Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.     Latar Belakang

Paradigma lama dalam proses pembelajaran masih sangat kental menghiasi praktek
pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru mempersiapkan materi ajar yang akan
disampaikan esok harinya, sehingga guru kurang memperhatikan bagaimana siswa merespon
pelajaran. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, Suharsimi Arikunto (2003 : 4 )
menyebutkan beberapa karakteristik siswa dalam proses belajar sebagai berikut :

1. Semangat belajar rendah,


2. Mencari jalan pintas,
3. Tidak tahu belajar untuk apa,
4. Pasif dan acuh.

Untuk mengantisipasi karakteristik siswa yang demikian disarankan pula strategi


pembelajaran yang bervariasi, memberikan kesibukan yang menarik, menggunakan model
reward dan punishment,bersifat terbuka, dan memberikan layanan yang simpatik.Selain hal
tersebut diatas, kecenderungan menggunakan ceramah didepan kelas masih mendominasi
strategi pembelajaran yang dipergunakan. Oleh para guru, tidak terkecuali pembelajaran
matematika. Hal ini disebabkan karena ceramah dirasa sangat praktis, mudah dilaksanakan
oleh guru dan dapat menyampaikan materi ajar yang jumlahnya cukup banyak. Guru tidak
peduli bahwa dengan ceramah, siswa akan memperoleh pengetahuan yang sifatnya hafalan
(knowledge), mudah dilupakan, pasif, dan aktivitasnya rendah. Guru sering mengatakan, “
paham atau tidak itu urusan dan tanggung jawab siswa”.

Dalam suasana belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian siswa, sikap dan
hubungan yang negatif akan terbentuk dan mematikan siswa. Suasana seperti ini akan
menghambat pembentukan pengetahuan secara aktif sehingga sikap siswa dalam proses
pembelajaran lebih cenderung pasif.

Fenomena rendahnya respon / aktivitas siswa dalam proses pembelajaran antara lain
disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat reseptif yaitu guru banyak ceramah, guru
kurang melatih mengembangkan potensi bertanya, semangat belajar rendah, tidak tahu
manfaat belajar. Pendek kata penggunaan strategi ceramah dalam proses pembelajaran, akan
melahirkan siswa yang lemah, pasif, duduk, dengar, dan catat. Nilai ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan duduk, dengar, dan catat bersifat mudah dilupakan. Untuk mengatasi
permasalahan ini ditawarkan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning).

Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar mengajar yang menekankan perilaku
bersama diantara siswa dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok kecil.
Kerjasama kelompok dalam kelompok kecil sangat dipentingkan untuk mengatasi masalah
bersama, sehingga beberapa unsur pembelajaran kooperatif ialah :

1. Adanya saling ketergantungan dengan positif,


2. Adanya tanggung jawab perseorangan,
3. Adanya tatap muka diantara anggota,
4. Adanya komunikasi antar anggota, dan
5. Adanya saling evaluasi dalam proses kelompok (Anita Lie 2005 : 31) dapat
diaplikasikan dalam proses pembelajaran.

Unsur – unsur inilah yangmembedakan antara sekedar kerjasama dalam suatu kelompok atau
kerjasama sebagai pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif yang akan
diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran GI (Group Investigation).

Menurut UNESCO pembelajaran model abad ke 21 haruslah : learning to think, learning to


do, learning to be, learning to live together (Tilaar 1998 :69). Mengapa ?, karena abad 21
menuntut manusia hidup untuk belajar bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, bagaimana
belajar untuk tetap hidup dan bagaimana belajar hidup saling menghargai diatas perbedaan.
Hal ini sangat relevan dengan metode pembelajaran GI dimana dalam metode ini siswa
dituntut untuk kerjasama, menghargai pendapat teman, siswa belajar bagaimana harus belajar
agar materi ajar dapat dikuasai.

1. B.     Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pembelajaran kooperatif tipe GI ?
2. Bagaimana karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI ?
3. Bagaimana tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI?
4. Apa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI?
5. Contoh pembelajaran apa yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe
GI?

1. C.     Tujuan

Tujuan kami membuat makalah ini guna:

1. Mengetahui tentang pembelajaran kooperatif tipe GI.


2. Mengetahui tentang karakteristik pembelajaran kooperatif tipe GI.
3. Mengetahui tahap- tahap pembelajaran kooperatif tipe GI.
4. Mengetahui kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe GI.
5. Mengetahui contoh materi yang berhubungan dengan pembelajaran kooperatif tipe
GI.

BAB II
PEMBAHASAN

1. A.     Pengertian Group Investigation

Group Investigation merupakan  salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif  yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi)
pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku
pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet.  Siswa dilibatkan sejak perencanaan,
baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe
ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun
dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat
mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri,
pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning
group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa
memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan
adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan
sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling
bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Pembelajaran kooperatif tipe GI berawal dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar.
Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Sebuah gagasan John
Dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi
sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan
mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi.

Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya mengarahkan,


membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar,
yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan
proses ilmiah.

Kelompok penyelidikan adalah medium organisasi untuk mendorong dan membimbing


keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa aktif berbagi dalam mempengaruhi sifat kejadian di
dalam kelas mereka. Dengan berkomunikasi secara bebas dan bekerja sama dalam
perencanaan dan melaksanakan dipilih topik mereka penyelidikan, mereka dapat mencapai
lebih dari mereka sebagai individu. Hasil akhir dari kelompok kerja mencerminkan kontribusi
masing-masing anggota, tetapi intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukansendiri oleh
siswa yang sama.

B.     Karakteristik Group Investigation

Pembelajaran kooperatif tipe GI memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

1. Tujuan kognitif untuk menginformasikan akademik tinggi dan keterampilan inkuiri.


2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 atau 5 siswa yang
heterogen dan dapat dibentuk berdasarkan pertimbangan keakraban persahabatan atau
minat yang sama dalam topic tertentu.
3. Siswa terlibat langsung sejak perencanaan pembelajaran (menentukan topik dan cara
investigasi) hingga akhir pembelajaran (penyajian laporan).
4. Diutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para siswa.
5. Adanya sifat demokrasi dalam kooperatif (keputusan-keputusan yang dikembangkan
atau diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang diselidiki).
6. Guru dan murid memiliki status yang sama dalam mengatasi masalah dengan peranan
yang berbeda.

C.    Tahap-Tahap Group Investigation

Sharan dkk (1984) telah menetapkan enam tahap Group Investigation seperti berikut ini.

1.      Tahap Pengelompokkan (Grouping)/ Pemilihan topik

Yaitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi serta membentuk kelompok
investigasi, dengan anggota tiap kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini:

1. Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik


permasalahan
2. Siswa bergabung pada kelompok-kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka
pilih atau menarik untuk diselidiki
3. Guru membatasi jumlah anggota masing-masing kelompok antara 4 sampai 5 orang
berdasarkan keterampilan dan keheterogenan.

Misalnya :

1. Dalam sub pokok bahasan turunan fungsi aljabar, sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat, guru menyampikan topik yang akan diinvestigasi
seperti:
1. Bila y = c maka y’= 0 (c konstanta),
2. Bila y = ax maka y’ = a (a konstanta), dan
3. Bila  y = axⁿ  maka y’ = a.n.x ⁿ¹‫(־‬a dan n konstanta).
4. Setelah penyampaian topik bahasan yang akan diinvestigasi: (a) guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik yang menarik
untuk dipilih dan membentuk kelompok berdasarkan topik yang mereka pilih
atau menarik untuk diselidiki, (b) Guru membatasi anggota kelompok 4
sampai 5 orang dengan cara mengarahkan siswa dan memberikan suatu
motivasi kepada siswa supaya bersedia membentuk kelompok baru dan
memilih topik.

2.      Tahap Perencanaan kooperatif (Planning)

Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas, dan tujuan khusus yang
konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama. Pada tahap ini siswa
bersama-sama merencanakan tentang:

1. Apa yang mereka pelajari?


2. Bagaimana mereka belajar?
3. Siapa dan melakukan apa?
4. Untuk tujuan apa mereka menyelidiki topik tersebut?
Misalnya  pada topik Bahasan, Bila y = c maka y’= 0    dimana c konstanta, pada tahap ini:

1. Siswa belajar tentang turunan fungsi yang nilainya konstan,


2. Siswa belajar dengan menggali informasi, bekerjasama dan berdiskusi,
3.  Siswa membagi tugas untuk memecahkan masalah topik tersebut, mengumpulkan
informasi, menyimpulkan hasil investigasi dan mempresentasikan di kelas, dan
4. Siswa belajar untuk mengetahui sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan.

Misalnya:

1)      Siswa menemukan cara-cara pembuktian sifat turunan fungsi aljabar yang bernilai
konstan,

2)      Siswa mecoba cara-cara yang ditemukan dari hasil pengumuplan informasi terkait
dengan topik bahasan yang diselidiki, dan

3)      Siswa berdiskusi, mengklarifikasi tiap cara atau langkah dalam pemecahan masalah
tentang topik bahasan yang diselidiki.

3.      Tahap Penyelidikan (Investigation)/ Implementasi

Siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan di dalam tahap kedua. Kegiatan
pembelajaran hendaknya melibatkan ragam aktivitas dan keterampilan yang luas dan
hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam
atau di luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan
bantuan bila diperlukan. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan sebagai berikut:

a)      Siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat simpulan terkait
dengan permasalahan-permasalahan yang diselidiki

b)      Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan


kelompok

c)      Siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide dan
pendapat.

4.      Tahap Pengorganisasian (Organizing)/ Analisis dan sintesis

 Siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan
merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang
menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas. Pada tahap ini kegiatan
siswa sebagai berikut:

1. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam proyeknya masing-


masing
2. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana
mempresentasikannya
3. Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam
presentasi investigasi.

Misalnya:

1) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0
jadi rumus yang diberikan terbukti,

2) Siswa menemukan bahwa turunan fungsi aljabar yang bernilai konstan nilainya adalah 0
yang dibuktikan dengan definisi turunan dan limit fungsi,

3) Siswa membagi tugas  sebagai pemimpin, moderator, notulis dalam presentasi investigasi.

5.      Tahap Presentasi hasil final (Presenting)

Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik
kepada seluruh kelas, dengan tujuan siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam
pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi
oleh guru. Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1. Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk penyajian
2. Kelompok yang tidak sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar
3. Pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan pertanyaan atau tanggapan
terhadap topik yang disajikan.

Misalnya:

1)      Siswa yang bertugas untuk mewakili kelompok menyajikan hasil atau simpulan dari
investigasi yang telah dilaksanakan,

2)      Siswa yang tidak sebagai penyaji, mengajukan pertanyaan, saran tentang topik yang
disajikan,

3)      Siswa mencatat topik yang disajikan oleh penyaji.

6.      Tahap Evaluasi (Evaluating)

Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topikyang sama, siswa
dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu
keseluruhan. Evaluasi yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok. Pada
tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam pembelajaran sebagai berikut:

a)      Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah


mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya

b)      Guru dan siswa mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan

c)      Penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.


Misalnya:

1)      Siswa merangkum dan mencatat setiap topik yang disajikan,

2)      Siswa menggabungkan tiap topik yang diinvestigasi dalam kelompoknya dan kelompok
yang lain,

3)      Guru mengevaluasi dengan memberikan tes uraian pada akhir siklus.

Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang menggunakan metode Group


Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti
Maesaroh (2005:29-30):

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group
Investigation.

Tahap 1 Mengidentifikasi Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk


topik dan membagi memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
siswa ke dalam Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
kelompok.
Tahap II Merencanakan tugas. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh
anggota. Kemudian membuat perencanaan dari
  masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan
sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III Membuat Siswa mengumpulkan, menganalisis dan
penyelidikan. mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan
  mengaplikasikan bagian mereka ke dalam
pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok
Tahap IV Mempersiapkan Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang
tugas akhir akan dipresentasikan di depan kelas.
 
Tahap V Mempresentasikan Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok
tugas akhir lain tetap mengikuti.
 
Tahap VI Evaluasi. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah
diselidiki dan dipresentasikan.
 

4. Kelebihan dan Kelemahan Group Investigation

Kelebihan pembelajaran tipe group investigation:


1. Metode ini mampu melatih siswa untuk   berpikir tingkat tinggi.

2. Melatih siswa menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri

3. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama  sampai tahap akhir
pembelajaran.

4. Aplikasi metode pembelajaran ini membuat siswa senang dan merasa menikmati proses
belajarnya.

Kelemahannya : Karena siswa bekerja secara kelompok dari tahap perencanaan sampai
investigasi untuk menemukan hasil jadi metode ini sangat komplek, sehingga guru harus
mendampingi siswa secara penuh agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

5. Contoh Penerapan Group Investigation

Berikut ini ada contoh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

CONTOH  PENERAPAN  METODE  GI PADA POKOK BAHASAN PENGOLAHAN


DATA DAN PENYAJIAN DATA UNTUK SISWA SMP KELAS IX

Langkah pembelajaran dibagi dalam dua pertemuan:

 Langkah pertemuan pertama:

Pada tahap pendahuluan guru mengorganisasi siswa ke dalam kelompok dengan komposisi
heterogen baik kemampuan, jenis kelamin, suku, status sosial ekonomi dan lain-lain. Guru
juga menyampaikan pentingnya mempelajari materi yang akan dipelajari serta
menyampaikan tugas yang akan dilakukan tiap kelompok mencari atau mengumpulkan data
yang boleh dicari di dalam atau di luar kelas setelah didiskusikan dalam kelompok data apa
yang hendak dikumpulkan.

Pada tahap berikutnya dalam kegiatan inti :

1. Siswa mendiskusikan tentang cara menyajikan data dalam tabel menggunakan turus
dari data yang telah diperolehnya dengan bantuan LKS.
2. Masing-masing kelompok diminta mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok
lain boleh menanggapi.
3. Pada tahap penutup guru membimbing siswa membuat kesimpulan serta diminta
mempersiapkan diri dengan materi cara menentuakan mean, median dan modus dari
data mereka untuk pertemuan berikutnya.

 Langkah pertemuan kedua

1. Pada tahap pendahuluan :


1. Kembali siswa diminta berkelompok dan mempersiapkan data yang telah
diperoleh sebelumnya.
2. Dalam tahap kegiatan inti maka dengan tuntunan LKS dan bimbingan guru
siswa menentukan mean, median dan modus dari data yang diperolehnya
tersebut.
3. Setelah diperoleh hasil, maka tiap kelompok mempresentasikan pekerjaannya
dan kelompok lain menanggapi.

2. Pada tahap penutup :

1. Setelah cukup tanya jawab guru memberikan kuis individual.


2. Guru mencatat perkembangan siswa dari skor yang diperoleh saat kuis dan pada saat
proses pembelajaran.
3. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan.
4. Melakukan konfirmasi
5. Mengumumkan hasil kuis dan hasil kelompok.
6. Pemberian penghargaan

Hasil belajar yang diperoleh dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI meliputi:

1. Kognitif: siswa dapat mengukur, mencacah, dan mencatat data dengan turus, serta
dapat menentukan rata-rata, median dan modus.
2. Psykomotor: siswa memperoleh keterampilan menyampaikan gagasan secara lisan
dan tertulis.
3. Afektif: siswa memperoleh pengalaman kerjasama, berbagi, gembira, disiplin,
bertanggungjawab, jujur, menghargai hasil karya orang lain.

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation berpusat pada siswa, guru
hanya bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam
pembelajaran.Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan
berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa
dalam kelompok memadukan berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi
dalam memahami suatu pokok bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi
kelompok.

Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation siswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi
yang menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling
terlihat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.Adanya motivasi
yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap
akhir pembelajaran.Melalui pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation
suasana belajar terasa lebih efektif, kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat
membangkitkan semangat siswa untuk memiliki keberanian dalam mengemukakan pendapat
dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam membahas materi pembelajaran.

Keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation


dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:

1. Pembelajaran berpusat pada siswa,

1. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi


antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang,Siswa dilatih untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi,
2. Adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari
tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.
3. B.     SARAN

1. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru mampu memilih pembelajaran yang
sesuai dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk dapat
membuat siswa aktif selama proses belajar mengajar.
2. Guru perlu lebih melatih kemampuan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses
belajar mengajar agar siswa merasa lebih termotivasi dalam belajar.
3. Siswa disarankan untuk aktif dan terlibat langsung dalam pembelajaran seperti
mengeluarkan pendapat dan aktif berkomunikasi agar dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Kiranawati. 2011. Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). http:


//gurupkn.wordpress.com/ 2011/10/11/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/.
(Diakses tgl 11 Oktober 2011).

Mcklar. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Group Investigation Untuk


Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat.
http://one.indoskripsi.com/ judul-skripsi/ skripsi-lainnya/ penerapan-pembelajaran-
kooperatif-model-group- investigation- untuk- meningkatkan- motivasi- dan- has. (Diakses
tgl 11 Oktober 2011).

Anda mungkin juga menyukai