Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Tujuan konseling
Tujuan konseling berdasarkan pandangan Erikson adalah menfungsikan
ego klien yang sebelumnya tidak berfungsi dengan penuh. Selain itu,
tujuan konseling itu adalah melakukan perubahan pada diri klien sehingga
terbentuk coping behavior yang dikehendaki dan dapat terbuna serta agar
ego klien itu dapat lebih kuat (ego integrity)
2. Proses konseling
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan konseling egom yaitu:
a. Pertama-tama membantu klien mengkaji perasaan-perasaannya
berkenaan dengan kehidupannya, juga feeling terhadap peranan-
peranannya, feeling penampilannya dan hal-hal lain yang bersangut
paut dengan tugas-tugas kehidupannya. Dalam hal ini konselor melihat
feeling klien disesuaikan dengan masalahnya, tidak saja di sekolah,
tetapi bisa di lingkungan keluarga, masyarakat, dsb. Guna dari feeling
ini adalah untuk menemukan kesenjangan dan menerapkan konfrontasi
serta melaksanakan perbandingan
b. Klien memproyeksikan dirinya terhadap masa depan. Dengan
keadaannya sekarang, apa yang dapat ia capai di masa depan. Konselor
harus bersama-sama mendiskusikan karir dan tujuan hidup untuk masa
depan, sekaligus dibahas potensi-potensi yang ada pada diri klien.
Kemudian konselor membawa klien agar mampu melihat hubungan
masa depan dan tujuan hidup klien dengan keadaannya di masa
sekarang.
c. Selanjutnya, konselor berusaha mendiskusikan dengan klien
hambatan-hambatan yang dijumpai untuk mencapai tujuan yang
dibicarakan tadi serta dibahas cara-cara menyingkirkan hambatan
tersebut.
d. Jika diskusi tentang hambatan tersebut berlangsung cukup jauh,
konselor melalui proses interpretasi dan refleksi mengajak klien untuk
mengkaji kembali diri sendiri dan lingkungannya. Selanjutnya
konselor berusaha agar klien dapat melihat hubungan antara perasaan-
perasaan tersebut dengan tingkah lakunya.
e. Terakhir, konselor membantu klien menumbuhkan hasrat kemauan dan
semangat yang lebih baik dan mantap dalam kaitannya dengan
pelajaran. Selanjutnya, mengubah serta melatih tingkah laku yang
baru.
Agar konseling ego dapat diselenggarakan dengan efektif, maka ada
beberapa aturan yang perlu diterapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Proses konseling harus bertitik tolak dari proses kesadaran
b. Proses konseling hendaklah bertitik tolak dari azas kekinian atau
tingkah laku sekarang dan tidak membahas masa lampau
c. Proses konseling lebih ditekankan pada pembahasan secara rasional,
aspek kognitif dan dimensi kognitif yang ada hubungannya dengan
bagaimana individu berfikir tentang dasar-dasar tingkah lakunya
d. Konselor hendaklah menciptakan suasana hangat dan spontan, baik
dalam penerimaan klien maupun dalam proses konseling
e. Konseling harus dilakukan secara profesional dan dilakukan oleh
konselor yang sudah terlatih
f. Proses konseling hendaklah tidak berusaha mengorganisir keseluruhan
kepribadian individu, tetapi hanya pada pola tingkah laku yang salah
suai
E. TEKNIK KONSELING
1. Kelebihan
- Membangun identitas ego klien serta memperluas dan memperkuat
berfungsinya sistem ego
- Konseling ego tidak mementingkan permasalahan yang terjadi pada
masa balita saja, tetapi juga masa-masa setelah itu seperti masa remaja,
dewasa, maupun masa tua
- Dapat membangun dan membentuk tingkah laku yang tepat suai
dengan menekankan adanya kekuatan ego (ego strength)
- Memperkuat 3 fungsi ego
- Kembalinya kemampuan seseorang untuk mengembangkan coping
behavior dalam setiap kali menghadapi masalah-masalah dalam
kehidupannya
2. Kelemahan
- Konselor hanya menggunakan teknik konseling biasa karena tidak
memiliki teknik khusus yang bisa diterapkan untuk menggali masalah-
masalah klien
- Lebih memusatkan pada ciri-ciri individu yang normal dan sadar
- Apabila individu tertekan oleh keadaan yang menimpanya dan ego
kehilangan control, maka control terhadap tingkah laku beralih dari
kesadaran ke ketidaksadaran sehingga control beralih dari ego ke id.
SOAL-SOAL