PENDAHULUAN
Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek
pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan
disampaikan esok harinya, sehingga guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon
pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Suharsimi Arikunto (2003 : 4 )
menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut :
Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan
hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses
pembelajaran lebih cenderung pasif.
Fenomena rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain
disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru
kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu
manfaat belajar. Pendek kata penggunaan strategi ceramah dalam proses pembelajaran, akan
melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan duduk, dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi
permasalahan ini ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning).
Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan perilaku
bersama diantara siswa dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil.
Kerjasama kelompok dalam kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah
bersama, sehingga beberapa unsur pembelajaran kooperatif ialah :
Unsur – unsur inilah yangmembedakan antara sekedar kerjasama dalam suatu kelompok atau
kerjasama sebagai pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang akan
diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI (Group Investigation).
1. C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Group Investigation merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan,
baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe
ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri,
pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning
group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa
memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan
adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan
sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling
bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.
Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar.
Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan John
Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi
sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan
mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.
Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini.
Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok
investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:
Misalnya :
1. Dalam sub pokok bahasan turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi
seperti:
1. Bila y = c maka y’= 0 (c konstanta),
2. Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan
3. Bila y = axⁿ maka y’ = a.n.x ⁿ¹(־a dan n konstanta).
4. Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik
untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih
atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4
sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu
motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan
memilih topik.
Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa
bersama-sama merencanakan tentang:
Misalnya:
1) Siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai
konstan,
2) Siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan informasi terkait
dengan topik bahasan yang diselidiki, dan
3) Siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah
tentang topik bahasan yang diselidiki.
Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan
pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan
hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam
atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan
bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:
a) Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki
c) Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan
pendapat.
Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan
siswa sebagai berikut:
Misalnya:
1) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0
jadi rumus yang diberikan terbukti,
2) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0
yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi,
3) Siswa membagi tugas sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.
Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik
kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam
pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi
oleh guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian
2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar
3. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan
terhadap topik yang disajikan.
Misalnya:
1) Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari
investigasi yang telah dilaksanakan,
2) Siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang
disajikan,
Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topikyang sama, siswa
dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada
tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:
b) Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan
2) Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok
yang lain,
3) Guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.
Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group
Investigation.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir
pembelajaran.
4. Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses
belajarnya.
Kelemahannya : Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai
investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus
mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
Berikut ini ada contoh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
Pada tahap pendahuluan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok dengan komposisi
heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi dan lain-lain. Guru
juga menyampaikan pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari serta
menyampaikan tugas yang akan dilakukan tiap kelompok mencari atau mengumpulkan data
yang boleh dicari di dalam atau di luar kelas setelah didiskusikan dalam kelompok data apa
yang hendak dikumpulkan.
1. Siswa mendiskusikan tentang cara menyajikan data dalam tabel menggunakan turus
dari data yang telah diperolehnya dengan bantuan LKS.
2. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok
lain boleh menanggapi.
3. Pada tahap penutup guru membimbing siswa membuat kesimpulan serta diminta
mempersiapkan diri dengan materi cara menentuakan mean, median dan modus dari
data mereka untuk pertemuan berikutnya.
Hasil belajar yang diperoleh dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI meliputi:
1. Kognitif: siswa dapat mengukur, mencacah, dan mencatat data dengan turus, serta
dapat menentukan rata-rata, median dan modus.
2. Psykomotor: siswa memperoleh keterampilan menyampaikan gagasan secara lisan
dan tertulis.
3. Afektif: siswa memperoleh pengalaman kerjasama, berbagi, gembira, disiplin,
bertanggungjawab, jujur, menghargai hasil karya orang lain.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa
dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi
dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.
Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi
yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling
terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya motivasi
yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation
suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat
dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.
1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang
sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat
membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar.
2. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar.
3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA