Anda di halaman 1dari 7

I.

KETERANGAN UMUM
Nama : Ny. D.R
Umur : 45 th
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Cibadak, Sukabumi
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk RS : 5 Juni 2006

I. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan atas
Anamnesis Khusus :
Sejak 3 bulan SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan
atas disertai benjolan di perut kanan atas. Nyeri dirasakan terus
menerus seperti dipelintir, dan nyeri semakin bertambah saat penderita
tidur dengan posisi miring. Penderita mengakui benjolan di perut ikut
bergerak sesuai posisi tidur. Keluhan juga di sertai panas badan, mual
dan muntah, dan sesak nafas. Penderita juga mengaku buang air besar
semakin sering, encer dan berwarna hitam. Nafsu makan berkurang,
dan berat badan menurun.
Jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan di
akui.Riwayat hipertensi, DM, dan asma disangkal. Riwayat sering
nyeri ulu hati di akui. Riwayat penyakit yang sama pada keluarga
disangkal.Riwayat alergi makanan dan obat obatan disangkal.
Oleh karena keluhan tersebut, penderita berobat ke dokter
bedah di RS Sukabumi dan dikatakan ca colon ascenden. Oleh dokter
bedah di sukabumi penderita di rujuk ke RSHS untuk tindakan
selanjutnya.
II. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Komposmentis
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 88x / menit
Suhu : afebris
Kepala : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Leher : KGB tidak teraba
JVP tidak meninggi
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : VBS normal kiri = kanan
Cor : BJ murni reguler
Abdomen : Datar, lembut
Hepar dan lien tidak teraba
Bising usus : (+) Normal
Ekstremitas : Tidak ada kelainan

b. Status Lokalis
a/r abdomen, teraba massa 5x5 cm

IV. Pemeriksaan Laboratorium


Hemoglobin : 6,9 gr / dl
Leukosit : 10.000
Hematokrit : 25 %
Trombosit : 765.000

III. Resume
Seorang wanita, berusia 45 tahun di rujuk dari dokter bedah di RS
di Sukabumi datang ke RSHS dengan keluhan nyeri perut kanan atas
yang disertai benjolan di perut kanan atas.
Sejak 3 bulan SMRS penderita mengeluh nyeri perut kanan atas
disertai benjolan di perut kanan atas. Nyeri dirasakan terus menerus
seperti dipelintir, dan nyeri semakin bertambah saat penderita tidur
dengan posisi miring. Penderita mengakui benjolan di perut ikut
bergerak sesuai posisi tidur. Keluhan juga di sertai panas badan, mual
dan muntah, dan sesak nafas. Penderita juga mengaku buang air besar
semakin sering, encer dan berwarna hitam. Nafsu makan berkurang,
dan berat badan menurun.
Jarang makan sayur-sayuran dan buah-buahan di akui.Riwayat
hipertensi, DM, dan asma disangkal. Riwayat sering nyeri ulu hati di
akui. Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal.Riwayat
alergi makanan dan obat obatan disangkal.
Pemeriksaan fisik, status gneralis dalam batas normal, status
lokalis di regio abdomen teraba massa 5x5 cm.

IV. Diagnosis Banding


-Polip kolon
-soft tissue tumor
V1. Diagnosis Kerja
Karsinoma kolon asenden
VII. Usulan Pemeriksaan
 Pemeriksaan laboratorium :
- Sysmex
- Serologi
- Kimia klinik
- Urin rutin
 USG abdomen
 Thorax Photo
 Kolonoskopi + biopsi
VIII. Terapi
- Medikamentosa
- Kemoterapi

PEMBAHASAN
Epidemiologi
Karsinoma kolon adalah keganasan yang umum ditemukan. Merupakan
penyakit yang terutama ditemukan pada orang yang lebih tua, meskipun dapat
terjadi pada semua usia. Kurang dari 5 % pasien di bawah usia 40 tahun dan lebih
dari setengah di atas 60 tahun, dengan puncak insiden pada orang yang berusia
70-80 tahun.
Insiden karsinoma kolon di Indonesia cukup tinggi demikian juga angka
kematiannya. Insiden pada pria sebanding dengan wanita, dan lebih banyak pada
orang muda.

Etiologi
● Faktor lingkungan
Ada variasi yang bermakna di dunia dalam insiden kanker kolon.
Tampaknya terutama timbul pada negara yang sudah berkembang, sejauh ini
terdapat angka yang tinggi di Inggris, Amerika Serikat, Australia dan Eropa barat,
tetapi di Afrika dan Asia insidennya rendah. Awalnya diet berserat rendah di duga
sebagai fakor penyebab, dan kemudian kelebihan lemak hewani dan protein. Bukti
epidemiologi masih kontradiksi. Orang Eskimo, yang makanannya berserat
rendah, berlemak tinggi mempunyai insiden kanker kolon yang sangat rendah.
Bagaimanapun juga, faktor makanan juga memegang peranan, karena jika orang
berkulit hitam Afrika mengkonsumsi makanan barat, maka insiden tumor kolon
terlihat meningkat secara progresif.
Perlu dipikirkan bahwa makanan memberikan pengaruh dengan
membangkitkan karsinogen intraluminal. Serat berperan sebagai bahan pelindung,
karena serat menurunkan waktu transit usus, meningkatkan massa feses, dan
mengikat karsinogen intraluminal, yang mengurangi waktu kontak pada setiap
karsinogen yang potensial dengan mukosa.
Hipotesis kedua adalah bahwa perubahan makanan dapat merubah
flora bakteri di usus. Bakteri tertentu di ketahui memecahkan garam empedu
untuk membentuk karsinogen. Pada penelitian epidemiologi, bakteri tersebut dan
jumlah garam empedu yang lebih tinggi telah ditemukan dalam feses populasi
yang terbukti menderita kanker, dibandingkan dengan populasi berisiko rendah.
Hipotesa ketiga adalah bahwa lemak atau protein pada makanan
dipecahkan menjadi karsinogen yang potensial.
● Faktor genetik
Riwayat keluarga, diturunkan secara autosomal dominan
● Biologi molekular
a. Mutasi yang menginaktivasi gen penekan tumor
b. Mutasi yang mengaktivasi onkogen
● Faktor predisposisi
Penyakit kronis kolon tertentu merupakan predisposisi dari kanker.
Terutama kolitis ulserativa yang berkepanjangan, dan yang lebih sedikit,
penyakit Crohn. Kolesistektomi telah dipikirkan berhubungan dengan
peningkatan risiko karsinoma kolon, tetapi bukti belum jelas. Faktor
predisposisi lainnya adalah defisiensi imunologi.
Patogenesa
Pada kasus ini, karsinoma kolon terjadi kemungkinan di sebabkan oleh
faktor lingkungan, yaitu pasien mempunyai kebiasaan diit rendah makanan
berserat.
Diagnosis pada pasien ini aadalah karsinoma kolon asenden. Beberapa
temuan klinis yang mendasari diagnosa ini adalah :
Anamnesa
- Nyeri perut kanan atas
- Teraba benjolan di perut kanan atas
- Panas badan
- Buang air besar dengan konsistensi cair dan berwarna
hitam
- Kebiasaan jarang mengkonsumsi makanan berserat
Pemeriksaan fisik
- Teraba massa berukuran 5x5 cm di perut kanan atas

Gambaran klinis
Gambaran klinis karsinoma kolon tergantung pada letak tumor.
Gejala klinis karsinoma pada kolon kiri berbeda dengan kolon kanan.
Karsinoma kolon kiri sering bersifat skirotik sehingga lebih banyak
menimbulkan stenosis dan obstruksi, terlebih karena feses sudah menjadi
padat.
Pada karsinoma kolon kanan biasanya pasien datang tanpa
obstruksi. Mereka memberikan riwayat anemia dan penurunan berat badan
akibat perdarahan gastrointestinal samar.
Pada pasien ini tidak terdapat konstipasi. Massa feses cair dan
berwarna hitam, teraba benjolan dan nyeri di perut kanan atas.

Usulan Pemeriksaan
● USG abdomen
● Thorax photo
Untuk melihat adanya metastasis di daerah thoraks.
● Kolonoskopi
Untuk memeriksa adanya tumor sekaligus dapat digunakan untuk biopsi
tumor.

Terapi :
- Hemikolektomi kanan
- Kemoterapi
LEARNING ISSUE
Pengelompokan stadium karsinoma kolon
Stadium Tumor Kelenjar Metastasis Duke’s
primer limfe jauh
regional
0 Tis N0 MO
I T1 N0 M0 A
T2 N0 M0
II T3 N0 M0 B1
T4 N0 M0 B2
III Tiap T N1 M0 C
Tiap T N2 / N3 M0
IV Tiap T Tiap N M1 D

Anda mungkin juga menyukai