENTITAS
KLIEN 1 KLIEN 2
KLIEN
Inisial Tn. H Tn. M
Umur 38 tahun 37 tahun
Jenis Kelamin Laki - laki Laki - laki
No. RM 035084 035025
Informan Klien dan Keluarga -
42
43
V. PSIKOSOSIAL
DATA KLIEN 1 KLIEN 2
Genogram : perempuan
: perempuan
: laki - laki
: laki - laki
: klien
: klien
: tinggal serumah
: tinggal serumah
Konsep Diri
a. Gambaran Klien menyukai semua bagian Klien menyukai semua bagian
Diri tubuhnya tubuhnya
Klien bernama H, usia 38 Klien bernama M, usia 37
tahun, beragama islam, jenis tahun, beragama Islam, jenis
b. Identitas Diri
kelamin laki - laki, asal dari kelamin laki - laki, asal
gemolong. karanganyar
Klien mengatakan sebagai Klien mengatakan sebagai
c. Peran
tulang punggung keluarga tulang punggung keluarga
Klien berharap agar cepat Klien berharap agar cepat
sembuh dan cepat pulang, sembuh dan cepat pulang,
d. Ideal Diri karena klien ingin segera karena klien ingin segera
mencari pekerjaan dan dapat mencari uang agar dapat
memnuhi kebutuhan keluarga membahagiakan orang tua
Selama dirumah klien merasa Selama dirumah klien merasa
malu dan minder karena malu jika diajak berkenalan
dianggap orang stress klien dengan orang lain
e. Harga Diri lebih senang menyendiri dank
lien merawa bahwa dirinya
selalu direpotkan oleh ibu dan
kakaknya
Masalah Harga diri rendah Harga diri rendah
Keperawatan
Klien mengatakan orang Klien mengatakan orang
terdekat dengannya yaitu terdekat denganya yaitu Ibu
kakak kandungnya. Klien kandungnya, klien tidak mau
tidak mau bergaul dengan bergaul dengan masyarakat
Hubungan kelompok masyarakat karena karena merasa malu dan
Sosial klien mau jika dirinya minder jika bertemu orang
dianggap orang stress dank lain, klien mengatakan tidak
lien merasa jika orang lain butuh orang lain. Masalah
tidak suka dengan dirinya. keperawatan : menarik diri
Masalah keperawatana : perubahan interaksi
45
kepada klien
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar klien
h. Diskusikan
kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki klien
Klien dapat Klien menilai - Diskusikan
membina kemampuan kemampuan
hubungan yang dapat dan aspek
saling percaya digunakan positif yang
dimiliki klien.
- Setiap bertemu
klien
hindarkan dari
memberi nilai
negative
- Utamakan
memberi
pujian yang
realistic
Klien dapat Klien - Diskusikan
menilai melakukan dengan klien
kemampuan kegiatan sesuai kemampuan
yang kondisi sakit yang masih
digunakan dan dapat
kemampuannya digunakan
selama sakit
- Diskusikan
kemampuang
yang dapat
dianjurkan
penggunaan
Klien dapat Klien - Beri
melakukan memanfaatkan kesempatan
kegiatan sesuai system kepada klien
kondisi sakit pendukung yang untuk
ada dikeluarga mencoba
kegiatan yang
telah
direncanakan
- Beri pujian
atas
keberhasilan
klien
52
- Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah
Klien Klien - Beri
memanfaatkan mengidentifikasi pendidikan
system kemampuan dan kesehatan
pendukung aspek positif pada keluarga
yang ada yang dimiliki : tentang cara
dikeluarga - Kemampuan merawat klien
yang dimiliki dengan harga
klien diri rendah
- Aspek positif kronik
keluarga - Bantu
- Aspek positif keluarga
lingkungan memberikan
yang dimiliki dukungan
klien selama klien
dirawat
- Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
KLIEN 2
Harga diri rendah Pasien dapat Ekspresi wajah Bina hubungan
melakukan bersahabat saling percaya
hubungan menunjukkan dengan
social secara rasa senang, ada mengungkapkan
bertahap kontak mata, prinsip
mau berjabat komunikasi
tangan, mau terapeutik.
menjawab a. Sapa klien
salam, klien dengan
mau duduk ramah baik
berdampingan verbal
dengan perawat, maupun non
mau verbal
mengutarakan b. Perkenalkan
masalah yang diri dengan
dihadapi. sopan
c. Tanyakan
nama
lengkap
klien dan
nama
panggilan
yang disukai
53
klien
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan
e. Jujur dan
menepati
janji
f. Tunjukkan
sifat empati
dari
menerima
klien apa
adanya
g. Beri
perhatian
kepada klien
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar klien
h. Diskusikan
kemampuan
dan aspek
positif yang
dimiliki
klien
Klien dapat Klien menilai - Diskusikan
membina kemampuan kemampuan
hubungan yang dapat dan aspek
social saling digunakan positif yang
percaya dimiliki klien.
- Setiap bertemu
klien
hindarkan dari
memberi nilai
negative
- Utamakan
memberi
pujian yang
realistic
Klien dapat Klien - Diskusikan
menilai melakukan dengan klien
kemampuan kegiatan sesuai kemampuan
yang kondisi sakit yang masih
digunakan dan dapat
kemampuannya digunakan
selama sakit
- Diskusikan
54
kemampuang
yang dapat
dianjurkan
penggunaan
klien dapat Klien - Beri
melakukan memanfaatkan kesempatan
kegiatan sesuai system kepada klien
kondisi sakit pendukung yang untuk
ada dikeluarga mencoba
kegiatan yang
telah
direncanakan
- Beri pujian
atas
keberhasilan
klien
- Diskusikan
kemungkinan
pelaksanaan
dirumah
Klien dapat Klien - Beri
memanfaatkan mengidentifikasi pendidikan
system kemampuan dan kesehatan
pendukung aspek positif pada keluarga
yang ada yang dimiliki : tentang cara
- Kemampuan merawat klien
yang dimiliki dengan harga
klien diri rendah
- Aspek positif kronik
keluarga - Bantu
- Aspek positif keluarga
lingkungan memberikan
yang dimiliki dukungan
klien selama klien
dirawat
- Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
55
XV. EVALUASI
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang perbandingan antara tinjauan
pustaka dan tinjauan kasus yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus.
5.1 Pengkajian
pengkajian ini dibuat agar semua data relevan tentang semua masalah klien
saat ini, lampau atau potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data
dan 22 mei 2017 didapatkan data identitas 2 klien yaitu klien 1 bernama
abimanyu, klien masuk rumah sakit pada tanggal 1 Mei 2017. Sedangkan
klien 2 bernama Tn.H, usia 38 tahun, berjenis kelamin laki-laki, ruang rawat
di bangsal abimanyu, klien masuk rumah sakit pada tanggal 11 Mei 2017.
Tanda dan gejala yang dialami pada Tn.M dan Tn.H, dengan harga
diri rendah adalah merasa malu jika diajak berkenalan dengan orang lain,
58
rasa minder jika bertemu orang lain, dan perasaan pesimis.Hal ini sesuai
dengan tanda dan gejala harga diri rendah yaitu: perasaaan malu terhadap
pasien sering merasa malu dan khawatir untuk bertemu dengan orang lain.
kebanyakan mikir apa yang bisa dia lakukan setelah keluar dari Rumah
Sakit Jiwa Daerah Dr.arif Zainudin Surakarta, pasien ingin bekerja agar
disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luar individu yaitu
perkembangan transisi. Hal ini sesuai dengan yang dialami oleh Tn M dan
Tn. H yaitu akibat faktor dari luar yaitu situasi transisi peran.
jelas), dan putus obat. Sedangkan pada Tn H disebabkan karena putus obat
menjadi penyebab munculnya harga diri rendah, salah satunya dari segi
stimulus lingkungan dan putus obat, hal ini sesuai dengan factor predisposisi
yang dialami oleh Tn. M dan Tn.H akibat stimulus dari lingkungan dan
putus obat.
waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam
dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan realitas dunia. Harga diri (self
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal dari peneriman diri
kegagalan, tetap merasa seseorang yang penting dan berharga. Harga diri
kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada
harapan dan putus asa (Stuart, 2006 dalam Gumilar, 2016). Menurut
negatif terhadap diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang
tersebut sama dengan data pengkajian konsep diri harga diri yang ditemukan
pada kasus klien Tn.M yaitu klien merasa malu dan minder karena dianggap
menyendiri. Tn.H yaitu klien suka merasa malu jika bertemu dengan orang
mengalami gangguan kesehatan, rasa duka yang berat, atau penderitaan lain
yang disebabkan bencana alam. (Ambari, 2010 dalam Fauziah & Latipun,
2016). Berdasarkan teori yang telah disampaikan tersebut sama dengan data
pengkajian hubungan sosial yang ditemukan pada kasus kedua klien yaitu
karena klien malu jika dirinya dianggap orang stress sehingga klien tidak
mau bergaul. Hambatan yang dialami kedua klien untuk berhubungan atau
dan kesehatan. Orang yang sangat religius dan taat menjalankan ajaran
rapi. Klien terlihat selalu menggunakan baju yang sama setiap hari,
terkadang di dobel dengan baju dari rumah sakit. Dilihat dari cara bicara,
klien berbicara yang terbata-bata, nada yang sedikit keras. Aktivitas motorik
tenang. Alam perasaan, klien merasa sedih karena tidak mempunyai teman.
Afek klien labil, emosi sedikit kalau di tanya. Saat berinteraaksi dengan
mengingat dan dapat menyebutkan nama tempat dan waktu. Klien tidak
mengganti baju sehabis mandi tetapi klien sering menggunakan baju dobel-
dobel.Dilihat dari cara bicara klien lembut dengan nada pelan dan
duduk. Alam perasaan, klien merasa sedih karena tidak bisa bekerja. Afek
pada tujuan pembicaraan. Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-
aneh.
disorientasi tempat dan waktu, saat ditanya nama ruangan dan hari, tanggal
klien tidak bisa menjawab. Klien mengalami gangguan daya ingat jangka
panjang, saat di tanya tanggal masuk rumah sakit, siapa yang membawa ke
RSJ, klien tidak bisa menjawab. Pada pengkajian tingkat konsentrasi dan
Menurut Direja (2011), tanda gejala klien harga diri rendah dapat dilihat
pengobatan klien yang dimulai dari saat klien masuk rumah sakit. Hal ini
kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting bagi klien (Yosep, 2007
data sebagai berikut: Makan, kedua klien makan 3x sehari dengan menu
63
yang disediakan dari rumah sakit, klien mampu makan secara mandiri dan
klien selalu mencuci piringnya setelah selesai makan. BAB/ BAK, kedua
klien mampu melakukan BAB/ BAK secara mandiri. Mandi, Tn.M dapat
untuk di motivasi, selesai mandi terkadang klien lupa dan malas untuk
motivasi untuk ganti baju, dan memotivasi klien agar tidak menggunakan
tidur, kedua klientidur siang selama 1-2 jam, tidur malam selama 7-8 jam,
tidak ada aktivitas khusus sebelum atau sesudah tidur. Dalam penggunaan
untuk rutin minum obat dan kontrol, klien mendapat dukungan penuh dari
dengan cara menyapu jika ada kotoran, klien juga selalu mencuci piring
rumah, dia akan membantu pekerjaan orang tuanya seperti mencuci baju,
menyapu rumah ataupun lainnya. Tn.H ,saat di rumah sakit, klien selalu
rumah sakit, klien rajin mengikuti rehabilitasi setiap pagi, klien mengatakan
jika sudah pulang ke rumah nanti klien akan melanjutkan sekolahnya. Tn.H
ijinkan dokter, klien mengatakan jika sudah pulang ke rumah nanti klien
dan hal ini membuat klien lebih senang menyendiri. Masalah dengan
klien mengatakan sudah di PHK dari tempat kerjanya dan sampai sekarang
lingkungan dapat berupa pengalaman hidup yang tidak baik, kesulitan atau
2010).
penyakit jiwa. Tn.H tidak mengetahui tentang penyakit jiwa, koping dan
terinci F.20.3. Terapi medis yang di berikan kepada Tn. M yaitu Risperidon
antipsikosis untuk terapi skizofrenia akut, kronik dan kondisi psikosis lain,
efek sampingnya antara lain insomnia, cemas, sakit kepala, somnolen dan
harus jelas, singkat, dan lugas terkait masalah kesehatan klien berikut
2008).
Diagnosa utama yang diangkat pada Tn.M dan Tn.H yaitu harga diri
rendah, diagnosa ini didukung dengan data subjektif kedua klien merasa
66
malu, sering menyendiri, merasa minder jika bertemu dengan orang lain.
ekpresi wajah gelisah. Diagnosa ini diambil sebagai prioritas utama karena
yang disebutkan ada sedikit perbedaan dengan kasus, pada kasus yang
menjadi core problem adalah harga diri rendah. Harga diri rendah adalah
ideal diri, perasaan tidak berharga , tidak berarti, dan rendah diri yang
5.3 Intervensi
klien dan/ atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi harus
spesifik dan dinyatakan dengan jelas dimulai dengan kata kerja aksi/
Perencanaan terdiri dari tiga aspek, yaitu tujuan umum, tujuan khusus dan
5.4 Implementasi
sesuai dan dibutuhkan oleh klien saat ini. Semua tindakan yang telah
yang kedua yaitu melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien
percaya) yang bertujuan untuk saling mengenal dan saling percaya antara
hasil klien belum mampu membina hubungan social saling percaya karena
klien sulit dajak bicara, kontak mata kurang dan masih tampak malu, hal ini
69
yang salah satunya BHSP yang bertujuan untuk saling mengenal dan saling
percaya antara perawat dengan klien, hal ini dapat mempererat sosialisasi
hasil klien sudah bisa berhubungan dengan orang lain dan sudah mulai
percaya dengan perawat, hal ini ditunjukkan dengan klien sudah mulai
menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, hal ini bertujuan untuk
dengan klien, menilai kemampuan apa yang mudah dilakukan dan yang mau
dilakukan setiap hari, tidakan yang dilakukan klien adalah klien mau
merapikan tempat tidur setiap bangun tidur. Pada hari ketiga penulis
yang aman dan tenang, hal ini memiliki tujuan supaya dalam keadaan yang
tenang klien lebih rileks dan lebih terbuka untuk diajak berbincang –
bincang, klien tampak lebih baik dibandingkan hari sebelumnya, klien sudah
1 yang salah satunya adalah BHSP (bina hubungan saling percaya) yang
bertujuan untuk saling mengenal dan saling percaya antara perawat dengan
mampu membina hubungan social saling percaya, kontak mata kurang dan
masih tampak malu, hal ini ditunjukkan dengan ekspresi klien nampak
pada hari pertama yakni SP 1 yang salah satunya BHSP yang bertujuan
untuk saling mengenal dan saling percaya antara perawat dengan klien, hal
tindakan yang dilakukan oleh penulis mengajak klien untuk berkenalan, dan
orang lain dan sudah mulai percaya dengan perawat, hal ini ditunjukkan
dengan klien sudah mulai berbicara, kontak mata bisa dipertahankan, setelah
klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki, hal ini
melakukan Tanya jawab dengan klien, menilai kemampuan apa yang mudah
dilakukan dan yang mau dilakukan setiap hari, tindakan yang dilakukan
klien adalah klien mau melakukan merapikan tempat hal ini ditujukan klien
71
tampak melakukan merapikan tempat tidur setiap bangun tidur. Pada hari
lingkungan yang aman dan tenang, hal ini memiliki tujuan supaya dalam
keadaan yang tenang klien lebih rileks dan lebih terbuka untuk diajak
pemahaman kepada pasien cara untuk mengurangi harga diri rendah dan bisa
efektif jika terjalinnya BHSP antara klien dengan perawat. Berdasarkan hasil
pasien dalam meningkatkan harga diri rendah. Hal ini terdapat perubahan
5.5 Evaluasi
dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau evaluasi formatif yang
72
dilakukan setiap selesai melakukan tindakan dan evaluasi hasil atau sumatif
Hasil evaluasi pada diagnosa harga diri rendah pada Tn. M evaluasi
tempat tidur, menyapu dan cuci piring, saya mau untuk merapikan tempat
tidur, objektif pasien tampak merapikan tempat tidur sesuai dengan yang
perawat dengan ditandai kontak mata baik, tidak menunduk dan tidak malu,
Hasil evaluasi pada diagnosa harga diri rendah pada Tn. H evaluasi
kemampuan yang saya miliki adalah merapikan tempat tidur, dan cuci
piring, saya mau untuk merapikan tempat tidur, objektif pasien tampak
73
hubungan saling percaya antara pasien dan perawat dengan ditandai kontak
mata baik, tidak menunduk dan tidak malu, analisa masaah pada Tn. H
mencuci piring.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
dibuat agar semua data relevan tentang semua masalah Tn. M dan Tn. H
saat ini, lampau atau potensial didapatkan sehingga diperoleh suatu data
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi keperawatan
74
75
umum yaitu Tn. M dan Tn. H dapat melakukan hubungan sosial secara
4. Implementasi Keperawatan
sakit Jiwa Daerah Dr. Arif Zainudin Surakarta telah sesuai dengan
dimiliki Tn. M dan Tn. H, yang kedua melatih Tn. M dan Tn. H
Tn. H.
5. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi pada diagnosa harga diri rendah pada Tn. M dan
tidur,menyapu dan cuci piring, saya mau untuk merapikan tempat tidur,
6.2 Saran
1. Bagi Perawat
penyembuhan.
3. Bagi Penulis
lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogjakarta: Gosyen Publishing.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Di akses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PRO
VINSI_2015/13_JATENG_2015.pdf.
Direja. 2011. Proses Terjadinya Harga Diri Rendah. Jakarta : Salemba Medika
Eko. 2014. Penatalaksanaan Konsep Diri : Harga Diri Rendah. Jakarta: EGC.
Fajariyah. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa Harga Diri Rendah. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat. 2014. Metode Penelitian dan Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.
Kemenkes RI. 2014. Stop Stigma dan Diskrimminasi Terhadap Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ). Dipublikasikan tanggal 10 Oktober 2014,
diakses tanggal 9 April 2017.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-
dukung-kesehatan-jiwa-masyarakat.html.
Santoso, Budi, dkk. 2013. Kementrian Kesehatan RI: Pokok Pokok Hasil
Riskesdas Provinsi Jawa Tengah. Diakses tanggal 10 April 2017.
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/book
/93.
Suliswati. 2010. Konsep Diri : Harga Diri Rendah. Jakarta : Salemba Medika.
Stuart & Sundeen. 2008. Buku Ajar Asuhan keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
1. TK Aisyah Lulus Tahun 2002
2. SD Negeri 1 Sragen Lulus Tahun 2008
3. SMP MTA Gemolong Lulus Tahun 2011
4. SMA Muhammadiyah I Sragen Lulus Tahun 2014
Riwayat Pekerjaan : Belum pernah bekerja
Riwayat Organisasi :-
Publikasi :-