Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR

Pada makalah ini penulis mengangkat tema yang berbeda, namun pada tema kali ini penulis
mengangkat materi tentang evalusasi yang menjadi akhir dari suatu pelaksanaan kebijakan
tersebut.
Tentu penulis sangat bangga dengan adanya tugas ini, mengingat masalah utama dalam
pelaksanaan suatu kebijakan itu yakni terletak pada intensitas evaluasi yang dilakukan oleh
pemerintah dalam memantau efektivitas pelaksanaan kebijakan di kalangan masyarakat.
Saya selalu berharap agar makalah ini bisa memberi manfaat ruang untuk menggali sumber-
sumber ilmu khususnya berkenaan dengan masalah evaluasi kebijakan publik.
DAFTAR ISI

PENGANTAR................................................................................................ i       
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
                  
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. iii
A.    Latar belakang.......................................................................................... iii
B.     Rumusan masalah..................................................................................... iii
C.     Tujuan penelitian dan manfaat penelitian................................................. iv

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 1
a.       sejarah....................................................................................................... 1
B.     kebijakan publik....................................................................................... 2
C.     pembagian kebijakan publik..................................................................... 6
D.    fungsi kebijakan publik............................................................................ 8
E.     perumusan................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP....................................................................................... 15


A.    Kesimpulan............................................................................................... 15
B.     Saran  ....................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Evaluasi pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang mencoba menilai suatu objek tertentu,
objek ini bisa jadi adalah suatu kebijakan, kinerja kegiatan, atau alur pelaksanaan suatu
kebijakan meliputi berhasil atau tidaknya kebijakan tersebut. Dalam proses evaluasi tentu tidak
lepas dari proses penilaian alur kebijakan yang telah dilaksanakan dan kemudian dalam evaluasi
juga akan ada standar operasional prosedur dan standar penilaian tertentu yang menjadi identitas
khusus bagi aparat yang merumuskan kebijakan publik tersebut.
Bagi suatu negara tentu evaluasi merupakan hal terpenting setelah adanya kebijakan publik,
setelah melewati tahap tahap-tahap lain dalam alur kebijakan publik maka hal utama yang harus
dilakukan adalah penilaian terhadap kebijakan yang telah dijalankan di ranah publik. Perlu
dipahami bahwa proses evaluasi sangat urgen dilakukan karena ini menyangkut berhasil atau
tidaknya suatu kebijakan. Dan berkesinambungan atau tidaknya pemerintah melakukan
kebijakan sejenis tergantung pada bobt nilai yang diberikan dari proses evaluasi, apabila tingkat
keberhasilan mencapai 70 % maka itu sudah cukup untuk pemerintah kembali melanjutkan
program kebijakan tersebut. Sehingga dengan latar ini sudah cukup bagi penulis menjadi suatu
alasan pengambilan judul makalah dengan tema”langkah evaluasi kebijakan publik”
B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan isi permasalahan dalam makalah
ini dengan uraian sebagai berukut:
1.      Apa itu evaluasi kebijakan publik?
2.      Bagaimana langkah evaluasi kebijakan publik?
C.    Tujuan Dan Keguaan
Dari latar belakang dan rumusan masalah diatas maka dapat dijelaskan bahwa tujuan dan
kegunaan penulisan ini adalah:
1.      Dapat mengetahui dan menjelaskan  makna evaluasi kebijakan publik
2.      Dapat mengetahui dan memahami langkah evaluasi kebijakan publik
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Makna Kebijakan Publik


Kebijakan publik adalah istilah yang biasa dinisbatkan untuk menggambarkan kinerja
operasional pemerintah dalam mengatur tata negaranya, dalam kebijakan tentu adalah proses
perumusan dan masukan dari beberapa orang yang dianggap berkompeten dibidangnya untuk
dimintai argumentasinya. Selain itu dalam kebijakan publik juga mengandung pelaksanaan hasil
rumusan kebijakan yang telah sah dengan ketentuan reward and panishment bagi orang yang
mematuhi kebijakan atau orang yang melanggar kebijakan tersebut.
Dengan adanya batasan kebijakan publik seperti ini maka jelaslah pengertiannya bahwa
kebijakan publik adalah proses perumusan kerangka kerja dengan asas pelayanan dan instruksi
kerja kepada setiap lembaga yang telah diatur oleh perundang-undangan dengan ketentuan-
ketentuannya telah diatur pada standar operasional tertentu, dan ini merupakan hasil perumusan
pemerintah berwenang yang telah disepakati bersama oleh banyak kalangan ahli dengan tujuan
implementasi kebijakan adalah seluruh lapisan masyarakat dengan pengawas pelaksanaan adalah
pemerintah itu sendiri.
Fungsi pemerintah berwewenang bisa dibagi menjadi beberapa tugas, diantaranya adalah
sebagai manajer, sebagai manajer masksudnya yakni pemerintah berhak untuk mengatur aparat
yang dianggap berhak untuk diarahkan termasuk masyarakat bawah segabai ujung dari
perumusan suatu kebijakan. Sebagai manajer artinya juga bahwa pemerintah berhak mengambil
langkah prefentif untuk pencegahan segala kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pelaksanaan alur atau siklus kebijakan publik tadi, baik kesalahan ini terjadi pada tingakat pusat
maupun daerah, karena jangan sampai kesalahan tersebut akan terjadi secara berulang dan makin
meluas, sehingga perlu untuk ditanggulangi oleh pemerintah. Sebagai manajer juga mengandung
arti yang luas yakni pemerintah berhak mengarahkan aparat birokrasi untuk bekerja sebagai
mana yang diharapkan untuk melayani masyarakat dengan sebenar-benarnya tanpa
mengedepankan kepentingan golongan diatas kepentingan rakyat.
Adapun fungsi pemerintah yang lain adalah sebagai administrator, maksudnya pemerintah
memiliki tugas serius yang lain, misalnya: koordinasi kegiatan pemberdayaan
masyarakat, Koordinasi penegakan perundang-undangan;, Koordinasi kegiatan
pemerintahan, Membina pemerintahan desa/kelurahan; dan Melayani masyarakat. Ini adalah beberapa
fungsi utama dari diangkatnya pemerintahan yang sah di republik ini.
Kebijakan publik merupakan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk mencapai
sentralisasi pelaksanaan tata kelola administrasi suatu bangsa, dengan kebijakan publik pula
aktivitas kegiatan diseluruh daerah akan merata dan memiliki pedoman yang jelas pada
pelaksanaannya walaupun pada tataran tujuan pembangunan berbeda-beda. Ada daerah yang
obsesi pembangunannya ditujukan untuk sekrtor pertanian karena dengan alasan geograpi yang
menuntun mereka mengembangkan sektor tersebut, ada juga daerah yang mengembangkan
sektor pariwisata karena memang terletak berada dekat dengan bibir pantai atau dikarenakan
memiliki tempat wisata yang banyak didalamnya, bahkan ada juga yang tidak memiliki
sumberdaya alam yang bisa dibanggakan atau bahkan tidak memiliki tempat destinasi wisata
yang melimpah namun tetap saja mereka mengembangkan sektor lain, misalnya industri
manufaktur atau industri lainnya yang bisa dikelola oleh UMKM bahkan usaha rumahan
didaerah tersebut, lokasi yang cocok dengan potret demikian adalah wilayah perkotaan yang jauh
dari alam yang hijau dan pantai yang luas.
Pentingnya kebijakan publik bagi suatu pemerintahan bisa dilihat dari perkembangan
kondisi negara tersebut, apabila ada negara yang maju disemua lini kehidupannya, maka itu
adalah dampak jangka panjang yang diberikan oleh tatanan kebijakan yang diterapkan dinegara
tersebut, begitupun sebaliknya apabila ada negara yang tidak berkembang sama sekali pada
berbagai bidangnya maka itu adalah dampak dari penerapan kebijakan didalamnya. Singkatnya
dapat dijelaskan bahwa negara akan maju atau mundur dikarenakan kebijakan yang
diimplementasikan didalamnya. Ini adalah alasan mengapa kebijakan itu sangat penting untuk
sebuah negara. Dari penjelasan sebelumnya maka penulis dapat memetakkan analisis mengenai
kebijakan publik sebagai berikut:
1.      Kebijakan publik sebagai instrumen
Telah disebutkan sebelumnya bahwa kebijakan publik itu bukan saja sebagai penentu maju
mundurnya suatu bangsa, namun kebijakan publik adalah instrumen bagi pemerintah untuk
memanjangkan jangkauan instruksinya hingga melintasi jarak yang membentang luas, dengan
adanya kebijakan publik maka alur pemecahan masalah yang dihadapi bangsa dapat tersatukan
dan merata disemua warga negara. Bukan hanya itu, untuk ukuran bangsa yang luas dan lebar
tentunya metode yang digunakan harus mengikuti kaidah relevansi dengan kebutuhan bangsa itu
sendiri, harus menganut asas kemajemukan dan menghargai perbedaan yang ada didalamnya.
Dengan adanya kebijakan ini maka informasi mengenai tata laksana pembangunan akan
terdengar diseluruh pelosok masyarakat dan pedesaan, tanpa ada ruang yang membatasi
jembatan bertemunya pemerintah dan masyarakat. Sebagai negara yang pernah merasakan
otonomi daerah-kekuasaan dan tanggung jawab sebagian dilimpahkan kepada pemerintah
daerah-maka tentu Indonesia tentu paham bahwa sangat penting untuk meneruskan kebijakan
publik yang telah disusun rapi untuk kemudian dibebankan kepada pemerintah daerah sebagai
perpanjangan tangan sekaligus sebagai administrator dan manajer proyek kebijakan publik
tersebut.
2.      Kebijakan publik sebagai jembatan
Kebijakan publik sebagai jembatan dapat kita artikan bahwa kebijakan publik itu sebagai
jembatan yang mempertemukan pemerintah selaku orang yang mengatur dan masyarakat sebagai
orang yang diatur dengan memiliki berbagai persoalan tuntutan kepada pimpinannya. Yang
keduanya salaing berinteraksi dan bertukar fikiran guna menemukan solusi yang jelas akan
pemecahan masalah yang semestinya dilakukan terhadap persoalan yang dihadapi.
Jembatan ini nantinya akan membentuk persepsi masyarakat mengenai pemerintah, apakah
pemerintah yang mereka percayai telah mengedepankan pelayanan yang baik atau buruk, telah
menerapkan prinsip good governance atau tidak. Semua akan menjadi penilaian tersendiri.
Dari kedua deskripsi ini dapat diambil sebuah gambaran bahwa kebijakan publik itu bukan
saja hal-hal yang bersifat rutinitas tanpa arti, sebaliknya lebih jauh dalam kebijakan publik akan
terbentuk pola hubungan yang baik, koordinasi yang bagus antara pihak pemerintah dan
masyarakat sebagai ujung atau hilir dari pemetakan kebijakan yang telah disepakati sebelumnya.
B.     Evaluasi Kebijakan
Evaluasi secara sempit bisa kita artikan sebagai proses penilaian suatu objek tertentu, namun
yang pasti evaluasi yang dimaksud disini ialah penilaian kebijakan publik yang sudah terlanjur
dijalankan di tengah tengah masyarakat umum. Penilaian yang berlangsung dilakukan atas
adanya proses yang panjang terhadap pemberlakuan aturan main mengenai pelaksanaan tata
kelola negara, beserta pelaksanaan tugas dan fungsi dari badan pemerintahan juga pelaksanaan
tugas-tugas dan solusi-solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh negara.
Sekian banyak menteri yang diangkat oleh presiden tentu memiliki berbagai program
kebijakan didalamnya, kebijakan ini yang biasa disebut dengan kebijakan publik, karena
menyangkut kepentingan publik atau masyarakat luas. Sebelum memutuskan suatu kebijakan itu,
antara memutuskan untuk berhasil atau tidak dalam hal evaluasi maka pemerintah membutuhkan
data pendukung untuk prosesi penilaian tersebut, misalnya data tentang peningkatan
pertumbuhan sektor pertanian, data tentang pertumbuhan ekonomi dan sebagainya yang berasal
dari lembaga terpercaya, misalnya badan pusat statistik nasional atau badan yang bertugas untuk
mengaudit program kegiatan pemerintah tersebut.
Evaluasi ini nantinya yang akan menentukan arah kebijakan pemerintah kedepannya, karena
unsur yang terkandung dalam evaluasi ini adalah data dan fakta nyata tentang keadaan
sebenarnya yang terjadi dikalangan akar rumput, apapun yang terjadi dengan keadaan
masyarakat itu sudah bisa untuk diambil sebuah kesimpulan untuk menentukan raport terhadap
hasil kebijakan yang telah dilaksanakan. Apabila angka statistik menunjukan keberhasilan maka
ini akan menjadi statemen awal untuk pemerintah menyatakan bahwa langkah kebijakan yang
diambil sudah sesuai dan mencapai target yang dipasang sebelumnya, tetapi apabila angka
statistik menunjukan stagnan atau bahkan tidak berhasil maka ini sudah cukup untuk pemerintah
menggugurkan kelangsungan pemberlakuan kebijakan tersebut.
Inilah pentingnya evaluasi, saya belokkan sedikit, bahwa dalam ilmu hukum tentu anda
pernah belajar mengenai macam-macam sistem keputusan hukum yang diberlakukan di berbagai
negara di dunia, misalnya keputusan hukum yang mengacu pada keputusan hakim-hakim
sebelumnya, ketentuan seperti ini sering kali diberlakukan pada negara yang menganut sistem
anglosaxon, yakni keputusan hukum apapun yang sulit untuk ditemui dalam kitab hukum positif
maka yang akan dilakukan adalah meilih putusan hukum yang dilakukan oleh para ahli
sebelumnya terlepas putusan hukum itu benar atau tidak. Seperti inilah potret kebijakan publik,
apabila kebijakan sebelumnya dianggap berhasil untuk membangun bangsa maka itu menjadi
dasar untuk penerapan kebijakan ini pada waktu yang akan datang, walaupun dengan tampilan
yang beda namun dengan esensi dan tujuan yang sama.
C.    Langkah Evaluasi Pada Kebijakan
Evaluasi itu bukanlah persoalan yang mudah, tapi juga bukan pekerjaan yang rumit apabila
seluruh elemen masyarakat dan pemerintahan mau bekerja bersama mengevaluasi kebijakan
tersebut. Sebagai suatu rangkaian sistem administrasi suatu bangsa maka tentu sistem evaluasi
ini memerlukan berbagai rujukan guna mendukung keberhasilan salah satu alur dalam
administrasi publik ini. Ada beberapa langkah tentunya yang menjadi inti pelaksanaan evaluasi
kebijakan publik, diantara langkah tersebut dapat dilihat dengan uraian sebagai berikut:
Penelitian evaluasi kebijakan bukanlah hal yang dapat dipandang sepele karena dari hasil
penelitian tersebut diharapkan diperoleh masukan balik dan penilaian-penilaian yang akurat atas
sebuah kinerja kebijakan program, serta hasilnya dapat dipertanggung-jawabkan. Untuk
itu Leonard memberikan panduan yang perlu diperhatikan
1.      Sebelum pelaksanaan :
a.       Gunakan prosedur-prosedur ilmiah
Yang dimaksud dengan prosedur-prosedur ilmiah disini adalah evaluasi yang memenuhi kaidah
keilmuan, kaidah keilmuan itu seperti realistis, rasional, terukur dan dapat dibuktikan, realistis
maksudnya apa yang dinilai nantinya menunjukan keadaan sebenarnya, tidak ada kesalahan
dalam pengumpulan data. Karena data yang salah cenderung menjadi penghambat dalam
evaluasi nanti, kemudian terukur, terukur artinya dari segi waktu nyatanya kebijakan tersebut
berhasil untuk diterapkan dan tidak memerlukan waktu tambahan lagi untuk disempurnakan,
terakhir adalah dapat dibuktikan, maksudnya data ini tidak ada sentuhan rekayasa dari pihak
yang ingin mencari keuntungan dari kebijakan tersebut, data yang ada sesuai dengan data yang
ada di instansi manapun, tidak ada yang namanya simpang siur atau ketik sesuaian.
b.      Mengamati dan memahami tujuan evaluasi
Tidak jarang disekitar kita ada orang yang tidak tau akan tujuan hidupnya, mau kemana dan
menempuh jalan mana, ada banyak sekali orang seperti ini, begitu juga dengan pelaku birokrasi
pemerintahan yang masih tidak memahami esensi dari apa yang mereka lakukan, hingga tidak
jarang ada perilaku korup dan suka merampok uang rakyat, begitu juga dengan evaluasi, banyak
yang kurang memahami makna dari tujuan evaluasi itu sendiri, yang mereka tau adalah
melaksanakan apapun tugas yang sudah tertulis dan terinstruksikan, maka tidak salah kalau kita
mendengar para ahli ilmu administrasi itu sering mengidentikkan administrasi di Indonesia itu
seperti patung, kaku, itu itu saja tak pernah ada perubahan. Maka bagi seorang evaluator penting
kiranya untuk memahami tujuan dari pelaksanaan evaluasi itu sendiri
c.       Mengamati dan memilih  kriteria
Kriteria sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan untuk melanjutkan suatu kebijakan
atau malah menggantinya dengan kebijakan lain, kriteria disini maksudnya adalah kriteria untuk
penilaian keberhasilan, nilai berapa yang pas untuk menyatakan bahwa suatu program berhasil
dilaksanakan, dan nilai berapa yang menunjukan ketidak peningkatan.
d.      Mengamati sensitivitas metode
Sensitivitas metode mengacu kepada bisa tidaknya cara yang kita gunakan untuk bisa
menangkap arti dari data yang ada, apakah cara yang kita gunakan sudah bisa menggambarkan
bahwa pemerintah berhasil menerapkan kebijakannya untuk pembangunan atau malah pelaksana
evaluasi malah dikecohkan oleh data yang tampaknya menunjukan angka positif namun
sebenarnya tidak dikarenakan oleh adanya metode yang tidak pas untuk membaca keadaan data
tersebut, ini tentu merupakan tugas yang berat karena dibutuhkan ketelitian yang besar.
e.       Focus pada proses dan outcomes program, bukan hanya pada outcomesnya saja. Dengan
demikian dapat diperoleh informasi mengenai aktifitas-aktifitas apa menghasilkan apa; serta
memungkinkan upaya replikasi di kemudian hari.
f.       Jangan batasi dampak hanya pada sasaran-sasaran yang dinyatakan secara formal saja, sebab
tidak semua sasaran kebijakan dinyatakan secara formal. Konsekuensi-konsekuensi yang
mungkin terjadi akibat program/kebijakan juga dipertimbangkan. Untuk itu manfaatkan  hasil
penelitian yang terkait, gunakan logika, atau pengalaman-pengalaman atas program yang serupa.
g.      Pertimbangkan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan di masa
mendatang, bukan hanya kebutuhan saat ini. Bersikaplah sebagai ilmuwan, bukan teknisi
evaluasi.
2.      Persiapan sebelum menguji Program:
a.       Definisi Program Secara Jelas.
Harus dipastikan bahwa label yang diberikan pada sebuah program memiliki makna dan maksud
yang sama bagi semua yang terlibat, sehingga jelas data mana yang harus diukur (definisi konsep
harus jelas, sehingga definisi operasionalnya juga jelas dan dapat direplikasikan).
b.      Spesifikasi Sasaran
Karena sasaran-sasaran merupakan criteria keberhasilan program, maka harus dinyatakan secara
spesifik agar dapat diperoleh tolok ukurnya. Sayangnya seringkali tujuan/sasaran tersebut hanya
disebutkan secara umum, jangka panjang, bahkan kadang kontradiksi dan tidak terkait dengan
aktifitas-aktifitas program. Jika hal ini terjadi, maka peneliti bertanggung-jawab untuk
merumuskannya secara bersama-sama dengan perencana program dan manajer program. 
3.      Keterkaitan Rasional.
Harus ada keterkaitan rasional antara program yang akan dievaluasi dengan sasaran yang dituju
dan dampak yang diharapkan. Ada tidaknya kaitan rasional tersebut, dapat menentukan apakah
program tersebut yang harus dimodifikasi atau sasaran dan hasil yang harus dirubah (misal
Program Pelatihan Angkatan Kerja dengan sasaran jangka panjang berkurangnya angka
pengangguran. Akan lebih masuk akal jika dikaitkan dengan sasaran jangka pendek : pencapaian
tenaga kerja berketrampilan.
4.      Pastikan Kegunaan Evaluasi. 
Kendati studi evaluasi dimaksudkan sebagai akuntabilitas program, serta untuk memberikan
informasi yang terkait dengan pelaksanaan dan hasil program kepada pembuat keputusan dan
manajemen, namun seringkali studi evaluasi dilakukan dengan maksud-maksud tertentu, yang
disebut oleh Edward Suchman sebagai Pseudoevaluations. Karenanya evaluator juga harus
mengetahui siapa yang menghendaki dan mendanai studi evaluasi tersebut untuk mencegah
timbulnya ketegangan dengan administrator program.
5)      Spesifikasikan Variabel-variabel Evaluasi
a)   Spesifikasikan komponen-komponen program
dengan memperjelas terdiri dari komponen-komponen aktifitas apa saja program tersebut
(misalnya PKK dengan 10 Program PKKnya). Gunanya adalah sebagai Component testing untuk
menguji sumbangan keefektifan masing-masing komponen terhadap program.
b)   Spesifikasikan sasaran-sasaran dan efeknya.
Bukan hanya yang dinyatakan secara formal dalam dokumen atau oleh pengelola program,
namun juga sasaran-sasaran latent dan dampak-dampak lain yang diharapkan oleh masyarakat
(misal kasus program Bantuan Langsung Tunai BLT yang ditujukan untuk meringankan beban
masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM, dapat ditanggapi   beragam – missal: apa criteria
‘miskin’ dan apa criteria ‘meringankan’ yang dimaksudkan oleh program tsb? Karena
jawabannya dapat beragam, demikian juga dampaknya). 
6)      Spesifikasikan Variabel-variabel antesedennya.
Anteseden variable adalah factor-faktor konteks yang dapat mempengaruhi jalannya program
(misalnya karakteristik target kebijakan; sifat dasar permasalahan sehingga memerlukan
intervensi kebijakn, dll).
7)      Spesifikasikan variable-variabel Interveningnya 
dengan menanyakan : ”setelah program dijalankan, factor-faktor apakah yang dapat mendukung
atau menghambat pencapaian sasaran program?
Antecedent  factors

8)     Measurement : setelah mengetahui apa saja yang harus diukur, maka langkah selanjutnya
adalah memilih tehnik pengukuran yang tepat untuk menilai. Untuk itu perlu : a). ketepatan
indicator (tolok ukur) yang digunakan; b). Reliabilitas alat ukur (hasil yang diberikan konsisten
meski dilakukan dalam situasi yang berbeda) dan c). Validitas alat ukur (ketepatan alat ukur
dalam mengukur fenomena).
c.       Kriteria yang harus dipenuhi dalam evaluasi :
Ada beberapa kriteria umum yang harus diperkuat dalam siklus evaluasi kebijakan publik,
diantara kriteria tersebut yakni:
1.      Relevansi 
harus mampu memberikan informasi yang tepat pada pembuat dan pelaku kebijakan, mampu
menjawab secara benar pertanyaan dalam waktu yang tepat
2.      Signifikan 
harus mampu memberikan informasi yang baru  dan penting.
3.      Validitas 
mampu memberikan pertimbangan yang tepat sesuai dengan hasil nyata/data empiric mengenai
hasil kebijakan.
4.      Reliabilitas 
dapat membuktikan bahwa hasilnya diperoleh dengan penelitian yang teliti
5.      Obyektif 
tidak memihak /bias
6.      Tepat waktu
7.      Daya guna 
hasil penelitian dapat dipahami dan  dimanfaatkan oleh pelaku dan pembuat kebijakan
Dari penjelasan ini tentu kita banyak mengerti bahwa untuk mengevaluasi suatu kebijakan
tidaklah mudah butuh berbagai prosedur penilaian, ada tahap persiapan penilaian sebelum
diadakannya evaluasi dan ada juga tahap penilaian tertentu pada waktu sedang berlangsungnya
evaluasi kebijakan publik, namun inti dari kegiatan evaluasi adalam mencari pembenaran yang
tepat terhadap hasil yang dicapai oleh lembaga pemerintahan dalam mengimplementasikan
program kegiatannya pada seluruh masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dari uraian diatas penulis dapat membagi kesimpulan makalah ini kepada beberapa sub,
untuk lebih jelasnya perhatikan butir butir uraian dibawah ini:
1.      Kebijakan publik adalah suatu rumusan yang akan melalui banyak alur didalamnya yang akan
melibatkan pemerintah, Dewan perwakilan yang ada di kabupaten dan provinsi, dengan tiga
tahapan pokok, pertama adalah input, yakni tahap penerimaan kritikan, saran, dan aspirasi
masyarakat, kemudian kedua adalah pengolahan, yakni proses saring pendapat yang terjadi
dikancah wali masyarakat dan terakhir adalah output atau pengesahan kebijakan menjadi sebuah
dasar dalam berperilaku ditengah tengah masyarakat.
2.      Evaluasi kebijakan publik terdiri dari banyak tahap namun dapat dirangkum menjadi dua
kegiatan inti yakni tahap perivikasi sebelum evaluasi kebijakan berlangsung dan kedua adalah
tapap penilaian dengan sistem tertentu pada saat berlangsungnya kegiatan penilaian kebijakan
publik tersebut.
B.       Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah kiranya makalah ini menjadi bahan renungan
kita bersama bahwa dalam proses kebijakan publik ada suatu sub siklus didalamnya, yakni
evaluasi, evaluasi ini menentukan untuk pemberlakuan kembali suatu kebijakan yang dianggap
berhasil atau tidak, sehingga proses ini perlu diperhatikan oleh pemerintah guna melahirkan
kebijakan yang lebih pro terhadap pembangunan bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

http://makalah2-evaluasi-kebijakan-publik.blogspot.com/

https://www.slideshare.net/zainal509/makalah-psat-kel3

AG.Subarsono. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Budi Winarno. 2007. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media Pressindo.

Dr. Syafaruddin, M.Pd, 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Edi Suharto, Ph.D, 2010, Analisa Kebijakan Publik panduan praktis mengkaji masalah dan
kebijakan public, Bandung:Alfabeta.

Miftah toha. 2005. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Aministrasi Negara. Jakarta: Rajagrafindo
Persada.

Riant Nugroho. 2003. Kebijakan Publik: formulasi, implementasi, dan evaluasi. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Riant Nugroho. 2008. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai